Evans Oktora
3 MEI 2015 DEPARTEMEN NEUROLOGI AMBARAWATINGGALKAN
KOMENTAR
LAPORAN KASUS LOW BACK PAIN
IDENTITAS
Nama : Ny. T
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
No. CM : 051003-2014
Keluhan Utama:
Nyeri pinggang bawah
Pasien sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga sejak lebih kurang 14
tahun yang lalu, sebelumnya pasien adalah pedagang keliling, pasien
juga mengaku tidak mengangkat beban berat akhir-akhir ini.
Anamnesis Sistem:
Sistem serebrospinal : tidak ada keluhan
Resume Anamnesis:
Seorang pasien usia 48 tahun, datang ke IGD RSUD ambarawa dengan
keluhan nyeri pinggang kanan menjalar sampai ke ujung kaki sejak 2
minggu yll dan memberat sejak 1 hari yll yang mengakibatkan pasien tidak
bisa duduk dan berjalan. Sebelumnya pasien juga pernah mengalami hal
serupa sejak 2 tahun yang lalu, nyeri pada pinggang kiri menjalar sampai
ke ujung kaki, tetapi sekarang keluhan pada pinggang kiri sudah banyak
berkurang. Keluhan belum diobati sama sekali, pasien hanya berbaring
untuk mengurangi nyeri.
DISKUSI I
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah
atau berpotensi terjadi atau digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994).
Nyeri punggung bawah diklasifikasikan berdasarkan perjalanan klinik dan
penyebab terjadinya :
Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat
menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat
lubang di tulang vertebra dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina
dan keadaan ini dikenal dengan Spina Bifida. Penyakit spina bifida dapat
menyebabkan gejala-
gejala berat sepert club foot, rudimentair foof, kelayuan pada kaki, d
an sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan
keluhan. Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir
adalah:
1. Penyakit Spondylisthesis
Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae,
dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae
(Bimariotejo, 2009). Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun
ketika berumur 35 tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan
degeneratif. Nyeri pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk
atau tidur dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan
(Bimariotejo, 2009).
Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain
yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan,
seperti:
1. Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini
ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu.
Rasa nyeri memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan
kelelahan (Dieppe,1995 dalam Idyan, 2008).
1. Penyakit Infeksi
Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008), infeksi pada sendi terbagi
atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi
kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai d
engan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta
kelemahan.
DIAGNOSIS SEMENTARA
Diagnosis Klinik : Low back pain kronis
Diagnosis etiologik :
Tumor spinal
Osteoartritis
N : 90x/mnt S : 37,0’C
Dada :
Pulmo :
Cor :
P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra Batas kiri ICS V linea
midklavicula sinistra Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra
Abdomen :
I : Datar, supel
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba
membesar, tidak ada nyeri tekan abdomen
P : Timpani
Status Psikiatrik
Tingkah Laku : Normal
Kecerdasan : Normal
Status Neurologis
Sikap Tubuh : Lurus dan simetri
Kepala : Normocephal
Saraf otak :
Tabel Pemeriksaan Nervus Kranialis
Ptosis -/-
+/+
Gerakan mata ke lateral bawah
Menggigit Normal/Normal
Reflek kornea + +
+/+
Gerakan mata ke lateral bawah
Meringis Normal/Normal
Reflek muntah +
Sengau –
N.IX Tersedak –
Bersuara Normal/Normal
Artikulasi Normal/Normal
Sensibilitas : normal
PEMERIKSAAN KHUSUS
Posisi terlentang :
Lasegue : (+/+)
Braggard : (+/+)
Patrick : (+/+)
Valsava : (+)
Nafziger : (+)
Posisi telungkup
Pasien sulit melakukan posisi telungkup
Gibbus : (-)
Posisi tegak
Pasien tidak bisa melakukan posisi tegak.
Deformitas : sdn
Pelvis : sdn
Pemeriksaan Labolatorium
Hematologi
Darah Rutin
Kimia Klinik
SEROLOGI
Positioning
Alih baring
TENS
Pemasangan korset
Edukasi pasien dan Keluarga
DISKUSI II
Hasil pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan adanya kelemahan
motorik. Berbagai pemeriksaan khusus yang dapat membangkitkan nyeri
menunjukkan hasil positif, dijumpai pula adanya spasme otot yang jelas.
Pada kasus ini pemeriksaan golden diagnosis untuk HNP yaitu MRI dan
CT Myelogram tidak dikerjakan. Dibandingkan dengan CT myelogram,
MRI memiliki beberapa keuntungan, yaitu : informasi yang jelas pada
potongan sagital, mampu mengevaluasi cauda equina, informasi yang
lebih jelas tehadap jaringan di luar canalis, dan non invasif (Greenberg,
2001).
TERAPI
Pada penderita ini diberikan terapi :
1. Farmakologis
Inj. Ketorolac 2×30 mg
Tramadol 2×1
Amitryptyline 2 x ½ tab
2. Non Farmakologis
Tirah baring
Fisioterapi
DISKUSI III
Sebagian besar penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan
terapi simptomatis saja. Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah
akut akan menunjukkan perbaikan yang nyata pada minggu pertama
terapi (Bratton,
Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif
dan nyeri neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan
nyeri pada prasat pemeriksaan fisik dan spasme otot yang jelas.
Sehingga, pada penderita ini terapi yang digunakan adalah kombinasi
analgesia dan muscle relaxant agent.
Pada penderita ini didapatkan adanya spasme otot paraspinal yang jelas.
Spasme otot paraspinal pada HNP terjadi sebagai akibat refleks
pertahanan tubuh untuk mengurangi gerakan tubuh.
Diazepam 2x2mg
Tramadol 2×1
Amitryptyline 2 x ½ tab
Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan
menghambat pengambilan kembali neurotransmiter di otak. Amitriptilin
mempunyai 2 gugus metil, termasuk amin tersier sehingga lebih resposif
terhadap depresi akibat kekurangan serotonin. Senyawa ini juga
mempunyai aktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat.
Diindikasikan untuk Pasien dengan gejala-gejala utama depresi terutama
bila berkaitan dengan kecemasan, tegang, atau kegelisahan. Depresi
neurotik.
Fisioterapi
FOLLOW UP
Tabel Follow Up Tanda Vital
Tanda
Vital 15/01/14 16/01/14 17/01/14
N 90 84 72
R 24 20 20
Nyeri pinggang
bawah +++ / + ++ / + +/+
Nyeri tungkai +++ / + ++ / + +/+
Naffziger test + + +
+
Valsava test + +
LBP AKUT
LBP
P 15 16 17
Inf RL 20 tpm √ √ √
Diazepam 2×2 mg √ √ √
Tramadol 2×1 √ √ √
Amitryptylin 2 x 1/2 √ √ √
PROGNOSIS
Lebih dari 85% penderita dengan HNP akan membaik tanpa operasi
dalam jangka waktu rerata 6 minggu, dan 70% dalam 4 minggu
(Greenberg, 2002). Sebagian besar penderita NPB akut (60%) akan dapat
bekerja kembali dalam waktu 1 bulan dan 90% dapat bekerja kembali
dalam 3 bulan (Bratton, 1999). Pada penderita HNP tanpa komplikasi,
sebagian besar akan membaik secara nyata dalam 4 minggu (Humprhey,
1999).
DAFTAR PUSTAKA
(2009). Low Back Pain (LBP). Diambil 22 Januari 2014 dari www.b
ackpainforum.com.
Cadwell, E & Hegner, B R. (2003). Asisten Keperawatan: Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan Edisi 6. Jakarta: EGC.
(2006). OAINS Konvensional Masih Jadi Pilihan. Diambil 22 Januari
2014 darihttp://www.majalah.farmacia.com/default.asp.
Ester, M. (2005). Pedoman Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor
Bahasa Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC.
(1990). Nyeri Pinggang Bawah. Diambil 22 Januari 2014
darihttp://www.emidicine.com.
Ismiyati, S W & Cit, C R. (1997). Latihan Dengan Metode William Dan
Mc Kenzie Pada Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta: TITAFI XIII.
Idyan, Z. (2008). Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan
Keluhan Low Back Pain. Diambil 22 Januari 2014dari http://inna-
ppni.or.id.
Kenworthy, Snowley, Gilling. (2002). Common Foundation Studies in
Nursing, Third Edition. USA: Churchill Livingstone.
Kozier, B; Glenora, E; Audrey, B; Shirlee, J S. (2004). Fundamental
Nursing: Concept and Procedures. 8th edition. USA: Pearson Prentice
Hall.
Long,
B (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan). Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran.
Maher, S & Pellino. (2002). Aktivitas Tubuh penyebab LBP. Diambil 22
Januari 2014 darihealtcare.uiowa.edu.
Mook, E & Chin, P W. (2004). The Effects of Slow-Stroke Back Massage
on Anxiety and Shoulder Pain in Elderly Stroke Patients. Diambil 22
Januari 2014 darihttp://www.scincedirect.com/science.
Potter,
P A & Perry, A (2005) . Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Priharjo, R. (1993). Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat
Pasien. Jakarta: EGC.
(2002). Nyeri Pinggang Bagian Bawah. Diambil 22 Januari 2014
darihttp://www.nyeripunggungbawah.com.
(2008). Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain). Diambil 22 Januari 2014
darihttp://www.artikel_nyeri.com.
Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah
Rematologi Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA.
(1978). Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yogyakarta: Yayasan Essentia
Medica.
Shocker, M. (2008). Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow-Stroke Back
Massage terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis. Diambil 22 Januari 2014
dari http://www.scribd.com.
(2002). Metode Statistika, Ed. Revisi Cetakan 6. Bandung: Tursita.