Tentang:
2
Nomor 1165.A/MenKes/SK/X/2004
Tentang Komisi Akreditasi Rumah
Sakit
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada tanggal :
Direktur Utama,
3
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr.wb.
4
DAFTAR ISI
A. Definisi …………………………………………………………………… 6
B. Tujuan ……………………………………………………………………. 6
5
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
Hambatan adalah segala sesuatu yang menghalangi, membingungkan,
mengacaukan dan mengganggu proses pelayanan di rumah sakit. Hambatan-
hambatan tersebut arfiara lain : pasien tua, cacat fisik, bicara dengan berbagai
bahasa dan dialek, budaya yang berbeda, dan lain-lain.
Identifikasi hambatan adalahsuatu kegiatan dalam rangka menentukan dan
menetapkan hambatan-hambatan yang paling sering terjadi pada populasi pasien di
RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
Manajemen penanganan hambatan merupakan prosedur penangananhambatan
untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien mencari pelayanan
dan untuk mengurangi dampak dari hambatan dalam memberikan pelayanan.
B. Tujuan
1. Sebagai upaya RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru membangun suatu
kontinuitas pelayanan, yaitu menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien
dengan pelayanan yang tersedia di rumah saki, mengkoordinasikan
pelayanan, pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien.
2. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang paling sering terjadi pada
populasi pasien di RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
3. Untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien mencari
pelayanan.
4. Untuk mengurangi dampak dari hambatan dalam memberikan pelayanan.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
7
BAB III
TATALAKSANA
8
3. Pasien dengan gangguan pendengaran
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru menggunakan bahasa yang
sederhana dan bicaralah dengan terang, jelas, dan perlahan untuk memudahkan
pasien membaca gerak bibir petugas. Sangat penting untuk berbicara
denganjelas, bukan dengan keras
d. Jika pasien dapat mendengar dengan alat bantu dengar, pastikan alat tersebut
terpasang dan berfungsi
e. Meminimalkan distraksi yang dapat menghalangi konsentrasi pasien :
meminimalkan percakapan jikapasien keletihan atau gunakan komunikasi secara
tertulis
f. Bila mungkin gunakan bahasa pantomim dengan gerakan sederhana dan wajar
g. Gunakan bahasa isyarat dan bahasa jari bila petugas bisa dan diperlukan.
h. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan
pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (symbol).
i. Jangan melakukan pembicaraan ketika petugas sedang mengunyah sesuatu
misalnya permen karet
j. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien atau petugas yang mempunyai keahlian bahasa isyarat, untuk menjadi
mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
4. Pasien dengan gangguan bicara:
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran.
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru menggunakan bahasa yang
sederhana dan bicaralah dengan terang, jelas, dan perlahan untuk memudahkan
pasien membaca gerak bibir petugas
d. Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan pasien dan pertahankan sikap
tubuh dan mimik wajah yang lazim
e. Petugas benar-benar dapat memperhatikan mimik dan gerak bibir pasien
9
f. Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali kata-
kata yang diucapkan
g. Gunakan bahasa isyarat dan bahasa jari bila petugas bisa dan diperlukan
h. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan
pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (symbol)
i. Jangan melakukan pembicaraan ketika petugas sedang mengunyah sesuatu
misalnya permen karet
j. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien atau petugas yang mempunyai keahlian bahasa isyarat, untuk menjadi
mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
5. Untuk cacat fisik yang lain, misalnya tuna daksa, tuna grahita, tergantung
sepenuhnya kepada keluarga pasien yang mendampingi pasien tersebut, untuk
menjadi mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
6. Pasien dengan bahasa dan dialek diluar bahasa dan dialek Banjar.
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identihkasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
c. Kaji bahasa apayang dapat digunakan pasien secara baik
d. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia, bicara dengan jelas dan lebih lambat dari normal (jangan
melakukannya secara berlebihan)
e. Jika pasien tidak dapat memahami atau berbicara (merespon) gunakan metode
alternatif dalam melakukan komunikasi:
Menuliskan pesan yang akan disampaikan.
Gunakan gerak tubuh atau tindakan
f. Melakukan klarifikasi maksud dari setiap kata yang tidak jelas
g. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien atau petugas yang mempunyai keahlian penerjemah, untuk menjadi
mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
7. Pasien dengan budaya berbeda, agama berbeda, kepercayaan berbeda
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
10
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
c. Kaji budaya, agama, kepercayaan dari pasien
d. Jika dalam memberikan pelayanan, terdapat hal yang bersinggungan dengan
budaya, agama, kepercayaan pasien maka berikan penjelasan ke pasien terutama
maksud dan tujuan pelayanan tersebut.
8. Pasien dengan kognitif terbatas
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru duduk berhadapan dengan pasien
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
d. Kaji kemampuan kognitif dan tipe pembelajaran dari pasien
e. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti/dipahami atau bahasa yang dipergunakan
sehari-hari oleh pasien tersebut
f. Selalu memperjelas hal yang tidak dimengerti/dipahami oleh pasien dengan
mengulang kembali kata-kata yang diucapkan serta memperjelas maksud dan
tujuannya.
g. Menggunakan umpan ballk (feedback), balk bahasa verbal maupun non verbal.
9. Pasien dengan motivasi kurang
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru duduk berhadapan dengan pasien
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
d. Kaji tingkat motivasi dari pasien
e. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti/dipahami atau bahasa yang dipergunakan
sehari-hari oleh pasien tersebut
f. Selalu memperjelas hal yang tidak dimengerti/dipahami oleh pasien dengan
mengulang kembali kata-kata yang diucapkan serta memperjelas maksud dan
tujuannya
g. Menggunakan umpan balik (feedback), baik bahasa verbal maupun non verbal
11
h. Jika dalam memberikan pelayanan, pasien terlihat kurang motivasi, maka
berikan penjelasan ke pasien terutama maksud dan tujuan pelayanan tersebut.
10. Pasien dengan emosional
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru duduk berhadapan dengan pasien
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
d. Kaji reaksi emosional pasien : menolak (denial), marah (anger), tawar menawar
(bargening), depresif (depressive), pasrah (acceplance)
e. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti/dipahami dengan memperhatikan reaksi
emosional pasien.
f. Petugas tidak boleh ikut terbawa reaksi emosional pasien, senantiasa sabar dan
memahami kondisi pasien sehingga dapat memberikan pelayanan dengan ikhlas
g. Selalu memperjelas hal yang tidak dimengertildipahami oleh pasien dengan
mengulang kembali kata-kata yang diucapkan serta memperjelas maksud dan
tujuannya
h. Menggunakan umpan balik (feedback), baik bahasa verbal maupun non verbal.
12
BAB IV
DOKUMENTASI
Identifikasi hambatan pasien didokumentasikan di Formulir Edukasi Pasien dan
Keluarga Terintegrasi.
13
KEPUSTAKAAN
14
St. Louis : Mosby Year Book. Sullivan, J.L & Deane, D.M. 1988. Humor and Health.
Journal of qerontology nursing 14 (1):20
Uchjan4onong. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
15
16