Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN DIAGNOSIS HOLISTIK

PASIEN PPOK DENGAN ASPEK RISIKO INTERNAL


DITINJAU MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG

Disusun Oleh :
MUTHI’AH NABILLAH
1102014175

Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENGARUH ASPEK RISIKO
INTERNAL TERHADAP PASIEN DENGAN PPOK DITINJAU MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN MENTENG” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.

Jakarta, Juli 2019


Pembimbing

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes


KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENGARUH
ASPEK RISIKO INTERNAL TERHADAP PASIEN DENGAN PPOK
DITINJAU MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode Mei-Juli
2019. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu
sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan
Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Kholis Ermawati, S.Si, M.Kes, selaku dosen pembimbing Kepanitraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Dewi selaku perseptor lapangan Puskesmas Kecamatan Menteng.
6. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng, Jakarta
Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran penulisan laporan.
7. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Juli 2019

Penulis
BAB I
IDENTITAS PASIEN

I. Berkas Pasien

A. Identitas Pasien

Nama : Ny.S
Usia : 60 tahun
Gender : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan gunung sahari IX no.49
Suku bangsa : Jawa

Tanggal berobat : 8 Agustus 2019


Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Sawah Besar , Jakarta Pusat
Tanggal periksa : 12 Agustus 2019
Pembayaran : BPJS
Alergi Obat : Tidak ada

B. Anamnesis
Dilakukan secara Alloanamnesa pada Selasa tanggal 8 Agustus 2019 pukul 10.00
WIB di Poli Lansia Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.

1. Keluhan Utama
-
2. Keluhan Tambahan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien berumur 60 tahun datang ke puskesmas kecamatan Sawah Besar
Poliklinik Lansia . Sesak dirasakan semakin meningkat saat beraktivitas. Sesak
dirasakan hilang timbul dan tidak dipengaruhi oleh emosi, cuaca, maupun makanan.
Riwayat sesak sejak 1 tahun yang lalu dan berkurang setelah minum obat salbutamol.
Pasien juga mengeluh batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu, dahak berwarna
kehijauan. Dan tidak didapatkan batuk berdarah. Keluhan pilek sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan mual dan muntah disangkal. Demam disangkal.
Saat datang ke puskesmas pasien berharap agar setelah diobati pasien dapat
cepat sembuh. Menurut pasien, penyakitnya adalah sebuah cobaan yang datangnya
dari Tuhan namun masih dapat diobati dan harus diusahakan kesembuhannya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat DM(+) sejak 3 tahun yang lalu. Riwayat Hipertensi disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah kandung pasien memiliki penyakit yang sama yaitu DM

6. Riwayat Pengobatan

Pasien telah diberikan obat metformin dan glimepirid

7. Riwayat Kehamilan

Pasien melahirkan tiga anak normal. Selama kehamilan tidak ada masalah.

8. Riwayat Sosial Ekonomi


Keluarga pasien beranggotakan 4 orang. Ny S adalah Ibu rumah tangga tinggal
bersama Tn. K (adik), Ny. I (ipar), dan Nn.S (keponakan). Suami Ny S sudah
meninggal awal tahun 2019. Tn. Khairul berusia 44 tahun berkerja kantoran dengan penghasilan Rp
5.000.000. Ny. Imas merupakan Ibu rumah tangga. Nn. Sberusia 16 tahun saat ini
menduduki bangku SMA kelas 2. Ny. S merasa pendapatan tersebut mencukupi
kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan di rumah sakit.

9. Riwayat Kebiasaan
Pasien sering melakukan aktivitas fisik diluar rumah seperti jalan pagi. Pasien
tidak pernah merorkok namun anak pasien merokok didalam rumah. Pasien memiliki
kebiasaan makan dua kali sehari dan pasien biasanya memasak makanan sendiri
bersama menantunya. Keluarga pasien terbiasa mencuci tangan sebelum makan.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :

- Nadi : 80/ menit


- Pernapasan : 24x / menit,
- Suhu : 36,5oC
- Tensi : 130/80 mmHg
4. Status Gizi
a) Berat badan: 74 Kg
b) Tinggi badan : 165 cm

c) Indeks Massa Tubuh (IMT) : = 27,4 kg/m2 (normoweight)

Metode Brocca :
Berat badan ideal = (Tinggi Badan-100) – 10% (Tinggi Badan-100)
= (165-100) – 10% (165-100)
= 65 – 6,5 = 58,5 kg
Status Gizi = (BB Aktual : BB Ideal) x 100%
= (74: 58,5) x 100%
= 1,26 % (kelebihan berat badan)

Tabel 1. Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)


IMT KATEGORI
< 18,5 Berat badan kurang
18,5 – 22,9 Berat badan normal
≤ 23,0 Kelebihan berat badan
23,0 – 24,9 Berisiko menjadi obesitas
25,0 – 29,9 Obes I
≥ 30,0 Obes II
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007

Tabel 2. Kriteria Brocca


Status Gizi KATEGORI
< 90 % BBI Berat badan kurang
90 – 110 % BBI Berat badan normal
110 – 120 % BBI Kelebihan berat badan
> 120 % BBI Gemuk BB
Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007

5. Status Generalis

 Kepala :
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Hitam keputihan

- Mata : Tidak cekung

Oculi Dextra Oculi Sinistra


Palpebra superior Edema (-), Hematom (-), Entropion Edema (-), Hematom (-), Entropion
(-), Trikiasis (-) (-), Trikiasis (-)

Konjungtiva tarsal Anemis (-), Papil (-) Anemis (-), Papil (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Pupil Bulat, Isokor, Miosis, refleks Bulat, Isokor, Miosis, refleks
cahaya langsung (+), refleks cahaya langsung (+), refleks
cahaya tak langsung (+) cahaya tak langsung (+)

 Telinga :

Auricula Dextra Auricula Sinistra


Inspeksi Bentuk baik, tanda-tanda Bentuk baik, tanda-tanda
radang (-), serumen (+) radang (-), serumen (+)
Palp Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tekan tragus (-),
asi benjolan (-) benjolan (-)

 Hidung :

Dextra Sinistra
Inspeksi Bentuk normal, mukosa Bentuk normal, mukosa
hiperemis (+), konka hipertrofi hiperemis (+), konka hipertrofi
(+), sekret (+), massa (-), (+), sekret (+), massa (-),
pernafasan cuping hidung (-) pernafasan cuping hidung (-)

Palpasi Nyeri tekan (-), krepitasi (-) Nyeri tekan (-), krepitasi (-)

 Mulut : perioral cyanosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah

tidak kering, faring hiperemis (-), tonsil T1-T1

 Leher : KGB tidak tampak dan tidak teraba membesar, trachea tidak

deviasi, pembesaran kelenjar tiroid (-)

 Thoraks

a. Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak


Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

b. Pulmo

Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris saat statis dan dinamis

Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)

Auskultasi : Vesikuler diseluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing


(-/-)

 Abdomen

- Inspeksi : Abdomen datar, simetris, sikatrik (-)


- Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-) Hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
- Auskultasi : Bising usus (+) normal

 Ekstremitas : Akral hangat, tidak terdapat edema pada keempat


ekstremitas, tidak terdapat deformitas maupun sianosis.

D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

E. Pola Makan (Food Recall)


Food Recall Pasien Selama Tiga Hari
Pagi, 3 Juli 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr
Telur dadar 155 kkal 1 gr 11 gr 12 gr
Teh Manis 55 kkal 14,36 gr 0 gr 0 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Siang, 3 Juli 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr
Ayam Goreng (1 potong) 260 kkal 10,7 gr 21,9 gr 14,5 gr
Sayur Asam 80 kkal 13 gr 3,1 gr 2,7 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0

Malam, 3 Juli 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr
Ayam Goreng (1 potong) 260 kkal 10,7 gr 21,9 gr 14,5 gr
Sayur Asam 80 kkal 13 gr 3,1 gr 2,7 gr
Air Putih (2 Gelas) 0 0 0 0
Jumlah 1.415 kkal 182,7 gr 69 gr 46,4 gr
Pagi, 4 Juli 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0 gr
Telur ceplok 201 kkal 0,8 gr 13,6 gr 15,3 gr
Teh Manis 55 kkal 14,36 gr 0 gr 0 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Siang,4 Juli 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Ikan Tongkol Goreng (1 potong) 200 kkal 2,38 gr 20,95 gr 11,41gr
Tempe goreng (1 potong) 34 kkal 1,79gr 2 gr 2,28gr
Air Putih (2 Gelas) 0 0 0 0
Malam, 4 Juli 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Ikan Tongkol Goreng (1 potong) 200 kkal 2,38 gr 20,95 gr 11,41gr
Tempe goreng (1 potong) 34 kkal 1,79gr 2 gr 2,28gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Jumlah 1.249 kkal 143,5 gr 71,5 gr 42,68 gr

Pagi, 5 Juli 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Telur dadar (1 buah) 155 kkal 1 gr 11 gr 12 gr
Teh Manis 55 kkal 14,36 gr 0 gr 0 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Siang, 5 Juli 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Telur Balado (2 buah) 142 kkal 2,44 gr 7,15 gr 11,5 gr
Tahu bacem (1 potong) 24 kkal 1 gr 1,9 gr 1,47 gr
Air Putih (2 Gelas) 0 0 0 0
Malam, 5 Juli 2019
Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi Putih (1 centong) 175 kkal 40 gr 4 gr 0
Telur Balado (2 buah) 142 kkal 2,44 gr 7,15 gr 11,5 gr
Tahu bacem (1 potong) 24 kkal 1 gr 1,9 gr 1,47 gr
Air Putih (1 Gelas) 0 0 0 0
Jumlah 1.067 kkal 142,24 gr 41,8 gr 26,94 gr

Interpretasi terhadap food recall pasien.


Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ny. M mendapat total kalori per hari, sebagai berikut :
 Tanggal 3 Juli 2019 = 1.415 kkal
 Tanggal 4 Juli 2019 = 1.249 kkal
 Tanggal 5 Juli 2019 = 1.067 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari adalah 1.244 kkal.
Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1.44 kkal, dengan rata-rata asupan karbohidrat
156,14 gr, protein 60,7 gr, dan lemak 38,67 gr.

Berat Badan Ideal : (BBI) = 90% x (TB – 100)


= 90% x (165 – 100)
= 58,5 Kg
Indeks Massa Tubuh : (IMT) = BB / TB2 (m)
= 65 / (1.65)2
= 27.4 kg/m2
Perhitungan kalori
Kebutuhan Kalori Basal = BBI x kalori laki-laki
= 58,5 x 25 = 1.462 kkal

Faktor Risiko
Aktivitas fisik sedang = 10% x 1.462 kkal = +146 kkal

Kebutuhan Kalori Total = KKB + aktivitas fisik


= 1.462 + 146
= 1.608 kkal

Kebutuhan gizi pasien:


Karbohidrat (60-70%) = 70% x 1.600 kkal = 1.120 kkal
Protein (10-15%) = 10% x 1.600 kkal = 160 kkal
Lemak (20-25%) = 20% x 1.600 kkal = 320 kkal

Kesan: Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record pasien selama 3 hari
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kebutuhan kalori pasien kurang dari jumlah kalori
yang dibutuhkan. Pasien disarankan untuk meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi serta
meningkatkan konsumsi sayur dan buah agar kebutuhan kalori tercukupi dengan baik.

I. II. Berkas Keluarga


A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.M (Meninggal)
Usia : 65 tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny.S
Usia : 60 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga

Bentuk keluarga ini adalah Nuclear Family. Keluarga inti


(Nuclear Family) terdiri dari Alm Tn. S (65) menikah dengan Ny.S
(32) dan memiliki 3 orang anak yang tidak tinggal satu rumah. Ny. S
tinggal satu rumah dengan Adik, ipar dan keponakannya.

Tabel 1. Anggota Keluarga yang tinggal serumah


No Nama Kedudukan dalam Jenis Kelamin Umur (thn) Pendidikan Pekerjaan
keluarga
1 AlmTn.M Kepala keluarga Laki-laki 65 SMA -
2 Ny.S Isteri Perempuan 32 SMA IRT
3 Tn.K Adik Laki-laki 17 SMP Karyawan
4 Ny.I Ipar Laki-laki 10 SD
5 An.S keponakan Laki-laki 5 TK

2. Genogram
2.1. Bentuk keluarga :
Keluarga terdiri atas 1 generasi. Bentuk keluarga ini adalah nuclear family dengan
keluarga terdiri atas sebagai kepala keluarga Tn.B (38) dan Ny.K (32) sebagai istri, sudah
menikah sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Pasangan ini memiliki 3 orang anak yaitu anak
pertama seorang Laki-laki (An.S) berusia 17 tahun, anak kedua seorang Laki-laki (An.R)
berusia 10 tahun, dan anak ketiga seorang Laki-laki (An.L) berusia 5 tahun.

2.2. Tahapan siklus keluarga :


Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1985) dan
Miller (1998), keluarga Tn.B berada pada tahapan siklus keluarga yang ke V, yaitu keluarga
dengan anak remaja.

2.3 Family Map

Tn.B
Ny.K

An.S An.R An.L


Gambar 1. Genogram keluarga Tn.B
Keterangan :

 Laki-laki :

 Perempuan :

 Pasien :

 Meninggal :

 Menikah :

 Keturunan :
3. Penilaian status sosial dan kesejahteraan hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Penilaian Rumah Sehat


KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 62

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1


b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang
diplester) 3 93
papan kedap air.

3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 62

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0


b. Ada 1 31
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 0
b. Ada 1

6 Ventilasi a. Tidak ada 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 31
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai
dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai
dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.

a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk


8 Pencahayaan membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1 31
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk membaca dengan normal. 2
II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0


b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4 100

2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0


b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan
ngan kotoran). ke sungai / kolam 1

c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke


sungai atau kolam 2 50

d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3


e. Ada, leher angsa, septic tank.
4
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
3 Sarana Pembuangan halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 50
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air
(jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota)
untuk 4
diolah lebih lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 50

d. Ada, kedap air dan bertutup. 3


PERILAKU
III 44
PENGHUNI

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari dibuka 2

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari dibuka 2

3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0


dan halaman b. Kadang-kadang 1 44
c. Setiap hari 2

4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0


dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 88

5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0


pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 88

TOTAL HASIL PENILAIAN PERILAKU 5 308

TOTAL HASIL PENILAIAN 868

Pedoman Penilaian Rumah Sehat Keterangan :


Hasil Penilaian : Nilai x Bobot

I. Komponen Rumah = 10 x 31 = 310

II. Sarana Sanitasi = 10 x 25 = 250

III. Perilaku penghuni = 7 x 44 = 308

Total = 868

Kriteria

1. Rumah Sehat : 1068 – 1200

Rumah Tidak Sehat : < 1068

Dari tabel penilaian rumah sehat didapatkan hasil dari penilaian


berjumlah 868 dimana jumlah tersebut kurang dari kriteria rumah sehat
yaitu antara 1068-1200 sehingga rumah Tn.B tidak termasuk dalam
kriteria rumah sehat.

b. Kepemilikan barang-barang berharga


- Satu unit televisi
- Satu unit lemari es
- Satu unit rice cooker
- Satu unit dispenser
- 1 unit motor
wc dapur

kamar

Ruang tamu

kamar

Gambar 2. Denah rumah Tn.B

4. Penilaian perilaku kesehatan keluarga

a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Ny.K lebih sering
membeli obat di apotek atau di warung terdekat terlebih dahulu. Keluarga Ny.K
baru pergi ke pelayanan kesehatan jika penyakitnya tidak sembuh dengan obat
tersebut atau bertambah berat. Keluarga Ny.K mengetahui penyakit yang diderita
pasien. Ny.K juga masih merokok didalam rumah walaupun anaknya sakit.

b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan

Kelurga Ny.K sudah memiliki jaminan kesehatan Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial (BPJS).

c. Perilaku terhadap makanan

Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan makanan
yang dimasak sendiri oleh Ny.K. Makanan yang dimasak dalam sehari terdiri dari
lauk pauk (tempe, tahu, dan telur), sayur-sayuran tumis, dan daging ayam.
Keluarga Ny.K jarang memakan daging sapi dan ikan serta buah-buahan. Ny.K
setiap hari memasak makanan lengkap. Keluarga Ny.K tidak mengerti yang
dimaksud dengan pola gizi seimbang. Kelurga Ny.K masih belum membatasi
konsumsi manis, asin, dan berlemak, Ny.K mengatakan saat memasak hanya
dikira-kira saja kandungan gula, garam sampai masakan terasa enak. Keluarga
Ny.K membiasakan sarapan sebelum berangkat berkerja sekitar
pukul 6.30 WIB. Keluarga Ny.K minum air putih lebih dari 8 gelas perhari.
Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,
dan jarang melakukan aktivitas fisik.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

Keluarga Ny.K membersihkan rumah 1 kali seminggu. Keluarga Ny.K tinggal


di sebuah kostan yang berada di lingkungan padat penduduk. Keluarga Ny.K
mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah. Rumah tersebut mempunyai
ventilasi udara yang belum dioptimalkan dengan baik, dan jendela yang kurang
sehingga udara maupun cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumah.

5. Sarana pelayanan kesehatan


Tabel 5. Pelayanan kesehatan

No. Faktor Keterangan Kesimpulan


1. Cara mencapai Naik motor atau angkutan umum Letak puskesmas
pusat pelayanan kecamatan Menteng agak
kesehatan jauh dari rumah pasien

2. Tarif Pelayanan Terjangkau Untuk biaya pengobatan


kesehatan diakui cukup terjangkau
dan sangat terbantu dengan
adanya fasilitas BPJS.

3. Kualitas Memuaskan Pelayanan Puskesmas


Pelayanan dirasakan keluarga pasien
Kesehatan memuaskan

6. Pola konsumsi makanan keluarga


1. Kebiasaan makan

Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan makanan
yang dimasak sendiri. Makanan yang dimasak dalam sehari terdiri dari
lauk pauk (tempe, tahu, dan telur), sayur-sayuran tumis, dan daging ayam.
Keluarga Ny.K jarang memakan daging sapi dan ikan serta buah-buahan. Keluarga
Ny.K tidak mengerti yang dimaksud dengan pola gizi seimbang. Kelurga Ny.K
masih belum membatasi konsumsi manis, asin, dan berlemak, Ny.K mengatakan
saat memasak hanya dikira-kira saja kandungan gula, garam sampai masakan
terasa enak. Keluarga Ny.K membiasakan sarapan sebelum berangkat berkerja
sekitar pukul 6.30 WIB. Keluarga Ny.K minum air putih lebih dari 8 gelas perhari.
Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,
dan jarang melakukan aktivitas fisik.

Pasien kurang suka memakan sayuran dan buah-buahan dan sering memakan mie
instan. Keluarga Ny.K jarang mengkonsumsi daging sapi, ikan dan buah-buahan.
Keluarga Ny.K sering memakan makanan instan seperti mie instan dan makanan
beku. Keluarga Ny.K kurang mengerti dalam pengaturan pola makan dan menu
makanan yang tepat.

2. Menerapkan pola gizi seimbang

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Secara umum menu makanan yang seimbang dengan komposisi energi dari
karbohidrat 50% - 65%, protein 10% - 20%, dan lemak 20% - 30%.

1. Nilai/Kepercayaan yang Dianut Keluarga terkait Kesehatan


Orang tua pasien mengajarkan tentang agama Islam dan mencontohkan
kegiatan islami bagi pasien seperti sholat, berdoa, mengaji, dll.

2. Pola dukungan keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kerukunan terjalin baik antar anggota keluarga. Orang tua pasien tahu dan
peduli terhadap kesehatan pasien sehingga pasien dapat mendapatkan pengobatan.
Terdapatnya kendaraan pribadi yang dapat mempermudah akses berobat ke
puskesmas sehingga lebih menghemat tenaga dan waktu. Biaya
pelayanan kesehatan pasien bersumber dari penghasilan bulanannya, Menurut
orang tua pasien pelayanan di puskesmas sudah cukup memuaskan dan biaya
pengobatan juga terjangkau.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Dalam keluarga ini hubungan antara orang tua dan anak cukup baik. Pasien
juga kurang suka makan sayuran dan buah-buahan yang cukup dan ditambah
dengan orang tua yang tidak membiasakan pasien makan buah-buahan dan
sayuran. Pasien juga terkadang masih merokok dan terpapar juga oleh asap rokok
oleh ibunya di dalam rumah.

Fungsi keluarga

a. Fungsi biologis

Keluarga mampu meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya dengan


mempunyai tiga orang anak, yaitu anak pertama seorang Laki-laki (An.S) berusia
17 tahun, anak kedua seorang Laki-laki (An.R) berusia 10 tahun, dan anak ketiga
seorang Laki-laki (An.L) berusia 5 tahun. Keluarga tidak ada yang memiliki
kecacatan ataupun penyakit menular. Ny.K dan suaminya alm. Tn.B memelihara
dan membesarkan anak-anaknya dengan baik, serta merawat dan menjaga
kesehatan seluruh anggota keluarganya. Keluarga Ny.K merasa cukup memenuhi
kebutuhan makanan sehari-hari namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang
yaitu kurang makan sayuran dan cukup buah-buahan, dan belum membatasi
makanan yang dingin dan manis untuk anak-anak, serta masih sering memberikan
makanan instan untuk anak-anak dan kurang melakukan aktivitas fisik yang cukup.

b. Fungsi pendidikan

Keluarga Ny.K sudah mempersiapkan tabungan untuk menyekolahkan


anaknya. Keluarga Ny.K menyadari akan pentingnya mengejar pendidikan
setinggi mungkin.

c. Fungsi psikologis

Pasien adalah seorang anak remaja usia 17 tahun yang sudah bekerja untuk
mendapatkan penghasilan sendiri. Ibunya masih memperhatikan kondisi penyakit
pasien, memperhatikan pola makan pasien dan kegiatan sehari - hari pasien.
Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar keluarga juga saling memberi
dukungan terhadap penyakit yang diderita pasien. Selain itu keluarga ini masih
memiliki kesadaran yang baik akan pentingnya kesehatan. Ny.K telah memberikan
rasa aman, nyaman, perhatian, memberikan identitas terhadap anggota keluarga.

d. Fungsi Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga Ny.K, banyak berinteraksi dengan


tetangga sekitar rumahnya. Anak - anak di keluarga Ny.K juga terkadang ikut
bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya. Turut serta dalam kegiatan yang
ada di RT maupun RW seperti acara penyuluhan yang diadakan. Keluarga ini
menerapkan nilai – nilai dan norma sosial budaya yang ada di lingkungan tempat
tinggal pasien sudah dilakukan dengan cukup baik.

e. Fungsi ekonomi

Sumber penghasilan utama pada keluarga inti adalah dari ibunya dan dari
pasien. Penghasilan yang didapatkan perbulan dikatakan sangat pas-pasan untuk
dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan,
pakaian, dan tempat berlindung (rumah), keluarga Ny.K juga mengaku masih
kesulitan untuk menabung karena pendapatan yang didapat hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Untuk biaya kesehatan pasien berasal dari
hasil kerjanya sendiri. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga ini dilakukan
oleh Ny.K untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya. Ny.K berusaha
untuk menabung agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang seperti untuk pendidikan, dan BPJS untuk setiap anggota
keluarga.

6. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DALAM KELUARGA


Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu :

1. Lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk, pasien dan keluarga yang tinggal
di rumah yang memiliki ventilasi dan pencahayaan yang kurang baik,

2. Perilaku pasien dan ibunya yang masih merokok didalam rumah.


3. Pada saat sakit batuk ataupun bersin, yaitu tidak menggunakan masker dan tidak
menutup mulut saat batuk dan Bersin.

4. Kurangnya penghasilan sehingga kebutuhan sehari- hari kurang tercukupi

5. Keluarga Ny.K yang belum mengerti tentang gizi seimbang dan pengaturan pola
makan yang tepat
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK

A. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal : (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan, persepsi individu


mengenai penyakitnya)

- Alasan datang :

Pasien seorang anak laki-laki, berusia 17 tahun datang sendiri ke Puskesmas


Kecamatan Menteng dengan keluhan sesak sejak 1 hari yang lalu, disertai batuk
berdahak, pilek dan nyeri tenggorokan.

- Kekhawatiran :

Pasien khawatir sesak yang diderita pasien ini akan semakin memberat dan juga
keluhan lainya juga tidak kunjung membaik.

- Harapan :

Pasien berharap pasien segera membaik dan sembuh sempurna dari penyakitnya.

- Persepsi penyakit :

 Pasien merasa sakit yang dideritanya sudah berat, namun pasien percaya
apabila pasien teratur meminum obat maka penyakit yang dideritanya
dapat disembuhkan.

 Pandangan pasien pada sisi agama, pasien percaya apabila memohon


kesembuhan kepada Allah SWT maka penyakit yang diderita pasien dapat
disembuhkan.

2. Aspek Klinis : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

 Diagnosis kerja : PPOK

 Dasar diagnosis : Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

 Diagnosis banding : Asma, CHF

3. Aspek Resiko Internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan


pasien)
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah :

 Pasien tidak suka makan sayur dan buah-buahan.

 Pasien jarang melakukan aktivitas fisik.

 Pasien mempunyai kebiasaan merokok

4. Aspek Psikososial keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah


kesehatan pasien)

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang dan pola makan sehat dan
bergizi.

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang etika batuk dan bersin

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien.

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok didalam rumah.

5. Aspek Fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari)

Menurut International Classification Primary Care (ICPC), pasien mempunyai aspek


fungsional pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit. Dapat
disimpulkan derajat fungsional pasien menurut ICPC saat ini adalah derajat 1,
dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan apapun atau aktifitas harian seperti pasien
dapat mandiri dalam perawatan diri dan masih dapat bermain dengan adiknya.

Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat
mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International Classification of Primary
Care). Dibagi menjadi lima:

1. No difficulty at all (sama sekali tidak mengurangi pekerjaan/aktivitas harian)

2. A little bit of difficulty (mulai mengurangi aktivitas berat, aktivitas ringan masih
mampu)

3. Some difficulty (mulai mengurangi aktivitas ringan, sebagian perawatan diri


sementara dibantu orang lain, kemungkinan perawatan di RS untuk sementara
waktu)
4. Much difficulty (aktivitas harian lebih banyak di rumah, tidak mampu bekerja di
luar rumah, perawatan diri sebagian sudah harus dibantu orang lain)

5. Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur, perawatan diri
seluruhnya harus dibantu orang lain)

B. Rencana Penatalaksanaan (sesuai dengan lima aspek diatas)

Tabel 6. Rencana penatalaksanaan

Sasara Hasil yang


Aspek Kegiatan Waktu Follow up
n diharapkan
Aspek 1. Melakukan anamnesis, Pasien Saat 1. Mengetahui 1. Pasien mengalami
Person pemeriksaan fisik dan dan pasien hasil dari perbaikan dan keluhan
al menegakkan diagnosis keluarg berobat anamnesis dan sudah berkurang
a pasien ke pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada orang tua puskes fisik terhadap 2. Tidak ada kekhawatiran
pasien tentang penyakit PPOK mas pasien. yang dirasakan oleh
(Gejala, cara penularan dan dan saat orang tua pasien.
pencegahan) kunjun 2. Keluarga pasien
gan ke dapat 3. Pasien rutin atau teratur
3. Menjelaskan kepada orang tua rumah mengetahui meminum obat yang
pasien tidak perlu khawatir pasien. tentang penyakit telah diberikan.
karena penyakit PPOK ini dapat PPOK yang
sembuh dilihat dari diderita pasien.
penyebabnya.
3. Orang tua pasien
4. Menjelaskan kepada orang tua tidak khawatir
pasien bahwa berobat sangat berlebihan
dianjurkan dalam agama, oleh tentang penyakit
karena itu pasien harus menjalani pasien.
pengobatan untuk mengatasi
keluhan yang dialami. 4. Pasien rutin atau
teratur meminum
obat.
Aspek 1. Menjelaskan kepada orang tua Pasien Saat 1. Pasien mengerti 1. Pasien mengalami
Klinik pasien tentang terapi yang dan pasien cara pemberian perbaikan dan keluhan
diberikan. Orang berobat terapi yang telah sudah berkurang
tua ke diberikan.
2. Memberikan obat : pasien puskes 2. Pasien rutin atau teratur
- Salbutamol 2mg (3x1) mas 2. Mengurangi meminum obat yang
- Asetil sistein (3x1) dan saat keluhan yang tekah diberikan.
- Dexametason 0,5mg (2x1) kunjun diderita oleh
- Anjuran untuk makanan gan ke pasien dan 3. Pasien sudah dibiasakan
dengan gizi seimbang (buah, rumah mencegah mencuci kedua tangan
sayuran dan susu), tidak jajan pasien. timbulnya dengan sabun dan air
sembarangan, dan menutup komplikasi. mengalir sebelum makan
mulut apabila batuk dan bersin.
3. Orang tua dapat 4. Pasien mau makan sayur
3. Menjelaskan kepada ibu pasien menjaga pola dan buah terkadang.
dianjurkan untuk selalu menjaga makan anak,
pola makan, menjaga kebersihan, menjaga 5. Pasien tidak melakukan
dan beraktivitas fisik. kebersihan dan aktivitas fisik.
melakukan
aktivitas fisik.
6. Pasien dibiasakan untuk
menutup mulut pada saat
batuk dan Bersin

Aspek 1. Mengedukasi pasien untuk makan Pasien Pada 1. Orangtua mengubah 1. Pasien mau makan
resiko sayur, buah-buahan dan saat pola makan pasien sayur dan buah
internal keluarg kunjung menjadi pola makan setiap harinya.
2. Menjelaskan kepada orangtua a pasien an ke gizi seimbang
pasien tentang dasar gizi rumah
seimbang. 2. Pasien masih
2. Orangtua memakan jajanan
mengetahui tentang sembarangan
dasar gizi seimbang

3. Menjelaskan kepada pasien dan 3. Pasien Sudah tidak


orang tua pasien untuk tidak 3. Pasien dan orangtua diperbolehkan
merokok pasien tidak merokok hanya
merokok diperbolehkan
sehari sekali
Aspek 1. Menjelaskan kepada orangtua Paisen Pada 1. Orangtua Pasien dan keluarga
Psikoso pasien tentang dasar gizi dan saat mengetahui tentang menutup mulut saat
sial seimbang. keluarg kunjung dasar gizi seimbang. batuk.
Keluarg a pasien an ke
a rumah Ibu pasien tidak
2. Menjelaskan kepada pasien dan 2. Pasien dan keluarga merokok di dalam
keluarga pasien bagaimana etika pasien mengerti rumah dan
batuk (menutup mulut saat batuk tentang etika batuk menjauhkan anak-
atau menggunakan penutup mulut dan menerapkan saat anak dari asap rokok.
atau masker). sedang menderita
batuk.

3. Menjelaskan kepada pasien dan


keluarga pasien tentang bahaya 3. Keluarga pasien dan
merokok dan merokok di dalam orang tua pasien
rumah mengerti tentang
bahaya merokok dan
merokok di dalam
rumah

Aspek Menjelaskan kepada pasien dan Pasien Pada 1. Pasien dapat Pasien mengalami
fungsio keluarga pasien untuk meminum dan saat mempertahankan perbaikan dan
nal obat secara teratur dan dianjurkan keluarg kunjung skor fungsional keluhan sudah
untuk selalu menjaga pola makan, a pasien an ke berkurang
tidak jajan sembarangan, menjaga rumah
kebersihan, beraktivitas fisik, 2. Mencapai kondisi
menerapkan etika batuk dan kesehatan yang optimal
menerapkan lingkungan rumah yang
bebas asap rokok

C. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Dubia
3. Ad functionam : Ad bonam
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai