Disusun Oleh :
MUTHI’AH NABILLAH
1102014175
Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENGARUH ASPEK RISIKO
INTERNAL TERHADAP PASIEN DENGAN PPOK DITINJAU MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN MENTENG” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
Penulis
BAB I
IDENTITAS PASIEN
I. Berkas Pasien
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Usia : 60 tahun
Gender : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan gunung sahari IX no.49
Suku bangsa : Jawa
B. Anamnesis
Dilakukan secara Alloanamnesa pada Selasa tanggal 8 Agustus 2019 pukul 10.00
WIB di Poli Lansia Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
1. Keluhan Utama
-
2. Keluhan Tambahan
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien berumur 60 tahun datang ke puskesmas kecamatan Sawah Besar
Poliklinik Lansia . Sesak dirasakan semakin meningkat saat beraktivitas. Sesak
dirasakan hilang timbul dan tidak dipengaruhi oleh emosi, cuaca, maupun makanan.
Riwayat sesak sejak 1 tahun yang lalu dan berkurang setelah minum obat salbutamol.
Pasien juga mengeluh batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu, dahak berwarna
kehijauan. Dan tidak didapatkan batuk berdarah. Keluhan pilek sejak 2
minggu yang lalu. Keluhan mual dan muntah disangkal. Demam disangkal.
Saat datang ke puskesmas pasien berharap agar setelah diobati pasien dapat
cepat sembuh. Menurut pasien, penyakitnya adalah sebuah cobaan yang datangnya
dari Tuhan namun masih dapat diobati dan harus diusahakan kesembuhannya.
6. Riwayat Pengobatan
7. Riwayat Kehamilan
Pasien melahirkan tiga anak normal. Selama kehamilan tidak ada masalah.
9. Riwayat Kebiasaan
Pasien sering melakukan aktivitas fisik diluar rumah seperti jalan pagi. Pasien
tidak pernah merorkok namun anak pasien merokok didalam rumah. Pasien memiliki
kebiasaan makan dua kali sehari dan pasien biasanya memasak makanan sendiri
bersama menantunya. Keluarga pasien terbiasa mencuci tangan sebelum makan.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
Metode Brocca :
Berat badan ideal = (Tinggi Badan-100) – 10% (Tinggi Badan-100)
= (165-100) – 10% (165-100)
= 65 – 6,5 = 58,5 kg
Status Gizi = (BB Aktual : BB Ideal) x 100%
= (74: 58,5) x 100%
= 1,26 % (kelebihan berat badan)
5. Status Generalis
Kepala :
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Hitam keputihan
Konjungtiva tarsal Anemis (-), Papil (-) Anemis (-), Papil (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Pupil Bulat, Isokor, Miosis, refleks Bulat, Isokor, Miosis, refleks
cahaya langsung (+), refleks cahaya langsung (+), refleks
cahaya tak langsung (+) cahaya tak langsung (+)
Telinga :
Hidung :
Dextra Sinistra
Inspeksi Bentuk normal, mukosa Bentuk normal, mukosa
hiperemis (+), konka hipertrofi hiperemis (+), konka hipertrofi
(+), sekret (+), massa (-), (+), sekret (+), massa (-),
pernafasan cuping hidung (-) pernafasan cuping hidung (-)
Palpasi Nyeri tekan (-), krepitasi (-) Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Leher : KGB tidak tampak dan tidak teraba membesar, trachea tidak
Thoraks
a. Cor
b. Pulmo
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris saat statis dan dinamis
Abdomen
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Faktor Risiko
Aktivitas fisik sedang = 10% x 1.462 kkal = +146 kkal
Kesan: Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record pasien selama 3 hari
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kebutuhan kalori pasien kurang dari jumlah kalori
yang dibutuhkan. Pasien disarankan untuk meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi serta
meningkatkan konsumsi sayur dan buah agar kebutuhan kalori tercukupi dengan baik.
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.M (Meninggal)
Usia : 65 tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny.S
Usia : 60 tahun
2. Genogram
2.1. Bentuk keluarga :
Keluarga terdiri atas 1 generasi. Bentuk keluarga ini adalah nuclear family dengan
keluarga terdiri atas sebagai kepala keluarga Tn.B (38) dan Ny.K (32) sebagai istri, sudah
menikah sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Pasangan ini memiliki 3 orang anak yaitu anak
pertama seorang Laki-laki (An.S) berusia 17 tahun, anak kedua seorang Laki-laki (An.R)
berusia 10 tahun, dan anak ketiga seorang Laki-laki (An.L) berusia 5 tahun.
Tn.B
Ny.K
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien :
Meninggal :
Menikah :
Keturunan :
3. Penilaian status sosial dan kesejahteraan hidup
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 62
Total = 868
Kriteria
kamar
Ruang tamu
kamar
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Ny.K lebih sering
membeli obat di apotek atau di warung terdekat terlebih dahulu. Keluarga Ny.K
baru pergi ke pelayanan kesehatan jika penyakitnya tidak sembuh dengan obat
tersebut atau bertambah berat. Keluarga Ny.K mengetahui penyakit yang diderita
pasien. Ny.K juga masih merokok didalam rumah walaupun anaknya sakit.
Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan makanan
yang dimasak sendiri oleh Ny.K. Makanan yang dimasak dalam sehari terdiri dari
lauk pauk (tempe, tahu, dan telur), sayur-sayuran tumis, dan daging ayam.
Keluarga Ny.K jarang memakan daging sapi dan ikan serta buah-buahan. Ny.K
setiap hari memasak makanan lengkap. Keluarga Ny.K tidak mengerti yang
dimaksud dengan pola gizi seimbang. Kelurga Ny.K masih belum membatasi
konsumsi manis, asin, dan berlemak, Ny.K mengatakan saat memasak hanya
dikira-kira saja kandungan gula, garam sampai masakan terasa enak. Keluarga
Ny.K membiasakan sarapan sebelum berangkat berkerja sekitar
pukul 6.30 WIB. Keluarga Ny.K minum air putih lebih dari 8 gelas perhari.
Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,
dan jarang melakukan aktivitas fisik.
Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan makanan
yang dimasak sendiri. Makanan yang dimasak dalam sehari terdiri dari
lauk pauk (tempe, tahu, dan telur), sayur-sayuran tumis, dan daging ayam.
Keluarga Ny.K jarang memakan daging sapi dan ikan serta buah-buahan. Keluarga
Ny.K tidak mengerti yang dimaksud dengan pola gizi seimbang. Kelurga Ny.K
masih belum membatasi konsumsi manis, asin, dan berlemak, Ny.K mengatakan
saat memasak hanya dikira-kira saja kandungan gula, garam sampai masakan
terasa enak. Keluarga Ny.K membiasakan sarapan sebelum berangkat berkerja
sekitar pukul 6.30 WIB. Keluarga Ny.K minum air putih lebih dari 8 gelas perhari.
Keluarga Ny.K memiliki kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,
dan jarang melakukan aktivitas fisik.
Pasien kurang suka memakan sayuran dan buah-buahan dan sering memakan mie
instan. Keluarga Ny.K jarang mengkonsumsi daging sapi, ikan dan buah-buahan.
Keluarga Ny.K sering memakan makanan instan seperti mie instan dan makanan
beku. Keluarga Ny.K kurang mengerti dalam pengaturan pola makan dan menu
makanan yang tepat.
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Secara umum menu makanan yang seimbang dengan komposisi energi dari
karbohidrat 50% - 65%, protein 10% - 20%, dan lemak 20% - 30%.
Kerukunan terjalin baik antar anggota keluarga. Orang tua pasien tahu dan
peduli terhadap kesehatan pasien sehingga pasien dapat mendapatkan pengobatan.
Terdapatnya kendaraan pribadi yang dapat mempermudah akses berobat ke
puskesmas sehingga lebih menghemat tenaga dan waktu. Biaya
pelayanan kesehatan pasien bersumber dari penghasilan bulanannya, Menurut
orang tua pasien pelayanan di puskesmas sudah cukup memuaskan dan biaya
pengobatan juga terjangkau.
Dalam keluarga ini hubungan antara orang tua dan anak cukup baik. Pasien
juga kurang suka makan sayuran dan buah-buahan yang cukup dan ditambah
dengan orang tua yang tidak membiasakan pasien makan buah-buahan dan
sayuran. Pasien juga terkadang masih merokok dan terpapar juga oleh asap rokok
oleh ibunya di dalam rumah.
Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis
b. Fungsi pendidikan
c. Fungsi psikologis
Pasien adalah seorang anak remaja usia 17 tahun yang sudah bekerja untuk
mendapatkan penghasilan sendiri. Ibunya masih memperhatikan kondisi penyakit
pasien, memperhatikan pola makan pasien dan kegiatan sehari - hari pasien.
Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar keluarga juga saling memberi
dukungan terhadap penyakit yang diderita pasien. Selain itu keluarga ini masih
memiliki kesadaran yang baik akan pentingnya kesehatan. Ny.K telah memberikan
rasa aman, nyaman, perhatian, memberikan identitas terhadap anggota keluarga.
d. Fungsi Sosial
e. Fungsi ekonomi
Sumber penghasilan utama pada keluarga inti adalah dari ibunya dan dari
pasien. Penghasilan yang didapatkan perbulan dikatakan sangat pas-pasan untuk
dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan,
pakaian, dan tempat berlindung (rumah), keluarga Ny.K juga mengaku masih
kesulitan untuk menabung karena pendapatan yang didapat hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Untuk biaya kesehatan pasien berasal dari
hasil kerjanya sendiri. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga ini dilakukan
oleh Ny.K untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya. Ny.K berusaha
untuk menabung agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa
yang akan datang seperti untuk pendidikan, dan BPJS untuk setiap anggota
keluarga.
1. Lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk, pasien dan keluarga yang tinggal
di rumah yang memiliki ventilasi dan pencahayaan yang kurang baik,
5. Keluarga Ny.K yang belum mengerti tentang gizi seimbang dan pengaturan pola
makan yang tepat
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
A. Diagnosis Holistik
- Alasan datang :
- Kekhawatiran :
Pasien khawatir sesak yang diderita pasien ini akan semakin memberat dan juga
keluhan lainya juga tidak kunjung membaik.
- Harapan :
Pasien berharap pasien segera membaik dan sembuh sempurna dari penyakitnya.
- Persepsi penyakit :
Pasien merasa sakit yang dideritanya sudah berat, namun pasien percaya
apabila pasien teratur meminum obat maka penyakit yang dideritanya
dapat disembuhkan.
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang dan pola makan sehat dan
bergizi.
Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat
mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International Classification of Primary
Care). Dibagi menjadi lima:
2. A little bit of difficulty (mulai mengurangi aktivitas berat, aktivitas ringan masih
mampu)
5. Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur, perawatan diri
seluruhnya harus dibantu orang lain)
Aspek 1. Mengedukasi pasien untuk makan Pasien Pada 1. Orangtua mengubah 1. Pasien mau makan
resiko sayur, buah-buahan dan saat pola makan pasien sayur dan buah
internal keluarg kunjung menjadi pola makan setiap harinya.
2. Menjelaskan kepada orangtua a pasien an ke gizi seimbang
pasien tentang dasar gizi rumah
seimbang. 2. Pasien masih
2. Orangtua memakan jajanan
mengetahui tentang sembarangan
dasar gizi seimbang
Aspek Menjelaskan kepada pasien dan Pasien Pada 1. Pasien dapat Pasien mengalami
fungsio keluarga pasien untuk meminum dan saat mempertahankan perbaikan dan
nal obat secara teratur dan dianjurkan keluarg kunjung skor fungsional keluhan sudah
untuk selalu menjaga pola makan, a pasien an ke berkurang
tidak jajan sembarangan, menjaga rumah
kebersihan, beraktivitas fisik, 2. Mencapai kondisi
menerapkan etika batuk dan kesehatan yang optimal
menerapkan lingkungan rumah yang
bebas asap rokok
C. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Dubia
3. Ad functionam : Ad bonam
LAMPIRAN