PENGENDALIAN DOKUMEN
TAHUN 2017
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan buku Pedoman Tata Naskah
Puskesmas Bojong dapat diselesaikan dengan baik.
Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran
perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.
i
DAFTAR ISI
A. Kebijakan ......................................................................................................... 5
B. Manual Mutu..................................................................................................... 12
E. Pedoman/ Panduan.......................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Kop
menggunakan lambang daerah yang berwarna dan ditempatkan dibagian
sisi kiri atas serta memuat sebutan pemerintah kabupaten, nama
dinas/badan induk, nama unit pelaksana teknis, alamat, kodepos, email,
spasi 1 dan diberi pembatas kop bawah berupa satu garis single, ketebalan
3 pt.
2. Pembukaan
Jarak antara batas bawah garis kop dengan awal tulisan kebijakan adalah 2
enter.
d. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal
kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca
titik dua (:) dan diletakkan di bagian kiri, konsideran menimbang diawali
dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan
kata bahwa dengan “b” huruf kecil;
2) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Peraturan perundang
undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya
sederajat atau lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak
lurus dengan kata menimbang. Konsideran yang berupa peraturan
perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali
dengan nomor dengan huruf angka 1, 2, dst.
e. Diktum:
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, di tebalkan (Bold),
seluruhnya dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata “Menimbang” dan “Mengingat”, huruf awal kata
menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
f. Batang Tubuh.
KEDUA :dst
KETIGA : dst
Pojok kanan
LAMPIRAN
atas , di batas
margin 80.
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
Huruf kapital
semua ukuran PUSKESMAS BOJONG
10
NOMOR 001/SK/PKMB/VI/2017
PEDOKUMENTASIAN DOKUMEN
PUSKESMAS BOJONG
Hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat Keputusan yaitu:
T = 32
DINAS KESEHATAN
1 spasi
mm
UPTD PUSKESMAS BOJONG Uk 22, Bold,
3 pt
2 enter
NOMOR: 001/SK/PKMB/VI/2017
2 enter
TENTANG Ukuran
1 enter
c.
1 enter
Mengingat : 1. Awalan huruf besar di urut dari peraturan yang tertinggi dan tahun
lebih awal, lebih dahulu, 1 spasi akhir kalimat tanda (;)
2. tanpa enter
3.
2 enter
MEMUTUSKAN
1 enter
KEDUA : Dst
1 enter
2 enter
Ditetapkan diPURWAKARTA
pada tanggal 01 Juni 2017
2 enter
koma di akhir
nama jabatan
4 enter,
DIDIN SUPARMAN
CONTOH FORMAT SURAT KEPUTUSAN
KEPUTUSAN
KABUPATEN PURWAKARTA
NOMOR:
TENTANG…………
b. bahwa
c. bahwa
1 enter
Mengingat : 1.
tanpa enter
2.
3.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU :
KEDUA : 1 enter
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat perubahan, pembatalan, pencabutan
ketentuan, dalam penerapannya, maka akan diadakan revisi
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan diPURWAKARTA
pada tanggal 01 Juni 2017
DIDIN SUPARMAN
Contoh Lampiran
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS BOJONG
NOMOR 001/SK/PKMB/VI/2017
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
DAN PENGENDALIAN DOKUMEN
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci,
spesifik dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil kerja
sesuai persyaratan yang telah ditetapkan (Susilo, 2003).
b. Manfaat SOP
Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya. Contoh :SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan
infus, SOP Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong,
c. Format SOP
Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan
Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi
harus “ SERAGAM’. Format merupakan format minimal, oleh karena itu
format ini dapat diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun
SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan
didalam melihat langkah- langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat
dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang
ada di SOP.
Font 16, Mid center
Bold ,format
Format SOP sebagai berikut: menyesuaikan jika judul
terlalu panjang
1) Kop/heading SOP
1 spasi
t
JUDUL a
T= 32
l
T= 32 mm
mm Nomor :
L = 25 mm
L = 25 Terbit ke :
mm SOP Font
No. Revisi :
Font 9
(Logo Pemda) 20 Tanggal Terbit : (Lambang Puskesmas)
bold
Halaman : 01/03
UPTD
Font 9 (Ttd Ka Puskesmas) H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes
Puskesmas
Bojong
NIP 19700404 199102 1 001
Penjelasan :
1. Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah: nama Puskesmas
dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala
Puskesmas.
2. Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut:
a. Heading hanya dicetak halaman pertama.
b. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten/Kota, dan lambang
Puskesmas, ukuran tinggi/panjang 32 mm lebar 25 mm.
c. Kotak “Judul” diberi nama SOP sesuai dengan proses kerjanya. Ukuran 16,
Bold, huruf kapital semua dan 1 spasi.Jika judul SOP terlalu panjang, ukuran
menyesuaikan dan letak pengaturan kalimat di tengah.
d. Kotak tulisan “SOP” ukuran 20, kapital semua, Bold.
e. Nomor diisi sesuai dengan penomoran pada pedoman penyusunan dokumen
Puskesmas.
Contoh sebagai berikut, nomor: 001/SOP/PKMB/VI/2017
a. 001 : menyatakan urutan no SOP, 3 digit sistem angka Arab
b. SOP : menyatakan nama jenis dokumen
c. PKMB : menyatakan Puskesmas Bojong
d. VI : menyatakan bulan penetapan dokumen, angka romawi
e. 2017 : menyatakan tahun penetapan dokumen
f. No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan sistema angka arab
2 digit.
g. Terbit ke: diisi keterangan yang keberapa kalinya dokumen terbit, ditulis 2 digit
sistem angka Arab.
h. Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.Tanggal mencantumkan lengkap 2 digit, nama
bulan di tulis lengkap dan tahun lengkap 4 digit, missal 10 Oktober 2017.
i. Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SOP tersebut (misal 01/02), tetapi di tiap halaman selanjutnya dibuat
footer misalnya pada halaman kedua (2) dst. Posisi footer nomor halaman
untuk halama kedua,ketiga, dst, nomor halaman diletakkan di ujung kanan
bawah.
j. Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Bojong: nama jelas dan gelar,kapital
semua, ukuran huruf 9 dalam satu kesegarisan,dan NIP dibawahnya.
H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes
Contoh
NIP19700404 199102 1 001
2) Komponen SOP
4. Referensi
5. Prosedur Langkah-Langkah
- - - -
Penjelasan:
7. Bagan alir: berisi langkah-langkah yang dituangkan dalam bentuk bagan jika
dibutuhkan.
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
a. Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol
balok:
o Awal kegiatan:
o Akhir kegiatan:
o Simbol Keputusan:
Ya
Tidak
o Penghubung:
o Dokumen:
o Arsip:
Jika prosedur tersebut tidak memerlukan diagram alir, diberi tanda (-).
8. Unit Terkait: berisi unit-unit yang terkait dalam proses kerja tersebut.
9. Dokumen Terkait: berisi dokumen yang terkait dalam proses kerja tersebut, jika
tidak ada diberi tanda (-).
10. Rekaman Historis Perubahan diisi apabila adanya perubahan pada isi SOP, jika
tidak ada diberi tanda (-).
1. Isi SOP ditulis dengan huruf arial, ukuran huruf 11 dan 1.15 spasi.
2. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim yang ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal
tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya
diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja dalam penyusunan SOP.
3. SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja
agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta
memberikan tanggapan.
4. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana,
kapan, dan mengapa.
5. SOP jangan menggunakan kalimat mengandung Subjek, predikat dan objek SOP
harus jelas.
6. SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana dengan
bahasa yang dikenal pemakai.
7. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP pelayanan pasien
maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan
pasien. Untuk SOP profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar
pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
a. Proses penyusunan SOP
1) SOP disusun dengan menggunakan format sesuai dengan panduan
penyusunan dokumen Puskesmas.
2) Penyusunan SOP dapat dikoordinir oleh tim mutu/tim akreditasi
Puskesmas dengan mekanisme sebagai berikut :
a) Pelaksana atau unit kerja/ upaya menyusun SOP dengan melibatkan
unit terkait.
b) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke
tim mutu.
c) Fungsi tim mutu Puskesmas didalam penyusunan SOP adalah :
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki SOP yang
telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa
maupun penulisan,
(2) Mengkoordinir proses pembuatan SOP sehingga tidak terjadi
duplikasi SOP/tumpang tindih SOP antar unit,
(3) Melakukan cek ulang terhadap SOP-SOP yang akan
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
(4) Penyusunan SOP dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan
SOP. Untuk SOP pelayanan dan SOP administrasi, untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP bisa dilakukan dengan
menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur
kegiatan dari kerja yang dilakukan di unit tersebut. Sedangkan
untuk SOP klinis, identifikasi kebutuhan dilakukan dengan
mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja
tersebut. Dari identifikasi kebutuhan SOP dapat diketahui berapa
banyak dan macam SOP yang harus dibuat/disusun. Untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP dapat pula dilakukan
dengan memperhatikan elemen penilaian pada standar akreditasi,
minimal SOP-SOP apa saja yang harus ada. SOP yang di
persyaratkan di elemen penilaian adalah SOP minimal yang harus
ada di Puskesmas. Sedangkan identifikasi SOP dengan
menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja adalah
seluruh SOP secara lengkap yang harus ada di unit kerja tersebut.
(5) Mengingat SOP merupakan flow charting dari proses kegiatan
maka untuk memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek,
penulisan SOP adalah dimulai dengan membuat flow chart dari
kegiatan yang dilaksanakan. Caranya adalah membuat diagram
kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting dari
seluruh proses. Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan
kegiatan di masing-masing kotak dan dibuat alurnya.
(6) Semua SOP harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
(7) Agar SOP dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi SOP-SOP tersebut dan bila SOP tersebut rumit maka
untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
b. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SOP
1) Ada komitmen dari Kepala Puskesmas yang terlihat dengan adanya
dukungan fasilitas dan sumber daya.
2) Adanya fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
menyusun SOP.
3) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati
4) Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SOP.
5) Tata cara penomoran SOP.Penomoran SOP maupun dokumen lainnya
diatur pada kebijakan pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
a) Semua SOP harus diberi nomor,
b) Puskesmas membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SOP
sesuai dengan Pedoman penyusunan dan Pengendalian Dokumen,
c) Pemberian nomor dilakukan secara terpusat di unit pokja Admen.
6) Kode-kode dapat dipergunakan untuk pemberian nomor, seperti contoh
sebagai berikut:
a) Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di Puskesmas mempunyai
kode sendiri-sendiri yang dapat berbentuk angka atau huruf. Sebagai
contoh pada Program Bab KIA-KB /SOP/KIA-KB/PKMB/VI/2017
b) Nomor urut SOP adalah urutan nomor SOP yang diatur terpusat di pokja
Admen.
c) Satu SOP dipergunakan oleh lebih dari satu unit yang berbeda misalnya
SOP rujukan pasien maka diberi kolom unit terkait/unit pemakai SOP.
7) Tata Cara Penyimpanan SOP
a) Penyimpanan adalah bagaimana SOP tersebut disimpan.
b) SOP asli (master dokumen/ SOP yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di Bagian Tata Usaha Puskesmas.
Penyimpanan SOP yang asli harus rapi, sehingga mudah dicari kembali
bila diperlukan.
c) SOP terkendali disimpan di masing-masing unit upaya Puskesmas,
dimana SOP tersebut dipergunakan. Bila SOP tersebut tidak berlaku lagi
atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan SOP yang
sudah tidak berlaku tersebut ke Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja
hanya ada SOP yang masih berlaku saja. Bagian Tata Usaha organisasi
dapat memusnahkan fotocopi SOP yang tidak berlaku tersebut, namun
untuk SOP yang asli agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan
selama 2 tahun.
d) SOP di unit upaya Puskesmas harus diletakkan ditempat yang mudah
dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
8) Tata Cara Pendistribusian SOP
a) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan SOP kepada unit
upaya atau pelaksana yang memerlukan SOP tersebut agar dapat
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha
Puskesmas.
b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima.
c) Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk
seluruh unit kerja lainnya.
9) Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1. Kertas ukuran F4
2. Jenis huruf Arial
3. Ukuran huruf 11
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas: (Posisi Anatomis)
a. Batas kanan : 3 cm/30 mm
b. Batas kiri : 2 cm/20 mm
c. Batas atas : 2 cm/20 mm
d. Batas bawah: 2,5 cm/25 mm
CONTOH FORMAT SOP
1. Pengertian Rapat antar unit kerja dengan petugas pendaftaran adalah upaya
penyampaian informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pendaftaran ke unit-unit yang ada di Puskesmas sehingga seluruh unit
terkait mengetahui prosedur pendaftaran agar pelayanan klinis dapat
berjalan lancar.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk rapat antar unit kerja
dengan petugas pendaftaran
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor…..tentang…..
4. Referensi Pedoman Pelayanan Klinis
5. Prosedur 1.
Langkah-langkah 2.
3.
6. Bagan Alir -
7. Unit Terkait Unit Pelayanan
8. Dokumen Terkait -
9. Rekaman Historis
Perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
- - - -
C. DAFTAR TILIK
Daftar Tilik merupakan bagian dari proses monitoring pelaksanaan. Prosedur
ditetapkan sebagai acuan untuk kemudahan menilai angka kepatuhan terhadap
pelaksanaan prosedur tersebut.
Daftar tilik adalah daftar urutan kerja yang dikerjakan secara konsisten, diikuti
dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan
diberi tanda check-mark
Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.
Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya
1. Kertas ukuran F4
2. Jenis huruf Arial
3. Ukuran huruf 11
4. Spasi1,15
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 3 cm/30 mm
b. Batas kiri : 2 cm/20 mm
c. Batas atas : 2 cm/20 mm
d. Batas bawah: 2,5 cm/25 mm
Adapun format daftar tilik sebagai berikut:
Bold ,format
menyesuaikan jika
judul terlalu
panjang
JUDUL
T= 32 : T= 32 mm
mm Nomor :
L = 25 mm
L = 25
mm DAFTAR Terbit ke :
Font 9
No. Revisi :
(Logo Pemda) TILIK (Lambang Puskesmas)
Tanggal Terbit :
Font 16
bold Halaman :
1 enter
Nama Kapus
Huruf kapital
Unit :
Semua
Nama Petugas : tanda (:) margin batas 40 dari tepi kertas kanan
Ukuran no 9
Tanggal Pelaksanaan :
Isi Daftar Tilik
Standarisasi daftar tilik. Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP
dalam langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut:
Σ Ya+Tidak
1. Isi Daftar Tilik ditulis dengan huruf arial, dengan ukuran huruf 11 dan
kesegarisan batas kanan dan kiri kotak sejajar dengan batas kanan kiri
Kop. Jarak antara header dengan tulisan Unit 1 enter.
2. Isi daftar tilik tersebut merupakan kalimat pertanyaan, yang menunjukkan
apakah prosedur dan langkah-langkah sudah sesuai dengan yang tertulis di
SOP, karenanya perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka
yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut.
3. Daftar tilik menggunakan kata “apakah” di awal kalimat, dan pilihan “Ya”
atau “Tidak” dikolom checklist.
4. Standarisasi daftar tilik.Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap
SOP dalam langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
CR = Σ Ya x 100 % = %
Σ Ya+Tidak
5. Jarak antara garis bawah kotak daftar tilik adalah 1 enter ke tulisan hasil
CR, begitu juga jarak yg sama 1 enter ke tulisan “ tempat “. Jarak antara
tempat dan nama pelaksana adalah 4 enter (kolom tanda tangan), atau
menyesuaikan dengan estetika dokumen.
CONTOH DAFTAR TILIK
JUDUL
Nomor :
Terbit ke :
Tanggal Terbit :
TILIK
Halaman :
UPTD
H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes
Puskesmas Ttd Kepala Puskesmas
NIP19700404 199102 1 001
Bojong
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :
Σ Ya+Tidak
PURWAKARTA,
Pelaksana/Auditor
(ttd)
Nama Lengkap
D. KERANGKA ACUAN PROGRAM/ KEGIATAN
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan
oeh Puskesmas. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai
dengan Standar Akreditasi, antara lain: Program Pengembangan SDM, Program
Peningkatan Mutu Puskesmas Dan Keselamatan Pasien, Program Pencegahan
Bencana, Program Pencegahan Kebakaran, kegiatan pelatihan triase gawat
darurat dan sebagainya
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan
umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan
program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus dijelaskan
bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan
penjadwalan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
III. TUJUAN
A. Tujuan umum
B. Tujuan khusus
1.
2.
DAFTAR ISI
B. LATAR BELAKANG
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun.Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
C. TUJUAN
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan
secara rinci
F. SASARAN
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan .
1) Spesific:
Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi/ Tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
2) Measurable:
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif, yaitu dua atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai
kesimpulan yang sama.
3) Achievable:
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus
berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil,
manfaat, dan dampak serta proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku
1. Kertas ukuran F4
2. Jenis huruf Arial
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas (posisi anatomis):
a. Batas kanan : 3 cm/30 mm
b. Batas kir i : 2 cm/20 mm
c. Batas atas : 2 cm/20 mm
d. Batas bawah : 2,5/25 mm
Format sampul Kerangka Acuan kegiatan :
kapital semua
Lambang kesehatan
T = 40 mm
L = 40 mm
PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOJONG
Jalan Raya Bojong Sawit Km 31 Bojong- Purwakarta
Arial, ukuran
Kode pos 41164 huruf 12
Email: pkm.bojong@gmail.com
Contoh Format Sampul Kerangka Acuan/Kegiatan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
II. SISTEM MANAJEMUN MUTU dan SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian Dokumen
C. Pengendalian Rekaman
A. Komitmen Manajemen
C. Kebijakan Mutu
Kinerja/Mutu
G. Komunikasi Internal
IV. TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
C. Luaran Tinjauan
C. Infrastruktur
D. Lingkungan Kerja
2) Audit internal
Lambang ukuran
T= 40 mm
L= 40 mm
KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN
B. Penyusunan rencana
1. Penjadwalan
2. Pengalokasian sumber daya
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Jumlah Total
Catatan:
Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya mencapai usulan program.
Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program.
Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup dalam kegiatan.
Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas dihitung berdasarkan
faktor koreksi kondisi geografi, jumlah sumber daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu.
Besar biaya pengacu pada peraturan daerah yang ada.
Sumber pembiayaan dapat berasal dari Pemerintah, swasta, masyarakat atau pendapatan fungsional Puskesmas.
Keterangan : berisi mekanisme pengusulan melalui : 1) Musrenbang 2) Dinas Kesehatan 3) Operasional
Format RPK
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN UPTD PUSKESMAS BOJONG
TAHUN……….
HARGA JADWAL
N UPAYA JENIS JENIS PERTANGGUNG VOLUME JUMLAH PELAKSAN LOKA
SASARAN TARGET RINCIAN KEGIATAN SATUAN PELAKSANA
O KESEHATAN PELAYANAN KEGIATAN JAWABAN KEGIIATAN TOTAL A SI
AN
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Jumlah
-
Sistematika Perencanaan Puskemas
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Pengertian Puskesmas
3. Fungsi Puskesmas
4. Visi Puskesmas
5. Misi Puskesmas
6. Tujuan
BAB V PENUTUP
H. PEDOMAN/ PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk
dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur
beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi
pedoman/panduan maka Puskesmas menyusun/membuat sistematika buku
pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
A. Data Umum
B. Data Khusus
A. Pembiayaan
B. Pelaksanaan Kegiatan
C. Hasil Kegiatan Program
A. Identifikasi Masalah
B. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
C. Merumuskan Masalah
D. Mencari Akar Penyebab Masalah
E. Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Lambang
T= 32 mm
PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA
DINAS KESEHATAN
L= 25 mm UPTD PUSKESMAS BOJONG Huruf
Jalan Raya Sawit Bojong Km 31 Bojong - Purwakarta arial no
Kode Pos 41164 12
Email: pkm.bojong@gmail.com
Nama Pekerjaan :
Tanggal Pelaksanaan :
Pelaksanaan Kegiatan
Nama :
Jabatan : 1. Nama :
NIP/NRTHL :
Tanda tangan :
2. Nama :
NIP/NRTHL:
Mengetahui
A. Topik bahasan
B. Kesimpulan
C. Rencana Tindak Lanjut
Mengetahui
Notulis
Kepala UPTD Puskesmas Bojong
TTD
TTD
Nama Lengkap
H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes
Ketentuan lainnya yang berhubungan dengan tata naskah adalah sebagai berikut :
ii. Tulisan menggunakan tipe huruf Arial. Untuk bagan alir pada SOP dan
pada bentuk-bentuk tabel ukuran tulisan menyesuaikan. Untuk isi
SOP,Daftar Tilik atau dokumen yang diberi kotak, huruf Arial ukuran
tulisan 11. Jika isi dokumen ada judul yang di breakdown, maka jarak
bullet/numbering adalah 5 mili meter.
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri dari pelayanan di
dalam gedung yaitu di poli gigi dan pelayanan luar gedung yaitu program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM). Masalah kesehatan gigi yang paling banyak ditemukan adalah karies
gigi, hal ini terjadi karena kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan gigi dan mulut dari mulai bayi dalam kandungan sampai
tua (life sicle).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut yang
ditujukan untuk masyarakat terutama pada kelompok rawan/resiko tinggi, yang
termasuk kelompok rawan tersebut adalah : Ibu Hamil, Balita, Anak Pra Sekolah
dan Lansia.
Pelaksanaan kegiatan program UKGM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas
x yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna melalui pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan, pemberian pelayanan yang cepat dan
tepat sasaran sesuai dengan tata nilai UPT Puskesmas X yang telah ditetapkan
yaitu Cekatan, Informatif, Profesional, Akurat, Handal, Optimal, Responsif,
Efisien.
II. Latar Belakang
Puskesmas X terletak di wilayah kecamatan A yang terdiri dari 4 desa
dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa, 23 ibu hamil, 120 balita, 100 anak pra
sekolah dan 80 lansia berdasarkan data penduduk tahun 2017.
Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun 2016 jumlah kunjungan bumil yang
diperiksa kesehatan gigi dan mulut hanya 40%, anak pra sekolah yang telah
diperiksa kesehatan gigi dan mulut 50% dan lansia yang telah diperiksa
kesehatan gigi dan mulut 20%.
Berdasarkan data tersebut di atas maka disusunlah kerangka acuan
program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) Puskesmas X tahun
2017 yang disusun berdasarkan RUK/RPK Puskesmas x tahun 2017.
III. Tujuan:
A. Tujuan umum: meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut di masyarakat khususnya pada kelompok rawan.
B. Tujuan khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak para
sekolah
3. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada lansia
B Pemeriksaan Sumber
Kesehatan - Menyusun 1. Program 1. Kader pembiayaan
gigi dan mulut rencana Gizi - BOK Gizi
anak pra kegiatan - Menyusun Mengkoordini
sekolah - Koordinasi jadwal r anak
dengan LP/LS kegiatan ada prasekolah
- Menentukan pemeriksaan untuk
tempat dan kes. Gigi & diperiksa
waktu Mulut bagi kesehatan
pelaksanaan Balita pada gigi & mulut di
kegiatan saat posyandu
- Menyiapkan pelaksanaan - Memantau
form laporan penimbangan kesehatan
& Rujukan Balita gigi & mulut
- Menyiapkan Posyandu anak yang
bahan - Menyusun BGM dan Gizi
penyuluhan jadwal Kurang
- Menyiapkan pemeriksaan
alat kes. Gigi &
pemeriksaan Mulut pada
kes. Gigi & anak yang
Mulut BGM dan Gizi
- Membuat Kurang
laporan
kegiatan
C Pemeriksaan 2. Program Sumber
Kesehatan - Menyusun Lansia 1. Kader pembiayaan
gigi dan mulut rencana - Menyusun - BOK
Lansia kegiatan jadwal Mengkoordini
- Koordinasi kegiatan ada r Lansia untuk
dengan LP/LS pemeriksaan diperiksa
- Menentukan kes. Gigi & kesehatan
tempat dan Mulut bagi gigi & mulut
waktu Lansia pada - Memantau
pelaksanaan saat kesehatan
kegiatan pelaksanaan gigi & mulut
- Menyiapkan Posbindu Lansia
form laporan Lansia
& Rujukan
- Menyiapkan
bahan
penyuluhan
- Menyiapkan
alat
pemeriksaan
kes. Gigi &
Mulut
- Membuat
laporan
kegiatan
I. SASARAN
II. JADWAL KEGIATAN (GAMBARKAN DALAM BAGAN Gantt untuk rencana satu
tahun)
N Kegiatan 2016 2017
o Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jun Ags Sep Okt Nop Des
1 Pemeriksaan X x x x x x x X x x X x x
Kesehatan gigi
dan mulut Ibu
2 Pemeriksaan X x x x x x x X x x X x x
Kesehatan gigi
dan mulut anak
pra sekolah
3 Pemeriksaan X x x X x x x X x x X x x
Kesehatan gigi
dan mulut Lansia
III.Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya Evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan,
dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.