Anda di halaman 1dari 72

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN

PENGENDALIAN DOKUMEN
TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOJONG
Jalan Raya Bojong Sawit Km 31 Bojong – Purwakarta
Kode Pos 41164
Email: pkm.bojong@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan buku Pedoman Tata Naskah
Puskesmas Bojong dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunan dokumen akreditasi diperlukan acuan tata


naskah sehingga format yang dihasilkan seragam, sehingga perlu dibuat buku
Pedoman Tata Naskah Puskesmas Bojong yang akan dijadikan sebagai acuan
dan panduan dalam pembuatan dokumen-dokumen dalam kegiatan puskesmas.

Dengan tersusunnya buku Pedoman Tata Naskah Puskesmas Bojong,


kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini.

Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran
perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmat dan


HidayahNya kepada kita semua.

KEPALA UPTD PUSKESMAS BOJONG,

H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M.,M.M.Kes

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 1

Bab II Dokumentasi Akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Tingkat


Pertama ................................................................................................................ 3

Bab III Penyusunan Dokumen Akreditasi ............................................................. 5

A. Kebijakan ......................................................................................................... 5

B. Manual Mutu..................................................................................................... 12

C. Rencana Lima Tahunan Puskesmas................................................................ 15

D. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Tahunan .......................................... 18

E. Pedoman/ Panduan.......................................................................................... 21

F. Penyusunan kerangka acuan program/kegiatan .............................................. 23


G. Standar Operasional Prosedur (SOP) .............................................................. 27

Bab IV Pengendalian Dokumen dan Rekaman Puskesmas Bojong..................... 39

1. Tujuan Proses ................................................................................................. 39


2. Tanggung Jawab dan Wewenang ................................................................... 39
3. Uraian Umum .................................................................................................. 39
4. Kebijakan ........................................................................................................ 44

BAB V Penutup .................................................................................................... 46

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Akreditasi Puskesmas merupakan upaya peningkatan mutu dan kinerja


pelayanan yang dilakukan dengan membangun Sistem Manajemen Mutu,
penyelenggaraan Upaya Kesehatan, dan Sistem Pelayanan Klinis untuk memenuhi
standar akreditasi yang ditetapkan dan peraturan perundangan serta pedoman yang
berlaku.
Untuk membangun dan membakukan Sistem Manajemen Mutu, Sistem
Pelayanan, perlu disusun pengaturan-pengaturan internal yang menjadi dasar dalam
pelaksanaan upaya di Puskesmas, baik Administrasi Manejemen, Upaya Kesehatan
Masyarakat maupun Upaya Kesehatan Perorangan. Regulasi internal
tersebutdiantaranya berupa Kebijakan, Pedoman, Standar Operasional Prosedur
(SOP) dan dokumen lain yang disusun berdasarkan peraturan perundangan dan
pedoman-pedoman eksternal yang berlaku. Untuk memudahkan dalam
mempersiapkan regulasi internal tersebut, maka perlu disusun pedoman penyusunan
dan pengendalian dokumen Tahun 2017.
Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai berikut
1. Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Upaya,
Pelaksana Upaya Kesehatan, tim mutu di Puskesmas dalam menyusun dokumen-
dokumen yang dipersyaratkan dalam standar akreditasi,
2. Tersedianya Pedoman bagi pendamping akreditasi di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk melakukan pendampingan pada Puskesmas,
3. Tersedianya pedoman bagi surveyor dalam melakukan penilaian akreditasi
Puskesmas,
4. Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan akreditasi
Puskesmas.
Pedoman ini disusun sebagai bahan bagi Puskesmas untuk menyusun
kelengkapan pedoman penyusunan dan pengendalian dokumen terkait dengan
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar akreditasi.
BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

Sistem Manajemen Mutu, Sistem Pelayanan, dan Sistem Penyelenggaraan


Upaya Puskesmas perlu dibakukan berdasarkan regulasi internal. Regulasi internal
ini disusun dalam bentuk dokumen akreditasi yang harus dipersiapkan oleh
Puskesmas untuk memenuhi standar akreditasi.
Penyusunan regulasi internal, perlu didukung regulasi eksternal yang berupa
peraturan perundangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh Kementerian
Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
organisasi profesi, yang merupakan acuan bagi Puskesmas dalam menyelenggarakan
manajemen Puskesmas, Upaya Kesehatan Masyarakat, dan Upaya Kesehatan
Perorangan. Dokumen-dokumen tersebut sebaiknya ada di Puskesmas, dan
merupakan dokumen eksternal yang dikendalikan, meskipun dokumen eksternal
tersebut tidak merupakan persyaratan dalam penilaian akreditasi.
Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan di Puskesmas dapat dibedakan
sebagai berikut :
A. Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas:
1. Kebijakan Kepala Puskesmas,
2. Rencana Lima Tahunan Puskesmas,
3. Pedoman/manual mutu,
4. Pedoman/panduan teknis yang terkait dengan manajemen,
5. Standar Operasional Prosedur (SOP),
6. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP): Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ,
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK),
7. Kerangka Acuan Kegiatan/Program.
B. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas:
1. Kebijakan Kepala Puskesmas,
2. Pedoman untuk masing-masing upaya kesehatan masyarakat,
3. Standar Operasional Prosedur (SOP),
4. Rencana Tahunan untuk masing-masing UKM,
5. Kerangka Acuan Kegiatan pada tiap-tiap UKM,
C. Penyelenggaraan pelayanan klinis/upaya kesehatan perorangan
1. Kebijakan tentang pelayanan klinis,
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) klinis,
3. Pedoman Pelayanan Klinis,
4. Kerangka Acuan terkait dengan Program/Kegiatan Pelayanan Klinis dan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien

Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan oleh Puskesmas antara lain adalah:


1. Rencana Strategik/Rencana Lima Tahunan
2. Rencana Tahunan
3. Kebijakan Kepala Puskesmas
4. Pedoman/Panduan Mutu
5. Standar Operasional Prosedur (SOP)
6. Panduan-Panduan Teknis
7. Kerangka Acuan Kegiatan

Sebagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan, Puskesmas perlu


menyiapkan rekam implementasi (bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan
dokumen-dokumen pendukung lain, seperti foto copy ijazah, sertifikat pelatihan,
sertifikat kalibrasi, dan sebagainya.
BAB III
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI
A. KEBIJAKAN KEPALA PUSKESMAS

Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala


Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh: penanggung jawab maupun pelaksana.Berdasarkan kebijakan
tersebut, disusunlah pedoman/panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas.

Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada


peraturan perundangan, baik Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah,
pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan,Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Aturan penulisan kebijakan/ SK adalah sebagai berikut :

1. Kertas ukuran Folio F4


2. Jenis huruf Arial
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1.15
5. Batas kertas ( posisi anatomis) :
a. Batas kanan : 3 cm/30 mm
b. Batas kiri : 2 cm/20 mm
c. Batas atas : 2 cm/20 mm
d. Batas bawah : 2,5 cm/25 mm

Format Peraturan/ Surat Keputusan dapat disusun sebagai berikut:

1. Kop
menggunakan lambang daerah yang berwarna dan ditempatkan dibagian
sisi kiri atas serta memuat sebutan pemerintah kabupaten, nama
dinas/badan induk, nama unit pelaksana teknis, alamat, kodepos, email,
spasi 1 dan diberi pembatas kop bawah berupa satu garis single, ketebalan
3 pt.

2. Pembukaan
Jarak antara batas bawah garis kop dengan awal tulisan kebijakan adalah 2
enter.

a. Judul : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Bojong dengan penambahan


Kabupaten Purwakarta ditulis dengan huruf kapital dan ditebalkan ( bold)
b. Nomor: ditulis sesuai sistem penomoran di puskesmas,
- Untuk Penomoran SK disesuaikan dengan penomoran di puskesmas
dan tidak ditebalkan:
Contoh sebagai berikut: 001/SK/PKMB/VI/2017
a. 001 : menyatakan urutan nomor berdasarkan sistem
penomoran SK yang ada di puskesmas
b. SK : menyatakan nama jenis dokumennya
c. PKMB: menyatakan Puskesmas Bojong
d. VI : menyatakan bulan penetapan dokumen
e. 2017 : menyatakan tahun penetapan dokumen
c. Judul: ditulis sesuai dengan kebijakan, huruf kapital semua, letak ditengah
margin, ditebalkan dan jarak 2 enter dari batas bawah kebijakan diatasnya.
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa ditulis simetris diletakkan ditengah
margin, huruf kapital semua, bold, dan jarak 1 enter dari batas bawah judul.
Jabatan pembuat keputusan ditulis kapital, simetris,bold, diletakkan di tengah
margin diakhiri dengan tanda koma.

d. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal
kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca
titik dua (:) dan diletakkan di bagian kiri, konsideran menimbang diawali
dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan
kata bahwa dengan “b” huruf kecil;
2) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Peraturan perundang
undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya
sederajat atau lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak
lurus dengan kata menimbang. Konsideran yang berupa peraturan
perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali
dengan nomor dengan huruf angka 1, 2, dst.

e. Diktum:
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, di tebalkan (Bold),
seluruhnya dengan huruf kapital serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata “Menimbang” dan “Mengingat”, huruf awal kata
menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
f. Batang Tubuh.

1) Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam


diktum-diktum, misalnya:

KESATU : Kalimat diawali dengan huruf Kapital dan diakhiri

dengan tanda titik

KEDUA :dst

KETIGA : dst

2) Dicantumkan pada Diktum terakhir dengan kalimat “Keputusan ini mulai


berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat
perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dalam penerapannya, maka
akan diadakan revisi sebagaimana mestinya”.
3) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan.
4) Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan/
keputusan yang memuat penanda tangan penerapan peraturan/keputusan,
yang teridiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan
pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani. Jarak nya 2
enter dari akhir kalimat diatasnya, yang terdiri dari:

 Tempat dan tanggal penetapan.


- Untuk “tempat penetapan” menggunakan kapital diawal dan
seluruhnya nama tempat menggunakan huruf kapital. Contoh:
“Ditetapkan di PURWAKARTA”
- Untuk “tanggal penetapan” menggunakan huruf kecil diawal dan
penggunaan kapital pada huruf pertama bulan penetapan tanggal. Yang
di tulis lengkap.Penetapan tanggal disesuaikan dengan berlakunya
kebijakan. Contoh: “pada tanggal 01 Juni 2017”
 Nama jabatan,kapital,bold diakhiri dengan tanda koma (,)
5) Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala FKTP ditandatangani oleh Kepala FKTP,
dituliskan nama tanpa gelar.
6) Lampiran peraturan/keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/
keputusandengan penulisan huruf kapital semua ukuran font no 10,
spasi 1, diletakkan di pojok kanan atas, dengan format sebagi berikut:

Pojok kanan
LAMPIRAN
atas , di batas
margin 80.
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
Huruf kapital
semua ukuran PUSKESMAS BOJONG
10
NOMOR 001/SK/PKMB/VI/2017

TENTANG TATA NASKAH,

PEDOKUMENTASIAN DOKUMEN

DAN REKAM KEGIATAN UPTD

PUSKESMAS BOJONG

b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala FKTP.

Hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan / Surat Keputusan yaitu:

1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun


terjadi penggantian Kepala Puskesmas hingga adanya kebutuhan revisi
atau pembatalan.
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis
sebagai Diktum tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
3. Untuk kepentingan estetika dan efisiensi dalam penulisan kebijakan/surat
keputusan, maka pengaturan besaran”antara kalimat atas dan di bawahnya
dapat menyesuaikan.
PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA Ukuran 12,bold

T = 32
DINAS KESEHATAN
1 spasi
mm
UPTD PUSKESMAS BOJONG Uk 22, Bold,

L= 25 Jalan Raya Sawit Bojong Km 31 Bojong – Purwakarta 1 spasi


mm Kode Pos 41164 Ukuran 12,
Email: pkm.bojong@gmail.com
1 spasi
Garis
1 enter
single

3 pt

2 enter

KEPUTUSAN Ukuran 12,

KEPALA UPTD PUSKESMAS BOJONG 1,15 spasi,bold

nomor tidak bold


KABUPATEN PURWAKARTA

NOMOR: 001/SK/PKMB/VI/2017
2 enter

TENTANG Ukuran

TATA NASKAH, PENDOKUMENTASIAN DOKUMEN DAN REKAM KEGIATAN 1,15spa

UPTD PUSKESMAS BOJONG , bold

1 enter

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


1 enter

KEPALA UPTD PUSKESMAS BOJONG,


Tanda koma
1 enter
di akhir
jabatan

Menimbang : a. awalan huruf kecil, 1 spasi, akhir kalimat tanda;


b. tanpa enter

c.
1 enter

Mengingat : 1. Awalan huruf besar di urut dari peraturan yang tertinggi dan tahun
lebih awal, lebih dahulu, 1 spasi akhir kalimat tanda (;)
2. tanpa enter

3.

2 enter
MEMUTUSKAN
1 enter

Menetapkan : HURUF KAPITAL SEMUA dan diakhiri dengan


titik.
1 enter

KESATU : Penjelasan tujuan dibuatnya SK tersebut, dan


diakhiri dengan tanda titk.
1 enter

KEDUA : Dst
1 enter

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila di kemudian hari terdapat perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dalam penerapannya, maka akan
diadakan revisi sebagaimana mestinya.

2 enter

Ditetapkan diPURWAKARTA
pada tanggal 01 Juni 2017

2 enter
koma di akhir
nama jabatan

KEPALA UPTD PUSKESMAS BOJONG,

4 enter,

DIDIN SUPARMAN
CONTOH FORMAT SURAT KEPUTUSAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOJONG
Jalan Raya Sawit Bojong Km 31 Bojong – Purwakarta
Kode Pos 41164
Email: pkm.bojong@gmail.com

KEPUTUSAN

KEPALA UPTD PUSKESMAS BOJONG

KABUPATEN PURWAKARTA

NOMOR:

TENTANG…………

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS BOJONG,

Menimbang : a. bahwa tanpa enter

b. bahwa

c. bahwa
1 enter

Mengingat : 1.
tanpa enter
2.
3.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

KESATU :

KEDUA : 1 enter
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat perubahan, pembatalan, pencabutan
ketentuan, dalam penerapannya, maka akan diadakan revisi
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan diPURWAKARTA
pada tanggal 01 Juni 2017

KEPALA UPTD PUSKESMAS BOJONG,

DIDIN SUPARMAN
Contoh Lampiran

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS BOJONG
NOMOR 001/SK/PKMB/VI/2017
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
DAN PENGENDALIAN DOKUMEN
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Terdapat sejumlah pengertian istilah prosedur, diantaranya:

1. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang


dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas

2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci,
spesifik dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil kerja
sesuai persyaratan yang telah ditetapkan (Susilo, 2003).

3. Langkah di dalam penyusunan instruksi kerja, sama dengan penyusunan


prosedur, namun ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang
melibatkan satu bagian/unit/ profesi, sedangkan prosedur adalah suatu proses
yang melibat lebih dari satu bagian/ unit/ profesi. Prinsip dalam penyusunan
prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang ditulis, tulis yang dikerjakan,
buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat ditelusur hasilnya.

4. Istilah Standar Prosedur Operasional (SPO) digunakan di UU Nomor 29 Tahun


2004 tentang Praktik Kedokteran dan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit.

5. Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu:


a. Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap,
b. Prosedur untuk panduan kerja (prosedur kerja, disingkat PK),
c. Prosedur untuk melakukan tindakan,
d. Prosedur penatalaksanaan,
e. Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak,
f. Petunjuk pelaksanaan secara teknis, disingkat Juknis,
g. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol klinis, Algoritma/ Clinical
Pathway.
Karena beraneka ragamnya istilah tentang prosedur dan untuk menghindari
salah tafsir serta dalam rangka menyeragamkan istilah maka dalam pedoman
penyusunan dokumen ini digunakan istilah Standar Operasional Prosedur
(SOP) sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Aparatur Negara
Nomor 35 tahun 2012. Prosedur yang dimaksud dalam Istilah “Standar
Operasional Prosedur (SOP)“ bersifat institusi maupun perorangan sebagai
profesi sehingga dianggap lebih tepat karena prosedur yang dimaksud dalam
A. KEBIJAKAN KEPALA PUSKESMAS
pedoman penyusunan dokumen akreditasi FKTP ini adalah prosedur yang
bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi, sementara istilah“
Standar Prosedur Operasional “ (SPO) yang dipergunakan dalam undang-
undang Praktik Kedokteran maupun dalam Undang-Undang Kesehatan lebih
bersifat perorangan sebagai profesi
a. Tujuan Penyusunan SOP,
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

b. Manfaat SOP
 Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
 Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
 Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya. Contoh :SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan
infus, SOP Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong,
c. Format SOP
Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan
Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi
harus “ SERAGAM’. Format merupakan format minimal, oleh karena itu
format ini dapat diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun
SOP, unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan
didalam melihat langkah- langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat
dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang
ada di SOP.
Font 16, Mid center

Bold ,format
Format SOP sebagai berikut: menyesuaikan jika judul
terlalu panjang
1) Kop/heading SOP

1 spasi
t
JUDUL a
T= 32
l
T= 32 mm
mm Nomor :
L = 25 mm
L = 25 Terbit ke :
mm SOP Font
No. Revisi :
Font 9
(Logo Pemda) 20 Tanggal Terbit : (Lambang Puskesmas)
bold
Halaman : 01/03

UPTD
Font 9 (Ttd Ka Puskesmas) H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes
Puskesmas
Bojong
NIP 19700404 199102 1 001

Font 9, Huruf kapital Semua.


1 spasi

Penjelasan :

1. Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah: nama Puskesmas
dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan Kepala
Puskesmas.
2. Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut:
a. Heading hanya dicetak halaman pertama.
b. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah Kabupaten/Kota, dan lambang
Puskesmas, ukuran tinggi/panjang 32 mm lebar 25 mm.
c. Kotak “Judul” diberi nama SOP sesuai dengan proses kerjanya. Ukuran 16,
Bold, huruf kapital semua dan 1 spasi.Jika judul SOP terlalu panjang, ukuran
menyesuaikan dan letak pengaturan kalimat di tengah.
d. Kotak tulisan “SOP” ukuran 20, kapital semua, Bold.
e. Nomor diisi sesuai dengan penomoran pada pedoman penyusunan dokumen
Puskesmas.
Contoh sebagai berikut, nomor: 001/SOP/PKMB/VI/2017
a. 001 : menyatakan urutan no SOP, 3 digit sistem angka Arab
b. SOP : menyatakan nama jenis dokumen
c. PKMB : menyatakan Puskesmas Bojong
d. VI : menyatakan bulan penetapan dokumen, angka romawi
e. 2017 : menyatakan tahun penetapan dokumen
f. No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan sistema angka arab
2 digit.
g. Terbit ke: diisi keterangan yang keberapa kalinya dokumen terbit, ditulis 2 digit
sistem angka Arab.
h. Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.Tanggal mencantumkan lengkap 2 digit, nama
bulan di tulis lengkap dan tahun lengkap 4 digit, missal 10 Oktober 2017.
i. Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SOP tersebut (misal 01/02), tetapi di tiap halaman selanjutnya dibuat
footer misalnya pada halaman kedua (2) dst. Posisi footer nomor halaman
untuk halama kedua,ketiga, dst, nomor halaman diletakkan di ujung kanan
bawah.
j. Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Bojong: nama jelas dan gelar,kapital
semua, ukuran huruf 9 dalam satu kesegarisan,dan NIP dibawahnya.
H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes
Contoh
NIP19700404 199102 1 001

2) Komponen SOP

1. Pengertian Adalah pengertian dari judul

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk….

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor……tentang..

4. Referensi

5. Prosedur Langkah-Langkah

6. Unit Terkait Jika tidak ada, tanda -

7. Dokumen Terkait Jika tidak ada, tanda -

8. Diagram Alir Jika tidak ada, tanda -

9. Rekaman Historis Perubahan Jika tidak ada, tanda -

No Yang Isi Tanggal Mulai


Diubah Perubahan Diberlakukan

- - - -

Penjelasan:

Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:


1. Komponen SOP terpisah dengan Kop, dengan kotak tersendiri dan kesegarisan
batas kotak kanan dan kiri sama dengan batas kanan kiri kotak Kop diatasnya,
jarak Kop ke Isi 1 enter, Isi SOP jenis huruf Arial ukuran no 11, spasi 1,15.
2. Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi
tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/
menimbulkan multi persepsi.
3. Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “ Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”.
4. Kebijakan: berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya
SOP tersebut. Pada kebijakan dituliskan: “Keputusan Kepala Puskesmas
Nomor…tentang….”
5. Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka, sebaiknya jangan yang bersumber pada website.
6. Prosedur Langkah-langkah: bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu.
Apabila langkah langkah terdiri dari beberapa tahap maka digunakan format
sebagai berikut, dengan subunit dari poin diatasnya berjarak 5 mm.

5. Prosedur Langkah-langkah A. Tahap 1


1. Tim beserta….
a. Xxxxx
1) Yyyyy
2)
b.
2. Dst….
B. Tahap 2
1. Tim selanjutnya….
2. Dst…..

Apabila langkah-langkah tidak terdiri dari beberapa tahap maka digunakan


format sebagai berikut:

5. Prosedur Langkah-langkah 1. Pengunjung melakukan….


2. Petugas melakukan…
3. Dst………

7. Bagan alir: berisi langkah-langkah yang dituangkan dalam bentuk bagan jika
dibutuhkan.
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
a. Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari
proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol
balok:

b. Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari ti ap tahapan


diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut:

o Awal kegiatan:

o Akhir kegiatan:

o Simbol Keputusan:

Ya

Tidak

o Penghubung:

o Dokumen:

o Arsip:
Jika prosedur tersebut tidak memerlukan diagram alir, diberi tanda (-).

8. Unit Terkait: berisi unit-unit yang terkait dalam proses kerja tersebut.
9. Dokumen Terkait: berisi dokumen yang terkait dalam proses kerja tersebut, jika
tidak ada diberi tanda (-).
10. Rekaman Historis Perubahan diisi apabila adanya perubahan pada isi SOP, jika
tidak ada diberi tanda (-).

Adapun penyusunan SOP:

1. Isi SOP ditulis dengan huruf arial, ukuran huruf 11 dan 1.15 spasi.
2. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim yang ditunjuk oleh Kepala
Puskesmas hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal
tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya
diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja dalam penyusunan SOP.
3. SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja
agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta
memberikan tanggapan.
4. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana,
kapan, dan mengapa.
5. SOP jangan menggunakan kalimat mengandung Subjek, predikat dan objek SOP
harus jelas.
6. SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana dengan
bahasa yang dikenal pemakai.
7. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP pelayanan pasien
maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan
pasien. Untuk SOP profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar
pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.
a. Proses penyusunan SOP
1) SOP disusun dengan menggunakan format sesuai dengan panduan
penyusunan dokumen Puskesmas.
2) Penyusunan SOP dapat dikoordinir oleh tim mutu/tim akreditasi
Puskesmas dengan mekanisme sebagai berikut :
a) Pelaksana atau unit kerja/ upaya menyusun SOP dengan melibatkan
unit terkait.
b) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke
tim mutu.
c) Fungsi tim mutu Puskesmas didalam penyusunan SOP adalah :
(1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki SOP yang
telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa
maupun penulisan,
(2) Mengkoordinir proses pembuatan SOP sehingga tidak terjadi
duplikasi SOP/tumpang tindih SOP antar unit,
(3) Melakukan cek ulang terhadap SOP-SOP yang akan
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
(4) Penyusunan SOP dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan
SOP. Untuk SOP pelayanan dan SOP administrasi, untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP bisa dilakukan dengan
menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur
kegiatan dari kerja yang dilakukan di unit tersebut. Sedangkan
untuk SOP klinis, identifikasi kebutuhan dilakukan dengan
mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja
tersebut. Dari identifikasi kebutuhan SOP dapat diketahui berapa
banyak dan macam SOP yang harus dibuat/disusun. Untuk
melakukan identifikasi kebutuhan SOP dapat pula dilakukan
dengan memperhatikan elemen penilaian pada standar akreditasi,
minimal SOP-SOP apa saja yang harus ada. SOP yang di
persyaratkan di elemen penilaian adalah SOP minimal yang harus
ada di Puskesmas. Sedangkan identifikasi SOP dengan
menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja adalah
seluruh SOP secara lengkap yang harus ada di unit kerja tersebut.
(5) Mengingat SOP merupakan flow charting dari proses kegiatan
maka untuk memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek,
penulisan SOP adalah dimulai dengan membuat flow chart dari
kegiatan yang dilaksanakan. Caranya adalah membuat diagram
kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting dari
seluruh proses. Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan
kegiatan di masing-masing kotak dan dibuat alurnya.
(6) Semua SOP harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
(7) Agar SOP dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi SOP-SOP tersebut dan bila SOP tersebut rumit maka
untuk melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
b. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SOP
1) Ada komitmen dari Kepala Puskesmas yang terlihat dengan adanya
dukungan fasilitas dan sumber daya.
2) Adanya fasilitator/petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk
menyusun SOP.
3) Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati
4) Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SOP.
5) Tata cara penomoran SOP.Penomoran SOP maupun dokumen lainnya
diatur pada kebijakan pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
a) Semua SOP harus diberi nomor,
b) Puskesmas membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SOP
sesuai dengan Pedoman penyusunan dan Pengendalian Dokumen,
c) Pemberian nomor dilakukan secara terpusat di unit pokja Admen.
6) Kode-kode dapat dipergunakan untuk pemberian nomor, seperti contoh
sebagai berikut:
a) Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di Puskesmas mempunyai
kode sendiri-sendiri yang dapat berbentuk angka atau huruf. Sebagai
contoh pada Program Bab KIA-KB /SOP/KIA-KB/PKMB/VI/2017
b) Nomor urut SOP adalah urutan nomor SOP yang diatur terpusat di pokja
Admen.
c) Satu SOP dipergunakan oleh lebih dari satu unit yang berbeda misalnya
SOP rujukan pasien maka diberi kolom unit terkait/unit pemakai SOP.
7) Tata Cara Penyimpanan SOP
a) Penyimpanan adalah bagaimana SOP tersebut disimpan.
b) SOP asli (master dokumen/ SOP yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di Bagian Tata Usaha Puskesmas.
Penyimpanan SOP yang asli harus rapi, sehingga mudah dicari kembali
bila diperlukan.
c) SOP terkendali disimpan di masing-masing unit upaya Puskesmas,
dimana SOP tersebut dipergunakan. Bila SOP tersebut tidak berlaku lagi
atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan SOP yang
sudah tidak berlaku tersebut ke Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja
hanya ada SOP yang masih berlaku saja. Bagian Tata Usaha organisasi
dapat memusnahkan fotocopi SOP yang tidak berlaku tersebut, namun
untuk SOP yang asli agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan
selama 2 tahun.
d) SOP di unit upaya Puskesmas harus diletakkan ditempat yang mudah
dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
8) Tata Cara Pendistribusian SOP
a) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan SOP kepada unit
upaya atau pelaksana yang memerlukan SOP tersebut agar dapat
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha
Puskesmas.
b) Distribusi harus memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima.
c) Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk
seluruh unit kerja lainnya.
9) Evaluasi SOP.
Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.

a) Evaluasi penerapan/kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan


meniai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/check list
 Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).
 Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk
mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
 Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
 Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan
dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.
(1) Evaluasi isi SOP.
(a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
(b) Hasil evaluasi :SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
(c) Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
 Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada
 Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanankesehatan,
 Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
 Adanya perubahan fasilititas
(d) Pergantian kepala Puskesmas, bila SOP memang masih sesuai/
dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
Aturan penulisan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut:

1. Kertas ukuran F4
2. Jenis huruf Arial
3. Ukuran huruf 11
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas: (Posisi Anatomis)
a. Batas kanan : 3 cm/30 mm
b. Batas kiri : 2 cm/20 mm
c. Batas atas : 2 cm/20 mm
d. Batas bawah: 2,5 cm/25 mm
CONTOH FORMAT SOP

RAPAT ANTAR UNIT KERJA


DENGAN PETUGAS
PENDAFTARAN
Nomor :010/SOP/
PKMB/VI/2017
SOP Terbit ke
No. Revisi
:01
:-
Tanggal Terbit :01-11- 2017
Halaman :01/01

UPTD H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes


Puskesmas NIP19700404 199102 1 001
Bojong

1. Pengertian Rapat antar unit kerja dengan petugas pendaftaran adalah upaya
penyampaian informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
pendaftaran ke unit-unit yang ada di Puskesmas sehingga seluruh unit
terkait mengetahui prosedur pendaftaran agar pelayanan klinis dapat
berjalan lancar.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk rapat antar unit kerja
dengan petugas pendaftaran
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor…..tentang…..
4. Referensi Pedoman Pelayanan Klinis
5. Prosedur 1.
Langkah-langkah 2.
3.
6. Bagan Alir -
7. Unit Terkait Unit Pelayanan
8. Dokumen Terkait -
9. Rekaman Historis
Perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
- - - -
C. DAFTAR TILIK
Daftar Tilik merupakan bagian dari proses monitoring pelaksanaan. Prosedur
ditetapkan sebagai acuan untuk kemudahan menilai angka kepatuhan terhadap
pelaksanaan prosedur tersebut.

Daftar tilik adalah daftar urutan kerja yang dikerjakan secara konsisten, diikuti
dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan
diberi tanda check-mark

 Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk mendukung
standarisasi suatu proses pelayanan.
 Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
 Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri.

Langkah-langkah menyusun daftar tilik

Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi prosedur yang
membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya

 Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,


 Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
 Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
 Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
 Lakukan uji-coba,
 Lakukan perbaikan daftar tilik,
 Standarisasi daftar tilik.
Daftar tilik digunakan untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP, Evaluasi SOP
dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP. Evaluasi penerapan/kepatuhan
terhadap SOP dapat dilakukan dengan menilai tingkat kepatuhan terhadap
langkah-langkah dalam SOP. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar tilik/check list. Daftar Tilik dilampirkan bersama dengan
SOP yang dibuat, diletakkan terpisah dengan format SOP. Dalam pengisian
daftar tilik di tuliskan unit yang dilakukan audit, nama petugas dan tanggal
pelaksanaandan nama auditornya.
Aturan penulisan Daftar Tilik adalah sebagai berikut:

1. Kertas ukuran F4
2. Jenis huruf Arial
3. Ukuran huruf 11
4. Spasi1,15
5. Batas kertas:
a. Batas kanan : 3 cm/30 mm
b. Batas kiri : 2 cm/20 mm
c. Batas atas : 2 cm/20 mm
d. Batas bawah: 2,5 cm/25 mm
Adapun format daftar tilik sebagai berikut:

Kop/heading DAFTAR TILIK


Font 16, Mid center

Bold ,format
menyesuaikan jika
judul terlalu
panjang
JUDUL
T= 32 : T= 32 mm
mm Nomor :
L = 25 mm
L = 25
mm DAFTAR Terbit ke :
Font 9
No. Revisi :
(Logo Pemda) TILIK (Lambang Puskesmas)
Tanggal Terbit :
Font 16
bold Halaman :

UPTD H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M.,M.M.Kes


Font 9 (Ttd Ka Puskesmas)
Puskesmas NIP19700404 199102 1 001
Bojong

1 enter
Nama Kapus

Huruf kapital
Unit :
Semua
Nama Petugas : tanda (:) margin batas 40 dari tepi kertas kanan
Ukuran no 9

Tanggal Pelaksanaan :
Isi Daftar Tilik

NO. KEGIATAN YA TIDAK


1. Apakah petugas melakukan pemeriksaan,anamnesa,
pemeriksaan fisik?
2. Apakah petugas mendiagnosa pasien?
3. Apakah petugas menjelaskan tentang kondisi pasien dan
memberitahu pasien serta keluarga pasien bahwa bahwa
pasien perlu penanganan segera?
4. Apakah petugas meminta informed consent kepada pasien
atau keluarga pasien?
5. Apakah jika pasien atau keluarga pasien menolak maka
petugas menyuruh pasien untuk mengisi informed consent?

Standarisasi daftar tilik. Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP
dalam langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut:

Compliance rate (CR) = Σ Ya x 100 % = %

Σ Ya+Tidak

Dicantumkan tempat, tanggal dan nama pelaksana/Auditor

Adapun penyusunan DAFTAR TILIK :

1. Isi Daftar Tilik ditulis dengan huruf arial, dengan ukuran huruf 11 dan
kesegarisan batas kanan dan kiri kotak sejajar dengan batas kanan kiri
Kop. Jarak antara header dengan tulisan Unit 1 enter.
2. Isi daftar tilik tersebut merupakan kalimat pertanyaan, yang menunjukkan
apakah prosedur dan langkah-langkah sudah sesuai dengan yang tertulis di
SOP, karenanya perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka
yang melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut.
3. Daftar tilik menggunakan kata “apakah” di awal kalimat, dan pilihan “Ya”
atau “Tidak” dikolom checklist.
4. Standarisasi daftar tilik.Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap
SOP dalam langkah-langkah kegiatan, dengan rumus sebagai berikut.
CR = Σ Ya x 100 % = %
Σ Ya+Tidak
5. Jarak antara garis bawah kotak daftar tilik adalah 1 enter ke tulisan hasil
CR, begitu juga jarak yg sama 1 enter ke tulisan “ tempat “. Jarak antara
tempat dan nama pelaksana adalah 4 enter (kolom tanda tangan), atau
menyesuaikan dengan estetika dokumen.
CONTOH DAFTAR TILIK

JUDUL
Nomor :

Terbit ke :

DAFTAR No. Revisi :

Tanggal Terbit :
TILIK
Halaman :

UPTD
H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes
Puskesmas Ttd Kepala Puskesmas
NIP19700404 199102 1 001
Bojong

Unit :

Nama Petugas :

Tanggal Pelaksanaan :

NO. KEGIATAN YA TIDAK


1. Apakah petugas .....?

2. Apakah petugas …..?

3. Apakah petugas …..?

Compliance rate (CR) = Σ Ya x 100 % = %

Σ Ya+Tidak

PURWAKARTA,

Pelaksana/Auditor

(ttd)

Nama Lengkap
D. KERANGKA ACUAN PROGRAM/ KEGIATAN
Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan
oeh Puskesmas. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah sesuai
dengan Standar Akreditasi, antara lain: Program Pengembangan SDM, Program
Peningkatan Mutu Puskesmas Dan Keselamatan Pasien, Program Pencegahan
Bencana, Program Pencegahan Kebakaran, kegiatan pelatihan triase gawat
darurat dan sebagainya
Dalam menyusun kerangka acuan harus jelas tujuan dan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Tujuan dibedakan atas tujuan
umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari keseluruhan
program/kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-tiap
kegiatan yang akan dilakukan. Dalam kerangka acuan harus dijelaskan
bagaimana cara melaksanakan kegiatan agar tujuan tercapai, dengan
penjadwalan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.

1. Sistematika/Format Kerangka Acuan Program/Kegiatan


Sistematika atau format Kerangka Acuan Program/Kegiatan adalah
sebagaiberikut

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
II. LATAR BELAKANG
III. TUJUAN
A. Tujuan umum
B. Tujuan khusus
1.

2.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN
A. Cara Melaksanakan Kegiatan
B. Sasaran
C. Jadwal Kegiatan (gambarkan dalam bagan GANTT untuk rencana
satu tahun)
D. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
E. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Petunjuk Penulisan Sistematika Kerangka Acuan

DAFTAR ISI

Diletakkan satu halaman setelah sampul muka, berisi keterangan sistematika


bab dan halaman yang berkaitan. Halaman daftar isi menggunakan
sistematika huruf “ i “ yang diletakkan di pojok kanan bawah halaman. Jarak
antara tulisan keterangan daftar isi sampai tulisan keterangan nomor
halaman diberikan titimangsa sampai keterangan nomor halaman.
A. PENDAHULUAN
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan

B. LATAR BELAKANG
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun.Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.

C. TUJUAN
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan
secara rinci

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan.Oleh karena
itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan
membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.

F. SASARAN
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan .

Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk


merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :

1) Spesific:

Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan
kesalahan interpretasi/ Tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
2) Measurable:
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif, yaitu dua atau lebih mengukur indikator kinerja mempunyai
kesimpulan yang sama.
3) Achievable:
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus
berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil,
manfaat, dan dampak serta proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-
tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam
bentuk bagan Gantt.

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN

Yang dimaksud dengan monitoring adalah melaksanakan pemantauan


terhadap pelaksanaan program/kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan,
sementara evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan
dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga
apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan
jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu Program/
kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan
kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut
harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kepadasiapa.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka


acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan
program dan kapan laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan
tersebut harus diserahkan.Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
Program/kegiatan secara menyeluruh.Jadi yang ditulis di dalam kerangka
acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus
dilakukan.Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai
kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana
pembiayaan dan anggaran.
Aturan penulisan Kerangka Acuan Program/Kegiatan adalah sebagai
berikut :

1. Kertas ukuran F4
2. Jenis huruf Arial
3. Ukuran huruf 12
4. Spasi 1,15
5. Batas kertas (posisi anatomis):
a. Batas kanan : 3 cm/30 mm
b. Batas kir i : 2 cm/20 mm
c. Batas atas : 2 cm/20 mm
d. Batas bawah : 2,5/25 mm
Format sampul Kerangka Acuan kegiatan :

KERANGKA ACUAN KEGIATAN Arial,ukuran no

PROGRAM……TAHUN…. 20, tebal

kapital semua

Lambang kesehatan

Letak di mid centre /


tengah pusat halaman

T = 40 mm

L = 40 mm
PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOJONG
Jalan Raya Bojong Sawit Km 31 Bojong- Purwakarta
Arial, ukuran
Kode pos 41164 huruf 12
Email: pkm.bojong@gmail.com
Contoh Format Sampul Kerangka Acuan/Kegiatan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM….TAHUN….

PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOJONG
Jalan Raya Bojong Sawit Km 31 Bojong - Purwakarta
Kode pos 41164
Email: pkm.bojong@gmail.com
E. MANUAL MUTU

Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke


dalam maupun keluar tentang sistem manajemen mutu.Manual mutu disusun,
ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi. Sistematika manual mutu meliputi:
KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
II. SISTEM MANAJEMUN MUTU dan SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN

A. Persyaratan Umum

B. Pengendalian Dokumen

C. Pengendalian Rekaman

III. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen Manajemen

B. Fokus pada Sasaran/Pasien

C. Kebijakan Mutu

D.Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran

Kinerja/Mutu

E. Tanggung jawab, Wewenang dan Komunikasi

F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu

G. Komunikasi Internal
IV. TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum

B. Masukan Tinjauan Manajemen

C. Luaran Tinjauan

V. MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan Sumber Daya

B. Manajemen Sumber Daya Manusia

C. Infrastruktur

D. Lingkungan Kerja

VI. PENYELENGGARA PELAYANAN

A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran


kinerja ( Penilaian Kinerja Puskesmas)
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban proses sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan

2) Audit internal

a) Pemantauan dan pengukuran proses


b) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)

1. Perencanaan Pelayanan Klinis


2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesiemen, rekam medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen risiko
6. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses,kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisis data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup

Lampiran (jika ada)


Format sampul pedoman /panduan :

Lambang ukuran

T= 40 mm

L= 40 mm

PEDOMAN MANUAL MUTU Arial ukuran


huruf no 24
TAHUN....

PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOJONG
Jalan Raya Bojong Sawit Km 31 Bojong – Purwakarta Arial
ukuran
Kode Pos 41164 huruf 12
Email: pkm.bojong@gmail.com Spasi 1
Contoh format sampul pedoman /panduan :

PEDOMAN MANUAL MUTU


TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BOJONG
Jalan Raya Bojong Sawit Km 31 Bojong – Purwakarta
Kode Pos 41164
Email: pkm.bojong@gmail.com
F. RENCANA LIMA TAHUNAN PUSKESMAS

Sejalan dengan rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,


Puskesmas perlu menyusun rencana kinerja lima tahunan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan target kinerja yang ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rencana lima tahunan tersebut harus sesuai
dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsi puskesmas bedasarkan pada analisis
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

Dalam menyusun rencana lima tahunan, Kepala Puskesmas bersama seluruh


jajaran karyawan yang bertugas di puskesmas melakukan analisis situasi yang
meliputi analisis pencapaian kinerja, mencari faktor-faktor yang menjadi
pendorong maupun penghambat kinerja, sehingga dapat menyusun program kerja
lima tahunan yang dijabatkan dalam kegiatan dan rencana anggaran.

Sistematika Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas dapat disusun dengan


sistematika sebagai berikut:

KATA PENGANTAR

BAB I. PENDAHULUAN

A. Keadaan Umum Puskesmas


B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
BAB II. KENDALA DAN MASALAH

A. Identifikasi keadaan dan masalah

1. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis


Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang harus
dicapai oleh Puskesmas.
2. Tim mengumpulkan data:
a. Data umum
b. Data wilayah
c. Data penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumber daya
3. Tim melakukan analisis data
4. Alternatif pemecahan masalah

B. Penyusunan rencana

1. Penetapan tujuan dan sasaran


2. Penyusunan rencana
a. Penetapan strategi pelaksanaan
b. Penetapan kegiatan
c. Pengorganisasian
d. Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)

1. Penjadwalan
2. Pengalokasian sumber daya
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen

BAB III.INDKATOR dan STANDAR KINERJA UNTUK TIAP JENIS


PELAYANAN dan UPAYA PUSKESMAS

Menetapkan indikator kinerja capaian tiap upaya/ program dan


jenis pelayanan

BAB IV. ANALISIS KINERJA

A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya


Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukung dan
penghambat pencapaian kinerja
BAB V. RENCANA PENCAPAIAN KINERJA LIMA TAHUN
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja
yang akan dilakukan yang meliputi antara lain:
1. Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan
dalam kegiatankegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan
penambahan SDM, seminar, workshop, dsb.
2. Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan
dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana,
pengadaan alat-alat kesehatan, dsb.
3. Program Kerja Pengembangan Manajemen,
4. Program kerja Pengembangan UKM dan UKP dan seterusnya.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-
tiap program kerja dan kegiatan kegiatan yang direncanakan
secara garis besar.
BAB IV. PEMANTAUAN dan PENILAIAN

BAB VII. PENUTUP

Adapun tahapan penyusunan rencana lima tahunan Puskesmas adalah


sebagai berikut:
a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari
Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung Jawab Upaya Puskesmas
dan Pelayanan Klinis.
b. Tim mempelajari RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kabupaten/kota sebagai acuan target kinerja lima tahunan yang harus
dicapai oleh Puskesmas.
c. Tim menetapkan indikator kinerja tiap upaya Puskesmas.
d. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
e. Tim melakukan analisis kinerja.
f. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap upaya
Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
g.Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada tiap-tiap indikator kinerja.
h. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh
Kepala Puskesmas.
i. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran Puskesmas.
Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form excel) Panduan dalam
mengisi matriks rencana kinerja lima tahunan:
a. Nomor: diisi dengan nomor urut.
b. Pelayanan/Upaya Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya
Kesehatan Perseorangan), dan Upaya Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB,
Upaya PKM, dan seterusnya.
c. Indikator: diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur kinerja
Upaya/Pelayanan.
d. Standar: diisi dengan standar kinerja untuk tiap indikator.
e. Pencapaian: diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir.
f. Target pencapaian: diisi dengan target-target yang akan dicapai pada tiap
tahap tahunan.
g. Program Kerja: diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya
program kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan mutu,
program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan sarana,
dsb.
h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang
direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan
Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dansebagainya.
i. Volume: diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan
tahunan.
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan.
k. Perkiraan Biaya: diisi dengan perkalian antara volume dengan harga
satuan.
l.Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala Puskesmas
dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian diuraikan
dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan dan
Rencana Pencapaian Kegiatan.

G. PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP) TAHUNAN


Perencanaan adalah: suatu proses kegiatan secara urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara
berhasil guna dan berdaya guna.Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun
yang akan datang, dilakukan secara sistematis untuk mengatasi masalah atau
sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.

Perencanaan Puskesmas mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas


yang dilakukan di Puskesmas baik dalam menjalankan fungsi penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perseorangan
(UKP) tingkat pertama, UKM baik esensial, maupun pengembangan sebagai
rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun daerah serta sumber dana lain.
1. Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas.
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang meliputi
usulan mencakup seluruh kegiatanPuskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku, sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.Puskesmas perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan harus dilengkapi usulan pembiayaan untuk
kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional Puskesmas.RUK yang
disusun merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut
dilakukan pada bulan Januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian
pencapaian kegiatan tahun sebelumnya (H-1) dan diharapkan proses
penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan
Januari tahun berjalan (H). RUK kemudian dibahas di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota selanjutnya terangkum dalam usulan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh
persetujuanpembiayaan dan dukungan politis. Setelah mendapatkan
persetujuan, selanjutnya diserahkan ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota.
Berdasarkan alokasi biaya yang telah disetujui tersebut, secara rinci
RUK dijabarkan kedalam rencana pelaksanaan kegiatan(RPK). Penyusunan
RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan dalam forum Lokakarya
Mini yang pertama

2. Tahap penyusunan RUK.


a. Tahap persiapan.
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses
penyusunan RUK agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Kepala Puskesmas
membentuk Tim Penyusun PTP yang anggotanya terdiri dari staf
Puskesmas.
b. Tahap analisis situasi.
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap
data yang dikumpulkan tim yang telah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas.
Data-data tersebut mencakup data umum, dan data khusus (hasil penilaian
kinerja Puskesmas).
3. Tahap penyusunan RUK.
Penyusunan RUK memperhatikan hal-hal untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperhatikan program/
upaya yang masih bermasalah, menyusun rencana kegiatan baru yang
disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan
Puskesmas.
Penyusunan RUK terdiri dua tahap, yaitu:
a. Analisis Masalah dan Kebutuhan Masyarakat.
Analisis masalah dan kebutuhan masyarakat dilakukan melalui kesepakatan
Tim Penyusun PTP dan lintas sektoral Puskesmas melalui:
1) Identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan, melalui analisis kesehatan masyarakat (community health
analysis)
2) Menetapkan urutan prioritas masalah
3) Merumuskan masalah,
4) Mencari akar penyebab, dapat mempergunakan diagram sebab
akibat, pohon masalah, curah pendapat, dan alat lain yang dapat
digunakan.
b. Penyusunan RUK.
Penyusunan RUK meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM esensial dan
pengembangan yang meliputi:
1) Kegiatan tahun yang akan datang,
2) Kebutuhan sumber daya,
3) Rekapitulasi rencana usulankegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan baik Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, UKM esensial
dan pengembangan secara bersama-sama, terpadu dan terintegrasi, dengan
langkah-langkah:
a. Mempelajari alokasi kegiatan,
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang disutujui dengan RUK,
c. Menyusun rancangan awal secararinci,
d. Mengadakan lokakarya Mini,
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Kegiatan.
Proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan menggunakan
format-format sesuai dengan Pedoman Manajemen Puskesmas yang dikeluarkan
Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan tahun 2016.
Adapun format-format untuk dilihat didalam lampiran buku panduan penyusunan
dokumen ini
Format RUK program dan Puskesmas

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK) PUSKESMAS BOJONG TAHUN ………………

Kebutuhan Sumber Daya Sumber


No Upaya Kesehatan Kegiatan Tujuan sasaran target Indikator Keberhasilan Pembiyaan Keterangan
Dana alatt tenaga

Jumlah Total

Catatan:
Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya mencapai usulan program.
Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program.
Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup dalam kegiatan.
Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas dihitung berdasarkan
faktor koreksi kondisi geografi, jumlah sumber daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu.
Besar biaya pengacu pada peraturan daerah yang ada.
Sumber pembiayaan dapat berasal dari Pemerintah, swasta, masyarakat atau pendapatan fungsional Puskesmas.
Keterangan : berisi mekanisme pengusulan melalui : 1) Musrenbang 2) Dinas Kesehatan 3) Operasional
Format RPK
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN UPTD PUSKESMAS BOJONG
TAHUN……….
HARGA JADWAL
N UPAYA JENIS JENIS PERTANGGUNG VOLUME JUMLAH PELAKSAN LOKA
SASARAN TARGET RINCIAN KEGIATAN SATUAN PELAKSANA
O KESEHATAN PELAYANAN KEGIATAN JAWABAN KEGIIATAN TOTAL A SI
AN

1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jumlah
-
Sistematika Perencanaan Puskemas

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Pengertian Puskesmas
3. Fungsi Puskesmas
4. Visi Puskesmas
5. Misi Puskesmas
6. Tujuan

BAB II ANALISA SITUASI PUSKESMAS


1. Kondisi Umum
a. Keadaan Geografis
b. Demografi
c. Mata Pencaharian
d. Data Keluarga Miskin
e. Tingkat Pendidikan
2. Sumber Daya Puskesmas
a. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
b. Sarana dan Kelengkapan Kantor Puskesmas
c. Pembiayaan Puskesmas
d. Sarana dan Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
3. Capaian Program Kesehatan
a. Derajat Kesehatan
b. Capaian Program
c. Pencapaian SPM
d. Hasil PKP

BAB III IDENTIFIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB IV RENCANA KERJA PUSKESMAS

BAB V PENUTUP
H. PEDOMAN/ PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk
dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur
beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi
pedoman/panduan maka Puskesmas menyusun/membuat sistematika buku
pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau


panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/ panduan
tersebut.
2.Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala Puskesmas
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap
2-3 tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan
untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam
membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/ panduan
yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai
berikut:
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat

BAB XI Pelaporan

1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan

b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja


Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB IISTANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP

c. Format Panduan Pelayanan


BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

Sistematika pedoman/panduan pelayanan Puskesmas dapat dibuat sesuai


dengan materi/isi pedoman/panduan.Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah
pedoman/panduan minimal yang harus ada di Puskesmas yang dipersyaratkan
sebagai dokumen yang diminta dalam elemen penilaian. Bagi Puskesmas yang
telah menggunakan e-file tetap harus mempunyai hardcopy pedoman/panduan
yang dikelola oleh tim akreditasi Puskesmas atau bagian Tata Usaha Puskesmas.
8. LAPORAN TAHUNAN

Sistematika Laporan Tahunan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup

BAB II ANALISIS SITUASI

A. Data Umum
B. Data Khusus

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pembiayaan
B. Pelaksanaan Kegiatan
C. Hasil Kegiatan Program

BAB IV ANALISA MASALAH

A. Identifikasi Masalah
B. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
C. Merumuskan Masalah
D. Mencari Akar Penyebab Masalah
E. Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Lampiran (Jika Ada)


J. REKAM IMPLEMENTASI
Rekam implementasi adalah: dokumen yang menjadi bukti obyektifdari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai di dalam kegiatan Puskesmas sesuai
kegiatan yang direncanakan.
Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan.Puskesmas harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan.Catatan/ rekam
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali.
Contoh Format Rekam Pelaksanaan Kegiatan

Lambang
T= 32 mm
PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA
DINAS KESEHATAN
L= 25 mm UPTD PUSKESMAS BOJONG Huruf
Jalan Raya Sawit Bojong Km 31 Bojong - Purwakarta arial no
Kode Pos 41164 12
Email: pkm.bojong@gmail.com

Nama Pekerjaan :

Tanggal Pelaksanaan :

Tempat yang Dikunjungi :

Pelaksanaan Kegiatan

Yang dikunjungi : Petugas yang diberi perintah :

Nama :

Jabatan : 1. Nama :
NIP/NRTHL :
Tanda tangan :

2. Nama :
NIP/NRTHL:

Mengetahui

Kuasa Pengguna Anggaran

H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes

NIP 19700404 199102 1 001


NOTULEN LOKAKARYA…………….

UPTD PUSKESMAS BOJONG TAHUN…………..

Hari /Tanggal : …………………………….


Dasar : Surat Undangan No.
Tempat :
Jumlah Peserta : ….. Orang
Waktu :
Tujuan :

A. Topik bahasan
B. Kesimpulan
C. Rencana Tindak Lanjut

Mengetahui
Notulis
Kepala UPTD Puskesmas Bojong

TTD
TTD

Nama Lengkap
H. DIDIN SUPARMAN, S.K.M., M.M.Kes

NIP 19700404 199102 1 001 NIP


Untuk dokumen pelaporan hasil kegiatan program upaya kesehatan disesuaikan
dengan ketentuan yag berlaku di lingkungan Dinas Kesehatan Purwakarta.

Ketentuan lainnya yang berhubungan dengan tata naskah adalah sebagai berikut :

a. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM


i. Dokumen eksternal dan dokumen internal puskesmas menggunakan
kertas HVS putih ukuran folio/F4 70 gram (216 x 330 mm) dan
penggunaan kertas HVS putih ukuran A4 (210 x 297 mm) untuk laporan
berbentuk makalah seperti laporan tahunan, renja, dan profil.
Penulisan kop Puskesmas menggunakan spasi 1, penulisan isi SOP,
Daftar Tilik menggunakan huruf Arial ukuran 11 spasi 1,15, untuk
keterangan dalam tabel/diagram alir ukuran huruf menyesuaikan.
Dokumen lainnya seperti Renstra, Penilaian Kinerja, Pedoman/Panduan,
Laporan tahunan menggunakan huruf Arial ukuran 12 dengan spasi 1.5.

ii. Tulisan menggunakan tipe huruf Arial. Untuk bagan alir pada SOP dan
pada bentuk-bentuk tabel ukuran tulisan menyesuaikan. Untuk isi
SOP,Daftar Tilik atau dokumen yang diberi kotak, huruf Arial ukuran
tulisan 11. Jika isi dokumen ada judul yang di breakdown, maka jarak
bullet/numbering adalah 5 mili meter.

iii. Batas Kertas


Demi keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah
ditetapkan batas kertas sebagai berikut:

- Untuk dokumen Kebijakan, SOP, Manual Mutu, Rencana Lima


Tahunan Puskesmas, Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
Tahunan, Pedoman/ Panduan, Penyusunan Kerangka Acuan
Program/Kegiatan menggunakan batasan kertas dengan ukuran
batas atas (menurut posisi anatomis) 20 mm, bawah kertas 25 mm,
kanan kertas 30 mm dan kiri kertas 20 mm.
- Untuk naskah dengan hasil print landscapebatasan kertas, ukuran
batas atas 20 mm, bawah kertas 25 mm, kanan kertas 30 mm dan
kiri kertas 20 mm.
Jika judul dalam SOP dan daftar tilik terlalu panjang maka, ukuran
hurup Arial dapat menyesuaikan (tidak harus ukuran 16). Jika jarak
antara alinea ataupun kalimat atas dan bawahnya untuk estetika,
maka jarak enter dapat menyesuaikan.
- Bila bentuk dokumen landscape dan memerlukan kop surat maka
ukuran kop tidak berubah (Potrait).
b. PENGENDALIAN DOKUMEN
i. Prosedur pengendalian dokumen puskesmas dilakukan oleh Tim Admen
dan ditetapkan oleh kepala puskesmas dan dijadikan acuan oleh seluruh
unit/unit yang terkait di puskesmas.
ii. Dokumen dipelajari dan disahkan oleh Kepala Puskesmas setelah
diberikan tanggapan, dikoreksi, dan diperbaiki oleh Tim Mutu.
iii. Dokumen di sosialisasikan terutama SOP dan di distribusikan ke unit
yang terkait dengan bukti pemberian dan penerimaan dokumen melalui
pengisian buku ekspedisi.
iv. Dilakukan pencatatan, penomeran, pengelolaan dan pengendalian baik
dokumen internal maupun dokumen eksternal oleh Tim Admen.
v. Mengarsipkan dokumen dengan membubuhkan cap INDUK,
TERKENDALI, TIDAK TERKENDALI dan KEDALUWARSA.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Kerangka Acuan Program Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat

CONTOH KERANGKA ACUAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI


MASYARAKAT PUSKESMAS X

I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas terdiri dari pelayanan di
dalam gedung yaitu di poli gigi dan pelayanan luar gedung yaitu program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM). Masalah kesehatan gigi yang paling banyak ditemukan adalah karies
gigi, hal ini terjadi karena kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan gigi dan mulut dari mulai bayi dalam kandungan sampai
tua (life sicle).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut yang
ditujukan untuk masyarakat terutama pada kelompok rawan/resiko tinggi, yang
termasuk kelompok rawan tersebut adalah : Ibu Hamil, Balita, Anak Pra Sekolah
dan Lansia.
Pelaksanaan kegiatan program UKGM dilaksanakan sesuai visi Puskesmas
x yaitu memberikan pelayanan kesehatan paripurna melalui pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kesehatan, pemberian pelayanan yang cepat dan
tepat sasaran sesuai dengan tata nilai UPT Puskesmas X yang telah ditetapkan
yaitu Cekatan, Informatif, Profesional, Akurat, Handal, Optimal, Responsif,
Efisien.
II. Latar Belakang
Puskesmas X terletak di wilayah kecamatan A yang terdiri dari 4 desa
dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa, 23 ibu hamil, 120 balita, 100 anak pra
sekolah dan 80 lansia berdasarkan data penduduk tahun 2017.
Dari hasil penilaian kinerja Puskesmas tahun 2016 jumlah kunjungan bumil yang
diperiksa kesehatan gigi dan mulut hanya 40%, anak pra sekolah yang telah
diperiksa kesehatan gigi dan mulut 50% dan lansia yang telah diperiksa
kesehatan gigi dan mulut 20%.
Berdasarkan data tersebut di atas maka disusunlah kerangka acuan
program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) Puskesmas X tahun
2017 yang disusun berdasarkan RUK/RPK Puskesmas x tahun 2017.
III. Tujuan:
A. Tujuan umum: meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut di masyarakat khususnya pada kelompok rawan.

B. Tujuan khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil
2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak para
sekolah
3. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada lansia

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


A Pemeriksaan Kesehatan gigi dan mulut Ibu Penyuluhan
Hamil
Pemeriksaan Kesehatan
Gigi dan Mulut
Rujukan
B Pemeriksaan Kesehatan gigi dan mulut anak Penyuluhan
pra sekolah
Pemeriksaan Kesehatan
Gigi dan Mulut
Sikat gigi bersama
Rujukan
C Pemeriksaan Kesehatan gigi dan mulut Penyuluhan
Lansia
Pemeriksaan Kesehatan
Gigi dan Mulut
Rujukan
V. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran:

No Kegiatan Pelaksana Lintas Lintas Ket


Pokok Program program sektor
UKGM terkait terkait
A Pemeri ksaan 1. Program Sumber
Keseha tan - Menyusun KIA 1. Kader pembiayaan
gigi dan mulut rencana - Menyusun Mengkoordini BOK KIA
Ibu Hamil kegiatan jadwal r Bumil untuk
- Koordinasi kegiatan ada diperiksa
dengan LP/LS pemeriksaan kesehatan
- Menentukan kes. Gigi & gigi & mulut
tempat dan Mulut bagi Ibu - Memantau
waktu hamil pada kesehatan
pelaksanaan saat gigi & mulut
kegiatan pelaksanaan Bumil
- Menyiapkan kelas Bumil
form laporan
& Rujukan
- Menyiapkan
bahan
penyuluhan
- Menyiapkan
alat
pemeriksaan
kes. Gigi &
Mulut
- Membuat
laporan
kegiatan

B Pemeriksaan Sumber
Kesehatan - Menyusun 1. Program 1. Kader pembiayaan
gigi dan mulut rencana Gizi - BOK Gizi
anak pra kegiatan - Menyusun Mengkoordini
sekolah - Koordinasi jadwal r anak
dengan LP/LS kegiatan ada prasekolah
- Menentukan pemeriksaan untuk
tempat dan kes. Gigi & diperiksa
waktu Mulut bagi kesehatan
pelaksanaan Balita pada gigi & mulut di
kegiatan saat posyandu
- Menyiapkan pelaksanaan - Memantau
form laporan penimbangan kesehatan
& Rujukan Balita gigi & mulut
- Menyiapkan Posyandu anak yang
bahan - Menyusun BGM dan Gizi
penyuluhan jadwal Kurang
- Menyiapkan pemeriksaan
alat kes. Gigi &
pemeriksaan Mulut pada
kes. Gigi & anak yang
Mulut BGM dan Gizi
- Membuat Kurang
laporan
kegiatan
C Pemeriksaan 2. Program Sumber
Kesehatan - Menyusun Lansia 1. Kader pembiayaan
gigi dan mulut rencana - Menyusun - BOK
Lansia kegiatan jadwal Mengkoordini
- Koordinasi kegiatan ada r Lansia untuk
dengan LP/LS pemeriksaan diperiksa
- Menentukan kes. Gigi & kesehatan
tempat dan Mulut bagi gigi & mulut
waktu Lansia pada - Memantau
pelaksanaan saat kesehatan
kegiatan pelaksanaan gigi & mulut
- Menyiapkan Posbindu Lansia
form laporan Lansia
& Rujukan
- Menyiapkan
bahan
penyuluhan
- Menyiapkan
alat
pemeriksaan
kes. Gigi &
Mulut
- Membuat
laporan
kegiatan

I. SASARAN

1. Anak Pra Sekolah


2. Ibu Hamil
3. Masyarakat Lanjut Usia

II. JADWAL KEGIATAN (GAMBARKAN DALAM BAGAN Gantt untuk rencana satu
tahun)
N Kegiatan 2016 2017
o Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jun Ags Sep Okt Nop Des
1 Pemeriksaan X x x x x x x X x x X x x
Kesehatan gigi
dan mulut Ibu
2 Pemeriksaan X x x x x x x X x x X x x
Kesehatan gigi
dan mulut anak
pra sekolah
3 Pemeriksaan X x x X x x x X x x X x x
Kesehatan gigi
dan mulut Lansia
III.Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya Evaluasi terhadap
pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal kegiatan,
dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.

IV.Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan Pencatatan dengan


menggunakan register dan format laporan yang telah ditetapkan dan dilaporkan
ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setiap tanggal 5 bulan berikutnya, evaluasi
kegiatan dilakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan
evaluasi Puskesmas ABCD.
BAB V
PENUTUP

Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah “TULIS YANG DIKERJAKAN


DAN KERJAKAN YANG DITULIS, BISA DIBUKTIKAN SERTA DAPAT
DITELUSURI DENGAN BUKTINYA” namun pada penerapannya tidaklah
semudah itu.Penyusunan kebijakan, pedoman/ panduan, standar prosedur
operasional dan program selain diperlukan komitmen Kepala Puskesmas/FKTP,
juga diperlukan staf yang mampu dan mau menyusun dokumen akreditasi
tersebut. Dengan tersusunnya Buku Pedoman Penyusunan dan Pengendalian
Dokumen Akreditasi diharapkan dapat membantu Puskesmas dan fasilitator
pendamping akreditasi dalam menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
oleh standar akreditasi.
Dengan pedoman ini diharapkan semua penulisan dokumen di Puskesmas
dan seluruh jaringannya dapat dilaksanakan sesuai dengan standar.Dokumen ini
terbuka terhadap saran-saran untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Akhirnya semoga buku pedoman ini bermanfaat secara maksimal, dengan
tidak mengurangi kesempatan untuk berkonsultasi.

Anda mungkin juga menyukai