Anda di halaman 1dari 17

ATURAN TRAPESIUM

7.1 Pendahuluan
a. Latar Belakang
Sistem persoalan non-linier berukuran besar adalah contoh model yang seringkali
tidak dapat diselesaikan secara analitis. Diperlukan operasi-operasi aritmatis dan
perhitungan iteratif untuk menyelesaikannya. Teknik/cara inilah yang disebut Metode
Numerik. Metode Numerik adalah bagian dari ilmu matematika khususnya matematika
rekayasa yang menggunakan bilangan untuk menirukan proses matematik yang
selanjutnya proses matematik yang telah dirumuskan ini digunakan untuk
menyelesaikan problem yang ada.
Jika terdapat penyelesaian secara analitik, mungkin proses penyelesaiannya sangat
rumit, sehingga tidak effisien. Perbedaan antara metode analitik dan metode numeric
dapat dijelaskan sebagai berikut. Solusi dari metode numerik selalu berbentuk angka.
Sedangkan pada metode analitik biasanya dalam bentuk fungsi matematik yang
selanjutnya dapat dievaluasi untuk menghasilkan nilai dalam bentuk angka atau
numerik. Solusi dari metode numerik menghasilkan solusi hampiran. Sedangkan metode
analitik menghasilkan solusi sejati. Seperti halnya menyelesaikan suatu integral tertentu
dapat dilakukan dengan cara membagi daerah antara x  a dengan x  b menjadi pita-
pita tipis yang lebarnya  x , yang membentuk bangun trapesium. Oleh karena itu,
mahasiswa akan melakukan studi lebih lanjut mengenai Aturan Trapesium agar
mahasiswa dapat mengenal dan lebih memahami tentang Aturan Trapesium
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana memahami aturan Trapesium untuk menyelesaikan integral?
2. Bagaimana menggunakan aturan Trapesium untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang diberikan?
c. Tujuan
Setelah membaca laporan mengenai Aturan Trapesium, pembaca diharapkan:
1. Dapat memahami aturan Trapesium untuk menyelesaikan integral.
2. Dapat menggunakan aturan Trapesium untuk menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang diberikan.

1
7.2 Landasan Teori
Penyelesaian suatu integral tertentu dapat dilakukan dengan cara membagi daerah
antara x  a dengan x  b menjadi pita-pita tipis yang lebarnya  x , yang membentuk
bangun trapesium. Karena setiap pita berbentuk trapesium maka luas pita i yang terletak
1
antara xi dan xi 1 adalah sesuai dengan aturan luas trapesium, yaitu : t ( A  B ) Jadi,
2
untuk daerah yang dibentuk oleh pita-pita tipis tadi, dapat kita hitung masing-masing
1
luasnya sebagai : Ai   x  f ( xi )  f ( xi 1 )  sehingga untuk n buah pita, jumlah
2
luasnya adalah :
n n
1
A   Ai    x  f ( xi )  f ( xi 1 ) 
i 0 i 0 2

1
 x  f (a)  2 f ( x1 )  2 f ( x2 )   2 f ( xn )  f (b) 
2

Gambar 1. Pencarian luas daerah fungsi f(x)


Ini adalah hampiran terhadap integrasi dari f ( x) dan dapat dituliskan sebagai
a
berikut : F ( x)   f ( xi ) dx
b

(Agustina, 2019)

Sebagaimana namanya, metode trapezium merupakan metode integrasi numerik


yang didasarkan pada penjumlahan segmen-segmen berbentuk trapesium. Apabila
sebuah integral didekati dengan metode trapesium dengan satu segmen saja, maka dapat
dituliskan sebagai
𝑏
𝑏−𝑎
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = [𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)] + 𝐸
𝑎 2

2
Algoritma program untuk aturan trapesium ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Mendefinisikan fungsi yang akan diintegrasikan.
2. Menentukan batas bawah b dan batas atas a integrasi.
𝑏−𝑎
3. Menghitung lebar segmen yaitu h= 𝑁

4. Inisialisasi (memberikan harga awal) fungsi yang diintegrasikan yaitu:


I=f(a)+f(b)
5. Menghitung I untuk n=1 hingga n=N-1.
6. Mencetak hasil perhitungan.
(Anonim, 2012)

Gambar 2. Aturan trapesium


Kita tahu bahwa integral dari suatu fungsi adalah luas daerah pada fungsi
tersebutyang dibatasi oleh selang pengintegralan. Gambar diatas menunjukkan bahwa
fungsif(x) di hampiri dengan luasan trapesium. Jadi menghitung integral fungsi
f(x)dengan batas [a;b] adalah jumlah dari luas trapesium.

Kita juga ketahui bahwa rumus dari luas trapesium adalah L = 2 (𝑐 + 𝑑) Rumus luas

ini akan membantu kita untuk mencari luas pada gambar pertama. Karena a = x0 dan b
= xn maka luas sebuah trapesium pada gambar diatas adalah.

𝐴𝑖 = 𝑓(𝑥𝑖−1 − 𝑥𝑖 )
2
Untuk lebih akurat, maka kita harus memperbanyak trapesium dalam fungsi tersebut
sehingga luas seluruhnya adalah
Atotal = A1 + A2 + ... + An

𝐴1 = 𝑓(𝑥0 − 𝑥1 )
2

𝐴2 = 𝑓(𝑥1 − 𝑥2 )
2

3

𝐴3 = 𝑓(𝑥2 − 𝑥3 )
2
𝑑𝑠𝑡
Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa:
𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3 + ⋯ + 𝐴𝑛
𝑎
𝑏
ℎ ℎ ℎ
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ((𝑓(𝑥0 ) + 𝑓(𝑥1 )) + (𝑓(𝑥1 ) + 𝑓(𝑥2 )) + (𝑓(𝑥2 ) + 𝑓(𝑥3 ))
𝑎 2 2 2
𝑏

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ [𝑓(𝑥0 ) + 2𝑓(𝑥1 ) + 2𝑓(𝑥2 ) + ⋯ + 2𝑓(𝑥𝑛−1 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )]
𝑎 2
𝑛−1
𝑏

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ [𝑓(𝑥0 ) + 2 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 ) + 𝑓(𝑥𝑛 )
𝑎 2
𝑖=1

(Dedi, 2010)

4
7.3 Langkah Kerja dan Teladan
a. Langkah Kerja
1. Buka program MATLAB terlebih dahulu.
2. Setelah program terbuka klik FILE→klik NEW→klik BLANK M-FILE.
3. Buat listing utama untuk menyelesaikan persoalan yang diinginkan pada Blank M-
File, kemudian simpan di dalam folder MATLAB.
4. Buat listing fungsi di Blank M-File lainnya, kemudian simpan dengan cara yang
sama.
5. Setelah semua langkah telah dilakukan, panggil syntax pada command window
dengan cara menuliskan nama file listing utama (‘nama listing fungsi’, xa, xb),
dimana xa dan xb adalah interval yang di inginkan.

5
b. Teladan
1. Gunakan aturan trapesium untuk mencari 23x – x3 dengan a = 2, b = 4, h = 6
2. Gunakan aturan trapesium untuk mencari x2 +1 dengan a = 0, b = 3, h = 7
3. Gunakan aturan trapesium untuk mencari e-3x – 2x dengan a = 2, b = 4, h = 6
4. Gunakan aturan trapesium satu pias untuk menghitung,
5
I = ∫1 5 e2x dx.
5. Gunakan aturan trapesium satu pias untuk menghitung,
𝑏
I = ∫𝑎 𝑎 + (2𝑏 + 𝑥 2 )𝑒 𝑥 𝑑𝑥.
Dimana b = 2 digit terakhir NPM, a = b – 5

6
c. Listing
Adapun listing program yang di gunakan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Listing Program

Gambar 3. Listing Program untuk Teladan 1 -5

7
2. Listing Fungsi
Adapun listing fungsi yang di gunakan kali ini adalah sebagai berikut:
a) Listing Fungsi Teladan 1

Gambar 4. Listing Fungsi dari Teladan 1


b) Listing Fungsi Teladan 2

Gambar 5. Listing Fungsi dari Teladan 2


c) Listing Fungsi Teladan 3

Gambar 6. Listing Fungsi dari Teladan 3


d) Listing Fungsi Teladan 4

Gambar 7. Listing Fungsi dari Teladan 4


e) Listing Fungsi Teladan 5

Gambar 8. Listing Fungsi dari Teladan 5

8
d. Output
1. Output Teladan 1

Gambar 9. Output dari Teladan 1


2. Output Teladan 2

Gambar 10. Output dari Teladan 2


3. Output Teladan 3

Gambar 11. Output dari Teladan 3


4. Output Teladan 4

Gambar 12. Output dari Teladan 4


5. Output Teladan 5

Gambar 13. Output dari Teladan 5

9
7.4 Algoritma dan Flowchart
a. Algoritma
1. Input :𝑎, 𝑏, 𝑛, 𝑓(𝑥)
2. Proses :
(𝑏−𝑎)
a) ℎ ≔ 𝑛

b) jsisi:=0
c) Untuk 𝑖 ≔ 1 sampai 𝑛 − 1 lakukan
𝑥 ≔ 𝑎 + ℎ ∗ (𝑖 + 1)
𝑗𝑠𝑖𝑠𝑖 ≔ 𝑗𝑠𝑖𝑠𝑖 + 𝑓(𝑥)

𝑗𝑠𝑖𝑠𝑖 ≔ 2 [𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏) + 2 ∗ 𝑗𝑠𝑖𝑠𝑖]

3. Output : A (luas daerah)

10
b. Flowchart

START

Masukkan nilai a,b,n;f(x)

(𝑏 − 𝑎)
ℎ=
𝑛

Nilai f(a) dan f(b)

𝑥(𝑖) = 𝑎 + ℎ ∗ 𝑖

𝑖 = 1,2, … , 𝑛 − 1


𝑆= (𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏) + 2𝑓(𝑥𝑖 ))
2

A(Luas)

END

Gambar 14. Flowchart aturan trapesium

11
7.5 Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
1. Hasil Teladan 1

Gambar 15. Hasil dari Teladan 1


2. Hasil Teladan 2

Gambar 16. Hasil dari Teladan 2


3. Hasil Teladan 3

Gambar 17. Hasil dari Teladan 3


4. Hasil Teladan 4

Gambar 18. Hasil dari Teladan 4


5. Hasil Teladan 5

Gambar 19. Hasil dari Teladan 5

12
b. Pembahasan
Untuk menyelesaikan teladan 1 yang memiliki fungsi 23𝑥 − 𝑥3 dengan 𝑎 = 2,𝑏 = 4,ℎ
= 6 menggunakan aturan trapesium yang menggunakan listing program pada Gambar 3,
kemudian menggunakan listing fungsi pada gambar 4, maka diperoleh hasil 200 seperti
pada gambar 15. Dengan pencarian manual yang harus dilakukan adalah:
Mencari nilai n, dimana;
𝑏−𝑎 4−2
𝑛= = = 0,33
ℎ 6
Kemudian selesaikan persamaan dengan menggunakan rumus;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
Dengan;
𝑓(𝑎) = 𝑓(2) = 23(2) − 23 = 46 − 8 = 38
𝑓(𝑏) = 𝑓(4) = 23(4) − 43 = 92 − 64 = 28
Sehingga;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
1
𝐿 = . 6[38 + 28]
2
1
𝐿 = . 6[66]
2
396
𝐿=
2
𝐿 = 198
Untuk menyelesaikan teladan 2 yang memiliki fungsi 𝑥 2 + 1 dengan a=0, b=3, h=7
menggunakan aturan trapesium yang menggunakan listing program pada Gambar 3,
kemudian menggunakan listing fungsi pada gambar 5, maka diperoleh hasil 38.3721
seperti pada gambar 16. Dengan pencarian manual yang harus dilakukan adalah:
Mencari nilai n, dimana;
𝑏−𝑎 3−0
𝑛= = = 0,43
ℎ 7
Kemudian selesaikan persamaan dengan menggunakan rumus;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
Dengan;

13
𝑓(𝑎) = 𝑓(0) = 02 + 1 = 1
𝑓(𝑏) = 𝑓(3) = 32 + 1 = 10
Sehingga;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
1
𝐿 = . 7[1 + 10]
2
1
𝐿 = . 7[11]
2
77
𝐿=
2
𝐿 = 38,5
Untuk menyelesaikan teladan 3 yang memiliki fungsi 𝑒−3𝑥-2x dengan 𝑎 = 2,𝑏 = 4,ℎ
= 6 menggunakan aturan trapesium yang menggunakan listing program pada Gambar 3,
kemudian menggunakan listing fungsi pada gambar 6, maka diperoleh hasil -36.3561
seperti pada gambar 17. Dengan pencarian manual yang harus dilakukan adalah:
Mencari nilai n, dimana;
𝑏−𝑎 4−2
𝑛= = = 0,33
ℎ 6
Kemudian selesaikan persamaan dengan menggunakan rumus;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
Dengan;
𝑓(𝑎) = 𝑓(2) = 𝑒 −3(2) − 2(2) = 0,00248 − 4 = −3,99752
𝑓(𝑏) = 𝑓(4) = 𝑒 −3(4) − 2(4) = 6,14421 − 8 = −7,99999
Sehingga;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
1
𝐿 = . 6[−3,99752 + (−7,99999)]
2
1
𝐿 = . 6[−11,99751]
2
−71,98506
𝐿=
2
𝐿 = −35,99253

14
Untuk menyelesaikan teladan 4 yang memiliki fungsi 5𝑒 2𝑥 dengan a=1, b=5, h=1
menggunakan aturan trapesium yang menggunakan listing program pada Gambar 3,
kemudian menggunakan listing fungsi pada gambar 7, maka diperoleh hasil
5.5904e+004 seperti pada gambar 18. Dengan pencarian manual yang harus dilakukan
adalah:
Mencari nilai n, dimana;
𝑏−𝑎 5−1
𝑛= = =4
ℎ 1
Kemudian selesaikan persamaan dengan menggunakan rumus;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
Dengan;
𝑓(𝑎) = 𝑓(1) = 5𝑒 2(1) = 36,94528
𝑓(𝑏) = 𝑓(5) = 5𝑒 2(5) = 110.132,32898
Sehingga;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
1
𝐿 = . 1[36,94528 + 110.132,32898]
2
1
𝐿 = . 1[110.169,27426]
2
110.169,27426
𝐿=
2
𝐿 = 55.084,63713
Jadi hasil pencarian penyelesaian integral dari fungsi 5𝑒 2𝑥 secara manual didapatkan
hasil 55.084,63713 dan dengan bantuan aplikasi program MATLAB didapatkan hasil
5.5904e+004.
Untuk menyelesaikan teladan 5 yang memiliki fungsi 27 + (64 + 𝑥 2 )𝑒 𝑥 dengan
a=27, b=32, h=1 menggunakan aturan trapesium yang menggunakan listing program
pada Gambar 3, kemudian menggunakan listing fungsi pada gambar 8, maka diperoleh
hasil 7.6190e+024 seperti pada gambar 19. Dengan pencarian manual yang harus
dilakukan adalah:
Mencari nilai n, dimana;
𝑏 − 𝑎 50 − 45
𝑛= = =5
ℎ 1

15
Kemudian selesaikan persamaan dengan menggunakan rumus;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
Dengan;
𝑓(𝑎) = 𝑓(45) = 45 + (100 + 452 )𝑒 45 = 7.423526𝑒22
𝑓(𝑏) = 𝑓(50) = 45 + (100 + 502 )𝑒 50 = 1.34802344𝑒25
Sehingga;
1
𝐿= ℎ[𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)]
2
1
𝐿 = . 1[7.423526𝑒22 + 1.34802344𝑒25]
2
𝐿 = 6.77723485𝑒24
Jadi hasil pencarian penyelesaian integral dari 45+(100+x^2)e^x secara manual
didapatkan hasil 6.77723485𝑒24 dan dengan bantuan aplikasi program MATLAB
didapatkan hasil 7.6190e+024.

16
7.6 Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini kita dapat memahami metode aturan trapesium. Metode
trapesium merupakan metode integrasi numerik yang didasarkan pada penjumlahan
segmen-segmen berbentuk trapesium. Jadi dengan menggunakan metode trapesium kita
dapat menyelesaikan masalah integral.
Kita juga dapat mengaplikasikan metode aturan trapesium dalam berbagai
permasalahan yang diberikan baik dengan menggunakan program komputer ataupun
tidak. Salah satu program yang digunakan ialah aplikasi Matlab.
b. Saran
Laporan praktikum VII ini masih jauh dari kata sempurna apabila terdapat kesalahan
dalam proses pembuatan baik penulisan atau susunan katanya kami harapkan agar dapat
memakluminya karena dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, penulis berharap
kepada asisten praktikum agar dapat lebih mengajari penulis agar bisa memahami
materi. Dan kepada asisten praktikum, terimakasih untuk kesabarannya dan diharapkan
dapat lebih bersabar dalam membimbing.

17

Anda mungkin juga menyukai