Disusun oleh:
Rahmayanti (13304244016)
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
A. Pengertian Eksposfakto
Penelitian eksposfakto adalah penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
peristiwa. Disebut eksposfakto karena faktanya diduga telah berubah akibat adanya peristiwa
yang telah dialami oleh sekelompok subjek. Peristiwa itu merupakan suatu ekhibisi berupa
perubahan/perbedaan kondisi akhirnya diduga telah mempengaruhi subjek yang
bersangkutan sehingga berbeda dengan keadaan semula. Jadi hampir mirip dengan ”faktor
perlakuan” atau ”faktor intervensi” (treatment atau intervension) pada penelitian eksperimen,
atau cukup disingkat dengan faktor. Bedanya adalah bahwa ”perlakuan” atau ”intervensi”
yang terjadi pada peristiwa eksposfakto bukan karena sengaja dimanipulasi oleh peneliti
sejak awal penelitian sebagaimana dilakukan peneliti pada penelitian eksperimen. Pada
penelitian eksperimen, variabel bebas dimanipulasi dengan sengaja sehingga dijadikan faktor
yang diharapkan akan memberi pengaruh dalam bentuk hubungan sebab akibat dengan
variabel tergayutnya. Oleh karena itu variabel bebas akan berkedudukan sebagai prediktor,
dan variabel tergayut sebagai variabel respons atau disebut pula dengan criterion. Agar dapat
diyakini bahwa perbedaan respons akibat pengaruh faktor yang dimanipulasi maka peneliti
akan mengontrol semua variabel lain yang sekiranya dapat berkedudukan sebagai variabel
suppressor atau variabel pengganggu/penekan yang dapat mempengaruhi variabel respons.
Pengontrolan dilakukan dengan cara menghomogenkan kondisi dari setiap variabel
suppressor tersebut.
Secara metodis penelitian eksposfakto merupakan penelitian eksperimen yang juga
menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab
kurang etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri
faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
3. Longitudinal Studies
Pada penelitian tentang penyakit kardiovaskuler di atas, peneliti butuh waktu 30
tahun untuk dapat mengungkap bahwa penyakit kardiovaskuler dapat terjadi bukan
karena akibat penyakit arterosklerosis, melainkan karena erat kaitannya dengan
hipertensi, naiknya derajat kolesterol dalam serum, dan akibat perilaku merokok. Jadi
kendalanya tentu saja besarnya biaya yang dan waktu yang harus digunakan untuk
penelitian tersebut.
4. Cross-sectional Studies
Melalui cohort study peneliti dapat membandingkan dua atau lebih kelompok
cohort (kelompok yang terpapar dengan kondisi-kondisi yang berlain-lainan). Dengan
demikian peneliti dapat membandingkan dua atau lebih kelompok subjek yang diteliti
akibat untuk menggali ada tidaknya perbedaan yang muncul kemudian. Sebagai contoh
suatu penelitian ingin menggali penyebab timbulnya penyakit karies pada gigi yang
dialami oleh kelompok yang berbeda.
1. Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen
2. Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah
kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena terjadi,
3. Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain eksposfakto lebih bertahan.
H. Contoh Kasus
Kualitas Mikrobiologi Jajanan Es di Sekitar Sekolah Dasar (SD) pada Wilayah Pusat Kota, Tengah
Kota, dan Pinggir Kota Ditinjau Dari Nilai MPN Bakteri Coliform, Coliform fecal, dan Total
Koloni Escherichia coli Sebagai Materi untuk Pembelajaran di SD di Kota Malang Tahun 2010
Tamalene, Nasir Muhammad. 2010. Kualitas Mikrobiologi Jajanan Es di Sekitar Sekolah Dasar (SD) pada Wilayah
Pusat Kota, Tengah Kota, dan Pinggir Kota Ditinjau Dari Nilai MPN Bakteri Coliform, Coliform fecal, dan
Total Koloni Escherichia coli Sebagai Materi untuk Pembelajaran di SD di Kota Malang Tahun 2010.
Tesis, Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Pembimbing: (I) Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti M.Pd., (II) Dr. Hedi Sutomo, S.U
Abstrak
Jajanan es kemasan sering dijual di sekitar sekolah dasar (SD) di wilayah pusat kota, tengah kota, dan
pinggiran kota Malang. Es kemasan tersebut dibuat secara tradisional oleh masyarakat dengan menggunakan air
PDAM dan air sumur. Sekolah dijadikan sebagai tempat untuk berjualan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL), sekolah
juga merupakan tempat yang paling laris untuk berjualan es karena anak SD dengan aktivitasnya yang tinggi dapat
menimbulkan rasa haus sehingga memungkinkan mereka untuk membeli jajanan es yang dijual di sekitar sekolah
tersebut. Pada umumnya siswa SD tidak mengetahui jenis-jenis jajanan yang layak dikonsumsi, mereka hanya
mengetahui bahwa dengan meminum es dapat menghilangkan rasa haus mereka, selain itu mereka tidak memikirkan
bahaya yang ditimbulkan karena meminum es yang tidak higienis. Dengan meminum es yang tidak higienis akan
menyebabkan siswa menjadi sakit sehingga dapat mempengaruhi aktivitas mereka di sekolah. Jenis Minuman yang
dijual disekitar SD di antaranya es kemasan. Es kemasan tersebut dapat terkontaminasi oleh bakteri patogen
sehingga memerlukan standar tertentu untuk menjamin kelayakan konsumen. Air dan makanan yang terkontaminasi
oleh bakteri patogen saluran pencernaan sangat berbahaya untuk diminum terutama air yang berasal sumur yang
kurang memenuhi syarat kualitas mikrobiologinya.
Tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut. (1) untuk mengetahui kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan
di sekitar SD pada wilayah pusat kota,tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari nilai MPN koliform yang
disesuaikan dengan standar cemaran oleh BPOM Indonesia, (2) untuk mengetahui kualitas mikrobiologi jajanan es
kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari nilai MPN
koliform fecal yang disesuaikan dengan standar cemaran oleh BPOM Indonesia, (3) untuk mengetahui perbedaan
kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota
ditinjau dari keberadaan nilai total koloni E. coli di Kota Malang, dan (4) untuk mengetahui bentuk penyusunan
materi ajar di SD berdasarkan hasil penelitian kualiatas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah
pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang untuk pembelajaran di SD.
Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan ekspose facto. Rancangan
yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak lengkap (RAL). Sampel dalam penelitian ini ialah
kelompok bakteri Coliform, Coliform fecal, dan koloni E. coli yang terdapat dalam jajanan es kemasan yang diambil
dengan teknik purposive sampling dari populasi penjual jajanan es di wilayah pusat kota, tengah kota, dan
pingggiran kota Malang.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa (1) kualitas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada
wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari keberadaan nilai MPN coliform tidak layak
untuk dikonsumsi berdasarkan nilai MPN coliform sebesar >2400 sel/ml sampel, (2) kualitas mikrobiologi jajanan
es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang ditinjau dari keberadaan
nilai MPN koliform fecal tidak layak untuk dikonsumsi berdasarkan nilai MPN coliform fecal sebesar >2400 sel/ml
sampel, (3) ada perbedaan kualitas mikrobiologi es kemasan yang dijual di sekitar SD pada wilayah pusat kota,
tengah kota, dan pinggiran kota Malang berdasarkan jumlah total koloni E. coli. Jumlah total koloni E. coli dalam
sampel es kemasan di wilayah pusat kota yaitu 452,4 koloni/ml, tengah kota 570,8 koloni/ml, dan pinggiran kota
806,7 koloni/ml. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka jajanan es kemasan yang dijual disekitar SD di kota
Malang tidak layak dikonsumsi, hal berdasarkan ketentuan Dirjen POM Indonesia tentang batas maksimal cemaran
mikroba dalam makanan yaitu cemaran bakteri coliform maksimal <3 ml/sampel, bakteri coliform fecal maksimal
<3 ml/sampel, dan E. coli < 3 ml/koloni, sedangkan hasil uji perbedaan dengan menggunakan anava satu jalur pada
taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa F-hitung (14,854) > F-tabel (5,143) dan nilai signifikansi (p) sebesar 0.005 <
(0,05) sehingga H0 di tolak, ini berarti ada perbedaan jumlah koloni E. coli yang sangat signifikan pada ketiga
wilayah yang diamati, dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima, dan (4) materi yang disusun berdasarkan
hasil penelitian kualiatas mikrobiologi jajanan es kemasan di sekitar SD pada wilayah pusat kota, tengah kota, dan
pinggiran kota Malang ialah materi ajar tentang Makanan dan Lingkungan yang Bersih untuk Kesehatan.
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, beberapa saran yaitu sebagai berikut: (1) para siswa SD di wilayah
pusat kota, tengah kota, dan pinggiran kota Malang agar berhati-hati dalam memilih jajanan di sekitar sekolah untuk
dikonsumsi, (2) pihak sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) agar lebih memberikan perhatian yang lebih
khusus lagi kepada anak-anak SD melalui penyuluhan tentang jajanan yang aman dan layak untuk di konsumsi, (3)
pihak orang tua siswa, agar selalu memberikan sarapan dan membawa bekal yaitu makanan dan minuman dari
rumah ketika anaknya berangkat ke sekolah, (4) pemerintah kota Malang melalui dinas kesehatan, agar
menggalakkan program sehat melalui penyuluhan kepada penjual jajanan di sekitar SD di kota Malang, (5) pihak
BPOM kota Malang, agar terus memantau jajanan yang tidak aman untuk dikonsumsi, serta memberikan pelatihan
kepada penjual jajanan yang berjualan di sekitar SD tentang jajanan yang aman dan layak untuk dijual, (6)
disarankan kepada guru kelas 1 SD di kota Malang agar menggunakan materi ajar yang telah disusun untuk
kepentingan pembelajaran yang berbasis kontekstual, dan (7) disaranakan kepada peneliti selanjutanya, agar
meneliti kualitas mikrobiologi, fisik, dan kimia jenis-jenis jajanan lain selain dari jajanan es kemasan yang banyak
dijual di sekitar SD di kota Malang.
Kata kunci: kualitas mikrobiologi, jajanan es kemasan, nilai mpn, bakteri coliform, bakteri coliform fecal, bakteri
E. coli, materi ajar SD.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved
=0CB0QFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fp
enelitian%2FDra.%2520Sugi%2520Rahayu%2C%2520M.Pd.%2CM.Si.%2FPENELITI
AN%2520EX%2520POST%2520FACTO.doc&ei=TpryVPn6LNaIuASTqILICQ&usg=
AFQjCNEOmSpeczYI5LXGt9QL50OldrKRrQ&sig2=HdTpCSZ6LXra631pI4pIbg&bv
m=bv.87269000,d.c2E diakses pada tanggal 10 Februari 2015 pukul 10:54 WIB.
Tamalene, Nasir Muhammad. 2010. Kualitas Mikrobiologi Jajanan Es di Sekitar Sekolah Dasar
(SD) pada Wilayah Pusat Kota, Tengah Kota, dan Pinggir Kota Ditinjau Dari Nilai MPN
Bakteri Coliform, Coliform fecal, dan Total Koloni Escherichia coli Sebagai Materi
untuk Pembelajaran di SD di Kota Malang Tahun 2010. Tesis, Program Studi Pendidikan
Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Daud, Firdaus. Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Makassar: UNM Makassar.