LAPORAN PENDAHULUAN
oleh
Regita Prameswari
NIM. 182311101114
TIM PEMBIMBING
__________________________ _________________________
NIP.............................................. NIP............................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tim Pembimbing
......................................................... .......................................................
NIP ................................................ NIP.................................................
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN...........................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
A. Definisi..................................................................................................................5
B. Epidemiologi.........................................................................................................6
C. Etiologi..................................................................................................................7
D. Tanda dan Gejala.................................................................................................8
E. Patofosiologi dan Clinical Pathway......................................................................9
F. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................12
G. Penatalaksanaan Medis..................................................................................13
H. Penatalaksanaan Keperawatan.....................................................................14
a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul...............................................14
b. Perencanaan/ Nursing Care Plan...................................................................14
Daftar Pustaka.............................................................................................................18
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN....................................................19
A. Pengkajian..........................................................................................................19
B. Problem List........................................................................................................19
C. Rumusan Diagnosa Keperwatan.......................................................................19
D. Perencanaan/ Nursing Care Plan.......................................................................19
E. Catatan Keperawatan/ Nursing Note................................................................19
F. Catatan Perkembangan/ Progress Note............................................................19
iv
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
HIV (Human Imunodefficiency Virus) merupakan virus yang menyerang/
menginfeksi sel darah putih sehingga menurunkan kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala
penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh disebabkan infeksi
HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh maka seseorang dapat dengan mudah
terserang berbagai penyakit (infeksioportunistik) yang dapat berakibat fatal.
Orang dengan HIV memerlukan pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk
menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh, sedangkan orang dengan AIDS
juga memerlukan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dan
komplikasinya (Kemenkes RI, 2014).
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus milik keluarga
lentivirus. Retrovirus dapat menggunakan RNA dan DNA inang untuk membuat
DNA virus dan dikenal karena masa inkubasinya yang lama. Seperti retrovirus
lainnya, HIV menginfeksi tubuh, memiliki masa inkubasi yang lama (latensi
klinis), dan pada akhirnya menyebabkan tanda dan gejala penyakit yang disebut
AIDS. HIV menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan dan akhirnya
menghancurkannya dengan menggunakan DNA sel CD4+ untuk mereplikasi
dirinya sendiri. Dalam proses itu, virus akhirnya menghancurkan sel CD4+
(Calles, 2016).
Sistem imun melindungi tubuh dengan mengenali antigen yang menyerang
bakteri dan virus yang bereaksi terhadapnya. Antigen adalah zat apa pun yang
menginduksi sensitivitas dan respons imun. Antigen-antigen ini berinteraksi
dengan antibodi dan sel-sel kekebalan, memulai respons imun. Proses ini
menghancurkan antigen, yang memungkinkan tubuh bebas dari infeksi. Jenis-jenis
antigen termasuk bakteri, virus, jamur, dan parasit. Ketika sistem imun melemah
akan dihancurkan oleh virus seperti HIV, tubuh akan dibiarkan rentan terhadap
infeksi (Calles, 2016). Sistem imun terdiri dari organ dan jaringan limfoid,
termasuk sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar getah bening, limpa, amandel,
kelenjar gondok, usus buntu, darah, dan pembuluh limfatik.
B. Epidemiologi
Pada tahun 2013, Di seluruh dunia terdapat 35 juta orang hidup dengan HIV
yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. Jumlah
infeksi baru pada tahun 2013 sebanyak 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa
dan 240.000 anak berusia <15 tahun,dengan kematian akibat AIDS sebanyak 1,5
juta orang. Di indonesia, pertama kali ditemukan di Bali tahun 1987. Sampai saat
ini, HIV/ AIDS telah menyebar di 386 kabupaten/ kota di indonesia. Jumlah
kumulatif penderita HIV dari tahun 1987 sampai September 2014 sebanyak
150.296 orang, sedangkan kumulatif kasus AIDS sebanyak 55.799 orang
(Kemenkes RI, 2014). Dari keseluruhan penderita HIV/AIDS yang ditemukan di
Kabupaten Jember pada tahun 2016, sebanyak 567 penderita mendapatkan
penanganan/perawatan di unit pelayanan kesehatan. Dari data tersebut 107
diantara positif menderita AIDS (Dinkes, 2017). Pada bulan Januari sampai
dengan Maret 2017 jumlah infeksi HIV yang dilaporkan sebanyak 10.376 orang
dan AIDS sebanyak 673 orang. Presentase infeksi pada kelompok umur 25- 49
tahun (69,6%), 20-24 tahun (17,6%), dan >50 tahun (6,7%) (Kemenkes RI, 2017).
C. Etiologi
HIV dapat menular melalui:
a) Berhubungan seks yang memungkinkan darah, air mani, atau cairan vagina dari
orang terinfeksi HIV masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu
hubungan seks yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur; juga
melalui mulut, walau dengan kemungkinan lebih kecil).
b) Memakai jarum suntik secara bergantian dengan orang lain yang terinfeksi
HIV.
c) Menerima transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV.
d) Dari ibu terinfeksi HIV ke bayi dalam kandungan, waktu melahirkan, dan jika
menyusui sendiri.
Sel imun menurun HIV masuk dan menginfeksi Diare Peristaltik usus Nutrisi tidak
tubuh meningkat adekuat
S. S. S.
Kerusakan Integritas Kulit
Ketidakeefektif
an bersihan Nyeri Kelelahan
jalan napas
Khawatir
Perubahan status terhadap
kesehatan penyakit Risiko dikucilkan
Isolasi Sosial
oleh masyarakan
Hospitalisasi Kecemasan
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada pasien dengan HIV/ AIDS menurut Kemenkes
RI (2016) adalah pemberian dosis pertama PPP (Profilaksis Pasca Pajanan)
secepat mungkin setelah pajanan dalam waktu tidak lebih dari 3 kali 24 jam, dan
jika perlu, tanpa menunggu konseling dan tes HIV atau hasil tes dari sumber
pajanan. Strategi ini digunakan jika yang memberikan perawatan awal adalah
bukan ahlinya, tetapi selanjutnya dirujuk segera kepada dokter ahli.
Setiap tatalaksana pajanan berisiko harus dilakukan tindak lanjut yaitu:
1. Evaluasi laboratorium, termasuk tes HIV pada saat terpajan dan 6 minggu, 3
bulan, dan 6 bulan setelahnya; tes HbsAg bagi yang terpajan dengan risiko
Hepatitis B
2. Pencatatan
3. Follow-up dan dukungan, termasuk tindak lanjut klinis atas gejala infeksi HIV,
Hepatitis B, efek samping obat PPP, konseling berkelanjutan untuk kepatuhan
terapi ARV.
Pengobatan untuk pasien dengan HIV pada remaja dan dewasa
menggunakan Tenofovir (TDR), Lamivudin (3TC), Emtricitabin (FTC),
Zidovudin (AZT), dan Lopinavis/ Ritonavir (LPV/r). Sedangkan pada anak (≤ 10
tahun) menggunakan AZT, 3TC, LPV/r, atau dapat menggunakan EFV/ NVP.
H. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul (Herdman, 2018)
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Diare
3. Mual
4. Kekurangan volume cairan
5. Kelelahan
6. Nyeri
7. Kerusakan Integritas Kulit
8. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
9. Risiko infeksi
10. Kecemasan
11. Keputusasaan
12. Isolasi Sosial
b. Perencanaan/ Nursing Care Plan
NO. Masalah Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Ketidakseimba Setelah dilakukan perawatan Manajemen Nutrisi
ngan nutrisi: selama 3 x 24 jam masalah 1. Temukan status gizi
kurang dari ketidakseimbangan nutrisi: pasien dan
kebutuhan kurang dari kebutuhan tubuh kemamampuan pasien
tubuh teratasi dengan kriteria hasil: untuk memenuhi
1. Menunujukkan kebutuhan gizi
peningkatan/ 2. Observasi dan catat
mempertahankan berat masukkan nutrisi
badan dengan nilai normal. pasien
2. Tidak mengalami tanda 3. Atur diet yang
mal nutrisi. diperlukan (misalnya
3. Nutrisi adekuat protein tinggi,
4. Hidrasi tidak menambah atau
menyimpang dari rentang mnegurangi kalori)
normal 5. Observasi dan catat
kejadian mual/muntah,
flatus dan dan gejala
lain yang berhubungan
2. Diare Setelah dilakukan perawatan - Manajemen diare
selama 2 x 24 jam masalah - Monitor cairan
diare teratasi dengan kriteria 1. Evaluasi kandungan
hasil: nutrisi dan makanan
1. Pola eliminasi normal yang dikonsumsi
2. BAB mudah 2. Anjurkan pasien
3. Bising usus 5-16 x/ menit menghindari
4. Feses lembut dan makanan pedas
berbentuk 3. Monitor asupan dan
pngeluaran
4. Monitor membran
mukosa, turgor kulit,
dan respon haus
5. Berikan terapi
cairan
3. Mual Setelah dilakukan perawatan - Monitor nutrisi
selama 1 x 24 jam masalah - Manajemen mual
mual teratasi dengan kriteria 1. Monitor turgor kulit
hasil: 2. Monitor diet dan
1. Nafsu makan normal asupan kalori
2. Pasien dapat mengontrol 3. Identifikasi
mual muntah perubahan nafsu makan
3. Pasien merasa nyaman 4. Dorong pasien untuk
belajar strategi
mengatasi mual
5. Ajarkan teknik
akupresur untuk
mengurangi mual
6. Beri dorongan untuk
makan sedikit- sedikit
namun sering
4. Kekurangan Setelah dilakukan perawatan - Monitor Cairan
volume cairan selama 3 x 24 jam masalah - Manajemen
kekurangan volume cairan Elektrolit
teratasi dengan kriteria hasil: 1. Monitor membran
1. Tekanan darah 120/ 80 mukosa, turgor kulit
mmHg dan respon haus
2. Nadi radial 60 - 100 2. Monitor warna,
denyut per menit kuantitas, dan berat
3. Turgor kulit <2 detik jenis urin
4. Haus tidak ada 3. Berikan cairan
5. Warna urin kuning dengan tepat
4. Konsultasikan pada
dokter jika pengeluaran
urin kurang dari 0,5
ml/kg/jam atau asupan
cairan orang dewasa
5. Berikan diet sesuai
dengan kondisi
ketidakseimbangan
elektrolit pasien
6. Konsultasikan
dengan dokter jika
tanda-tanda dan gejala
ketidakseimbangan
cairan dan atau
elektrolit menetap atau
memburuk