Yuuoou
Yuuoou
net/publication/312378060
Pengolahan Air Limbah dengan Metode Lumpur Aktif dan Karbon Aktif
CITATIONS READS
0 4,546
1 author:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by David Azis Prasetyan on 16 January 2017.
2. Pirolisis
3. Blender
4. Oven
5. Ayakan 1 mesh
6. Gelas ukur
Bahan
1. Cangkang Kelapa Sawit
2. Asam fosfat
3. Poly aluminium chloride
4. Pasir silika
5. Kerikil
b. Proses Pengolahan Limbah dengan Karbon Aktif
Karbon aktif berasal dari limbah cangkang kelapa sawit dengan cara karbonisasi. Cangkang kelapa
sawit yang sudah kering dan dibersihkan di karboniasi dengan menggunakan alat pirolisis pada
suhu ± 500 ºC selama 3 jam hingga diperoleh karbon. Pada karbonisasi terjadi proses penguapan
air dan penguraian dari komponen yang terdapat di dalam tempurung yaitu selulosa, hemiselulosa
dan lignin. Setelah menjadi karbon, kemudian dihancurkan/digiling dengan menggunakan blender
dan diayak sampai berbentuk butiran-butiran (granular) yang lolos pada ayakan 18 mesh. Tujuan
dilakukan pembuatan serbuk karbon aktif karena karbon aktif memiliki daya serap yang luas,
semakin kecil ukuran karbon aktif maka semakin besar daya adsorpsinya. Lalu dilakukan aktivasi
bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau
mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika
maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorbsi
[7]. Sampel karbon aktif cangkang sawit diaktivasi secara kimia dengan direndam dalam H3PO4
10% selama 24 jam.Karbon kemudian ditiriskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 110ºC
selama 5 jam [8].
Pengolahan air dilakukan dengan cara koagulasi, flokulasi, dan filtrasi. Koagulasi yaitu
proses pencampuran cepat antara air baku dengan zat koagualan yang dilakukan pada bak
pencampur cepat (Penampungan air) diaduk dengan cepat (150 rpm) selama 10 menit secara
manual. Pada tahap ini bertujuan untuk mengurangi TSS, kekeruhan dan merubah warna air
menjadi jernih. Flokulasi yaitu proses pembentukan flok-flok yang besar dan stabil sehingga
mudah diendapkan, yang prosesnya dilakukan pada penampungan air yang berisi air sungai yang
telah ditambahkan PAC kemudian diaduk secara manual dengan kecepatan rendah (30 rpm)
selama 20 menit sampai terlihat flok-flok lalu diamkan sampai mengendap. Pada tahap ini
bertujuan untuk mengendapkan flok-flok yang ada pada air. Proses filtrasi yang dilakukan adalah
air hasil proses koagulasi dan flokulasi, dialirkan pada media filter yaitu, sand filter, Kemudian
dialirkan pada media filter karbon aktif dan filter cartdrige dengan menggunkan pompa air yaitu
dengan filtrasi satu kali, filtasi dua kali dan filtrasi tiga kali. Pada tahap ini bertujuan untuk
mengurangi TSS, kekeruhan dan merubah warna air menjadi jernih, yang masih belum maksimal
pada proses koagulasi serta dapat mengurangi kadar besi, mangan, dan bakteri coliform [8].
Kesimpulan
Terdapat beberapa cara untuk mengolah limbah cair, diantaranya dengan menggunakan lumur
aktif atau karbon aktif. Berdasakan tinjauan bahan, alat, proses, efisiensi, penggunaan, data dan
fakta didapatkan kesimpualan:
Lumpur Aktif Karbon Aktif
Kelebihan Dapat diterapkan untuk hampir Luas permukaan besar
semua jenis limbah cair industri Proses operasional mudah
pangan Bisa digunakan kembali
Dapat diterapkan dalam
berbagai iklim dan kondisi
lingkungan
Dapat mengeliminasi bahan
organik dan fosfor biologis
Dicapainya oksidasi dan
nitrifikasi secara biologis
Mampu mengurangi padatan
tersuspensi sebesar 97%
Daya larut oksigen dalam air
limbah lebih besar
Kekurangan Biaya investasi maupun biaya Biaya mahal
operasional mahal Sulit diterapkan dalam skala
Tidak dapat menghilangkan industri
warna limbah Harus diaktivasi terlebih
Tidak menghilangkan nutrien dahulu
Membutuhkan areal instalasi
yang luas
Proses operasional yang rumit
Daur ulang biomassa
menyebabkan konsentrasi
biomassa yang tinggi dalam
tangki aerasi
Dari hasil studi literatur saya menyarankan untuk mengolah limbah dengan lumpur aktif.
Karena dengan lumpur aktif, mikroorganisme dapat mendegradasi senyawa polutan, sedangkan
karbon aktif hanya sebagai filter dalam pengolahan air.
Daftar Pustaka
[1] Sholichin, M., 2012,”Pengelolaan air limbah: Proses pengolahan air limbah tersuspensi”,
Jurusan Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya.
[2] Sperling, M.V., 2007, “Activated sludge and aerobic biofilm reactor”, Department of Sanitary
and Environment Engineering, Federal University of Minas Gerais, Brazil.
[3] Anderson, P., 2010, “Activated sludge design, startup, operation, monitoring, and
troubleshooting”, Ohio Water Environment Association.
[4] Pipeline, 2003, Spring, Vol.14, No.2.
[5] Snyder, R.; Wyant, D., “Activated sludge process control”, State of Michigan Department of
Environmental Quality.
[6] Sustarsic, M., 2009, “Wastewater treatment: Understanding the Activated Sludge Process”,
Tetra Tech NUS.
[7] Sembiring, M.T., dan sinaga, T.S., 2003 “Arang Aktif (pengenalan dan proses Pembuatannya)”,
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara
[8] Hartuno, T., Udiantoro, Agustina, L., 2014. “Design Water Treatment by using Activated Carbon
from Oil Palm Shell in treatment at the water treatment process Martapura river” Ziraa’ah, 39, 3, 136-
143.