Anda di halaman 1dari 4

KARINA CHANDRA

KUA 01

LECTURE 13 :
EFEK SAMPING OBAT
1. Resiko pada pemberian obat
- Efek yang terjadi pada pemberian obat = efek yang terjadi karena kesalahan obat
baik diluar maupun didalam, bukan karena obat itu, mungkin aja disebabkan oleh
faktor lain, tidak perlu diobati karena nanti juga akan sembuh sendiri (tidak
dibahas disini)
- Medication error (malpraktek) = kesalahan dalam pengobatan
- Efek samping obat = efek yang disebabkan karena obat itu sendiri pada dosis
terapi (jelas-jelas karena obat)
2. Apa itu efek samping obat?
 efek yang disebabkan karena obat itu sendiri pada dosis terapi
 biasanya terjadi pada dosis terapi atau normal kemudian kalau terjadi efek
samping maka perlu dikurangi dosisnya. kalau efek samping obat jika alergi
maka tidak bisa dilakukan pengurangan dosis
 Bisa terjadi pada orang yang meminum banyak obat (polifarmasi)
 Sering terjadi pada
o orang tua,
o anak-anak,
o penderita yang punya penyakit lebih dari satu,
o pada ibu hamil makanya ibu hamil sebaiknya tidak minum obat dari segi
farmakologi kecuali vitamin atau obat-obat tertentu yang memang boleh
diberikan pada ibu hamil misal parasetamol masih aman,
o imunosekresi (penderita yang daya tahan tubuh menurun) misal pada
lupus, AIDS,
o salah penggunaan obat drug use atau ketergantungan
3. Efek samping obat
a. Minor
 Tidak perlu pengobatan
 Bisa diberikan antidote
 Tidak perlu dibawa ke rumah sakit karena ringan
 Mungkin kalo ada gatal Cukup dibiarkan 1-2 hari udh ilang
b. Moderate
 Harus di beri obat
 di rumah sakitkan atau dikamarkan
c. Severe
 Mengancam hidup orang
 Harus dirawat di intensive care
d. Lethal
 Susah
 Berhubungan dengan kematian
4. Secara garis besar efek samping obat dibagi menjadi beberapa golongan
a. Golongan A (Augmented)
 Dilihat dari segi farmakologi, Efek bisa diprediksikan
 Dari pengobatan yang terjadi, 75% nya karena efek samping obat

1
KARINA CHANDRA
KUA 01

 Paling tinggi kejadiannya dibandingkan golongan lainnya


 Bisaanya reversible (akan kembali lagi) karena berhubungan dengan dosis
misal :
o anti koagulan terjadi efek sampingsetelah sekian lama menumpuk, kita
bisa prediksi bahwa anti koagulan menyebabkan penggumpalan darah
terganggu, bisa diprediksikan pasti bleeding (pendarahan)
o anti HT akan menghambat reseptor alpha satu kalau dihambat terus terjadi
vasodilatasi sehingga efek sampingnya adalah hipotensi
o insulin kalau diberikan terus terjadilah hipoglikemia (bisa diprediksikan)
b. Golongan B (Bizarre)
 Tidak bisa diprediksikan apa efek samping yang terjadi pada tipe B
 Contoh : Alergi tidak bisa diprediksikan mau jadi apa, obat ini
menyebabkan apa
 Alergi =pengeluaran histamine dengan maxim sehingga bisa macam-
macam terjadi misal gatal, sesak, atau keduanya, atau meninggal,
anafilatik shock (kita gabisa prediksi apakah orang ini bakal gatal aja, atau
sesak aja atau keduanya)
 Idiosyncratic = suatu penyakit yang memang tidak bisa kita ketahui
penyebabnya karena genetic yang mana menyebabkan Mortilitas tinggi
 Bisa saja pelan-pelan penyakitnya tahu-tahu mati langsung pasiennya atau
mungkin saja terjadi alergi tipe 1 (anafilatik shock) lalu langsung mati
 Untuk alergi tipe 1 : kita kasi epinephrine dengan dosis 1 ampoule = 0.3-
0.5
 Penggunaan umum epinephrine atau adrenalin adalah secara subkutan tapi
kalau pada org alergi secara intramuscular
 Kalau penderita masih juga belum sadar diberikan epinephrine lagi dengan
durasi setiap 10-15 menit dikasi lagi, kalau masih tidak sadar kasi lagi
sampe 3x
c. Golongan C (Continuous)
 Biasanya pada penggunaan yang lama
Misal : NSAID untuk sakit kepala, sakit pinggang (minum asam
mefenamat, ibuprofen) kalau terus digunakan terus dalam waktu lama
maka terjadi gangguan ginjal (interstitial nephritis)
 Bisa diprediksikan bahwa obat-obat ini dipake dalam jangka waktu lama
akan terjadi ini
d. Golongan D (Delayed)
 Hampir sama dengan yang c
 Secara Lama
 Misal : penggunaan talibumin pada masa kehamilan yang terkenal sebagai
obat mual sehingga kalau ibu hamil mual obat ini diberikan setelah 9
bulan, anaknya lahir jadi fumelia (bayinya ga punya tangan, ga punya
kaki)
 Bisa diprediksikan
e. Golongan E (Ending Use)
 Efek terjadi Begitu obat di stop
 Obat yang diberikan lama

2
KARINA CHANDRA
KUA 01

Contoh : penggunaan obat beta blocker sbg anti HT


Setelah beberapa lama dirasa sudah tidak HT lagi maka pemakaian distop ,
memicu withdrawal syndrome yang mana pada saat distop tensinya naik
sampai 200 (yang lebih berbahaya)
Sering menyebabkan takikardi yang tadinya biasa-biasa begitu distop jadi
melonjak naik tekanan darahnya
 Bisa diprediksikan
f. Golongan F (Failure of Efficacy)

5. Bagaimana pencegahan supaya tidak terjadi adverse drug reaction ini?


a. Hindari penggunaan obat itu
b. Gunakan obat secara rasional dari dosis, bentuk, durasi, cara pemberian dll
sehingga bisa diprediksi dengan baik
c. Sebelum memberi obat sebaiknya tanyakan dari penderita atau keluarganya
d. Apabila terjadi sesuatu yang baru, kita bisa prediksi jangan jangan gejala ini
disebabkan karena obat ini sehingga penggunaan bias distop
6. Adverse drug reaction termasuk
- Side effects-
- Secondary effects
- Toxic effects
- Intolerance
- Idiosyncrasy
- Drug allergy
- Photosensitivity
- Drug dependence
- Drug withdrawal reactions
- Teratogenicity
- Mutagenicity and Carcinogenicity
- Drug induced diseases (Iatrogenic disorders or Iatrogenicity)
7. Side effect
 bisa diprediksikan
 contoh : Benzodiazepines- Motor in coordination
H1 Anti-histaminics- Sedation
8. intolerance
 tidak bisa diprediksikan
 kalau diberikan ini masih, diberikan itu masih sampai dosis berlebihan
9. Idiosyncrasy
 Tidak bisa diprediksikan
10. Drug allergy
 Ada tipe 1,2,3,4
 Dimulai dari immunologically mediated reaction
 drug hypersensitivity.
 Meski obatnya dikit tetap saja alergi karena tidak ada hubungan dengan dosis
 Tidak bisa diprediksikan
 Tipe –tipe drug allergy
a. HUMORAL

3
KARINA CHANDRA
KUA 01

1) Type I/ anaphylactic reactions. = paling berbahaya


2) Type-II / cytolytic reactions.
3) Type-Ill / retarded or Arthus reactions.
b. CELL MEDIATED
Type-IV (delayed hypersensitivity) reactions.
11. TERATOGENICITY
 Terjadi pada ibu hamil
 Obat berefek pada janin dengan 3 stages-
a. Fertilization and implantation-conception
Bisa terjadi pada saat konsepsisekitar 17 hari kehamilan
b. Organogenesis-
Gangguan pada saat Terbentuknya organ-organ pada bayi biasanya pada
18 - 55 hari kehamilan
c. Growth and development-
Gangguan pada perkembangan dan pertumbuhan
Fungsional terganggu bisaanya terjadi pada56 hari keatas
 Contoh : ACE inhibitors , Thalidomide, Warfarin, Barbiturates
12. Obat yang menyebabkan penyakit
 Contoh :
o Hepatitis by isoniazid and Rifampicin
o Peptic ulcer by salicylates and corticosteroids
o Retinal damage by chloroquine

Anda mungkin juga menyukai