Nama Kelompok :
Dikaprio Dewantoro 1610111211
Javindri Yoseph Renaldi 1610111215
Kesia Nathalia 1610111220
Luthfi Kurniawan 1610111222
Teguh Prasetyo 1610111230
Lydia Catherine 1610111231
M. Julian Fadli 1610111232
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
1.1.........................................................................................Latar Belakang
............................................................................................................ 1
1.2....................................................................................Rumusan Masalah
............................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Investasi............................................................................ 3
2.2 Contoh Kasus Investasi di Indonesia.............................................. 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Tujuan Investasi.............................................................................. 5
3.2 Jenis dan Karakteristik Investasi ................................................... 5
3.3 Proses Investasi .............................................................................. 6
3.4 Contoh Kasus Investasi .................................................................. 7
3.5 Manfaat Surat Berharga.................................................................. 11
3.6 Konsep Surat Berharga .................................................................. 12
3.7 Konsep Pasar Uang ........................................................................ 13
3.8 Konsep Pasar Modal ...................................................................... 16
3.9 Saham ............................................................................................ 19
3.10.................................................................................................Obligasi
20
BAB IV PENUTUP
4.1................................................................................................Kesimpulan
............................................................................................................... 22
4.2.......................................................................................................Saran
22
DAFTAR PUSAKA.......................................................................................... 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
Investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih
dari satu jenis asset selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi dimasa
mendatang. Atau, investasi ialah menempatkan uang atau dana dengan
harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau
dana tersebut.
Dengan demikian, konsep daripada investasi adalah :
a. Menempatkan dana pada masa sekarang,
b. Jangka waktu tertentu,
c. Guna mendapatkan manfaat (balas jasa atau keuntugan)
dikemudian hari.
Hal ini berarti dana yang seharusnya dapat di konsumsi, namun karena
kegiatan investasi dana tersebut dialihkan untuk ditanamkan bagi keuntungan
dimasa depan.
Investasi dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek, yaitu :
a. Aspek uang yang ditanamkan dan diharapkan, sehingga
untuk menilai kelayakan investasi digunakan pula konsep uang.
b. Aspek waktu sekarang dan masa yang akan datang, oleh
karena itu untuk menilai kelayakan investasi digunkan konsep
waktu (time value of money).
c. Manfaat investasi dari aspek manfaat ini, maka penilaian
kelayakan investasi juga harus melihat manfaat dan biaya yang
ditimbulkannya dengan menggunakan azas manfaat (cost benefit
ratio).
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
Dalam pemeriksaan tahap awal, OJK sudah memeriksa seluruh pihak yang
terlibat dugaan transaksi semu. OJK juga akan melanjutkan penyidikan terhadap
beberapa pihak sebelum perkara ini diputus. Jika terbukti bersalah, akan ada
sanksi yang akan dikenakan ke SIAP dan beberapa pihak yang terlibat. Otoritas
belum bisa memastikan kapan perkara SIAP akan rampung. Sebab, masih terbuka
kemungkinan kasus tersebut berkembang dan melibatkan pihak-pihak lain. OJK
juga berhati-hati dalam proses penyidikan yang melibatkan emiten, broker dan
investor tersebut. “Penyidikan dimanapun tidak ditargetkan (waktunya), karena
bisa saja berkembang. Pihak yang disidik mungkin juga bisa bertambah,” tutur
Nurhaida.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, bursa tidak
menangani kasus SIAP secara khusus, tetapi hanya mengurusi dugaan
pelanggaran oleh anggota bursa (AB) atau broker. Terkait kasus SIAP, dia
mengatakan telah melakukan suspensi broker yang terbukti melanggar. “Bursa
sudah men-suspend brokernya. Jika bicara emiten dan investor, itu ranah OJK,”
ujar dia Tito. Hingga semalam, manajemen SIAP belum bisa dimintai konfirmasi
mengenai langkah OJK yang meningkatkan status perkara ke level penyidikan.
Kasus dugaan transaksi semu saham SIAP bermula pada Oktober 2015. Kala itu,
BEI menemukan kejanggalan atas transaksi saham SIAP yang dilakukan beberapa
broker. Puncaknya, otoritas pasar modal melakukan suspensi kepada sejumlah
broker, termasuk Danareksa Sekuritas, atas kasus saham SIAP. Kepala Riset NH
Korindo Securities Reza
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tujuan Investasi
Investasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat
baik secara individu, kelompok maupun negara diperlukan adanya investasi.
Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam suatu keputusan, diperlukan
ketegasan terhadap tujuan yang diharapkan. Sama halnya, dalam bidang
investasi kita perlu untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
tersebut antara lain :
a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi
tersebut.
b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang
diharapkan.
c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.
d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
3.2 Jenis dan Karakteristik Investasi
Investasi menurut jenisnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu
investasi pada aktiva riil / langsung (direct investment) dan investasi pada
aktiva finansial / tidak langsung (indirect investment).
a. Investasi langsung (direct investment)
Adalah investasi pada asset atau faktor produksi untuk
melakukan usaha (bisnis), atau investasi langsung(direct
investment) yaitu mereka yang memiliki dana dapat langsung
berinvestasi dengan secara langsung membeli asset keuangan dari
suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara
maupun cara lainnya. Berikut macam-macam investasi :
1.) Investasi Langsung yang Tidak Dapat di
Perjualbelikan
Contoh : Tabungan dan deposito
2.) Investasi Langsung yang Dapat di Perjualbelikan
a. Investasi langsung dipasar uang : Treasury bill atau
T-bill (utang treasuri) dan deposito yang dapat
dinegoisasikan
b. Investasi langsung dipasar modal :
1. Surat-surat berharga pendapatan tetap (Obligasi
treasuri, federal agency securities, obligasi daerah,
obligasi perusahaan, obligasi konversi)
2. Saham-saham ( Saham preferen dan saham biasa)
3.) Investasi langsung dipasar turunan
a.Kontrak Opsi ( Waran, Opsi Jual, Opsi Beli)
b. Kontrak future
b. Investasi tidak langsung (indirect investment)
5
Investasi tidak langsung(indirect investment) dilakukan ketika
pihak yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan
invenstasi namun tidak terlibat secara langsung, atau cukup
dengan membeli aset keuangan investasi namun tidak terlibat
secara langsung, atau cukup dengan membeli aset keuangan
dalam bentuk saham ataupun obligasi. Pihak yang melakukan
kebijakan investasi tidak langsung umumnya cenderung tidak
terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu
perusahaan.
Contoh : Pihak A biasa membeli saham dan obligasi yang dijual
di pasar modal melalui perusahaan investasi atau perantara.
Perantara tersebut anntinya akan mendapatkan sejumlah
keuntungan yang dianggap sebagai upah jasa. Sementara itu,
perusahaan investasi adalah perusahaan yang meneydiakan jasa
keuangan dengan cara menjual sahamnya ke public dan
menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke
dalam portofolianya.
Kedua jenis investasi diatas (langsung dan tidak langsung) saling
melengkapi, namun pada hakekatnya investasi tidak langsung, adalah
turunan dari investasi langsung, sehingga laba atau balas jasa dari
investasi finansial ini berasal dari kemampuan dan produktivitas
investasi langsung.
3.3 Proses Investasi
Analisis sekuritas modern akarnya adalah konsep fundamental seperti
diuraikan diatas, tetapi dasarnya berubah. Pendekatan yang paling modern
atas sekuritas berdasarkan estimasi risk and return, tergantung pula atas harga
saham dan bersama dengan pola dividen. Dasar proses investasi modern
mencakup analisis :
a. Mempertimbangkan tariff pajak dan biaya komisi
b. Jenis dan pola resiko maupun keuntungan
c. Prospek ekonomi yang berkaitan dengan investasi
d. Kelompok industry, karena dampak ekonomi akan berbeda
pengaruhnya atas masing- masing industri
e. Kinerja perusahaan yang berhubungan dengan produk line,
kekuatan pemasaran, keuangan, efesiensi produksi dan kapabilitas
manajemen.
Sedangkan, tahapan-tahapan dalam proses investasi yaitu :
a. Menentukan Tujuan Investasi
Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan
besar kekayaan yang akan diinvestasikan. Tujuan investasi harus
dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan (return) maupun risiko.
Jumlah dana yang diinvestasikan juga mempengaruhi return dan
risiko yang ditanggung. Di samping itu dalam proses investasi
perlu dipertimbangkan preferensi risiko pemodal. Hal ini
mempengaruhi jenis sekuritas yang dipilih untuk alokasi dana yang
ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana pada berbagai
instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi
dapat ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.
b. Melakukan Analisa Sekuritas
Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara
individual, dan untuk mengidentifikasi sekuritas digunakan dua
filosofi berbeda, yaitu: untuk sekuritas yang mispriced (harga
terlalu tinggi atau terlalu rendah) dapat dengan analisis teknikal
atau analisis fundamental, sedangkan untuk sekuritas dengan harga
wajar, pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi risiko para
pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.
c. Membentuk Portofolio
Dari hasil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas,
dipilih asset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio dan
ditentukan proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing
sekuritas tersebut. Ini dilakukan dengan harapan risiko yang harus
ditanggung terkurangi dan portofolio yang menawarkan return
maksimum dengan risiko tertentu atau minimum risiko dengan
return tertentu dapat terbentuk.
d. Merevisi Portofolio
Revisi atas portofolio berarti merubah portofolio dengan
cara menambah atau mengurangi saham dalam portofolio yang
dianggap menarik atau tidak lagi menarik. Jika diperlukan, langkah
ini dilakukan melalui pengulangan tiga tahap di atas.
e. Evaluasi Kinerja Portofolio
Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang
diukur baik dalam return yang diperoleh maupun risiko yang
ditanggung.
3.4 Contoh kasus investasi saham
Pada tanggal 1 Maret, PT Refa memperoleh 4.000 lembar dari 50.000 lembar saham biasa
yang beredar PT Refi seharga 40,5 ditambah biaya komisi sebesar Rp 150.000. Pada
tanggal 8 Juli, deviden tunai sebesar Rp 1.750 per lembar dan deviden saham 2% diterima.
Pada tanggal 7 Desember, 1.000 lembar saham dijual seharga 52,5 dikurangi biaya komisi
Rp 55.000
Kas 7,324,000
Pendapatan deviden 7,000,000
Deviden saham 324,000
Perhitungan :
Rp 1.750 x 4.000 = Rp 7.000.000
2% (Rp 16.200.000) = Rp 324.000
Kas 5,195,000
Biaya Komisi 55,000
Investasi dalam saham PT Refi 4,050,000
Laba penjualan saham PT Refi 1,200,000
Perhitungan :
1.000 x 5.250 = Rp 5.250.000
1.000 x 4.050 = Rp 4.050.000
Laba = Rp 1.200.000
PT Merah memperoleh 70.000 lembar saham biasa PT Putih dengan total biaya Rp
1.960.000.000 sebagai investasi jangka panjang. PT Putih memiliki 280.000 lembar saham
biasa yang beredar. PT Merah menggunakan metode ekuitas untuk investasi tersebut. PT
Putih melaporkan laba bersih Rp 3.000.000.000 untuk periode berjalan. PT Putih
membayar deviden tunai Rp 3.800 per lembar biasa selama periode berjalan.
Kas 266,000,000
Investasi dalam saham PT Putih 266,000,000
Perhitungan :
Rp 3.800 x 70.000 = Rp 266.000.000
PT Jasmine merupakan perusahaan yang menjual produk produk kecantikan dalam jumlah
grosir.
3 Jan'10 Membeli 4.000 lembar saham biasa yang beredar milik PT Mawar pada harga 55
ditambah biaya komisi dll Rp 480.000. PT Mawar memiliki 100.000 lembar saham
Investasi dalam saham PT Mawar 22,000,000
Kas 22,000,000
Perhitungan :
4.000 x 55.000 = Rp 22.000.000
5 Des'10
Kas 2,900,000
Pendapatan deviden 2,900,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp 2.500.000
Rp 100 x 4.000 = Rp 400.000
2 Jan'11 Memperoleh hak pengendali dari PT Melati dengan membeli 32.000 lembar
saham seharga Rp 540.000.000 langsung dari pendiri PT Melati. PT Melati memiliki
128.000 lembar saham yang beredar.
6 Jul'11 Menerima deviden tunai rutin Rp 1.250 per lembar dan deviden saham 4% dari PT
Mawar
Kas 11,300,000
Pendapatan deviden 2,500,000
Deviden saham 8,300,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp 2.500.000
4% x 4.000 x Rp 55.000 = Rp 8.800.000
23 Okt'11 Menjual 800 lembar saham PT Mawar Rp 68.000. Pialang mengurangi biaya
komisi dan lain lain Rp 140.000, dan membayar sisanya.
Kas 54,260,000
Biaya komisi 140,000
Investasi dalam saham PT Mawar 44,000,000
Laba penjualan saham PT Mawar 10,400,000
Perhitungan :
800 x Rp 68.000 = Rp 54.400.000
800 x Rp 55.000 = Rp 44.000.000
Laba = Rp 10.400000
10 Des'11 Menerima deviden dengan jumlah baru yaitu Rp 1.500 per lembar dari PT
Mawar
Kas 2,400,000
Pendapatan deviden 2,400,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.500 x 3.200 = Rp 2.400.000
Kas 38,000,000
Investasi dalam saham PT Melati 38,000,000
4.1 Kesimpulan
Pengertian Investasi menurut Henry Simamora, Investasi ialah
suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menambahkan atau
pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor
dengan membeli atau memiliki saham, yaitu capital gain dan dividen.
Ada dua macam analisis, yaitu Analisis Fundamental dan Analisis
Teknikal.
Dibutuhkan analisis saham yang bertujuan untuk menaksir nilai
intrinsik suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga
pasar saat ini saham tersebut.nilai intrinsik menunjukkan present value
arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.pedoman yang dipergunakan
adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham
tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah) dan
karenanya seharusnya dibeli atau ditahan Apabila saham tersebut
telah dimiliki.
b. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini maka saham
tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal) dan karenanya
seharusnya dijual.
c. Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini maka saham
tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi
keseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah
serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan
(atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham.variabel-
variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan,dividen yang
dibagikan,variabilitas laba dan sebagainya.
4.2 Saran
Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham
yang berulang adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya
dengan harapan agar dapat menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan
(tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan analisis saham hanya ada
beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham (atau
instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist)
memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi,
harga terendah dan harga penutupan.
21
Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara
berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa
puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran
sempit). mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para
chartist berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak
pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga
terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
DAFTAR PUSTAKA