Anda di halaman 1dari 44

PERATURAN BUPATI ...........................

NOMOR ..../...../Tahun 2015

TENTANG

TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


PADA PUSKESMAS NGABANG KABUPATEN LANDAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LANDAK,

Menimbang : a. bahwa Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan


Layanan Umum Daerah pada Puskesmas Ngabang
Kabupaten Landak dalam rangka menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya ;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Tata Kelola Badan Layanan Umum
Daerah Pada Puskesmas Ngabang Kabupaten Landak;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Republik


Indonesia 1945;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-


Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok kepegawaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890);

1
3. Undang-Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Landak (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 183, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3904);
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 55 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Landak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3970);

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (LembaranNegara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tahun 2004, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang


Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

9. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

2
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 59,
TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);

13. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang


Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3547);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

3
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4502);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang


Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang


Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 Tentang


Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

22. Peraturan Pemerintahan Nomor 6 Tahun 2006 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4855);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang


Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

4
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang


Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007


tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan
KepalaDaerah;

28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007


tentangPedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Kabupaten Landak Nomor


9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat
Daerah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah
Kabupaten Landak Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 8)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Landak Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Landak
Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Landak (Lembaran
Daerah Kabupaten Landak Tahun 2013 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor
20);

30. Peraturan Daerah Kabupaten Kabupaten Landak Nomor


15 Tahun 2008 tentang Penetapan Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah
Kabupaten Landak (Lembaran Daerah Kabupaten
Landak Tahun 2008 Nomor 15, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Landak Nomor 13);

31. Peraturan Bupati Landak Nomor 34 Tahun 2008


tentang Tugas Pokok, Fungsi, Struktur Orgnisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

5
Landak (Berita Daerah Kabupaten Landak Tahun 2008
Nomor 34);

32. Peraturan Daerah Kabupaten Landak Nomor 6 Tahun


2010 Tentang Pokok-Pokok Pengelola Keuangan
Daerah Kabupaten Landak (Lembaran Daerah
Kabupaten Landak Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Landak Nomor 6);

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PERATURAN BUPATI TENTANG TATA KELOLA BADAN


LAYANAN UMUM DAERAH PADA PUSKESMAS NGABANG
KABUPATEN LANDAK.

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah hak asasi sekaligus merupakan investasi untuk


mencapai keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan
dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu salah
satunya melalui Puskesmas.
Puskesmas yang selanjutnya disebut UPT Kesmas adalah ujung tombak
pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat. Berdasarkan Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Dalam era globalisasi saat ini, UPT Kesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan yang maksimal dan bermutu kepada masyarakat mengingat
makin besarnya tantangan pembangunan kesehatan seperti meningkatnya
pembiayaan kesehatan dan penyebaran penyakit menular seperti HIV/Aids,
Flu burung dan lain-lain. Untuk itu diperlukan pembenahan UPT Kesmas
diawali dari internal seperti manajemen SDM dan sarana prasarana
pendukungnya termasuk manajemen keuangan (penganggaran).

6
Reformasi yang signifikan dibidang keuangan negara telah
menyebabkan pergeseran pola dari penganggaran tradisional ke
penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting). Anggaran
berbasis kinerja lebih menekankan pada proses apa yang dihasilkan
(output), bukan hanya sekedar membiayai masukannya (input). Perubahan
ini penting dalam rangka proses pembelajaran yang lebih rasional untuk
mempergunakan sumber daya yang dimiliki, mengingat tingkat kebutuhan
dana yang makin tinggi sementara sumber dana yang tersedia tetap
terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi
pemerintah yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat seperti UPT Kesmas. Dengan demikian, UPT Kesmas dapat
menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan
produktifitas, efesiensi dan efektifitas sebagai bagian dalam pembaruan
manajemen keuangan sektor publik maupun dalam peningkatan standar
pelayanan pemerintah kepada masyarakat dengan sebutan Badan Layanan
Umum. Untuk dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), ada tiga persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu persyaratan substantif, teknis dan administratif.
Sebagai tahap awal menuju PPK-BLUD, salah satu persyaratan
admnistratif yang harus dimiliki oleh UPT Kesmas yaitu adanya Pola Tata
Kelola.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Landak.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Landak dan Perangkat Daerah


Kabupaten Landak sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Landak.

4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan


untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

5. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas


adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

7
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.

6. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah


Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.

7. Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Puskesmas yang


selanjutnya disingkat dengan BLUD UPT Kesmas adalah Puskesmas
yang menjalankan kegiatannya didasarkan pada prinsip-prinsip BLUD.

8. Pejabat pengelola BLUD adalah pimpinan BLUD yang bertanggung jawab


terhadap kinerja operasional BLUD yang terdiri atas pemimpin, pejabat
keuangan dan pejabat teknis yang sebutannya disesuaikan dengan
nomenklatur yang berlaku pada BLUD yang bersangkutan.

9. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pegawai Non Pegawai
Negeri Sipil

10. Pegawai puskesmas adalah Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Pegawai
Non Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Puskesmas.

11. Kepala Puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan


paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan
telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

12. Dewan Pengawas BLUD, yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas


adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan BLUD.

13. Kelompok Staf Medis Fungsional adalah kelompok dokter spesialis,


dokter umum, doktergigi dan apoteker yang bekerja di Instalasi dalam
jabatan fungsional.

14. Kelompok Fungsional Keperawatan yang selanjutnya disingkat dengan


KFK, adalahsekelompok tenaga Keperawatan yang bertugas di Instalasi
dalam Jabatan Fungsional.

8
15. Satuan Pengawas. Internal adalah perangkat Puskesmas yang bertugas
melakukan pengawasan dan pengendalian internal dalam rangka
membantu Kepala Puskesmas untuk meningkatkan kinerja
pelayanan,keuangan dan social responsibility dalam menyelenggarakan
bisnis sehat.

16. Dokter adalah tenaga medis yang memiliki izin dan izin kompetensi
dibidang kedokteran yang terikat kerja dengan UPT Kesmas dan diberi
kewenangan untuk melakukan palayanan medis di UPT kesmas.

17. Tenaga Keperawatan adalah tenaga yang terdiri dari perawat dan
bidan.

18. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatanserta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan dibidang kesehatanyang untuk jenis tertentu
menemukan untuk melakukan upaya kesehatan.

19. Tata Kelola UPT Kesmas adalah peraturan dasar yang mengatur
tentang struktur organisasi, prosedur kerja, pengelompokan fungsi
yang logis dan pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas danindependensi.

20. Akuntansi adalah proses pencatatan,pengukuran, pengklasifikasian,


pengikhtisaran, penginterpretasian transaksi dan kejadian yang
diukur dengan satuan moneter serta penyajian laporan.

21. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki
pemerintah daerah sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari
manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Landak maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber
daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum.

22. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas dan tagihan
yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode anggaran
bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali.

23. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas yang


mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali.

24. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana

9
lancar untuk memperoleh barang dan/atau jasa untuk keperluan
operasional.

25. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat


ekonomis yang dapat meningkatkan kemampuan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.

26. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh


transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu
terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar.

27. Rekening Kas adalah rekening tempat penyimpanan uang pada


bank umum untuk menampung seluruh penerimaan pendapatan
dan pembayaran pengeluaran.

28. Laporan Keuangan Konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang


merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas
akuntansi sehingga tersaji sebagai satu entitas pelaporan.

29. Rencana Bisnis dan Anggaran yang selanjutnya disingkat RBA


adalah dokumen perencanaan bisnis dan pengangaran tahunan yang
berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran.

30. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DPA


adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya, proyeksi arus
kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan
dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran.

31. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya


disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan strategis daerah yang
memuat visi, misi dan kebijakan pembangunan daerah selama periode
5 (lima) tahun.

32. Rencana Strategis Bisnis yang selanjutnya disingkat Renstra Bisnis


adalah dokumen lima tahunan yang memuat visi, misi, program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja dan arah kebijakan
operasional yang disusun berdasarkan pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

33. Standar Pelayanan Minimal adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur
layanan minimal yang diberikan kepada masyarakat.

34. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi


berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka

10
pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.

35. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau


telah dicapai sebagai akibat penggunaan/pemanfaatan sumber daya
(input) dengan kuantitas dan kualitas terukur.

36. Standar Pelayanan Minimum adalah spesifikasi teknis tentang tolok


ukur layanan minimum yang seharusnya dipenuhi/diberikanpada
masyarakat terkait dengan tugas pokok dan fungsi.

37. Tarif adalah imbalan atas barang dan/atau jasa yang diberikan oleh
UPT Kesmas Ngabang termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi
dana, dapat bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian dari
biaya per unit layanan.

38. Remunerasi adalah suatu imbalan atas jasa yang dapat diberikan
kepada pejabat pengelola, dewan pengawas, dan pegawai.

39. Rapat Rutin adalah Rapat yang sudah di tentukan waktunya

40. Rapat Rutin Puskesmas yang selanjutnya disebut Lokakarya mini


puskesmas adalah salah satu bentuk upaya untuk penggalangan dan
pemantauan berbagai kegiatan puskesmas

BAB II
TATA KELOLA

Bagian kesatu
Identitas Puskesmas

Pasal 2

1) Nama Puskesmas adalah Unit Pela ksana Teknis Puskesmas


Ngabang atau yg di singkat UPT Kesmas Ngabang

2) UPT Kesmas Ngabang terletak di jalan Affandi Rani Desa Hilir Tengah

11
Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak.

1) Lambang UPT kesmas Ngabang

UPT KESMAS NGABANG

Arti dari lambang tersebut adalah :

a. Bentuk segi enam (hexagonal), melambangkan:


1) keterpaduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari prinsip
yang melandasi penyelenggaraan Puskesmas.

2) makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di akses


masyarakat.

3) pergerakan dan pertanggung jawaban Puskesmas di wilayah


kerjanya.

b. Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur


upaya kesehatan, yaitu:

1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

2) Upaya Ke se hatan Pe rs eo rangan (UK P) unt uk memelihara

12
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan perorangan.
c. Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas
sebagai tempat/wadah diberlakukannya semua prinsip dan upaya
dalam proses penyelenggaraan kesehatan.

d. Bidang segitiga mewakili tiga faktor yang mempengaruhi status


derajat kesehatan masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan
perilaku.

e. Bentuk palang hijau didalam bentuk segi enam


melambangkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan promotif
preventif.

f. Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan


yang diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

g. Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas.

h. Tulisan UPT KESMAS NGABANG menunjukkan nama Puskesmas

Bagian kedua
VISI, MISI, NILAI-NILAI, FILOSOFI DAN MOTO

Pasal 3

1) VISI adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan


karakteristik yang ingin di capai oleh suatu lembaga pada jauh dimasa
yang akan datang

2) VISI UPT Kesmas Ngabang Adalah .

Pasal 4

13
1) MISI adalah pernyataan mengenai apa yang akan dikerjakan, dan
sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
ditetapkan, siapa yang akan mengerjakan dan siapa yang dilayani
sesuai dengan bidangnya

2) MISI UPT Kesmas Ngabang Adalah


a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Peningkatan Kinerja
c. Mengutamakan kepuasan pelanggan

Pasal 5

1) NILAI adalah harga, makna, isi dan pesan, semangat, atau jiwa
yang tersurat dan tersirat dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga
bermakna secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang,
karena nilai dijadikan standar perilaku

2) Nilai - Nilai yang dianut UPT Kesmas Ngabang Adalah


a. Ketulusan
b. Kepedulian
c. Keakraban
d. Keterbukaan
e. Kejujuran
f. Kerja Keras
g. KeProfesionalan
h. Kebersamaan

3) Yang dimaksud dengan ketulusan dalam ayat (2) huruf a adalah


tidak ada keterpaksaan dalam menjalankan tugas dan melayani
masyarakat

4) Yang dimaksud dengan kepedulian dalam ayat (2) huruf b adalah


tanggap terhadap kondisi yang ada di lingkungan kerja dan
masyarakat; (sikap penuh empati)

5) Yang dimaksud dengan keakraban sebagaimana tersebut dalam ayat


(2) huruf c adalah cepat menyesuaikan diri dan membaur dengan
rekan kerja dan masyarakat; (menyapa dan berjabat tangan)

6) Yang dimaksud dengan keterbukaan dalam ayat (2) huruf d adalah


memberikan informasi lengkap tentang layanan, tarif dan administrasi

7) Yang dimaksud dengan kejujuran dalam ayat (2) huruf e adalah

14
memberikan informasi yang jelas dan tidak ada yang disembunyikan
kepada masyarakat, pimpinan dan pemerintah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

8) Yang dimaksud dengan kerja keras dalam ayat (2) huruf f adalah
memberi tidak ada waktu luang sedikitpun dalam jam kerja;
(semangat = pada saat bekerja tidak pernah mengeluh)

9) Yang dimaksud dengan keprofesionalan dalam ayat (2) huruf g


adalah bekerja sesuai standar kompetensi dan kewenangan serta
senantiasa berupaya meningkatkan kompetensinya

10) Yang dimaksud dengan kebersamaan dalam ayat (2) huruf h adalah
kerjasama dan saling membantu dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban

Pasal 6

1) Filosofi adalah Tatanan atau aturan-aturan dalam hidup yang


menjadi aturan tidak tertulis tetapi di gunakan sebagai kebijakan-
kebijakan hidup & menjadikan kekuatan & bekal untuk melangkah

2) Filosofi UPT Kesmas Ngabang Adalah

Pasal 7

1) Moto adalah kalimat, frasa, atau kata sebagai semboyan atau


pedoman yang menggambarkan motivasi, semangat, dan tujuan dari
suatu organisasi

2) Moto UPT Kesmas Ngabang Adalah

BAB III
KEDUDUKAN PUSKESMAS

Pasal 8

1) UPT Kesmas Ngabang adalah Puskesmas yang berada di


kecamatan ngabang yang membina 10 desa dari 19 desa di kecamatan
Ngabang

15
2) Desa Binaan UPT Kesmas Ngabang yaitu :
a) Desa Ambarang
b) Desa Engkadu
c) Desa Tebedak
d) Desa Hilir tengah
e) Desa Hilir kantor
f) Desa Raja
g) Desa Munggu
h) Desa Sei Keli
i) Desa Rasan
j) Desa Muun
3) UPT Kesmas Ngabang merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten Landak, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan

BAB IV
TUJUAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 9

Tujuan UPT Kesmas Ngabang Adalah untuk mendukung tercapainya


tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal
diwilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya

Pasal 10

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk


mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Ngabang
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Pasal 11

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,


Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1) penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2) penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

16
Pasal 12

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11


huruf 1), Puskesmas berwenang untuk:
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat
yang bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Pasal 13

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11


huruf 2), Puskesmas berwenang untuk:
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

17
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.

BAB V
KEDUDUKAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 14

1) Pemerintah daerah adalah Pemerintah Daerah kabupaten


Landak

2) pemerintah daerah Kabupaten Landak melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap penyelenggaraan Puskesmas, sesuai dengan
tugas dan fungsi masing-masing

3) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan, dapat


mengikutsertakan organisasi profesi dan perhimpunan/asosiasi
terkait.

Pasal 15

1) Kepala daerah bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan


penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikan kepada BLUD
terutama pada aspek manfaat yang dihasilkan.

2) Pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran yang bersumber


dari APBD untuk membiayai UPT Kesmas Ngabang, apabila kegiatan
UPT Kesmas Ngabang mendesak untuk segera dilaksanakan.

3) Kegiatan UPT Kesmas Ngabang mendesak mempunyai kriteria:


a) program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
anggarannya belum tersedia dalam tahun anggaran berjalan; dan
b) keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah daerah
dan masyarakat.

18
Pasal 16

1) Pembinaan teknis UPT Kesmas Ngabang dilakukan oleh kepala daerah


melalui sekretaris daerah Kabupaten Landak

2) Pembinaan teknis UPT Kesmas Ngabang dilakukan oleh kepala Dinas


Kesehatan Kabupaten Landak yang bertanggungjawab atas urusan
pemerintahan yang bersangkutan.

3) Pembinaan keuangan UPT Kesmas Ngabang dilakukan oleh PPKD


Kabupaten Landak .
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 17

1) Kepala UPT Kesmas Ngabang, Kriteria Kepala UPT Kesmas Ngabang


yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan minimal diploma
tiga, dengan masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan
telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.

2) Kepala sub bagian Tata Usaha, yang bertanggung jawab membantu


kepala Puskesmas dalam pengelolaan Sistem Informasi Puskesmas,
kepegawaian, rumah tangga. Bendahara termasuk dalam bagian Tata
Usaha.

3) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan


masyarakat yang membawahi:
a) pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b) pelayanan kesehatan lingkungan
c) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d) pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

4) Penanggungjawab UKM Pengembangan Membawahi upaya


pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a) pelayanan kesehatan jiwa
b) pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c) pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d) pelayanan kesehatan olahraga
e) pelayanan kesehatan indera
f) pelayanan kesehatan lansia
g) pelayanan kesehatan kerja
h) pelayanan kesehatan lainnya

19
5) Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
a) pelayanan pemeriksaan umum
b) pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d) pelayanan gawat darurat
e) pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) pelayanan persalinan
g) pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
pelayanan rawat inap
h) pelayanan kefarmasian
i) pelayanan laboratorium

6) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas


pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a) Puskesmas Pembantu
b) Puskesmas Keliling
c) Bidan Desa
d) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

20
BAB VII
DEWAN PENGAWAS

Bagian Kesatu
Pembentukan Dewan Pengawas

Pasal 18

(1) Dalam upaya mewujudkan pelayanan yang baik di UPT Kesmas


Ngabang dibentuk Dewan Pengawas.

(2) Dewan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah unit non
struktural yang bersifat independen.

(3) Dewan Pengawas merupakan organ yang bertugas melakukan


pembinaan dan pengawasan terhadap pengelolaan UPT Kesmas
Ngabang yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga dapat menjamin
perkembangan dan kemajuan UPT Kesmas Ngabang.

(4) Dalam melaksanakan tugas, Dewan Pengawas dapat dibantu oleh


seorang Sekretaris.

(5) Anggota Dewan Pengawas dibentuk dengan Keputusan Bupati atas usul
Kepala UPT Kesmas Ngabang.

Pasal 19

(1) Dewan Pengawas berkewajiban:


a. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai RBA
yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola;

21
b. mengikuti perkembangan kegiatan UPT Kesmas Ngabang dan
memberikan pendapat dan saran kepada Bupati mengenai setiap
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan UPT Kesmas
Ngabang;
c. melaporkan kepada Bupati tentang kinerja UPT Kesmas Ngabang;
d. memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan UPT Kesmas Ngabang;
e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan dan non
keuangan serta memberikan saran dan catatan penting untuk
ditindak lanjuti oleh pejabat pengelola UPT Kesmas Ngabang; dan
f. memonitor hasil evaluasi dan penilaian kinerja.

(2) Dewan Pengawas berwenang:


a. memeriksa buku-buku, surat-surat dan dokumen;
b. meminta penjelasan pejabat pengelola;
c. meminta pejabat pengelola dan/atau pejabat dengan sepengetahuan
pembina BLUD untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas;
d. mengajukan anggaran untuk keperluan tugas Dewan Pengawas;
e. mendatangkan ahli, konsultan atau Lembaga independen lainnya
jika diperlukan;
f. mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
g. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;
h. mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban rumah sakit; dan
i. mengawasi keputusan penerapan etika rumah sakit, etika profesi,
dan perundang-undangan.

(3) Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Bupati.

(4) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya secara tertulis


kepada Bupati paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun dan sewaktu-
waktu diperlukan.

Pasal 20

(1) Anggota Dewan Pengawas berjumlah 3 (tiga) orang atau 5 (lima) orang
sesuai dengan nilai jumlah aset dan/atau omset UPT Kesmas Ngabang.

(2) Salah satu anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan
Pengawas.

(3) Dewan Pengawas diangkat dengan Keputusan Bupati atas usulan


Kepala UPT Kesmas Ngabang.

(4) Masa bakti Dewan Pengawas adalah paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang lagi untuk 1 (satu) periode masa jabatan

22
berikutnya.

Pasal 21

Keanggotaan Dewan Pengawas dapat terdiri dari unsur Pemeritah Daerah,


organisasi profesi, asosiasi rumah sakit, dan tokoh masyarakat di bidang
Kesehatan.

Pasal 22

Dilarang menjadi anggota Dewan Pengawas:


a. pejabat pengelola UPT Kesmas Ngabang; atau
b. staf medis dan fungsional tertentu lainnya.

Pasal 23

Kriteria yang dapat diusulkan menjadi anggota Dewan Pengawas adalah:


a. memiliki dedikasi dan memahami masalah yang berkaitan dengan
kegiatan rumah sakit;
b. cakap melakukan perbuatan hukum;
c. belum pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan
Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga suatu badan usaha
dinyatakan pailit;
d. belum pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah;
e. mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan dan
Sumber Daya Manusia; dan
f. mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan
publik.

Pasal 24

(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima)


tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.

(2) Anggota Dewan Pengawas berhenti karena :


a. telah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun; atau
b. telah habis masa baktinya.

(3) Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa baktinya


berdasarkan penilaian kerja melalui usulan Direktur.

(4) Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh


Bupati.

23
(5) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum waktunya
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), apabila:
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD RSUD Landak; atau
d. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana
dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengawasan atas BLUD RSUD Landak.
Pasal 25

(1) Bupati dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas untuk


mendukung kelancaran tugas.

(2) Sekretaris Dewan Pengawas atas usulan Direktur dengan persetujuan


Dewan Pengawas.

(3) Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


bukan merupakan anggota Dewan Pengawas.

(4) Sekretariat Dewan Pengawas berada di bawah pengawasan Badan


Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Landak dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Landak.

BAB VII
PEJABAT PENGELOLA PUSKESMAS

Bagian Kesatu
Komposisi Pengelola Puskesmas

Pasal 26

(1) Pejabat pengelola UPT Kesmas Ngabang adalah Kepala UPT Kesmas
Ngabang yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional UPT
Kesmas Ngabang, terdiri dari:
a. Kepala UPT Kesmas Ngabang;
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Selanjutnya disebut Kasubbag TU;
c. Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan
masyarakat
d. Penanggungjawab UKM Pengembangan Membawahi upaya
pengembangan yang dilakukan Puskesmas
e. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
f. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan

24
(2) Pejabat pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri
dari/berasal dari PNS dan/atau tenaga profesional Non PNS sesuai
dengan kebutuhan.

(3) Pejabat pengelola yang berasal dari tenaga profesional non PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dipekerjakan secara tetap
atau berdasarkan kontrak dan dilakukan berdasarkan pada prinsip
efisiensi, ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.

(4) Kepala UPT Kesmas Ngabang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Huruf
a merupakan pimpinan UPT Kesmas Ngabang.

(5) Kasubbag TU sebagimana dimaksud pada ayat (1) Huruf b merupakan


pejabat keuangan UPT Kesmas Ngabang.

(6) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan


masyarakat , Penanggungjawab UKM Pengembangan Membawahi
upaya pengembangan yang dilakukan Puskesmas, Penanggungjawab
UKP, kefarmasian, dan laboratorium, Penanggungjawab jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
sebagaimana ayat (1) Huruf b,c,d dan Huruf e merupakan pejabat teknis
pelayanan UPT Kesmas Ngabang.

Pasal 27

(1) KaSubbag TU membawahi :


a. Sistem Informasi Puskesmas;
b. Kepegawaian;
c. Rumah tangga;
d. Keuangan;

(2) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan


masyarakat yang membawahi:
a. pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b. pelayanan kesehatan lingkungan
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d. pelayanan gizi yang bersifat UKM
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
f. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

(3) Penanggungjawab UKM Pengembangan Membawahi upaya


pengembangan yang dilakukan Puskesmas, antara lain:
a. pelayanan kesehatan jiwa
b. pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c. pelayanan kesehatan tradisional komplementer

25
d. pelayanan kesehatan olahraga
e. pelayanan kesehatan indera
f. pelayanan kesehatan lansia
g. pelayanan kesehatan kerja
h. pelayanan kesehatan lainnya

(4) Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium


a. pelayanan pemeriksaan umum
b. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c. pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d. pelayanan gawat darurat
e. pelayanan gizi yang bersifat UKP
f. pelayanan persalinan
g. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
pelayanan rawat inap
h. pelayanan kefarmasian
i. pelayanan laboratorium

(5) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas


pelayanan kesehatan, yang membawahi:
a. Puskesmas Pembantu
b. Puskesmas Keliling
c. Bidan Desa
d. Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

Pasal 28

(1) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola yang berasal dari


PNS sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2) disesuaikan
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan/atau pegawai


yang berasal dari Non PNS sebagaimana dimaksud dalam pasal 7
ayat (1) didasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif
dalam meningkatkan pelayanan yang akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.

Pasal 29

(1) Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan berdasarkan
kompetensi dan kebutuhan praktek bisnis yang sehat.

26
(1) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

(2) Kebutuhan praktek bisnis yang sehat sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) merupakan peningkatan kinerja keuangan dan non
keuangan berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik.

(3) Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD RSUD Landak dapat berasal dari
Pegawai Negeri Sipil dan/atau Non Pegawai Negeri Sipil yang profesional
sesuai dengan kebutuhan.

(4) Pejabat Pengelola dan Pegawai UPT Kesmas Ngabang yang berasal dari
Non Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak.

(5) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai UPT


Kesmas Ngabang yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil disesuaikan dengan
ketentuan Peraturan Pokok-Pokok Kepegawaian.

(6) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai UPT


Kesmas Ngabang yang berasal dari Non Pegawai Negeri Sipil dilakukan
berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan.

(7) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai UPT


Kesmas Ngabang yang berasal dari Non Pegawai Negeri Sipil diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 30

(1) Pejabat Pengelola UPT Kesmas Ngabang diangkat dan diberhentikan


oleh Bupati.

(2) Pimpinan UPT Kesmas Ngabang bertanggungjawab kepada Bupati


melalui Sekretaris Daerah.

(3) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis UPT Kesmas Ngabang


bertanggungjawab kepada Kepala UPT Kesmas Ngabang.

Bagian Ketiga
Persyaratan Pejabat Pengelola

27
Pasal 31

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala UPT Kesmas Ngabang, adalah:
a. Tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan minimal diploma tiga
b. masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun
c. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha
guna kemandirian rumah sakit; dan
d. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan.

Pasal 32

Syarat untuk diangkat menjadi Kasubbag TU, adalah:


a. memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan;
b. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha
guna kemandirian keuangan;
c. cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah menjadi
pemegang keuangan perusahaan yang dinyatakan pailit;
d. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan;
dan
e. diutamakan mempunyai latar belakang pendidikan paling rendah
Strata Satu (S-1) dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan atau
akuntansi dan keadministrasian.

Pasal 33

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Penanggungjawab UKM esensial dan


keperawatan kesehatan masyarakat, adalah:
a. seorang mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan
yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan,
pengalaman dibidang pelayanan rumah sakit;
b. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk pengembangan rumah
sakit;
c. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan;
dan
d. diutamakan mempunyai latar belakang pendidikan paling rendah
Diploma Tiga (D-III) dibidang kesehatan dan pengalaman dibidang
Kesehatan.

Pasal 34

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Penanggungjawab UKM


Pengembangan Membawahi upaya pengembangan yang dilakukan
Puskesmas, adalah:
a. seorang mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan
yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan,

28
pengalaman dibidang pelayanan rumah sakit;
b. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk pengembangan rumah
sakit;
c. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan;
dan diutamakan mempunyai latar belakang pendidikan paling rendah
Diploma Tiga (D-III) dibidang kesehatan dan pengalaman dibidang
Kesehatan.

Pasal 35

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Penanggungjawab UKP, kefarmasian


dan laboratorium, adalah:
a. seorang mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan
yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan,
pengalaman dibidang pelayanan rumah sakit;
b. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk pengembangan rumah
sakit;
c. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan;
dan diutamakan mempunyai latar belakang pendidikan paling rendah
Diploma Tiga (D-III) dibidang kesehatan dan pengalaman dibidang
Kesehatan.

Pasal 36

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Penanggungjawab jaringan pelayanan


Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan, adalah:
a. seorang mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kesehatan
yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan,
pengalaman dibidang pelayanan rumah sakit;
b. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk pengembangan rumah
sakit;
c. memenuhi syarat administrasi kepegawaian dan kualifikasi jabatan;
dan diutamakan mempunyai latar belakang pendidikan paling rendah
Diploma Tiga (D-III) dibidang kesehatan dan pengalaman dibidang
Kesehatan.

Bagian Keempat
Pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai

Pasal 37

(1) Pejabat Pengelola dan Pegawai UPT Kesmas Ngabang diberhentikan


karena:
a. meninggal dunia;
b. berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut-turut;

29
c. tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik;
d. melanggar kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang telah
ditetapkan;
e. mengundurkan diri karena alasan yang patut; dan/atau
f. terlibat dalam suatu perbuatan yang melanggar hukum.

(2) Pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai UPT Kesmas Ngabang


yang berasal dari Non Pegawai Negeri Sipil diatur lebih lanjut dengan
keputusan Bupati.

Bagian Kelima
Tugas, Kewajiban dan Fungsi Pejabat Pengelola

Pasal 38

(1) Kepala UPT Kesmas Ngabang sebagaimana dimaksud dalam pasal 26


ayat (1) huruf a berfungsi sebagai penanggung jawab umum
operasional dan keuangan yang mempunyai tugas dan kewajiban:
a. memimpin, mengarahkan,membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan;
b. menyiapkan dan menyusun Rencana Strategis Bisnis;
c. menyiapkan RBA;
d. mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis kepada
bupati sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
e. menetapkan pejabat Iainnya sesuai kebutuhan selain pejabat yang
telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan; dan
f. menyampaikan pertanggung jawaban kinerja operasional dan
keuangan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Kasubbag TU sebagaimana dimaksud dalampasal 26 ayat (1)


huruf b berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan yang
mempunyai tugas dan kewajiban :
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA;
b. menyiapkan DPA;
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
d. menyelenggarakan pengelolaan kas;
a. melakukan pengelolaan utang-piutang;
b. menyusunkebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan
investasi;
c. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan;
d. menyelenggarakanakuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
dan
e. menyampaikanpertanggungjawaban kepada Kepala UPT Kesmas
Ngabang.

30
(3) Kasubbag TU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh Pejabat/Staf
yang berkaitan dibidangnya masing-masing.

(4) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan


masyarakat sebagaimana dimaksud Pasal 26 ayat (1) huruf c
berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang masing-
masing, berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan sumber
daya Iainnya, yang bertugas dan berkewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis menurut RBA; dan
c. menyampaikan pertanggungjawaban kepada Kepala UPT Kesmas
Ngabang.

(5) Penanggungjawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan


masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (4) dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya dibantu oleh Pejabat/Staf yang melaksanakan
fungsi teknis dibidangnya masing-masing.

(6) Penanggungjawab UKM Pengembangan sebagaimana dimaksud Pasal


26 ayat (1) huruf d berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di
bidang masing-masing, berkaitan dengan mutu, standarisasi,
administrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
peningkatan sumber daya Iainnya, yang bertugas dan berkewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis menurut RBA; dan
c. menyampaikan pertanggungjawaban kepada Kepala UPT Kesmas
Ngabang.

(7) Penanggungjawab UKM Pengembangan sebagaimana dimaksud ayat (6)


dalam melaksanakan tugas dankewajibannya dibantu oleh
Pejabat/Staf yang melaksanakan fungsi teknis dibidangnya masing-
masing.

(8) Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium sebagaimana


dimaksud Pasal 26 ayat (1) huruf e berfungsi sebagai penanggung
jawab teknis di bidang masing-masing, berkaitan dengan mutu,
standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia,
dan peningkatan sumber daya Iainnya, yang bertugas dan berkewajiban:
d. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
e. melaksanakan kegiatan teknis menurut RBA; dan
f. menyampaikan pertanggungjawaban kepada Kepala UPT Kesmas
Ngabang.

31
(9) Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium sebagaimana
dimaksud ayat (8) dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
dibantu oleh Pejabat/Staf yang melaksanakan fungsi teknis
dibidangnya masing-masing.

(10) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas


pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud Pasal 26 ayat (1) huruf f
berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang masing-
masing, berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan sumber
daya Iainnya, yang bertugas dan berkewajiban:
g. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
h. melaksanakan kegiatan teknis menurut RBA; dan
i. menyampaikan pertanggungjawaban kepada Kepala UPT Kesmas
Ngabang.

(11) Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas


pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (10) dalam
melaksanakan tugas dankewajibannya dibantu oleh Pejabat/Staf
yang melaksanakan fungsi teknis dibidangnya masing-masing.

Pasal 39

(1) Kepala UPT Kesmas Ngabang merupakan Pejabat Pengguna


Anggaran/Barang.

(2) Kepala UPT Kesmas Ngabang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
apabila berasal dari Non PNS, maka pejabat keuangan wajib berasal
dari PNS yang merupakan pejabat pengguna anggaran/barang daerah.

Bagian Kedua
Pengangkatan Pejabat Pengelola

Pasal 44

(1) Pengangkatan dalam jabatan .........................................................


(2) Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), merupakan

(3) Kebutuhan praktek bisnis yang sehat merupakan ......................

Pasal 45

32
Pejabat pengelola diangkat dan diberhentikan dengan ........................

Pasal 46

(1) Masa jabatan sebagai pejabat pengelola Puskesmas adalah .......

(2) Pejabat pengelola dapat diberhentikan sebelum masa .................

Bagian Ketiga
Persyaratan Pejabat Pengelola

Pasal 47

Orang perorang yang dapat diangkat menjadi pejabat pengelola Puskesmas


adalah ...............................................................................

Bagian Keempat
Tugas dan Kewajiban Pimpinan Puskesmas

Pasal 48

Pimpinan Puskesmas mempunyai tugas dan kewajiban ........................

Bagian Kelima
Tanggungjawab Pejabat Pengelola

Pasal 49

Pimpinan Puskesmas bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan........


mengenai ..........................

Bagian Keenam
Hak-Hak Pejabat Pengelola

Pasal 50

Pimpinan Puskesmas diberi hak ..............................

Bagian Ketujuh
Larangan Merangkap Jabatan

33
Pasal 51

Pimpinan Puskesmas dilarang ................................


Bagian Kedelapan
Pemberhentian Pejabat Pengelola

Pasal 52

(1) Pimpinan Puskesmas diberhentikan ......................................


(2) Pimpinan Puskesmas, karena sesuatu hal, dapat ..................
(3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ..............................

Pasal 53

Pemberhentian Pimpinan Puskesmas sebelum habis .................

Pasal 54

(1) Pimpinan Puskesmas yang diberhentikan sebelum masa jabatannya habis


diberi kesempatan mengajukan ........................
(2) Dalam hal tenggang waktu yang ...................................................

BAB VIII
KELOMPOK FUNGSI

Bagian Pertama
Fungsi Pelayanan

Pasal 55

(1) . Untuk menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan


pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan
kesehatan dibentuk instalasi :
a. ....................................................
b. ....................................................
c. ....................................................
d. ....................................................
e. dst

(2) Setiap penyusunan organisasi dan tata-kerja Puskesmas harus


didasarkan pada ...................................................................................

34
(3) Struktur organisasi Puskesmas sebagaimana tercantum dalam
lampiran merupakan bagian tak terpisahkan dari .................................

Pasal 56

......................

Bagian Kedua
Fungsi Pendukung

Paragraf 1
Satuan Pengawas Intern

Pasal 57

Guna membantu pejabat pengelola dalam bidang pengawasan internal dan


monitoring dibentuk ..........................................................

Pasal 58

(1) Satuan Pengawas Intern adalah ....................................................


(2) Satuan Pengawas Intern berada dibawah ..................................
(3) Satuan Pengawas Intern dibentuk dan ditetapkan dengan ............

Pasal 59

Segala biaya yang ...........................................................................

Paragraf 2
Komite-Komite

Pasal 60

Guna membantu pejabat pengelola dalam ...........................................

Pasal 61

Pembentukan dan perubahan komite-komite :


1. ....................................
2. ....................................

35
3. dst

Pasal 62

Komite-komite sebagaimana dimaksud dalam Pasal .... merupakan ....

Pasal 63

Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas komite .........

Paragraf 3
……………………………………

BAB IX
PROSEDUR KERJA

Pasal 64

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi di


lingkungan Puskesmas wajib menerapkan prinsip ...............................

Pasal 65

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan dan apabila


terjadi penyimpangan wajib .....................................................

Pasal 66

Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung-jawab memimpin dan


mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan ......................

Pasal 67

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk


dan bertanggung-jawab kepada atasan serta ........................

Pasal 68

Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari
bawahan wajib diolah dan dipergunakan ......................................

36
Pasal 69

Pimpinan Puskesmas dan pengelola lainnya wajib menyampaikan laporan


berkala kepada .......................................................................

Pasal 70

Dalam menyampaikan laporan kepada atasan ....................................

Pasal 71

Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan ....................

BAB X
DEESELONISASI

Pasal 72

Deeselonisasi jabatan struktural di Puskesmas adalah ...........................

BAB XI
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 73
........................................

BAB XII
REMUNERASI

Pasal 74
...............................

BAB XIII
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

37
Pasal 75
..................................................

BAB XIV
TARIF LAYANAN

Pasal 76
.............................................

BAB XV
PENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 77
..............................................

BAB XVI
PEMBINAAN,PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 78
....................................................

BAB XVII
EVALUASI DAN PENILAIAN KERJA

Pasal 79
...........................................

BUKU 3
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAWS)

BAB XVIII

Pasal 80

Puskesmas, yang merupakan bagian dari perangkat daerah dengan status


hukum tak terpisahkan dari pemerintah daerah, bertanggungjawab
menyelenggarakan...........................

38
BAB XIX
PENGANGKATAN STAF MEDIS DAN PENGANGKATAN KEMBALI

Pasal 81

(1) Keanggotaan staf medik


(2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan kepada

Pasal 82

Untuk dapat bergabung dengan Puskesmas sebagai staf medis maka dokter
(baik dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi maupun dokter gigi spesialis)
harus………..,

Pasal 83

Tatalaksana penerimaan sebagai staf medis Puskesmas adalah…….

Pasal 84

Lama masa kerja sebagai staf medis Puskesmas adalah sebagai berikut:

BAB XX
KATAGORI STAF MEDIS

Pasal 85

Staf medis yang bergabung dengan Puskesmas dikelompokkan kedalam


kategori:
a. staf medis dokter tetap, yaitu
b. staf medis organik, yaitu
c. staf medis paruh waktu, yaitu
d. staf medis relawan, yaitu
e. staf medis konsultan, yaitu dokter yang karena keahliannya
f. staf medis tamu (visiting doctor), yaitu

BAB XXI
KEWENANGAN KLINIS

Pasal 86

(1) Setiap dokter atau dokter gigi yang diterima sebagai staf medis Puskesmas
diberikan……….

39
(2) Penentuan kewenangan klinis didasarkan
(3) Dalam menentukan kewenangan klinik maka Komite Medis dapat meminta
konfirmasi atau pendapat kepada Kolegium yang terkait tentang

Pasal 87

Kewenangan klinis sebagaimana dimaksud dalam Pasal ......... akan dievaluasi

Pasal 88

(1) Dalam hal staf medis menghendaki agar kewenangan klinisnya diperluas
maka staf medis yang bersangkutan harus……………..
(2) Pimpinan Puskesmas berwenang mengabulkan atau menolak
permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah…………
(3) Setiap permohonan perluasan kewenangan klinik yang dikabulkan atau
ditolak harus dituangkan dalam

Pasal 89

Kewenangan klinis sementara dapat diberikan kepada dokter

Pasal 90

Dalam keadaan emergensi semua staf medis Puskesmas diberi kewenangan


klinis untuk melakukan tindakan penyelamatan (emergency care) diluar
kewenangan klinis yang diberikan, sepanjang

BAB XXII
PEMBINAAN

Pasal 91

Dalam hal staf medis oleh peer group dinilai kurang mampu atau melakukan
tindakan klinik yang tidak lazim ketika melaksanakan kewenangan kliniknya
maka .........................

Pasal 92

(1) Bila hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal ..........


membuktikan kebenaran
(2) Pemberlakuan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus
dituangkan
(3) Dalam hal staf medis tidak dapat menerima sanksi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) maka

40
(4) Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) bersifat final.

BAB XXIII
ORGANISASI STAF MEDIS DAN KOMITE MEDIS

Bagian 1
Organisasi Staf Medis

Pasal 93

Semua dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang
melaksanakan praktik kedokteran di Puskesmas, termasuk unit-unit
pelayanan yang melakukan kerjasama operasional dengan rumah sakit, wajib
menjadi ......................

Pasal 94

(1) Dalam melaksanakan tugas maka staf medis dikelompokkan sesuai bidang
(2) Setiap kelompok staf medis minimal terdiri atas 2 (dua) orang dokter
dengan.......................
(3) Dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak
dapat dipenuhi maka dapat dibentuk kelompok staf medis yang terdiri
atas.................

Pasal 95

Fungsi staf medis rumah sakit adalah......................

Bagian 2
Komite Medis

Pasal 96

Guna membantu Puskesmas dalam..............................................

Pasal 97

Komite Medis pembentukannya ditetapkan dengan ............................

Pasal 98

Susunan Komite Medis Puskesmas terdiri atas................

41
Pasal 99

Fungsi Komite Medis adalah ........................................................

Pasal 100

Tugas Komite Medis adalah.........................................................

Pasal 101

Komite Medis bertanggung-jawab kepada........................................

Pasal 102

Guna melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya maka kepada Komite


Medis diberikan .............................................................................

Pasal 103

Kewajiban Komite Medis adalah..............................................

Pasal 104

Rapat kerja Komite Medis terdiri dari......................................

Pasal 105

Komite Medis dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh.........................

BAB XXIV
RAPAT

Rapat Komite

Pasal 106
............................................................................

BAB XXV
KERAHASIAAN DAN INFORMASI MEDIS

42
Pasal 107
.....................................................................

Pasal 108
.....................................................................

BAB XXVI
PENGAWASAN

Pasal 109

Dalam hal staf medik diduga melakukan layanan klinik di bawah standar
maka .............

Pasal 110

Bilamana hasil penelitian membuktikan bahwa ...........................

Pasal 111

Tatalaksana persidangan
……………………………………………………………………..

Pasal 112

Tatalaksana pemberlakuan sanksi ............................................

Pasal 113

Tatalaksana pengajuan banding terhadap keputusan ...........................

BAB XXVII
SANKSI

Pasal 114

Staf medik Puskesmas, baik yang berstatus sebagai organik ataupun mitra,
yang melakukan pelanggaran terhadap

Pasal 115

43
Pemberian sanksi dilakukan oleh

BUKU 4
KETENTUAN PENUTUP

(1) Dengan berlakunya peraturan ini maka peraturan yang mengatur tentang Tata
Kelola Puskesmas X yang berlaku sebelum berlakunya peraturan ini,
dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Peraturan teknis yang berlaku sebelum peraturan ini berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tetap berlaku.
(3) Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya dimuat di dalam Berita Daerah.

Ditetapkan di ....................,
Tanggal ...................... 2008

BUPATI X,

UNTUNG MOELYONO

Diundangkan di ..............
pada tanggal ..........................

SEKRETARIS DAERAH X,

.............................................

44

Anda mungkin juga menyukai