NAMA KELOMPOK 2 :
1. Budi Sulistyo
2. Endra Saputra
3. Wawan Triyanto
4. Ahmad Suruli Musthofa
5. Sudiman
6. Achmad Fauzi Ridwan
7. Tarso
8. Cicilia Wahyu Arista
9. Gianti Lestari
10.Atik Retnoningsih
Tetapi teori ini tidak selamanya buruk, pada kondisi tertentu siswa juga akan mendapatkan
penguatan berupa pujian, hadiah atau penghargaan lainya jika menunjukkan sikap positif atau
keberhasilan dalam pembelajaran. Sehingga, teori behavioristik dianggap masih menjadi pilihan
metode pembelajaran yang tepat dan dianggap mampu menghasilkan output yang diharapkan
tetapi potensi alami yang dimiliki oleh seorang anak seakan tidak dianggap bahkan cenderung
diabaikan.
KB2 = Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran Menurut bapak dan ibu,
apakah teori belajar kognitif baik untuk diterapkan pada KBM diera disrupsi saat ini? Bagaimana
solusinya?
Teori belajar kognitif bagus, dengan mengedepankan proses belajar daripada hasil belajar. Nah, dari
pengertian itu bisa disimpulkan bahwa belajar adalah proses, bukan hasil akhir.
Kemudia pertanyaanya adalah, apakah pembelajaran kognitif sudah relefan dengan era disrupsi? Bisa
dikatakan relevan jika tolak ukurnya adalah PROSES belajar, tapi kita lihat fakta dilapangan bahwa
dunia kerja sekarang masih mengedepankan pada hasil akademis peserta didik. Contoh : sebuah
perusahaan yang mengharuskan nilai matematika diatas 5 untuk bisa melamar.
Nah dari contoh di atas teori pembelajaran kognitif belum relevan dengan kehidupan sekarang,
khususnya di Indonesia.
Menurut saya imbas dari teori ini adalah penghapusan UJIAN NASIONAL, jadi pembelajaran dinilai
bukan pada hasil akhir UN, melainkan diambil dari proses belajar dan penilaian dari strata paling
rendah hingga pada strata akhir tiap semesternya.
Kesimpulanya : teori kognitif relevan jika di sandingkan atau digabungkan dengan metode
pembelajaran lainya. Karena kita ngga bisa hanya liat dari satu sudut, kita juga punya pertimbangan
luas dengan fakta2 lapangan disekitar kita.
KB3 = Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Apakah sistem belajar
yang diterapkan di dalam kurikulum 2013 sudah mengakomodasi konsep belajar konstruktivis?
Apakah 5 M mewakili konsep itu? Berikan penjelasan
Menurut kami :
Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan suatu proses ilmiah dalam
pembelajaran. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive
reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat
fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih
luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen : mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-
komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran.
Jika dilihat dari paparan diatas, pendekatan saintifik yang digunakan dalam kurikulum 2013
merupakan terjemahan lain dari model pembelajaran konstruktivisme. Seperti yang telah diketahui
sebelumnya bahwa pendekatan saintifik atau ilmiah mengasumsikan suatu konstruksi
pengetahuan baru bagi siswa melalui proses mengamati, menanya, menalar dan mencoba. Hal
tersebut merupakan cirri-ciri dari pendekatan konstruktivisme yang juga memberikan ruang bebas
terhadap siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya secara mandiri. Pergeseran posisi guru
dalam kurikulum 2013 yang hanya sebatas menjadi fasilitator dan pengarah bagi siswa juga
menjadi argumentasi lain dari terakomodasinya model pendekatan konstruktivisme. Artinya,
model seperti Problem Based Learning juga menjadi salah satu pilihan dari metode pembelajaran
yang bersifat konstruktifis dalam implementasi kurikulum 2013.
KB4 = Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Menurut Bpk dan Ibu,
apakah konsep belajar humanistik cocok dipakai dalam kurikulum 2013? Jika diminta untuk
memilih, diantara 4 konsep belajar di atas, mana yang paling cocok diterapkan dalam KBM saat ini?
Konsep belajar humanistik cocok digunakan dalam kurikulum 2013 karena konsep tersebut memiliki
kesesuaian, Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata
lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifak
eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai, hal ini
sangat sesuai dengan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik :
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar matapelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
Dengan 7 karakteristik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kurikulum 2013 ini adalah
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Diantara 4 konsep belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik, dan humanistik saya akan memilih
humanistik karena pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar, beberapa
proses yang ada ketika KBM adalah
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan
positif.
3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk belajar atas
inisiatif sendiri
4. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri
5. Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran peserta didik, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk bertanggungjawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta didik
MODUL 4: KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK