Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 2

HASIL BAHAN DISKUSI PEDAGOGIK PPG DALJAB


MODUL 3 TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DAN MODUL 4
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

NAMA KELOMPOK 2 :
1. Budi Sulistyo
2. Endra Saputra
3. Wawan Triyanto
4. Ahmad Suruli Musthofa
5. Sudiman
6. Achmad Fauzi Ridwan
7. Tarso
8. Cicilia Wahyu Arista
9. Gianti Lestari
10.Atik Retnoningsih

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


ANGKATAN 3 TAHUN 2019
MODUL 3 : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
KB1 = Teori Belajar Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Bapak dan Ibu, jika
mengamati proses pembelajaran yang diterapkan oleh teman-teman guru, apakah masih banyak
yang menerapkan konsep belajar menurut teori behavioristik? Apa buktinya?
Menurut kami masih..
Terbukti dengan masih ada siswa yang mendapatkan hukuman untuk menulis tugas bisa lima kali
atau sepuluh kali lipatnya apabila tidak mengerjakan tugas tersebut. Dan dalam pembelajaran
yang menerapkan teori belajar Behavioristik akan ada masalah yang timbul diantaranya sebagai
berikut :
1. Membuat siswa tidak kreatif, karena semua kegiatan pembelajaran sudah tersusun secara rinci
dan terstruktur oleh guru, siswa hanya mengikuti apa yang sudah ditetapkan oleh guru.
2. Siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi, karena pembelajaran dengan menggunakan teori
behavioristik merupakan sebuah proses pembentukan saja untuk membawa siswa menuju
atau mencapai target tertentu.
3. Menimbulkan dampak psikologis jiwa bagi siswa yang mendapatkan hukuman terus menerus
(menyebabkan siswa minder, kecil hati dan takut mengikuti pembelajaran).
4. Siswa akan mencari solusi agar terbebas dari hukuman walaupun dengan cara yang salah.
Contohnya agar terbebas dari hukuman, siswa menyalin jawaban hasil tugas rumah teman,
padahal ia belum menguasai materi tersebut (mencontek).
5. Tidak adanya pengakuan terhadap bakat, minat dan perasaan siswa, karena proses belajar
semata-mata hanya melatih refleks-refleks siswa sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan
yang dikuasi siswa.
6. Menyebabkan proses pembelajaran yang tidak menyenangkan dan guru terkesan bersikap
otoriter kepada siswa.

Tetapi teori ini tidak selamanya buruk, pada kondisi tertentu siswa juga akan mendapatkan
penguatan berupa pujian, hadiah atau penghargaan lainya jika menunjukkan sikap positif atau
keberhasilan dalam pembelajaran. Sehingga, teori behavioristik dianggap masih menjadi pilihan
metode pembelajaran yang tepat dan dianggap mampu menghasilkan output yang diharapkan
tetapi potensi alami yang dimiliki oleh seorang anak seakan tidak dianggap bahkan cenderung
diabaikan.

KB2 = Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya dalam Pembelajaran Menurut bapak dan ibu,
apakah teori belajar kognitif baik untuk diterapkan pada KBM diera disrupsi saat ini? Bagaimana
solusinya?
Teori belajar kognitif bagus, dengan mengedepankan proses belajar daripada hasil belajar. Nah, dari
pengertian itu bisa disimpulkan bahwa belajar adalah proses, bukan hasil akhir.
Kemudia pertanyaanya adalah, apakah pembelajaran kognitif sudah relefan dengan era disrupsi? Bisa
dikatakan relevan jika tolak ukurnya adalah PROSES belajar, tapi kita lihat fakta dilapangan bahwa
dunia kerja sekarang masih mengedepankan pada hasil akademis peserta didik. Contoh : sebuah
perusahaan yang mengharuskan nilai matematika diatas 5 untuk bisa melamar.
Nah dari contoh di atas teori pembelajaran kognitif belum relevan dengan kehidupan sekarang,
khususnya di Indonesia.
Menurut saya imbas dari teori ini adalah penghapusan UJIAN NASIONAL, jadi pembelajaran dinilai
bukan pada hasil akhir UN, melainkan diambil dari proses belajar dan penilaian dari strata paling
rendah hingga pada strata akhir tiap semesternya.
Kesimpulanya : teori kognitif relevan jika di sandingkan atau digabungkan dengan metode
pembelajaran lainya. Karena kita ngga bisa hanya liat dari satu sudut, kita juga punya pertimbangan
luas dengan fakta2 lapangan disekitar kita.

KB3 = Teori Belajar Konstruktivistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Apakah sistem belajar
yang diterapkan di dalam kurikulum 2013 sudah mengakomodasi konsep belajar konstruktivis?
Apakah 5 M mewakili konsep itu? Berikan penjelasan
Menurut kami :
Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah merupakan suatu proses ilmiah dalam
pembelajaran. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive
reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat
fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih
luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail
untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen : mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-
komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran.
Jika dilihat dari paparan diatas, pendekatan saintifik yang digunakan dalam kurikulum 2013
merupakan terjemahan lain dari model pembelajaran konstruktivisme. Seperti yang telah diketahui
sebelumnya bahwa pendekatan saintifik atau ilmiah mengasumsikan suatu konstruksi
pengetahuan baru bagi siswa melalui proses mengamati, menanya, menalar dan mencoba. Hal
tersebut merupakan cirri-ciri dari pendekatan konstruktivisme yang juga memberikan ruang bebas
terhadap siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya secara mandiri. Pergeseran posisi guru
dalam kurikulum 2013 yang hanya sebatas menjadi fasilitator dan pengarah bagi siswa juga
menjadi argumentasi lain dari terakomodasinya model pendekatan konstruktivisme. Artinya,
model seperti Problem Based Learning juga menjadi salah satu pilihan dari metode pembelajaran
yang bersifat konstruktifis dalam implementasi kurikulum 2013.

KB4 = Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Menurut Bpk dan Ibu,
apakah konsep belajar humanistik cocok dipakai dalam kurikulum 2013? Jika diminta untuk
memilih, diantara 4 konsep belajar di atas, mana yang paling cocok diterapkan dalam KBM saat ini?
Konsep belajar humanistik cocok digunakan dalam kurikulum 2013 karena konsep tersebut memiliki
kesesuaian, Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata
lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifak
eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai, hal ini
sangat sesuai dengan kurikulum 2013 yang memiliki karakteristik :
1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana
dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai
situasi di sekolah dan masyarakat;
4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar matapelajaran.
6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar,
dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
Dengan 7 karakteristik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kurikulum 2013 ini adalah
untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Diantara 4 konsep belajar behavioristik, kognitif, konstruktivistik, dan humanistik saya akan memilih
humanistik karena pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar, beberapa
proses yang ada ketika KBM adalah
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan
positif.
3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk belajar atas
inisiatif sendiri
4. Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri
5. Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
6. Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran peserta didik, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk bertanggungjawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta didik
MODUL 4: KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

KB1: Karakteristik Umum Peserta Didik


1. Menurut Bp/ibu mengapa pentingnya mengetahui karakteristik umum peserta didik dalam
proses pembelajaran?
Sangat Penting, dikarenakan peserta didik yang dihadapi oleh guru tersebut adalah individu- individu
yang unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Mereka hadir dan berkumpul di ruang kelas dari
berbagai latar belakang, baik sosial, kultural, strata ekonomi yang berbeda. Mereka juga datang sebab
membawa corak kepribadian, karakteristik, tingkah laku, minat, bakat, kecerdasan dan berbagai
tingkat perkembangan lainnya yang berbeda-beda pula.
Kesiapan guru mengenal karakteristik peserta didik dalam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Dengan bekal pengetahuan tentang berbagai aspek perkembangan peserta didik ini, diharapkan guru
dapat merancang dan melaksanakan program pembelajaran yang sesuai dengan taraf perkembangan
peserta didik yang dihadapinya.
2. Bagaimana keterkaitan karakteristik umum peserta didik terhadap desain, strategi belajar serta
pencapaian tujuan pembelajaran?
Menurut saya karakteristik minat yang pertama yang di pertimbangkan pada saat mendesain strategi
pembelajaran. Karena jika siswa sudah tertarik dari awal tentang suatu hal ke depannya lebih mudah
dalam mengembangkan suatu topik bahasan pelajaran yang kemudian juga menyesuaikan dengan
status sosial dan ekonomi siswa tersebut pada saat memberikan tugas kepada siswa.

KB2: Kemampuan Awal Peserta Didik


Cobalah bp/ibu diskusikan atau berpendapat bahwa:
1. Tindakan seperti apakah yang dapat Bp/Ibu lakukan di kelas untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didiknya.
2. Mengapa hal tersebut sangat essensial dilakukan?
Beberapa cara yang dapat guru lakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, misalnya:
1. Asesmen Kemampuan Awal Siswa Berbasis Kinerja /Asesmen pengetahuan awal siswa
2. Asesmen Kemampuan Awal Mandiri (Self Assessment) /Asesmen pengatahuan awal mandiri
3. Peta Konsep / Concept map

Asesmen Kemampuan Awal Siswa Berbasis Kinerja


Cara paling reliabel dalam melakukan asesmen ini adalah dengan memberikan sebuah tugas, dapat
berupa kuis, atau bentuk lain, yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diberikan, yang
dalam pengerjaan tugas tsb akan memerlukan penggunaan pengetahuan awal yang telah mereka
miliki sebelum mengikuti pembelajaran anda. Tentunya, saat merancang kuis atau tugas tersebut,
terlebih dahulu guru mengidentifikasi pengetahuan prasyarat atau keterampilan prasyarat apa yang
diperlukan untuk pembelajaran yang akan dilakukan.
Asesmen Kemampuan Awal Mandiri (Self Assessment)
Untuk melakukan cara yang kedua ini, guru dapat membuat sebuah angket singkat untuk evaluasi
mandiri (evaluasi diri) setiap peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran bh. Cara ini sebenarnya
relatif mudah dilakukan, karena angket yang dibuat sederhana saja
Peta Konsep
Ternyata peta konsep dapat dijadikan alat untuk mengecek pengetahuan awal yang telah dimiliki
siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Caranya, tuliskan sebuah kata kunci utama tentang topik
yang akan dipelajari hari itu di tengah-tengah papan tulis. Misalnya "Fotosintesis". Berikutnya guru
meminta siswa menyebutkan atau menuliskan konsep-konsep yang relevan (berhubungan) dengan
konsep fotosintesis dan membuat hubungan antara konsep fotosintesis dengan konsep yang disebut
(ditulisnya) tadi. Seberapa pengetahuan awal yang dimiliki siswa dapat terlihat sewaktu mereka
bersama-sama membuat peta konsep di papan tulis. Cara lain misalnya dengan memberikan sebuah
peta konsep yang hanya berisi konsep utama, sementara itu siswa harus mengisi kotak-kotak kosong
yang telah disediakan pada peta konsep itu dengan konsep yang relevan.Seberapa banyak kotak
kosong pada peta konsep yang tidak lengkap itu dapat diisi oleh siswa, adalah indikasi seberapa
pengetahuan awal yang mereka miliki.
KB3: Gaya Belajar
Tindakan seperti apakah yang biasa Bp/Ibu lakukan di kelas saat menghadapi peserta didik yang
memiliki gaya belajar berbeda ?
Tidak semua anak punya gaya belajar yang sama. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat
lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah
informasi dan menyimpannya dalam memori otak mereka. Gaya belajar seseorang anak adalah
kombinasi dari bagaimana ia menyerap, lalu mengatur, dan mengolah informasi. Gaya belajar
seseorang anak merupakan modalitas belajarnya yang harus ia temukan dan kembangkan. Gaya
belajar tersebut antara lain : Visual, Auditorial, dan Kinestetik.
Bagi guru yang ingin sukses pada masa mendatang, sangat penting untuk mengetahui apa yang
berlangsung dalam kepala murid mereka. Tindakan yang biasa dilakukan di kelas saat menghadapi
peserta didik yang memiliki gaya belajar berbeda yaitu dengan cara untuk mengetahui gaya belajar
siswa, diantarannya :
1. Siswa dengan gaya belajar visual
Memutar film, menunjukkan gambar atau poster, dan juga menunjukkan peta ataupun diagram.
Dengan proses belajar mengajar seperti ini, kita bisa melihat para siswa yang mempunyai
kecenderungan belajar secara visual akan lebih tertarik dan antusias.
2. Siswa dengan gaya belajar auditori
Gunakan metode ceramah secara umum, catatlah siswa-siswa yang mendengarkan dengan tekun
hingga akhir. Perhatikan siswa-siswa yang “kuat” bertahan berapa lama dalam mendengar.
Klasifikasikan mereka sementara dalam golongan orang-orang yang bukan tipe pembelajar yang
cenderung mendengarkan. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe siswa
dengan model-model pembelajar auditori yang lebih menonjo
3. Siswa dengan gaya belajar kinestetik
Dengan metode pembelajaran menggunakan praktek atau simulasi. Para pembelajar kinestetik
tentu saja akan sangat antusias dengan model belajar mengajar semacam ini. Begitu seterusnya
kita melihat bagaimana reaksi siswa terhadap setiap model pembelajaran sehingga lambat laun
kita akan lebih mudah memahami dan mengetahui kecenderungan gaya belajar yang mereka.

Anda mungkin juga menyukai