PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok
kesehatan yang baik. Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan unit fungsional yang
menanganai penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat jalan maupun
Ada beberapa unsur yang penting di dalam kualitas yang diharapkan pasien,
konsumen yang penting dan untuk menjamin kepuasan pasien maka sangat perlu
1
adanya pelayanan yang berkualitas tinggi sesuai dengan keinginanan pasien
(Tjiptono, 2006).
dibutuhkan (needed care) yang diberikan dengan cara kompeten (sesuai dengan
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standard pelayanan
sebagai hasil perbandingan antara prestasi yang dirasakan dengan harapan. Pasien
konsumen, ada indikator ukuran kepuasaan konsumen yang terletak pada lima
hal yang tidak dapat dipisahkan, karena dengan adanya kepuasan maka pihak terkait
Upaya Kesehatan dengan Tipe Rumah Sakit A-Pendidikan. Hal ini sesuai dengan
2
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 02.03./I/0824/2015
tentang izin operasional RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sebagai Rumah Sakit
Tipe A. Motto RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado adalah kepuasan pelanggan di
atas segala-galanya.
Pasien merupakan bagian dari pelanggan yang tentunya pihak rumah sakit
harus memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi kepuasan dari pasien. Pada
Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menyatakan tidak
puas pelayanan di rawat jalan karena dokter terlambat datang sehingga pasien harus
menunggu lebih 1 jam, sebagian menyatakan kehadiran dokter tidak sesuai jadwal
praktek yang ada, demikian juga ada yang menyatakan perawat dan dokter kurang
Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSU Deli
terhadap kepuasan konsumen. Demikian juga Ardani dan Suprapti (2012) dalam
penelitian mereka mengenai pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dan WOM
mutu pelayanan rawat jalan khususnya pelayanan Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado maka kesenjangan antara pasien dan pihak
pengelola rumah sakit dapat diminimalkan sehingga akhirnya rumah sakit dapat
3
memberikan pelayanan yang berkualitas sekaligus memenuhi harapan dan kepuasan
pasien.
B. Rumusan Masalah
pelayanan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di
Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
2. Tujuan Khusus
Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
b. Untuk menganalisis hubungan antara kehandalan dengan kepuasan pasien di
Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
c. Untuk menganalisis hubungan antara ketanggapan dengan kepuasan pasien di
Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
d. Untuk menganalisis hubungan antara jaminan dengan kepuasan pasien di
Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
e. Untuk menganalisis hubungan antara empati dengan kepuasan pasien di
Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
f. Untuk menganalisis faktor yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien
di Instalasi Rawat Jalan Bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
D. Manfaat Penelitian
4
1. Bagi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Bagi rumah sakit khususnya dapat menjadi masukan sebagai landasan atau bahan
pelayanan dengan kepuasan pasien sehingga dapat dijadikan juga sebagai bahan
memuaskan pasien.
Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya dan
3. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
kesehatan yang memberikan pelayanan baik di bidang medis maupun non medis
5
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Armen dan Azwar, 2013).
Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dari bahasa
hospital atau rumah sakit adalah suatu lembaga yang bersifat dermawan (charitable),
untuk perawat pengungsi atau memberi pendidikan bagi orang – orang yang kurang
beruntung (miskin), berusia lanjut, cacat, atau para pemuda. Pada awal sejarahnya,
orang mendirikan rumah sakit atas dasar naluri ingin tolong menolong, serta
SK/ XI/ 1992 menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,
dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan
fungsi yang professional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran
organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
diderita oleh pasien. Rumah sakit menurut Wolper dan Pena (1987) adalah tempat
6
dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana
pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi
Care (1947) adalah pusat dimana kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian
pasal 1 tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang
lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
bagian integral dari satu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga dirumah. Rumah
Sakit juga merupakan pusat pendidikan dan latihan tenaga kesehatan serta pusat
7
Sesuai dengan perkembangan yang dialami, pada saat ini Rumah Sakit dapat
a. Menurut Pemiliknya
Jika ditinjau dari pemiliknya, Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam
yakni Rumah Sakit Pemerintah (government hospital) dan Rumah Sakit Swasta
(private hospital).
b. Menurut filosofi yang dianut
Jika ditinjau dari filosofi yang dianut, Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua
macam yakni Rumah Sakit yang tidak mencari keuntungan (non-provit hospital)
dibedakan atas dua macam yakni Rumah Sakit Umum (general hospital) jika
(specialty hospital) jika hanya satu jenis pelayanan kesehatan saja yang
diselenggarakan.
d. Menurut lokasi Rumah Sakit
Jika ditinjau dari lokasinya, Rumah Sakit dapat dibedakan atas beberapa
dianut. Misalnya Rumah Sakit Pusat jika lokasinya di ibukota negara, Rumah
Sakit Propinsi jika lokasinya di ibukota propinsi dan Rumah Sakit Kabupaten
Indonesia dibedakan atas beberapa macam. Jika ditinjau dari pemiliknya, maka
8
Rumah Sakit Umum Pemerintah adalah Rumah Sakit Umum milik pemerintah,
baik pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan
Usaha Milik Negara. Rumah Sakit Umum Pemerintah dapat dibedakan berdasarkan
unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu Rumah
a. Pemerintah Pusat
Terbagi atas dua macam yaitu :
- Departemen Kesehatan
Beberapa Rumah Sakit langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan,
misalnya Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta dan Rumah Sakit Dr.
Soetomo di Surabaya.
- Departemen Lain
Beberapa Departemen Lainnya seperti Departemen Pertahanan dan
merumuskan kebijakan pokok bidang kesehatan saja yang harus dipakai sebagai
1974, maka Rumah Sakit yang berada di daerah dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Pengelolaan yang dimaksud tiadak hanya dalam bidang pembiayaan saja, tetapi
upaya kesehatan saja, di samping dalam batas – batas tertentu juga turut
9
membantu dalam bidang pembiayaan, tenaga dan ataupun obat – obatan, yakni
di Indonesia.
Sebagai akibat dari telah berlakunya ketentuan tentang swadana, maka
beberapa Rumah Sakit Pemerintah yang dinilai telah mampu, telah dibenarkan
Diperkirakan pada masa mendatang, prinsip pengelolaan secara swadana ini, akan
kemampuan keuangan pemerintah memang telah sangat terbatas, dan dipihak lain
keadaan sosial ekonomi penduduk juga makin bertambah baik, sehingga dinilai
(Azwar, 2010).
Jika ditinjau dari fasilitas pelayanan dan kapasitas tempat tidur yang dimiliki,
1. Rumah Sakit Kelas A, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500 – 1000 tempat
tidur.
10
3. Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau
kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari
digolongkan menjadi :
berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis, dan terapi untuk berbagai
kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, ibu hamil, dan sebagainya.
2. Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi primer,
medik khusus, baik bedah atau non bedah, misalnya : Rumah Sakit Ginjal, Rumah
Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak.
tentang Rumah Sakit, bahwa Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
mempunyai fungsi :
11
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
Indonesia No. 51 Menkes I pos 17/2005 adalah sebagai berikut (Armen dan Azwar
2013):
1. Tempat pengobatan (medical care) bagi penderita rawat jalan maupun bagi
(2002) fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut (Armen dan Azwar 2013):
12
Rawat jalan adalah pasien yang menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit tanpa
dirawat di rumah sakit, atau terdaftar sebagai pasien rawat jalan (Ray Midge Noel,
1996). Rawat jalan (RJ) merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang
melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk
seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan
merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di rumah sakit (Azrul Azwar,
1996). Pelayanan rawat jalan (ambulatory services) adalah salah satu bentuk dari
jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak untuk rawat
jalan (hospitalization) (feste. 1989). Ke dalam pengertian pelayanan rawat jalan ini
termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang
telah lazim dikenal seperti rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan
di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan (nursing homes). (Azrul
Azwar, 1996). Rawat jalan juga merupakan salah satu yang dominan dari pasar rumah
sakit serta merupakan sumber keuangan yang bermakna, sehingga selalu dilakukan
Pelayanan rawat jalan merupakan satu dari area pelayanan kesehatan yang sedang
penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat jalan maupun yang akan
dirawat di rumah sakit. Pemberian pelayanan di IRJ pertama kali dilakukan di loket
karcis yang dikelola oleh bagian Rekam Medis Rawat Jalan. Salah satu dimensi mutu
13
pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang ditandai dengan waktu
D. Pelayanan Kesehatan
rujukan. Menurut Muninjaya (2011) pelayanan kesehatan disuatu kabupaten atau kota
umum.
f. Efficient. Pelayanan kesehatan harus dikelola secara efisien.
g. Quality. Pelayanan kesehatan yang diakses masyarakat harus terjaga mutunya.
14
a. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan
sini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan
perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukan
terutama dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini
15
kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena
itu hanya mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, buka pelayanan
(quality). Pengertian mutu yang dimaksudkan di sini adalah yang menunjuk pada
pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
E. Kualitas Pelayanan
variasi pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu yang akan menghasilkan luaran
yang bervariasi juga. Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah
mengurangi variasi proses, merupakan persyaratan profesi dan dasar untuk mengukur
mutu. Ditetapkannya standar juga akan menjamin keselamatan pasien dan petugas
16
Kualitas pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit untuk
sumberdaya yang tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta
diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosial
konsumen.
Kualitas pelayanan adalah merupakan fungsi harapan pasien pada saat sebelum
melakukan keputusan atas pilihan yang dilakukan, pada proses penyediaan kualitas
yang diterima dan pada kualitas output yang diterima. Kualitas pelayanan harus
dimulai dari kebutuhan pasien dan berakhir dengan kepuasan pasien (Anjaryani,
2009).
Aspek kualitas jasa atau pelayanan yang merupakan aspek sebuah pelayanan
prima. Faktor yang menentukan kualitas pelayanan rumah sakit yaitu (Anjaryani,
2009):
1. Kehandalan yang mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja dan
dibutuhkan pasien.
3. Kemampuan, yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar
17
10. Bukti langsung yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan
mempengaruhi kualitas yang ada dengan dirangkum menjadi 5 faktor pokok dalam
dan material yang digunakan rumah sakit dan penampilan karyawan yang ada.
2. Kehandalan (reability), berkaitan dengan kemampuan rumah sakit untuk
memberikan pelayanan yang segera dan akurat sejak pertama kali tanpa membuat
para karyawan untuk membantu para pasien dan merespon permintaan mereka
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahawa terdapat lima faktor
atau aspek kualitas pelayanan yaitu bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan,
dan empati.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahawa terdapat lima faktor
atau aspek kualitas pelayanan yaitu bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan,
dan empati.
F. Kepuasaan Pasien
18
Kepuasan adalah suatu keadaan yang dirasakan oleh seorang (klien/pasien)
setelah ia mengalami suatu tindakan atau hasil dari tindakan yang memenuhi harapan
– harapannya. Jadi, kepuasan adalah perpaduan (fungsi) antara harapan dan persepsi
terhadap tindakan atau hasil tindakan (Hartono, 2010). Kepuasan Pasien adalah suatu
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan
yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkan (Pohan,
2007).
1. Aspek – Aspek Kepuasan Pasien
Menurut Pohan (2007) mengatakan terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi
a. Kesembuhan.
b. Ketersediaan obat.
c. Keluasan pribadi prifasi sewaktu barada dalam kamar periksa.
d. Kebersihan.
e. Mendapat informasi yang menyeluruh, artinya tentang nama penyakit, bagaimana
merawatnya di rumah sakit dan informasi tanda – tanda bahaya untuk segera
19
k. Tersedianya toilet, artinya apakah terdapat toilet yang dapat di gunakan oleh
dari sistem layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak mungkin tepat sasaran dan
kepuasan pasien akan digunakan sebagai dasar untuk mendukukung perubahan sistem
layanan kesehatan. Perangkat yang digunakan untuk mengukur kepuasan pasien itu
karena layanan kesehatan tidak mengalami semua perlakuan yang dialami oleh pasien
biasa. Dalam layanan kesehatan, pilihan – pilihan yang ekonomis tidak jelas pasien
tidak mungkin atau sulit mangetahui apakah layanan kesehatan yang didapatnya
manusia
d. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan.
pasien/klien yaitu:
20
Kebanyakan Rumah Sakit mengukur kepuasan klien/pasien dengan menghitung
BOR, LOS, TOI. Ukuran ini merupakan ukuran yang tidak langsung (indirect), dan
sebenarnya tidak cukup. Dam situasi tidak ada pesaing, ukuran ini tidak
Banyak cara dapat dilakukan dalam hal ini. Misalnya dengan menyediakan kotak
pilihan lain.
Membentuk kelompok kecil klien/pasien untuk membahas hal – hal yang sudah
baik dan kekurangan – kekurangan dari rumah sakit guna disampaikan kepada rumah
Cara ini merupakan pelengkap bagi cara – cara lain tersebut diatas. Cara ini dapat
dilakukan sendiri oleh rumah sakit atau diborongkan kepada organisasi lain.
21
G. Kerangka Teori
KARAKTERISTIK PASIEN
• UMUR
• TINGKAT PENDIDIKAN
• SOSIAL EKONOMI
• JENIS PEKERJAAN
Jaminan
Kehandalan
(assurance)
(reliability)
KEPUASAN PASIEN
Empat
Daya tanggap
(emphaty)
(Responsiveness
)
Bukt fisik
(tangibility)
22
H. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas maka disusun kerangka
Bukti Fisik
Kehandalan
Kepuasan Pasien di
Ketanggapan
Instalasi Rawat Jalan
Bedah BLU RSUP Prof.
Jaminan Dr. R. D. Kandou
Manado
Empati
23
I. Hipotesis Penelitian
1. H0 : Tidak terdapat hubungan antara bukti fisik dengan kepuasan pasien di
instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
H1 : Terdapat hubungan antara bukti fisik dengan kepuasan pasien di instalasi
instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
H1 : Terdapat hubungan antara kehandalan dengan kepuasan pasien rawat
jalan di instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
3. H0 : Tidak terdapat hubungan antara ketanggapan dengan kepuasan pasien
rawat jalan di instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
H1 : Terdapat hubungan antara ketanggapan dengan kepuasan pasien rawat
jalandi instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
4. H0 : Tidak terdapat hubungan antara jaminan dengan kepuasan pasien rawat
jalandi instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
H1 : Terdapat hubungan antara jaminan dengan kepuasan pasien rawat jalan di
instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
5. H0 : Tidak terdapat hubungan antara empati dengan kepuasan pasien rawat
jalandi instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.
H1 : Terdapat hubungan antara empati dengan kepuasan pasien rawat jalandi
instalasi rawat jalan bedah BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
24
25