01 Bab1-Anestesi 01-15-19
01 Bab1-Anestesi 01-15-19
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu layanan yang ada di Rumah Sakit adalah tindakan Regional
bagian tubuh tertentu mati rasa untuk menghilangkan rasa sakit atau
merupakan salah satu jenis anestesi yang bertujuan untuk menghambat rasa sakit
Indonesia, 2018).
Tidak semua jenis operasi bisa dilakukan regional anestesi, dalam keadaan
normal dimana tidak ada faktor komplikasi yang mempengaruhi, anestesi regional
dapat dipergunakan dalam berbagai jenis operasi diantaranya : (1) Gynecology yaitu
segala jenis prosedur yang berkaitan dengan organ reproduksi perempuan misalnya
operasi caesar, hysterectomy, dan berbagai prosedur lainnya (2) Orthopedics, berkaitan
dengan berbagai prosedur yang berkaitan dengan tulang dan sendi (3) Urology, dimana
penggunaan epidural, spinal dan peripheral nerve block dipergunakan untuk berbagai
prosedur yang berkaitan dengan ginjal, prostat, dan kandung kemih (4) Operasi lutut,
yang pada umumnya menggunakan femoral nerve block dan sciatic block (5)
dipergunakan untuk berbagai prosedur yang berkaitan dengan area perut, usus, dan liver
(6) Operasi pinggul. Pada operasi ini, tipe anestesi regional yang dipergunakan
2
adalah lumbar plexus block yang akan membuat area dimana kumpulan saraf yang
bertanggung jawab dalam menghantarkan berbagai jenis sensasi pada daerah sendi
pinggul menjadi mati rasa (Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi Indonesia, 2018)
Untuk sampai saat ini sebagian besar orang beranggapan bahwa regional
anestesi adalah tindakan yang menakutkan. Reaksi cemas ini akan berlanjut bila
pasien tidak pernah atau kurang mendapat informasi yang berhubungan dengan
penyakit atau tindakan yang dilakukan terhadap dirinya (Amelia L.P ,2014). Bila
kecemasan pasien tidak segera diatasi maka dapat mengganggu proses tindakan
pendidikan, dan bukan sebagai bentuk pengalihan tanggung jawab dari seorang
yang dimiliki oleh keluarga pasien, hal ini seperti pendapat yang disampaikan
oleh Chiscolm (1993) bahwa pasien tidak akan bahwa pasien tidak mengalami
prosedur tindakan yang akan dilakukan dan kecemasan pasien pre operasi tersebut
yang harus dipenuhi oleh pihak penyelenggara kesehatan, dalam hal keputusan
tindakan operasi merupakan keputusan yang murni adalah hak pasien dalam
membawa kondisi pasien ke arah yang lebih buruk, dan acapkali menyebabkan
tingkat yang lebih tinggi, kecemasan pasien maupun keluarga pasien mampu
tujuan awal seorang pasien yang datang ke Rumah Sakit untuk mendapat
kesembuhan tidak dapat dilakukan. Dalam lingkup yang lebih besar, hal ini
sebaliknya (Kuzl, 2004). Oleh karena itu perlu adanya sebuah manajemen
pemahaman keluarga pasien akan regional anestesi, hal ini juga sangat berimbas
yang akan diterima pasien. Kondisi ini amat berpengaruh terhadap proses
penyembuhan pasien. Pasien akan merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter
sehingga akan patuh menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin
bahwa semua yang dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya yang merupakan
menjadi sebuah gap antara pasien dan dokter, sehingga diperlukan Co-Assistant
Anestesi (Dokter Muda Anestesi) dan Perawat rumah sakit sebagai fasilitator
sesuai dengan kapasitas masing-masing, dan hal ini merupakan sebagai bentuk
dalam Rumah Sakit, bukan sebagai pengalihan tanggung jawab seorang Dokter
karena seorang dokter tetap akan mengulang dan menjelaskan terhadap keluarga
pasien ataupun terhadap pasien yang masih mampu mendapat sebuah penjelasan
manfaat dari saling berbagi dalam hubungan yang erat. Pasien merasa aman dan
pasiennya. Ketika saling terhubung, dokter dapat mengerti dan bereaksi lebih baik
pada perubahan perilaku dan perhatiannya pada pasien setiap saat. Komunikasi
yang efektif antara dokter dan pasien sangatlah diperlukan untuk memperoleh
hasil yang optimal, berupa masalah kesehatan yang dapat diselesaikan dan
selain itu, pada pasien umumnya merasa berada dalam posisi yang lebih rendah di
hadapan dokter, sehingga takut bertanya dan hanya menjawab sesuai pertanyaan
dokter. Tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien karena
berkualitas yang merupakan hasil interaksi antara perawat sebagai pemberi dan
mempunyai porsi besar dalam mendukung kesuksesan setiap pasien yang akan
menjalani tindakan invasif, seperti tindakan bedah yang akan menjalani prosedur
setara sangat diperlukan agar pasien mau dan dapat menceritakan sakit serta
penting dalam tubuh yang disebut humor. Ia berkata : “dalam tubuh ada darah,
7
lendir, empedu kuning dan empedu hitam, kita berada dalam kesehatan yang
sempurna tatkala unsur-unsur ini dalam proporsi yang tepat.”(John Hudson Tiner,
2005). Menurut Rusmana (2009), empat keinginan pasien yang harus dipenuhi
untuk membangun hubungan yang baik antara dokter dan pasien adalah :
dan interaksinya
efektif. Dokter akan tanggap pada respon pasien atas informasi yang disampaikan.
Pasien akan lebih terbuka dalam mendengar dan belajar. Pertukaran pandangan
yang sama akan mudah dikembangkan dan pasien lebih bersedia untuk melakukan
tindakan yang sesuai harapannya. Pasien akan menjadi lebih siap menerima
tindakan anestesi dan akan menyarankan orang lain ke dokter yang memiliki
individu dengan tujuan menyampaikan pesannya kepada orang lain. Jika pesan
yang dimaksudkan tersebut tidak sesuai dengan penangkapan lawan bicara, maka
perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana,
2003).
literatur disingkat dalam satu katu yaitu Reach, yang dalam bahasa Indonesi
berarti meraih (Hanas, 2009; Prijosaksono, 2002; Rusoni, 2007; Toha, 2008)
1) Respect
2) Humble
Sikap redah hati mengacu pada sikap yang penuh melayani, sikap
3) Emphaty
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu
4) Audible
5) Clarity
stimulasi sosial secara akurat oleh karena kesuksesan seseorang 70% dipengaruhi
yang buruk, bekerja secara asal-asalan dan kesal hati. Sebaliknya sumber daya
(Yosep, 2005:130).
Untuk memperoleh hal tersebut di atas dengan hasil yang maksimal, maka
demikian, tujuan lebih rinci penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritik dan manfaat
Regional Anestesi.
A. Rumah Sakit
pelayanan parenting.
Regional Anestesi bagi keluarga pasien oleh Co-Assistant Anestesi (Dokter Muda
1. Model ini dapat dilaksanakan dengan baik dan dinilai layak dapat
medis.