Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN IDENTIFIKASI DAN MANAJEMEN

PENANGANAN HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN


RUMAH SAKIT DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

RS DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU


2017
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA
RS DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU
Nomor :………………………….

Tentang:

PANDUAN IDENTIFIKASI DAN MANAJEMEN


PENANGANAN HAMBATAN DALAM POPULASI PASIEN
RS DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

Direktur Utama RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru

Menimbang : a. Bahwa Rumah Sakit mempunyai


kewajiban memberi pelayanan
kesehatan yang aman,bermutu, anti
diskrimasi dan efektif mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan Rumah Sakit
b. Bahwa Rumah Sakit membuat,
melaksanakan, dan menjaga Identifikasi
dan Managemen Penanganan Hambatan
dalam Populasi Pasien..
c. Bahwa Rumah Sakit wajib menyusun
kebijakan Identifikasi dan Managemen
Penanganan Hambatan dalam Populasi
Pasien

Mengingat : Surat Keputusan PP Muhammadiyah


Nomor : 233lKBP/I.0lDl20l3 tanggal 9
Shafar 1435 H/12 Desember 2013 tentane
penetapan Direktur Utama dan Direktur
Bidang RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta masa jabatan 2013 2017

Memperhatikan : 1. UU RI Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan
2. UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. UU RI Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor l438/MenKes/Per/IX/20l0
tentang standar pelayanan
kedokteran
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI

2
Nomor 1165.A/MenKes/SK/X/2004
Tentang Komisi Akreditasi Rumah
Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


TENTANG IDENTIFIKASI DAN
PENANGANAN HAMBATAN DALAM
POPULASI PASTEN RUMAH SAKIT
DAERAH IDAMAN KOTA BANJARBARU

Pertama : Panduan Identifikasi dan Managemen


Penanganan Hambatan dalam Populasi
Pasien RS Daerah Idaman Kota
Banjarbaru sebagaimana terlampir
bersama Surat Keputusan.

Kedua : Surat Keputusan ini berlaku selama dua


tahun sejak tanggal ditetapkan, dilakukan
evaluasi setiap tahun dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal
yang perlu penyempurnaan maka akan
diadakan perbaikan, dan penyesuaian
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Banjarbaru
Pada tanggal :
Direktur Utama,

Dr. Hj. Endah Labati Silapurna,MH


NIP/NRP: 19641030 199603 2 003

3
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb.

Alhamdulillah, kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga Panduan Identifikasi dan Manajemen
Penanganan Hambatan dalam Populasi Pasien di RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru tentunya melayani berbagai populasi
masyarakat.Mungkin pasiennya tua, cacat fisik, bicara dengan berbagai bahasa dan
dialek, budaya yang berbeda atau ada penghalang lainnya. Hambatanhambatan ini dapat
mengganggu proses asesmen dan penerimaan asuhan. Untuk itu RS Daerah Idaman
Kota Banjarbaru perlu mengidentifikasi hambatan-hambatan yang paling sering terjadi
pada populasi pasiennya dan prosedur untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada
waktu pasien mencari pelayanan, serta prosedur untuk mengurangi dampak dari
hambatan dalam memberikan pelayanan.Sehingga dibuatlah Panduan Identifikasi dan
Manajemen Penanganan Hambatan dalam Populasi Pasien di RS Daerah Idaman Kota
Banjarbaru. Semoga dapat membantu semua pihak di RS Daerah Idaman Kota
Banjarbaru dan tentunya dengan harapan bahwa kontinuitas pelayanan tidak terganggu
dan
kualitas pelayanan dapat meningkat.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim
penyusun dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan panduan
ini, kami menyadari bahwa panduan tidak luput dari kekurangan, namun upaya
penyempurnaan akan terus dilaksanakan dan saran dari pembaca dan pengguna panduan
ini akan sangat kami perhatikan guna penyempurnaan panduan ini.
Wassalamu' alaikum wr.wb

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………………………. 1


Surat Keputusan Direktur Utama RS Darah Idaman Kota Banjarbaru
………………………………………………………………….. 2
Kata Pengantar …………………………………………………………….. 4
Daftar Isi …………………………………………………………………….. 5
BAB I DEFENISI …………………………………………………………… 6

A. Definisi …………………………………………………………………… 6
B. Tujuan ……………………………………………………………………. 6

BAB II RUANG LINGKUP ………………………………………………… 7


BAB III TATA LAKSANA ………………………………………………….. 8
BAB IV DOKUMENTASI ………………………………………………….. 13
KEPUSTAKAAN …………………………………………………………….. 14

5
BAB I
DEFINISI

A. Definisi
Hambatan adalah segala sesuatu yang menghalangi, membingungkan,
mengacaukan dan mengganggu proses pelayanan di rumah sakit. Hambatan-
hambatan tersebut arfiara lain : pasien tua, cacat fisik, bicara dengan berbagai
bahasa dan dialek, budaya yang berbeda, dan lain-lain.
Identifikasi hambatan adalahsuatu kegiatan dalam rangka menentukan dan
menetapkan hambatan-hambatan yang paling sering terjadi pada populasi pasien di
RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
Manajemen penanganan hambatan merupakan prosedur penangananhambatan
untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien mencari pelayanan
dan untuk mengurangi dampak dari hambatan dalam memberikan pelayanan.

B. Tujuan
1. Sebagai upaya RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru membangun suatu
kontinuitas pelayanan, yaitu menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien
dengan pelayanan yang tersedia di rumah saki, mengkoordinasikan
pelayanan, pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien.
2. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang paling sering terjadi pada
populasi pasien di RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru.
3. Untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada waktu pasien mencari
pelayanan.
4. Untuk mengurangi dampak dari hambatan dalam memberikan pelayanan.

6
BAB II
RUANG LINGKUP

Identifikasi dan manajemen penanganan hambatan dilakukan terhadap semua pasien


yang datang ke RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru, baik pasien rawat jalan maupun
rawat inap. Identifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan pada populasi pasien di RS
Daerah Idaman Kota Banjarbaru meliputi:
1. Pasien berusia lanjut (lansia)
2. Pasien dengan cacat fisik:
a. Gangguan pendengaran
b. Gangguan penglihatan
c. Gangguan bicara
d. Cacat fisik yang lainnya
3. Pasien dengan bahasa dan dialek diluar bahasa dan dialek Jawa.
4. Pasien dengan budaya berbeda, agama berbeda, kepercayaan berbeda
5. Pasien dengan kognitif terbatas
6. Pasien dengan motivasi kurang
7. Pasien dengan emosional.

7
BAB III
TATALAKSANA

1. Pasien berusia lanjut (lansia):


a. Menciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru duduk berhadapan dengan pasien
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasi diri dengan
menyebutkan nama dan peran.
d. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti/dipahami atau bahasa yang dipergunakan
sehari-hari oleh pasien tersebut.
e. Menggunakan umpan balik {feedback), baik bahasa verbal maupun non verbal
f. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien untuk menjadi mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
2. Pasien dengan gangguan penglihatan
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru sedapat mungkin ambil posisi yang
dapat dilihat oleh pasien bila pasien mengalami kebutaan parsial atau sampaikan
secara verbal keberadaan/kehadiran petugas
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasi diri dengan
menyebutkan nama dan peran
d. Berbicara menggunakan nada suara norrnal karena kondisi pasien tidak
memungkinkannya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara memegang
peranan besar dan bermakna bagi pasien
e. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, petugas menerangkan alasan
pemeriksaan fisik tersebut
f. Informasikan kepada pasien ketika petugasakan meninggalkannya/memutus
komunikasi
g. Orientasikan pasien pada lingkungannya jika pasien dipindahkan ke
lingkungan/ruangan yang baru
h. Orientasikan pasien dengan srura-suara yang terdengar disekitarnya
i. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien untuk menjadi mediator komunikasi atas persetujuan pasien.

8
3. Pasien dengan gangguan pendengaran
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru menggunakan bahasa yang
sederhana dan bicaralah dengan terang, jelas, dan perlahan untuk memudahkan
pasien membaca gerak bibir petugas. Sangat penting untuk berbicara
denganjelas, bukan dengan keras
d. Jika pasien dapat mendengar dengan alat bantu dengar, pastikan alat tersebut
terpasang dan berfungsi
e. Meminimalkan distraksi yang dapat menghalangi konsentrasi pasien :
meminimalkan percakapan jikapasien keletihan atau gunakan komunikasi secara
tertulis
f. Bila mungkin gunakan bahasa pantomim dengan gerakan sederhana dan wajar
g. Gunakan bahasa isyarat dan bahasa jari bila petugas bisa dan diperlukan.
h. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan
pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (symbol).
i. Jangan melakukan pembicaraan ketika petugas sedang mengunyah sesuatu
misalnya permen karet
j. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien atau petugas yang mempunyai keahlian bahasa isyarat, untuk menjadi
mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
4. Pasien dengan gangguan bicara:
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran.
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru menggunakan bahasa yang
sederhana dan bicaralah dengan terang, jelas, dan perlahan untuk memudahkan
pasien membaca gerak bibir petugas
d. Usahakan berbicara dengan posisi tepat didepan pasien dan pertahankan sikap
tubuh dan mimik wajah yang lazim
e. Petugas benar-benar dapat memperhatikan mimik dan gerak bibir pasien

9
f. Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali kata-
kata yang diucapkan
g. Gunakan bahasa isyarat dan bahasa jari bila petugas bisa dan diperlukan
h. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan
pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (symbol)
i. Jangan melakukan pembicaraan ketika petugas sedang mengunyah sesuatu
misalnya permen karet
j. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien atau petugas yang mempunyai keahlian bahasa isyarat, untuk menjadi
mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
5. Untuk cacat fisik yang lain, misalnya tuna daksa, tuna grahita, tergantung
sepenuhnya kepada keluarga pasien yang mendampingi pasien tersebut, untuk
menjadi mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
6. Pasien dengan bahasa dan dialek diluar bahasa dan dialek Banjar.
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identihkasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
c. Kaji bahasa apayang dapat digunakan pasien secara baik
d. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia, bicara dengan jelas dan lebih lambat dari normal (jangan
melakukannya secara berlebihan)
e. Jika pasien tidak dapat memahami atau berbicara (merespon) gunakan metode
alternatif dalam melakukan komunikasi:
 Menuliskan pesan yang akan disampaikan.
 Gunakan gerak tubuh atau tindakan
f. Melakukan klarifikasi maksud dari setiap kata yang tidak jelas
g. Jika diperlukan dapat meminta bantuan dari keluarga pasien yang mendampingi
pasien atau petugas yang mempunyai keahlian penerjemah, untuk menjadi
mediator komunikasi atas persetujuan pasien.
7. Pasien dengan budaya berbeda, agama berbeda, kepercayaan berbeda
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi

10
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
c. Kaji budaya, agama, kepercayaan dari pasien
d. Jika dalam memberikan pelayanan, terdapat hal yang bersinggungan dengan
budaya, agama, kepercayaan pasien maka berikan penjelasan ke pasien terutama
maksud dan tujuan pelayanan tersebut.
8. Pasien dengan kognitif terbatas
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru duduk berhadapan dengan pasien
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
d. Kaji kemampuan kognitif dan tipe pembelajaran dari pasien
e. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti/dipahami atau bahasa yang dipergunakan
sehari-hari oleh pasien tersebut
f. Selalu memperjelas hal yang tidak dimengerti/dipahami oleh pasien dengan
mengulang kembali kata-kata yang diucapkan serta memperjelas maksud dan
tujuannya.
g. Menggunakan umpan ballk (feedback), balk bahasa verbal maupun non verbal.
9. Pasien dengan motivasi kurang
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru duduk berhadapan dengan pasien
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
d. Kaji tingkat motivasi dari pasien
e. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti/dipahami atau bahasa yang dipergunakan
sehari-hari oleh pasien tersebut
f. Selalu memperjelas hal yang tidak dimengerti/dipahami oleh pasien dengan
mengulang kembali kata-kata yang diucapkan serta memperjelas maksud dan
tujuannya
g. Menggunakan umpan balik (feedback), baik bahasa verbal maupun non verbal

11
h. Jika dalam memberikan pelayanan, pasien terlihat kurang motivasi, maka
berikan penjelasan ke pasien terutama maksud dan tujuan pelayanan tersebut.
10. Pasien dengan emosional
a. Ciptakan suasana yang nyaman dan privasi
b. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru duduk berhadapan dengan pasien
c. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru melakukan identifikasikan diri
dengan menyebutkan nama dan peran
d. Kaji reaksi emosional pasien : menolak (denial), marah (anger), tawar menawar
(bargening), depresif (depressive), pasrah (acceplance)
e. Petugas RS Daerah Idaman Kota Banjarbaru berkomunikasi dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti/dipahami dengan memperhatikan reaksi
emosional pasien.
f. Petugas tidak boleh ikut terbawa reaksi emosional pasien, senantiasa sabar dan
memahami kondisi pasien sehingga dapat memberikan pelayanan dengan ikhlas
g. Selalu memperjelas hal yang tidak dimengertildipahami oleh pasien dengan
mengulang kembali kata-kata yang diucapkan serta memperjelas maksud dan
tujuannya
h. Menggunakan umpan balik (feedback), baik bahasa verbal maupun non verbal.

12
BAB IV
DOKUMENTASI
Identifikasi hambatan pasien didokumentasikan di Formulir Edukasi Pasien dan
Keluarga Terintegrasi.

13
KEPUSTAKAAN

Ann Marriner,Tomey. 1996. Guide to Nursing monogement and Leadership.Mosby year


book Inc.
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Devito,Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia Indonesia : Profesional Books.
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta
Elaine.L.Monica. 1998. Kepemimpinan dan Managemen Keperawatan,
Pendekatan berdasarkan pengalaman, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Fortinas, K.M. and Worret, P.A.H. 2004. Psychiatic mental health nursing. Third
edition. St. Louis: Mosby.
Hamid, A.Y.S. 1996. Komunikasi Terapeutik. Jakarta : tidak dipublikasikan.
Herujito, Yayat M. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta : Grasindo.
Jalaludin Rakhmat. 1994. Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
John Fiske - 1996. Introduction to Communication Studies. Sage Publications. Kanus,
W.A. Et.al. 1986. An evaluation of outcome from intensive csre in maior medical
centers. Ann Intern Med 104, (3):410
Lindbert, J., hunter, M & Kruszweski, A. 1983. Introduction to person-centered nursing.
Philadelphia : J.B. Lippincott Company.
Onong Effendy. 1994. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Perry. Potter. 2009. Fundamental Keperawatan Buku I Edisi 7. Salemba Medika :
Jagakarsa, Jakarta
Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy. lgg5.Interpersonal
Communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone.
Sasa Djuarsa S., 2003. Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta
Stephen W. Littlejohn. 1996. Theories of Human Communication, Wadsworth
Publication, New Jersey
Stuart, G.W & Sundeen S.J. 1995. Pocket gide to Psychiatric Nursing. Third edition.
St.Louis : Mosby Year Book.
Stuart, G.W & Sundeen S.J. 1995. Principles and Practise of Psychiatric Nursing.

14
St. Louis : Mosby Year Book. Sullivan, J.L & Deane, D.M. 1988. Humor and Health.
Journal of qerontology nursing 14 (1):20
Uchjan4onong. 2007. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

15
16

Anda mungkin juga menyukai