Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang

rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Mansjoer, 2000).

Sedangkan menurut Doenges (2000), fraktur adalah pemisahan atau patahnya

tulang.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan

sesuai jenis dan luasnya. Jaringan sekitar akan terpengaruh mengakibatkan

edema jaringan lunak, perdarahan otot dan sendi, ruptur tendon, kerusakan

saraf dan kerusakan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera

akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur akibat fragmen tulang (Brunner,

2002).

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau

tenaga fisik (Price dan Wilson, 1995).

B. Etiologi

Fraktur dapat disebabkan oleh adanya trauma dan patologis:

a. Trauma langsung (direct) yaitu fraktur yang terjadi dimana bagian fraktur

tersebut mendapatkan benturan langsung.


b. Trauma tidak langsung (indirect) yaitu fraktur yang terjadi pada penderita

yang jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi, sehingga dapat terjadi

fraktur pada pergelangan tangan.

c. Fraktur patologis yaitu fraktur disebabkan oleh tumor, infeksi,

osteoporosis, malnutrisi, osteosarkoma.

C. Patofisiologi

Saat ada daya yang mengenai tulang tendon dan otot yang sudah tidak

mampu lagi diterima maka akan terjadi fraktur. Ketika tulang fraktur,

periosteum dan pembuluh-pembuluh darah di cortex. Sumsum dan jaringan

lunak disekitarnya akan terganggu.

Perdarahan terjadi dari akhir dua ujung kerusakan tulang dan terjadi di

daerah yang fraktur, hematon terjadi di ruang medula tulang fraktur, di bawah

periosteum. Jaringan tulang yang baru segera terbentuk di daerah yang

rusak/fraktur. Jaringan nekrotik akan menstimulasi pembentukan jaringan baru

dengan tanda-tanda: vasodilatasi, eksudasi plasma, leukosit, dan jaringan lain

yang diperlukan.
D. Klasifikasi Fraktur

5 klasifikasi fraktur yang utama adalah:

1. Incomplete : Fraktur hanya melibatkan bagian potongan menyilang

tulang.
Salah satu sisi patah, yang lain biasanya hanya bengkok.

2. Complete : Garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang

tulang,

dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.

3. Patologis : Fraktur terjadi pada penyakit tulang (kanker,

osteoporosis),

dengan tak ada trauma atau hanya minimal.

4. Tertutup (Simpel) : Fraktur tidak meluas melewati kulit.

5. Terbuka (Compound) : Fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, di

mana potensial untuk terjadi infeksi.

Fraktur terbuka terbagi 3 derajat, yaitu:

a. Derajat I

● Luka < 1 cm dan bersih

● Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk

● Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan

● Kontaminasi minimal

b. Derajat II

● Laserasi > 1 cm

● Tanpa kerusakan jaringan lunak ekstensif

● Skin flaps atau avulsi

● Fraktur transversal dan oblik yang simple


c. Derajat III

● Kerusakan jaringan lunak ekstensif seperti skin flaps, avulsi dan cedera

otot dan saraf.

- Derajat III A

● Kerusakan jaringan lunak ekstensif tapi penutupan tulang masih

adekuat, fraktur segmental dan luka tembak.

- Derajat III B

● Kerusakan jaringan lunak ekstensif dengan stripping periosteal

ekstensif devaskularisasi tulang yang memerlukan graft atau flap.

E. Manifestasi Klinis

● Nyeri

● Hilangnya fungsi

● Deformitas

● Pemendekan ekstremitas

● Pembengkakan local

● Perubahan warna

● Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di

imobilisasi

● Krepitus
● Pergesekan fragmen

F. Komplikasi

1. Awal

● Syok (hipovolemik atau syok traumatik)

● Syndrom emboli lemak

● Syndrom kompartemen

● Kontraktur iskhemi volkmann’s

● Infeksi

● Koagulasi intravaskuler

● Kerusakan arteri

2. Lanjut

● Delag union: gangguan atau mundurnya pertumbuhan tulang yang

fraktur (apabila tidak sitangani dengan baik).

● Non union: kegagalan fraktur untuk berkonsolidasi untuk nyambung

selama 6-9 bulan.

● Mal union: setelah nyambung terdapat kelainan bentuk.

● Deformitas

● Kaku sendi

● Post traumatik arthritis

● Avascular nekrosis
G. Proses Penyembuhan Tulang

1. Formasi hematom

● 48-72 jam

● Darah mengumpul sekitar tulang yang patah sehingga terbentuk

hematom.

● Terbentuk jaringan-jaringan fibrin yang akan menjadi tempat untuk

fibroblast berkembang dan membentuk jaringan kapiler baru.

2. Proliferasi sel

● Beberapa hari (5 hari) berfloriferasi dan diferensiasi fibrokartilago,

hyaline pada tempat fraktur kemudian menjadi osteogenesis.

3. Formasi procallus

● 6-10 hari setelah cedera jaringan granulasi berubah menjadi formasi

prokalus.

● Terbentuk kartilago dan matriks tulang.

● Terjadi penyambungan ujung tulang dengan cepat tetapi belum kuat.

4. Ossifikasi

● 3-10 minggu kallus berubah jadi tulang.

● Terjadi kallus yang permanent yang kaku karena terjadi deposit garam

kalsium.

5. Konsolidasi dan remodeling

● Terbentuk tulang yang kuat akibat aktifitas osteoblast dan osteoklast.


● Pembentukan tulang sesuai dengan hukum Wolff’s: struktur tulang

terbentuk sesuai dengan fungsinya yaitu ada tekanan dan tarikan.

Waktu yang dibutuhkan sampai 1 tahun.

H. Pemeriksaan Diagnostik

● Pemeriksaan roentgen

● Scan tulang

● CT scan (MRI)

● Hitung darah lengkap

● Kreatinin

● Profil koagulasi

● Tomogram

I. Proses Keperawatan

Data dasar pengkajian klien

Gejala-gejala fraktur tergantung pada sisi, beratnya, dan jumlah kerusakan

pada struktur lain.

1. Aktivitas/istirahat

Tanda : keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena

2. Sirkulasi
Tanda : hipertensi dan hipotensi

Takikardi, penurunan nadi bagian distal yang cedera,

pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang

terkena, pembengkakan jaringan atau massa hematoma

pada sisi jaringan

3. Neurosensori

Gejala : hilang gerakan/sensasi, spasme otot

Kebas/kesemutan

Tanda : deformitas lokal; angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,

krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat

kelemahan/hilang fungsi

Agitasi (berhubungan dengan nyeri/ansietas)

4. Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri berat tiba-tiba pada saat cidera

Spasme

5. Keamanan

Tanda : laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan

warna
Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap

atau tiba-tiba)

6. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Lingkungan cedera


Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukkan lama dirawat
: femur 7-8 hari, panggul / pelvis
6-7 hari, lainnya 4 hari bila
memerlukan perawatan dirumah
sakit.Memerlukan bantuan
dengan transportasi, aktivitas
perawatan diri dan tugas
pemeliharaan / perawatan rumah.

Anda mungkin juga menyukai