PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. LANDASAN HUKUM
Adapun landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra Puskesmas
Wanasari ini diantaranya :
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025;
6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan Renstra SKPD ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB ini memaparkan mengenai latar belakang penyusunan Renstra yang
memberikan detail dasar pemikiran dan dasar hukum penyusunannya serta
hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya. PadaBAB ini juga dijelaskan
mengenai maksud dan tujuan, serta sistematika penulisannya.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS WANASARI
KABUPATEN BREBES
BAB ini menguraikan gambaran umum, tugas pokok dan fungsi, struktur
organisasi PuskesmasWanasari Kabupaten Brebes, sumber daya yang dimiliki,
capaian kinerja periode 5 (lima) tahun sebelumnya serta tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan PuskesmasWanasari Kabupaten Brebes.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Puskesmas Wanasari mengacu kepada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang terdiri
atas:
1. Kepala Puskesmas;
2. Kepala sub bagian tata usaha;
3. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
4. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
5. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
a. Prasarana
Jenis prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas Wanasaribisa dilihat pada
tabel berikut ini :
Kondisi
No Jenis Prasarana Jumlah
Baik Rusak
1 Puskesmas Induk 1 1 -
2 Pustu 2 2 -
3 Pos Kesehatan Desa 4 4
Jumlah 7 7 -
E. MASALAH KESEHATAN
1. Kematian Ibu
Kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas Wanasaripernah terjadi pada
tahun 2016 sebanyak 3 kasus dengan penyebab eklampsia, sedangkan sejak tahun
2017 tidak ada kasus kematian ibu.
2. Kematian Bayi
Kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Wanasari disebabkan oleh
prematur, asfiksia, kejang demamdan kelainan kongenital. Dibawah merupakan
tabel kematian bayi di wilayah Puskesmas Wanasari tahun 2017 :
TAHUN 2017
No. DESA Kematian
Penyebab
bayi
1. Pesantunan 2 Gangg pencernaan (1), Prematur(1)
2. Klampok 5 Prematur (1), kejang (2), kecelakaan (1)
DBD (1)
3. Keboledan 9 Kel kongenital(1) Prematur (4) BBLR
(2) Infeksi otak (1) Anemia (1)
4. Kupu 2 Asfiksia (2)
5. Dumeling 4 Kejang (2) Asfiksia (1) Pengecilan otak
(1)
6. Kertabesuki 0 -
7. Sawojajar 6 Muntah (1) Diare (1) BBLR (1) DBD
(1) Panas (1) Down sindrom(1)
Jumlah 28
3. Kematian Balita
5. Kesehatan Lingkungan
Semua Desa di Wilayah Puskesmas Wanasari belum ada yang mencapai
100% ODF (open defecation free). Cakupan KK yang memiliki jamban keluarga
untuk masing-masing Desa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Jumlah Memiliki
No. DESA %
KK Jamban
1 Pesantunan 3.365 2.551 76
2 Klampok 3.797 2.643 70
3 Keboledan 1.890 1.525 81
4 Kupu 2.004 1.106 55
5 Dumeling 2.471 1.142 45
6 Kertabesuki 1.179 796 68
7 Sawojajar 2.461 1942 79
Jumlah 17.167 11.709 68
3. Promosi Kesehatan
Cakupan dari indikator promosi kesehatan berupa rumah tangga sehat, ASI
eksklusif, Posyandu Purnama/Mandiri dan Desa siaga aktif belum mencapai target.
Tahun 2017
Indikator Cakupan (%) Target (%) Kesenjangan
(%)
Rumah tangga sehat 50 55 -5
Bayi yang mendapat ASI 41,96 80 -38,04
eksklusif
Posyandu Purnama 80,7 65 +15,7
Posyandu Mandiri - - -
Penyuluhan Narkoba 100 100 -
Desa siaga aktif 0 25 -25
6. Upaya Pengobatan
Kunjungan pasien tahun 2017 menurun apabila dibandingkan dengan tahun
2016. Kunjungan pasien terbanyak pada tahun 2016-2017 adalah pasien BPJS
Kunjungan
No. Pelayanan
Tahun 2016 Tahun 2017
1. Umum 10205 9550
2. BPJS 21364 21308
3. Luar Wilayah 1805 1691
Jumlah 33374 32549
A. KENDALA
Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas Wanasari
terdapat beberapa kendala, antara lain :
1. Kendala Eksternal
a. Masih rendahnya kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
(ANC) terutama pemeriksaan K4 sehingga Drop Out ANC menjadi tinggi.
b. Masih rendahnya kunjungan balita ke Posyandu untuk imunisasi terutama
imunisasi DPT-HB 3 dan polio 4, sehingga DO imunisasi melebihi
5%.Cakupan desa UCI belum mencapai target.
c. Masih rendahnya kunjungan balita ke Posyandu yang mengakibatkan
kurang terpantaunya status gizi balita di desa secara keseluruhan. Hal ini
dapat berakibat adanya gizi kurang maupun gizi buruk yang tidak terdeteksi
dan tidak tertangani.
d. Perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat ( PHBS ) dengan status ekonomi menengah ke bawah
masih rendah terutama kebiasaan cuci tangan dengan sabun, kebiasaan
merokok, pemberian ASI Eksklusif pada bayi dan belum membudayanya
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
e. Masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan.
Pada beberapa desa di wilayah Puskesmas Wanasari masih rendahnya
keluarga yang memiliki jamban sehat dan pengelolaan limbah.
f. Masih adanya budaya / mitos / kepercayaan yang menghambat program
kesehatan misalnya persalinan tidak di sarana kesehatan, menolak
imunisasi, menolak menyusui eksklusif, pantang makanan tertentu baik bagi
ibuhamil maupun saat menyusui, pemberian makanan tambahan
pendamping ASI yang tidak sesuai dengan umurnya.
g. Kesadaran sektor lain bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab
bersama bukan hanya tanggung jawab Puskesmas masih rendah sehingga
dukungan terhadap pembangunan kesehatan sangat kurang.
h. Masih sulitnya mencari kader kesehatan yang dapat bekerja dengan
sungguh – sungguh dan rutin dan memahami tentang teknis pelaksanaan
posyandu sehingga pelaksanaan posyandu tidak efektif dan tidak optimal.
B. PELUANG
1. Peluang Eksternal
a. Terdapat peraturan perundangan yang terkait pelayanan kesehatan yaitu :
1) Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan bahwa
fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, ayat (2)
menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dantidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, ayat (3) Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang
layak. Berkaitan dengan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut
selanjutnya dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional ( SJSN ) pasal 14 ayat (1)
menyebutkan bahwa Pemerintah secara bertahap mendaftarkan
penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Ayat (2) bahwa penerima bantuan iuran sebagaimana
dimaksud ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.
Peraturan perundangan tersebut merupakan peluang untuk
mengembangkan sistem pembiayaan pemeliharaan kesehatan.
2) Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah Daerah
terhadap bidang kesehatan yaitu : Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2. Peluang Internal
a. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang semakin baik dan mencukupi.
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang berjalan dengan baik sesuai dengan
perencanaan kegiatan baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya
kesehatan masyarakat.
c. Ketersediaan obat yang mencukupi baik dalam jenis dan jumlahnya.
d. Terdapat berbagai sumber alokasi anggaran dalam pelaksanaan pembangunan
keshatan baik melalui Pemerintah Kabupaten (APBD,Jamkesda), Pemerintah
Pusat (DAK, BOK, BPJS/Jampersal).
e. Keberadaan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) memberikan kemudahan
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
f. Peningkatan pengelolaan manajemen Puskesmas agar penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan sesuai dengan visi, misi, terarah dan terukur.
C. RUMUSAN PERMASALAHAN
B. VISI :
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Visi berkaitan dengan pandangan
kedepan Puskesmas Wanasari diarahkan agar dapat berkarya secara produktif, inovatif,
antisipatif sebagai rujukan pelayanan kesehatan pertama masyarakat.
Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan dan dengan
mempertimbangkan perkembangan masalah serta kecenderungan masalah kesehatan ke
depan maka ditetapkanlah Visi Puskesmas Wanasari.
Visi Puskesmas Wanasari adalah : “Terwujudnya Masyarakat yang sehat
Mandiri”
C. MISI
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sebagai penjabaran
visi yang telah ditetapkan. Misi merupakan suatu pernyataan yang menetapkan tujuan
organisasi dan sasaran yang ingin dicapai. Dengan adanya misi berarti membawa
organisasi pada suatu fokus dan diharapkan seluruh karyawan Puskesmas Wanasari
dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal institusi Puskesmas Wanasari dan
mengetahui program- program serta hasil yang akan diperoleh pada masa yang akan
datang.
Misi Puskesmas Wanasari tahun 2017-2022 adalah sebagai betrikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang adil merata dan terjangkau oleh
masyarakat.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan
3. Pengembangan dan pembinaan kesehatan di masyarakat
4. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan melalui pendekatan keluarga.
5. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan menjalin kemitraan kepada pihak
terkait dalam pembangunan di bidang kesehatan.
C. TUJUAN
Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara
umum adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
E. STRATEGI :
1. Menguatkan aspek perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan program
dan administrasi di tingkat Puskesmas serta meningkatkan kerjasama lintas
sektor yang terkait.
2. Melaksanakan konsep pembangunan selalu mempertimbangkan dampak
kesehatan, melalui pendekatan kepada para pihak yang berkepentingan
(stakeholders) agar dalam pelaksanaanya mempertimbangkan dampak
kesehatan yang dapat ditimbulkanya.
3. Melaksanakan dan memperkuat program pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) dan Forum Kesehatan Desa (FKD).
4. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat.
5. Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat melalui
kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat meliputi promosi
kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga termasuk KB, pengobatan dasar
serta upaya kesehatan masyarakat lainya sesuai kebutuhan.
F. KEBIJAKAN
Kebijakan merupakan arah yang diambil dalam menentukan bentuk program dan
kegiatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Kebijakan tersebut adalah :
1. Peningkatan kegiatan Promosi Kesehatan melalui peningkatan kesadaran
masyarakat dalam rangka berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Peningkatan kualitas sanitasi dasar.
3. Peningkatan pembinaan sanitasi di TUPM, TTU dan institusi.
4. Peningkatan dan penguatan peran serta masyarakat melalui pendampingan dalam
pengembangan UKBM dan desa siaga.
5. Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
6. Melakukan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala pada siswa
sekolah.
7. Peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan masyarakat.
8. Pemenuhan alat kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan pada Puskesmas dan
jaringannya sesuai dengan kebutuhan.
9. Perbaikan / rehabilitasi Puskesmas dan jaringannya.
10. Penerapan penggunaan obat rasional di sarana kesehatan.
11. Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui peningkatan pelayanan kesehatan
ibu dan anak.
12. Melakukan rujukan pada ibu hamil resiko tinggi
13. Pendampingan persalinan oleh dua tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.
14. Peningkatan gizi keluarga dan masyarakat melalui pemberian PMT, vitamin pada
balita, ibu hamil dan ibu nifas.
15. Melakukan penyuluhan dan pemberdayaan keluarga dalam membiasakan
konsumsi aneka ragam makanan, pemantauan pertumbuhan balita, pemberian ASI
eksklusif, penggunaan garam yodium dan suplemen zat gizi.
16. Pencapaian UCI.
17. Peningkatan kegiatan surveilans sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular dan KLB.
18. Peningkatan koordinasi lintas sektor melalui pertemuan di tingkat Kecamatan.
G. MOTO
BISA (Berkomitmen, Ikhlas, Sopan, Akuntabel)
BAB V
RENCANA PROGRAM KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
DAN PENDANAAN INDIKATIF
7) Angka Penemuan kasus TBC BTA (+) ( CDR / Case Detection Rate )
a) Tahun 2017 : 72 %
b) Tahun 2021 : 80 %
8) Kesembuhan penderita TBC BTA (+)
a) Tahun 2017 : 88 %
b) Tahun 2021 : 90 %
9) Prevalensi penderita TB BTA (+)
a) Tahun 2017 : 81 / 100.000 penduduk
b) Tahun 2021 : 76 / 100.000 penduduk
10) Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani : 100 % setiap tahun
11) Kasus IMS yang diobati : 100 % setiap tahun
12) Incident rate DBD
a) Tahun 2017 : 20/100.000 penduduk
b) Tahun 2021 : <10 / 100.000 penduduk
13) Cakupan Penderita DBD yang ditangani : 100 % setiap tahun
14) Angka kematian DBD : < 1 % setiap tahun
15) Balita dengan diare yang ditangani : 100 % setiap tahun
16) Angka kematian diare : < 1 / 10.000 penderita setiap tahun
17) Klien mendapatkan penanganan HIV / AIDS 100 % setiap tahun
18) Penderita malaria yang diobati : 100 % setiap tahun
19) Prevalensi penderita kusta <1/10.000 setiap tahun
20) Penderita kusta yang selesai berobat ( RFT Rate ) : > 90 % setiap tahun
21) Kasus filariasis yang ditangani 100 % setiap tahun
22) Pembinaan dan pelayanan kesehatan calon jamaah haji 100 % setiap
tahun
23) Pelacakan jamaan haji 100 % setiap tahun
f. Upaya Pengobatan
1) Cakupan pelayanan kesehatan remaja : 80 %
- Pemberian tablet tambah darah Fe kepada remaja putri tingkat
SLTP dan sederajat sejumlah 10 tab tiap bulannya.
2) Cakupan kunjungan rawat
jalan
a) Tahun 2017 : 40 %
b) Tahun 2021 : 50 %
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Upaya Promosi Peningkatan dan Pember- Posyandu Purnama 66,67 40,07% 45,07% 50% 55,01% 60,02% BOK
Kesehatan dayaan peran serta 3,82% 4,01% 5,01% 6,01% 7,01% BOK
Posyandu Mandiri 14,04%
masyarakat dalam
Pengembangan UKBM Cakupan Desa Siaga
100% 71% 76% 80% 82% 85% BOK
Aktif
Penyuluhan masyarakat Cakupan rumah tangga 50% 70% 76% 80% 84% 90% BOK
Tentang PHBS Sehat
Cakupan bayi yang men- 40% 60% 70% 72% 75% BOK atau
41,96% APBD
dapatkan ASI eksklusif
Upaya penyuluhan P3 100% 30 % 40% 40% 50% 50% BOK
Napza/Narkoba
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Upaya Kesehatan Ibu Peningkatan pelayanan Cakupan kunjungan K4 94,5% 93% 94% 95% 95% 96% BPJS
dan Anak serta KB Kesehatan Ibu Cakupan Linakes 100% 95% 95% 95% 96% 96% BPJS
Cakupan bumil Risti/ 233% 79% 80% 81% 82% 83% BPJS
Komplikasi ditangani
Cakupan kunjungan nifas 93,8% 95% 955 95% 96% 96% BPJS
Cakupan kunjungan 108% 98% 99% 99% 100% 100% BPJS
Neonatus lengkap
Cakupan kunjungan bayi 80,6% 95% 96% 97% 98% 99% BPJS
Cak. BBLR yang 100% 100% 100% 100% 100% 100% BPJS
ditangani
Cak. deteksi dini tumbuh 78% 79% 80% 81% 82% BOK
Kembang balita/pra sek
Neonatal risti/komplikasi 100% 95% 96% 97% 98% 99% BPJS
Yang ditangani
Cak. peserta KB aktif 94,26% 80% 81% 81% 82% 82%
Cak. pelaks. kelas ibu 100% 100% 100% 100% 100% 100% BOK
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Upaya perbaikan Gizi Pemberian Makanan Cak. balita gibur yang
100% 100% 100% 100% 100% 100% APBD
Masyarakat Tambahan dan Vitamin Mendapatkan perawatan
Cak.pemberian makanan
Pendamping ASI 6-24
100% 100% 100% 100% 100% 100% BOK
bln
BGM dari kel. miskin
Cak. bayi (6-11 bl) men-
100% 95% 99,90% 100% 100% 100% -
dapatkan vit.A 1 kali/th
Cak. bayi (12-59 bl)
men- 97,32% 95% 99,90% 100% 100% 100% -
dapatkan vit.A 2 kali/th
Cak. ibu nifas mendapat-
102,41% 90% 95% 96% 96% 97% -
kan Vit. A
Cak. ibu hamil menda-
94,5% 90% 92% 93% 94% 95% -
patkan 90 tablet Fe
Pemberdayaan masy. utk Keluarga sadar gizi 100% 50% 60% 70% 72% 75% BOK
Pencapaian kadarzi Bayi mendapat ASI
41,96% 50% 60% 70% 72% 75% BOK
ekskl
Rumtang dg iodium baik 97,33% 83% 86% 89% 92% 95% BOK
Cak. D/S 63,12% 83% 85% 87% 89% 90% -
Cak. N/D 88,45% 83% 85% 87% 89% 90% -
Balita dg BGM 0,78% <4% <3% <3% <2% <2% BOK
Balita dg Gizi Buruk 100% - - - - -
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Upaya Pencegahan dan Pelayanan imunisasi Cak. Desa UCI 95,3% 90% 95% 100% 100% 100% BOK
Pemberantasan Penyakit Cak. BIAS DT/TT 98,2% 100% 100% 100% 100% 100% APBD
Menular - 100% 100% 100% 100% 100% APBD
Cak. BIAS Campak
Pencegahan dan penang- AFP rate per 100.000 0% BOK
≥1 ≥2 ≥2 ≥2 ≥2 APBD
gulangan peny. menular Penduduk usia < 15 th
Penemuan kasus TBC 19,2%
76% 77% 78% 79% 80% APBD
Baru BTA (+)
Kesembuhan penderita 64%
88,5% 89% 89,5% 90% 90% APBD
TBC BTA (+)
Cak.Balita dg pneumonia 100%
100% 100% 100% 100% 100% -
Yang ditangani
Kasus IMS yg diobati - 100% 100% 100% 100% 100% -
Insidence rate DBD per <20 <20 <20 <10 <10 BOK
100.000 penduduk
Penderita DBD ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% -
Angka kematian DBD 3 kasus <1% <1% <1% <1% <1% -
Balita dengan diare yang 100%
100% 100% 100% 100% 100% -
Ditangani
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Upaya Pengobatan Peningkatan & penanggu- Cak. kunjungan rawat jln 40% 45% 45% 50% 50% -
langan masalah kesehatan Cakupan pelayanan
kesehatan dasar bagi 100% 100% 100% 100% 100% BPJS
masyarakat miskin
Cak. JPK miskin/rentan 100% 100% 100% 100% 100% BPJS
Cak. pelayanan rujukan 100% 100% 100% 100% 100% BPJS
Masyarakat miskin
Pembinaan, pelayanan 100% 100% 100% 100%
100% 100% BOK
Calon jamaah haji
Penyediaan kebutuhan Ketersediaan jenis dan 100% 100% 100% 100% 100% -
Obat dan perbekalan Jumlah obat esensial
kesehatan Ketersediaan jenis/item 100% 100% 100% 100% 100% -
Obat sesuai kebutuhan
Penulisan resep obat 100% 100% 100% 100%
100% 100% -
Generik
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Upaya Perawatan Pembinaan dan Pemberi- Cak. Keluarga Rawat yg 100% 100% 100% 100% 100% 100% BOK
Kesehatan Masyarakat An Asuhan Keperawatan Mendapatkan Asuhan
pada Masyarakat Rentan Keperawatan dan Pembi-
naan Kesehatan
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Upaya Kesehatan Usia Pelayanan Pemeliharaan Usia Harapan Hidup 70,5 70,7 70,8 70,9 71 -
Lanjut Kesehatan Usia Lanjut
Cak. Pelayanan Keseha-
tan Pra Usia Lanjut dan 40,34% 70% 74% 76% 78% 80% -
Usia Lanjut
Target Kinerja
Capaian Sumber
Program Kerja Kegiatan Indikator Kinerja
2017 Pembiayaan
2018 2019 2020 2021 2022
Catatan :
Sehubungan seluruh kegiatan fisik diusulkan melalui Musrenbang maka bila suatu kegiatan belum dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana penganggaran akan
diusulkan tiap tahunnya hingga terealisasi.
Rencana strategis Puskesmas Wanasari tahun 2018 – 2022 ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya kesehatan
yang dilaksanakan Puskesmas Wanasari dalam kurun waktu 5 tahun sehingga hasil
pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja
dan perencanaan tahunan Puskesmas Wanasari.
Renstra yang disusun ini mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
tahun 2012 – 2017 dan tetap berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Dokumen ini sangat terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak untuk
penyempurnaannya. Masa berlakun Renstra ini adalah mulai tahun 2018 hingga 2022,
sesuai dengan RPJMD Kabupaten Brebes. Sedangkan untuk periode selanjutnya akan
disusun kembali rencana strategis sesuai dengan perubahan lingkungan internal dan
eksternal yang sedang berkembang. Bila dalam perkembangannya terdapat perubahan
akan dipaparkan didalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahunan sebagai penjabaran
dari Renstra.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini diucapkan terima
kasih dan penghargaan setinggi – tingginya. Dengan penyusunan dokumen ini,
diharapkan upaya Puskesmas Wanasaridalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di masa depan dapat terarah dan terukur.