Kelompok 1:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
I. Pendahuluan
Sistem Teknologi Informasi sudah ada sejak tahun 1960 dan telah berkembang hingga
sekarang. STI pada tahun 1960 disebut era operasional, lalu berkembang ke era informasi di
tahun 1970, setelah tahun 1980 STI telah berkembang kearah jejaring, dan berkembang lagi
sampai ke era jejaring global dari tahun 1990 hingga sekarang. Perkembangan tersebut
menyebabkan perubahan peran STI yaitu dari peran efisiensi, efektivitas, sampai ke peran
stratejik, peran stratejik STI di masa sekarang cenderung digunakan untuk memenangkan
persaingan.
II. Pembahasan
1. Keunggulan kompetitf
Berikut ini definisi-definisi Sisitem Informasi Stratejik dari beberapa ahli mulai tahun 1980an
sampai tahun 1990an
Bakos dan Treacy (1986) mendefinisikan SIS sebagai sistem-sistem informasi yang menghasilkan
efisiensi internal dan efisiensi komparatif.
Remenyi (1988) mendefinisikan SIS sebagai suatu system yang membantu suatu perusahaan
meningkatkan kinerja jangka panjangnya engan secara langsung meningkatkan kontribusu
pertambahan nilainya ke rantai nilai industry.
Wiseman (1988) mendefinisikan SIS sebagai suatu penggunaan teknologi innformasi untuk
mendukung atau menerapkan strategi kompetisi dari perusahaan.
Earl (1988) mendefinisikan SIS sebagai suatu system informasi yang baik mendukung atau
memfasilitasi suatu strategi bisnis tertentu atau bagian-bagiannya.
Laudon and Laudon (1998) menefinisikan system informasi stratejik sebagai system-sistem
computer di level manapun di organisasi yang merubah goal, operasi-operasi, produk-produk,
jasa-jasa, atau hubungan-hubungan lingkungan unutk membantu organisasi mencapai
keunggulan kompetitifnya.
Jelassi (1994) mendefinisikan suatu system informasi dianggap mempunyai suatu dimensi
stratejik jika dan hanya jika (1) system tersebut merubah struktur dari industry; atau (2) system
tersebut merubah proses-proses manajemen dan operasi di organisasi; atau system tersebut
mengganti keseimbangan kompetitif antara perusahaan-perusahaan di dalam industry.
Ciborra (1994) mendefinisikan suatu system dpat dikatakan sebagai SIS jika system tersebut
memberikan topangan terus menerus yang unik, atau memberikan keuntungan kinerja yang
signifikan.
Hartono (2005) mendefinisikan suatu SIS sebagai system teknologi informasi apapun di level
manapun yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi.
Dari beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan SIS mempunyai cirri-
ciri sebagai berikut :
Jadi SIS dapat didefinisikan sebagai suatu system informasi atau system-sistem informasi
apapun di level manapun yang mendukung atau mengimplementasikan strategi kompetisi yang
memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan melalui efisiensi internal dan efisiensi
komparattif sehingga membantu perusahaan memberikan keuntungan kinerja secara signifikna
dan meningkatkan kinerja jangka panjangnya.
Efisiensi internal dapat dilakukan dengan cara :
Era akuntansi di mulai awal tahun 1950 sampai awal tahun 1960an. Disebut era
akuntansi karena focus aplikasinya adalah untuk aplikasi akuntansi seperti aplikasi penggajian,
piutang dagang, kas dan lainnya.
Era operasioanal dimulai dari pertengahan tahun 1960an sampai dengan pertengahan
tahun 1970an. Disebut era operasional Karena aplikasi system informasi ini tidak hanya untuk
akuntansi, tetapi untuk aplikasi operasi lainnnya seperi pengendalian persediaan dan
penjadwalan produksi.
Era informasi dimulai dari akhir tahun 1970an sampai dengan awal 1980an. Disebut
dengan era informasi karena aplikasi system teknologi ini tidak hanya untuk akuntansi dan
operasional saja, tetapi sudah digunakan sebagai informasi pengambilan keputusan oleh
manajemen.
Era jejaring dimulai dari pertengahan tahun 1980an. Disebut dengan era jejaring karena
perusahaan-perusahaan sudah dihubungkan dengan jaringan system teknologi informasi untuk
keperluan keuntungan stratejik.
Era jejaring global dimulai dari pertengahan tahun 1990an. Disebut dengan era jejaring
global karena perusahaan-perusahaan sudah dihubungkan dengan jaringan sistem teknologi
informasi secara global dengan teknologi telekomunikasi melalui internet.
Manajer sistem teknologi informasi merupakan orang yang memimpin dan mengelola
organisasi sistem teknologi informasi. Karena sistem teknologi informasi digunakan untuk
keuntungan stratejik, pengetahuan bisnis dibutuhkan supaya manajer STI dapat berkomunikasi
engan manajer puncak perusahaan.
Hasil penelian oleh King dan Teo (2001) dari jawaban-jawaban daftar pertanyaan-
pertanyaan tersebut kemudian dikelompokkan menjadi beberapa factor dangan menggunakan
analisis factor. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa factor-faktor yang secara signifikan
mempengaruhi penerapan sistem infomasi stratejik (facilitator) adalah kebutuhan-kebutuhan
inovasi (innovative needs), posisi kompetitif (competitive position), lingkungan (environment),
skala ekonomis (economics of scale) dan arahan manajemen puncak (top management
guidance). Edang factor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi perusahaan belum
menerapkan sistem informasi stratejik adalah pemicu-pemicu TI, kebutuhan-kebutuhan inovasi
dan skala ekonomis.
6. Keterlibatan manajer
1. Tugas-tugas visionary, yaitu tugas-tugas manajer untuk menyelesaikan leadership dan arahan
kepad organisasi. Untuk mendukung tugas ini maka kemampuan yang harus dimiliki adalah.
b. Keinginan, yaitu kemampuan menanyakan dan belajar tentang ide-ide baru, aplikasi
baru, teknologi baru dan model baru