Anda di halaman 1dari 3

Kasus : Tn.

B usia 45 tahun masuk IGD dengan keluhan nyeri dada,sesak nafas, tekanan
darah 150/100 suhu 39 derajat celcius, nadi 100/menit dari hasil laborat menyatakan CKMB
45 dan troponin T positif maka dokter mendiagnosa Acut Miokard Infark ,untuk itu pasien
perlu perawatan ICU dengan menggunakan heparinisasi akhirnya dibawalah pasien ke ICU
tentunya dengan informed consent yang sudah ditandatangani keluarga.

Setelah 5 hari dirawat di ICU dan hasil EKG juga sudah menunjukkan ke arah normal maka
dokter memperbolehkan untuk dirawat diruangan biasa tetapi masih menggunakan program
heparinisasi.Akhirnya pasien dipindahkan di ruangan biasa.Setelah 2 hari pasien dirawat di
ruangan,pasien mengeluh minta BAB,akhirnya pasien BABdengan menggunakan pispot di
tempat tidur.Setelah selesai perawat membersihkan kemudian perawat meninggalkan pasien
dan keluarga di ruangan, 2 jam kemudian pasien sesak nafas dan nyeri dada kemudian
perawat memberikan oksigen tambahan dan mengukur saturasi serta tanda2 vital melaporkan
ke dokter safety dan dokter yang merawat. Saat sistem pelaporan berlangsung perawat yang
sedang menemani pasien melihat pasien terjadi apneu dan dilakukanlah bagging namun tidak
berhasil akhirnya pasien dinyatakan meninggal oleh dokter safety.Keluarga yang diberitahu
dokter tidak terima dan merasa penanganan emergency terlambat,selain itu keluarga pasien
merasa dokter terlalu cepat memindahkan pasien ke ruangan yang kurang mendapatkan
perhatian terhadap pasien khususnya pasien dengan kasus jantung.Keluarga mengatakan
sangat kecewa dengan sistem yang ada di Rumah sakit.

Analisa kasus :

Dari kasus diatas dapat kami analisa, adanya complain dari keluarga pasien disebabkan
karena

1. Keluarga pasien belum menerima kematian pasien yang secara tiba2 karena dokter
sudah memperbolehkan pasien dirawat di ruangan walaupun masih terpasang alat
untuk memasukkan obat.
2. Keluarga pasien meminta pertanggungjawaban kepada dokter yang merawat kenapa
belum stabil benar kondisinya kok sudah diperbolehkan pindah ruangan sekalipun
lebih dari 5 hari dari perkiraan keluarga pasien tidak mempermasalahkan biaya
perawatan(hal itu sudah diutarakan keluarga pasien sebelum pasien masuk ICU).
3. Keluarga menilai terlambatnya penanganan saat kondisi darurat sewaktu diruangan
(keluarga menghendaki langsung diberi suntikan supaya nyeri dadanya segera hilang).
4. Dokter terlalu berspekulasi dengan menjanjikan hanya 5 hari saja pasien dirawat di
ICU padahal setiap hari kondisi pasien berubah-ubah dan susah untuk diprediksi.
5. Keluarga menyadari akan kurangnya perhatian perawat mengingat jumlah pasien 30
orang dirawat dan petugas hanya 5orang tiap shiftnya.

Penyelesaian kasus :

Sesuai dengan manajemen konflik bahwa setiap komplain dari siapapun selalu berdampak
baik positif maupun negatif.cara untuk mengatasi konflik tersebut adalah:
1. Pengenalan

Yang dimaksud pengenalan adalah kita mengenal apa yang menjadi pokok terjadinya
konflik tersebut serta jangan sampai terjadi kekeliruan dalam mendeteksi permasalahan
tersebut.

Dari kasus tersebut diatas : penyebab komplain adalah dimana keluarga pasien tidak
terima kalau anggota keluarganya meninggal secara tiba2 dimana pasien tersebut
merupakan kepala rumah tangga yang menjadi tulang punggung keluarga.serta tidak puas
dengan sistem yang ada di rumah sakit.

2. Diagnosis

Metode ini merupakan metode yang benar dan telah diuji diman metode ini
mengungkapkan siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana permasalahan itu muncul.

Dalam kasus diatas bahwa adanya konflik antara keluarga pasien dengan pihak rumah
sakit dalam hal ini adalah dokter dan perawat yang menimpa salah satu anggota
keluarganya.

3. Menyepakati suatu solusi.

Maksudnya adalah dengan mengumpulkan masukan mengenai jalan keluar yang


memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, kemudian menyaring
penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Serta memilih penyelesaian
yang terbaik.

Dalam kasus ini tindakan yang dapat dilakukan adalah memilih penyelesaian dengan cara
negosiasi antara keluarga pasien dan dokter serta perawat yang saat itu bertugas di
temukan dalam satu vorum dan dokter menjawab segala pertanyaan keluarga pasien.

4. Pelaksanaan

Dalam mengatasi konflik dengan keluarga pasien sebelumnya harus disamakan visi dan
misi antara dokter dengan perawat sebelum melakukan pertemuan dengan keluarga
pasien.

Dalam kasus ini dokter menjelaskan tentang kronologisnya kejadian tersebut serta
terjadinya penyakit AMI dimana walaupun pasien sudah dinyatakan baik kondisinya
maka bisa terjadi sudden death (kematian secara tiba2) hal inilah yang kurang dimengerti
oleh anggota keluarga.

5. Evaluasi

Tahap ini akan dikatakan berhasil apabila kedua belah pihak sama2 menyepakati solusi
yang sudah ada. Dan keluarga pasien akhirnya menerima penjelasan dokter dengan
lapang dada dan bisa menjelaskan kembali kepada anggota keluarga lain yang
menanyakan tentang penyebab kematian pasien.Akhirnya penyelesaian komplain dapat
teratasi dengan sistem negosiasi dan kompromi tanpa melalui jalur hukum.

Anda mungkin juga menyukai