Anda di halaman 1dari 35

PERATURAN TATA TERTIB KERJA

YAYASAN BUNDA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI. HAL


PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN. i
SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENEGA KERJA. ii
MISI PERUSAHAAN. iii
PENDAHULUAN. iv
PERATURAN TATA TERTIB KERJA. 1
Bab I. KEWAJIBAN KEWAJIBAN UMUM.
Pasal 1 Umum. 1
Pasal 2. Memegang rahasia. 1
Pasal 3. Perlengkapan kerja. 1
Pasal 4. Milik perusahaan. 2
Pasal 5. Kesehatan dan keselamatan. 2
Bab II. WAKTU KERJA. 3
Pasal 6. Hari dan jam kerja. 3
Pasal 7. Mangkir. 4
Pasal 8. Schorsing. 4
Pasal 9. Kerja lembur. 4
BAB III. LARANGAN. 5
Pasal 10. Karyawan dilarang melakukan tindakan. 5
BAB IV. PENEMPATAN. 7
Pasal 11. Pemindahan 7
Pasal 12. Promosi Jabatan. 7
Pasal 13. Penurunan Jabatan. 7
BAB V. TINDAKAN ATAS PELANGGARAN. 7
Pasal 14. Peringatan. 7
KETENTUAN SYARAT SYARAT KERJA. 9
BAB VI. MULAI DAN BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA. 9
Pasal 15. Penerimaan karyawan dan masa percobaan. 9
Pasal 16. Pemutusan hubungan kerja dan Uang ganti rugi. 9
BAB VII. PENGGAJIAN. 11
Pasal 17. Penilaian 11
Pasal 18. Tunjangan tunjangan. 11
Pasal 19. Pendidikan dan pelatihan. 13
Pasal 20. Kendaraan. 13
Pasal 21. Koperasi karyawan. 13
Pasal 22. Program KB. 13
BAB VIII. PERAWATAN DAN PENGOBATAN. 14
Pasal 23. Ketentuan berobat 14
Pasal 24. Penggantian pengobatan 14
Pasal 25. Perawatan dan Pengobatan yang tidak ditanggung. 15
Pasal 26. Perawatan gigi 15
Pasal 27. Perawatan mata dan penggatian kaca mata 15
Pasal 28. Biaya bersalin 15
Pasal 29. Perawatan dokter spesialis. 16
Pasal 30. Istirahat Sakit. 16
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

BAB IX. HARI LIBUR. 17


Pasal 31. Hari libur. 17
BAB X. CUTI. 17
Pasal 32. Cuti tahunan. 17
Pasal 33. Cuti haid 17
Pasal 34. Cuti Hamil 18
BAB XI. IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN. 18
Pasal 35. Izin yang diperbolehkan oleh Perusahaan. 18
BAB XII. KARYAWAN YG DITAHAN. 19
Pasal 36. Tunjangan untuk keluarga yang di tahan. 19
BAB XIII. PERLINDUNGAN KERJA. 19
Pasal 37. Alat alat keselamatan kerja. 19
BAB XIV. KELUH KESAH KARYAWAN. 19
Pasal 38. Hirarki penyelesaian. 19
BAB XV. WAWASAN LINGKUNGAN. 20
Pasal 39. Pemahaman. 20
BAB XVI. LAIN LAIN. 21
Pasal 40. Peraturan tambahan. 21
Pasal 41. Penutup. 21
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

MISI PERUSAHAAN
YAYASAN BUNDA adalah Badan Usaha pelayanan jasa yang bergerak
dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat dan bidang bidang
sejenisnya, yang bertanggung jawab dan patuh kepada hukum dan peraturan
peraturan yang berlaku di Republik Indonesia.
YAYASAN BUNDA akan selalu mengutamakan kualitas pelayanan yang
memuaskan para langganan (“client”) sebagai sarana dalam meningkatkan
kesejahteraan Karyawan dan tercapainya tujuan Perusahaan.
YAYASAN BUNDA akan selalu mengikuti norma - norma usaha yang baku
dan memelihara kebijaksanaan yang adil dan wajar terhadap para langganan
(“client” ), Karyawan, Pemerintah dan masyarakat, serta akan menjalankan
usahanya dengan selalu memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

PEN DAH U LUAN

A. MAKSUD dan TUJUAN


Peraturan Perusahaan dan ketentuan tata tertib kerja YAYASAN BUNDA
Berlaku untuk seluruh Karyawan YAYASAN BUNDA dengan maksud dan
tujuan untuk :
1. Memberikan kapasitas dan kejelasan mengenai hak, kewajiban dan
tanggung jawab setiap karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
2. Menciptakan hubungan dan suasana kerja yang harmonis sehingga
dapat tercapai keseimbangan dalam usaha meningkatkan efesiensi
kerja dan produktivitas disatu pihak dengan usaha peningkatan
kesejahteraan Karyawan dilain pihak.
3. Sebagai pedoman tata tertib kerja guna menjamin kelancaran
pekerjaan dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai
Perusahaan demi kelangsungan hidup Perusahaan dan kepentingan
bersama.
B. PELAKSANAAN
Peraturan Perusahaan dan ketentuan tata tertib kerja ini akan
disampaikan kepada seluruh Karyawan YAYASAN BUNDA untuk
menjadikan pegangan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Dalam pelaksanaannya, Perusahaan akan selalu tunduk dan patuh pada
hukum dan peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia,
sehingga Peraturan Perusahaan dan ketentuan tata tertib kerja ini akan
selalu disesuaikan dengan hukum dan ketentuan Pemerintah yang berlaku
saat itu.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

PERATURAN TATA TERTIB KERJA


BAB I
KEWAJIBAN KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 Umum.
1. Semua Karyawan diwajibkan bersikap sopan di dalam Perusahaan,
tunduk pada ketentuan-ketentuan peraturan ini, juga pada petunjuk-
petunjuk, instruksi-instruksi yang akan dikeluarkan oleh Pimpinan
Yayasan.
2. Semua karyawan tidak dibenarkan untuk mengalih tugaskan kepada
orang lain dan tidak dibenarkan untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
yang dibebankan pada karyawan lainnya terkecuali atas perintah dan izin
Pimpinan Yayasan.
3. Semua Karyawan selama ada hubungan kerja dengan Yayasan Bunda
dilarang untuk bekerja pada Perusahaan lain atau melaksanakan aktivitas
lain yang sejenis dengan pekerjaan/usaha Perusahaan tanpa izin tertulis
dari Pimpinan Yayasan.
4. Semua Karyawan diharuskan segera melaporkan kepada Perusahaan
mengenai setiap perubahan alamat atau status keluarga atau penambahan
atau pengurangan jumlah keluarganya.
5. Atasan wajib setiap saat selalu mengadakan pengawasan atas
dijalankannya/ditaatinya peraturan-peraturan oleh yang berkepentingan
dan selalu memberitahukan hak dan kewajiban bawahannya serta selalu
membimbing dan memberi petunjuk.
Semua Karyawan diwajibkan untuk memperhatikan kepentingan Yayasan
dengan sebaik-baiknya, dan melakukan segala daya upaya dalam
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya oleh Yayasan dengan
penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan hasil yang optimal dengan
biaya, tenaga dan waktu yang seefisien mungkin.
Pasal 2 Memegang Rahasia.
Semua Karyawan diwajibkan memegang teguh rahasia terhadap siapapun
tentang apa yang telah diketahuinya dengan cara apapun mengenai hal
ikhwal Yayasan dalam arti kata yang seluas-luasnya menurut penafsiran
Yayasan, misalnya mengenai cara kerja, alat-alat kerja, kontrak-kontrak,
transaksi-transaksi dan lain-lainnya, baik selama bekerja di Yayasan /menjadi
karyawan maupun setelah keluar dari Yayasan.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Pasal 3 Perlengkapan Kerja.


1. Perlengkapan kerja yang diberikan oleh Perusahaan dan dipergunakan
oleh Karyawan HARUS dipakai dan dipelihara dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Kehilangan atau kerusakan perlengkapan tersebut, harus segera
dilaporkan kepada Yayasan. Kehilangan dan kerusakan yang disebabkan
oleh kelalaian Karyawan, merupakan tanggung jawab karyawan dan
diwajibkan untuk menggantikannya.
Pasal 4 Milik Yayasan.
1. Tiap Karyawan diharuskan menjaga dan memelihara dengan sebaik-
baiknya semua milik Yayasan.
2. Kehilangan atau kerusakan barang-barang tersebut harus segera
dilaporkan kepada Yayasan.
3. Setiap tindakan dari karyawan yang merugikan Yayasan dengan
hilangnya atau rusaknya milik Yayasan, diwajibkan mengganti kerugian
dan dapat dituntut didepan Pengadilan.
Pasal 5 Kesehatan dan Kesalamatan Kerja.
Tiap Karyawan harus menjaga kesehatan dan kesalamatan bì¥Á27
22ñ¿2222222222222Í›22
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

1. 3bjbjUU333333333333333333 3ËÜ337|337|33d—
333333h33333333333333333333333ÿÿ ᄂ 333333333ÿÿ ᄂ 333333333ÿÿ
ᄂ 33333333333333333l33333f333333f33f333333f333333f333333f33333
3f33D33333333333ª333333Ü)333333Ü)333333Ü)33
€333\*33$333€*33Ä333ª333333
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

1. ‰44(
44P+444444P+44444f+444444f+444444f+444444f+444444f+444444f+
444444ˆ44444ˆ444444ˆ444444ˆ444444ˆ444444ˆ444444ˆ44$4446Š44
44VŒ44Œ444³ˆ44 ᄃ 4444444444444444444f444444f+
4444444444444444444444f+444444f+444444f+444444f+444444³ˆ444444f+4444
44f444444f444444f+44444444444444f+444444Ȉ44444f+444444f+444444f+444444f
+444444f444444f+444444f444444f+444444ˆ44444444444444f+4444444
44444444444444444444444444444444444444444444444f+444444ˆ444
444f+44¦44f+444444
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

055Î
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

¤ 66üZ
66]
+66f666666f
6666666666666666666666666666666666666666666666666666666
6666666]ˆ66
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

777f+777777D+77
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

888àËk4
¤ Á ª882$88Ü)888888f+888888Y†88ð88888888888iˆ88$888Þˆ880888
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

2. ‰999999I‡99 ᄉ
99âŒ999999f+999999âŒ999999iˆ999999f+999999ª999999ª999999f
999999f999999f999999f9999999Ù999DAFTAR ISI

3. DAFTAR ISI.
HAL
PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN.
i
SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENEGA KERJA.
ii
MISI PERUSAHAAN.
iii
PENDAHULUAN. iv
4. PERATURAN TATA TERTIB KERJA.
1
Bab I. KEWAJIBAN KEWAJIBAN UMUM.
Pasal 1 Umum. 1
Pasal 2. Memegang rahasia. 1
Pasal 3. Perlengkapan kerja. 1
Pasal 4. Milik perusahaan. 2
5. Pasal 5. Kesehatan dan keselamatan. 2
Bab II. WAKTU KERJA. 3
Pasal 6. Hari dan jam kerja. 3
Pasal 7. Mangkir. 4
Pasal 8. Schorsing. 4
Pasal 9. Kerja lembur. 4
BAB III. LARANGAN.
5
6. Pasal 10. Karyawan dilarang melakukan tindakan.
5
BAB IV. PENEMPATAN. 7
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Pasal 11. Pemindahan 7


Pasal 12. Promosi Jabatan. 7
7. Pasal 13. Penurunan Jabatan. 7
BAB V. TINDAKAN ATAS PELANGGARAN.
7
Pasal 14. Peringatan. 7
KETENTUAN SYARAT SYARAT KERJA. 9
BAB VI. MULAI DAN BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA.
9
1. Pasal 15. Penerimaan karyawan dan masa percobaan.
9
Pasal 16. Pemutusanlanggaran terhadap Peraturan Yayasan ini dan
karyawan yang bersangkutan dianggap mangkir.
2. Apabila seorang Karyawan tidak masuk kerja tanpa izin/mangkir selama
5 (lima) hari kerja berturut-turut, Karyawan tersebut dinyatakan telah
mengundurkan diri dan akan diproses sesuai dengan prosedur Undang-
Undang No. 12 tahun 1964.
Pasal 8 Schorsing.
1. Schorsing dapat dikenakan kepada setiap Karyawan yang melakukan
pelanggaran terhadap Tata tertib Yayasan atau tidak menjalankan
kewajiban sebagaimana mestinya atau tindakan yang merugikan
Yayasan.
2. Jangka waktu schorsing paling lama 1 (satu) bulan kecuali menunggu
keputusan P 4 D / Pusat, dan selama izin P H K belum diberikan maka
schorsing paling lama 6 (enam) bulan. Selama dalam schorsing upah
dibayar 50% dari gaji.
Pasal 9 Kerja Lembur.
Definisi Lembur.
1. Kerja lembur adalah kerja yang dilakukan diluar jam kerja yang telah
ditetapkan, pada hari-hari kerja biasa, dan atau kerja dilakukan pada hari
istirahat mingguan atau hari libur resmi.
2. Yang dimaksud dengan kerja lembur adalah waktu yang digunakan untuk
bekerja diluar jam kerja biasa.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

3. Waktu untuk perjalanan menuju ke tempat kerja dan pulang ke rumah


tidak termasuk jam kerja lembur.
4. Untuk pekerjaan lembur hanya Karyawan non Management (Perawat,
Sopir, Office boy dan setingkat) yang mendapat pembayaran lembur
sebagai berikut :
Pada hari kerja biasa :
Pekerjaan yang melebihi jam kerja yang telah ditetapkan dibayar 1 ½
kali upah sejam untuk jam pertama dan 2 kali upah biasa sejam untuk
setiap jam lembur selanjutnya.
Pada hari-hari istirahat mingguan dan hari raya resmi :
a. Untuk setiap jam dalam batas 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam apabila
hari istirahat resmi tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah
satu hari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, harus dibayar upah
sedikit-dikitnya 2 (dua) kali upah sejam.
b. Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam
apabila hari libur resmi tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada
salah satu hari dalam dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, harus
dibayar upah sebesar 3 (tiga) kali upah sejam.
c. Untuk jam kerja kedua setelah 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam apabila
hari libur resmi tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada salah
satu hari dari 6 (enam) hari kerja seminggu dan seterusnya, harus
dibayar upah sebesar 4 (empat) kali upah sejam.
Upah biasa sejam dihitung sebagai berikut :
Untuk Karyawan harian = 3/20 X upah sehari
Untuk Karyawan bulanan = 1/173 X upah sehari
Untuk Karyawan mingguan = 1/7 X upah sehari
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Wajib Lembur.
Karyawan harus bersedia untuk bekerja lembur menurut yang ditetapkan oleh Yayasan atau
dalam keadaan sebagai berikut :
Untuk memenuhi rencana kerja Yayasan.
Jika ada pekerjaan yang bertumpuk yang harus segera diselesaikan dan tidak
mungkin di tangguhkan.
Dalam hal terjadinya kebakaran, banjir dan keselamatan Yayasan terancam.
Dalam hal pekerjaan regu harus melanjutkan pekerjaan untuk menggantikan
yang tidak datang/hadir.
Keberatan Lembur.
Jika seorang Karyawan karena alasan yang layak tidak dapat bekerja lembur
Karyawan tersebut harus melapor terlebih dahulu kepada Yayasan , atasan
langsung atau bagian kepegawaian yang ditunjuk.
Waktu jam makan tidak termasuk jam lembur.
Setiap pekerja lembur harus dicatat pada daftar kerja lembur yang telah
disediakan, termasuk keperluan dan pekerjaan yang dilakukan.
Penutupan daftar lembur dilakukan pada tiap akhir bulan serta
perhitungannya dibayarkan pada pertengahan bulan berikutnya.
BAB III
LARANGAN.
Pasal 10 Karyawan dilarang melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
Pencurian atau penggelapan barang milik Yayasan dan tindakan sejenis yang
melanggar hukum.
Penganiayaan pada Pimpinan/atasan atau Keluarga Pimpinan/atasan dan
teman sekerja.
Memikat Pimpinan/atasan, Keluarga Pimpinan/atasan atau teman sekerja
dengan maksud dan tujuan yang tidak baik dan/atau melanggar susila.
Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohan segala sesuatu milik
Yayasan.
Memberikan keterangan palsu.
Minum-minuman keras, main judi ditempat kerja atau dilingkungan kantor
dalam waktu jam kerja maupun diluar jam kerja.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Menghina, berbuat yang tidak menyenangkan atau mengancam


Pimpinan/atasan Keluarga Pimpinan/atasan atau teman sekerja.
Membongkar dan membocorkan rahasia Yayasan atau Rumah Tangga
Yayasan.
Pelanggaran berat terhadap Peraturan Perundangan Indonesia.
Pelanggaran terhadap BAB III pasal 10 ayat 1 s/d 9 akan di berhentikan
tanpa memberikan uang pesangon maupun uang jasa.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

BAB IV
PENEMPATAN
Pasal 11 Pemindahan.
Untuk kepentingan Perusahaan, Karyawan dapat dipindahkan tugasnya
kebagian lain dengan kedudukan dan tanggung jawab yang setingkat akan
tetapi gajinya tidak akan dikurangi.
Penolakan atas perintah pindah tanpa alasan yang layak, dapat
mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja Karyawan yang bersangkutan
dan dianggap mengundurkan diri .
Terhadap karyawan yang dinyatakan tidak mampu jasmani dan rohani untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu, dapat dipindahkan kebagian lain yang
sesuai dan memenuhi syarat, seandainya bagi Karyawan tersebut tidak ada
tugas yang cocok/tak ada lowongan yang bersangkutan dapat dianggap
mengundurkan diri.
Pasal 12 Promosi Jabatan.
Berdasarkan prestasi yang telah dicapai oleh Karyawan, setiap Karyawan
dapat dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
Pada saat kenaikan jabatan, Perusahaan akan memberitahukan secara tertulis
kepada Karyawan
mengenai lamanya masa percobaan, dan pada akhir masa percobaan
Perusahaan akan memberitahukan secara tertulis apakah dapat diangkat
untuk jabatan tersebut atau dikembalikan kejabatan semula.
Apabial seorang Karyawan dinaikkan jabatannya, maka penyesuaian gaji
hanya akan dilakukan setelah yang bersangkutan diangkat secara resmi.
Pasal 13 Penurunan Jabatan.
Berdasarkan hasil penilaian kerja Karyawan dan rekomendasi dari atasan yang
bersangkutan, setiap Karyawan dapat diturunkan jabatannya ke jabatan yang lebih rendah,
jika hasil penilaian kerja Karyawan tersebut memperlihatkan tidak mampu menangani
pekerjaan tersebut, dan gajinya tidak akan dikurangi, kecuali tunjangan jabatan akan
disesuaikan dengan yang baru.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

BAB V
TINDAKAN ATAS PELANGGARAN
Pasal 14 Peringatan.
Setiap Karyawan yang telah melanggar ketentuan dalam :
Bab I Pasal 1 ayat 3
Bab II Pasal 7 ayat 2
Bab III Pasal 10
Bab IV Pasal 11 ayat 2
dari Peraturan Perusahaan dan Peraturan Tatatertib kerja ini, akan dikenakan
Schorsing ataupun diberhentikan dan dilaksanakan sesuai dengan Prosedur
Undang Undang No.12 tahun 1964.
Pelanggaran dari Tatatertib kerja yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Perusahaan ini, selain yang tercantum dalam Bab V pasal 14 ayat 1b dan 1c,
akan diberikan peringatan tertulis sesuai dengan berat/ringannya pelanggaran
atau kesalahan Karyawan, Peringatan dimaksud yakni peringatan ke I, ke II,
dan ke III; dan tindakan akhir dari Perusahaan
Tiap-tiap peringatan tersebut diatas, berlaku untuk jangka waktu 6 (enam)
bulan.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

KETENTUAN SYARAT-SYARAT KERJA


BAB VI
MULAI DAN BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA
Pasal 15 Penerimaan Karyawan dan Masa Percobaan
Sebelum diterima sebagai Karyawan, seorang calon Karyawan harus mengisi
formulir dan melengkapi syarat-syarat serta hal-hal lain yang diperlukan oleh
Yayasan. Bila diperlukan bagian Kepegawaian akan menyelidiki kebenaran
dari surat keterangan yang bersangkutan.
Disamping hal tersebut diatas, calon Karyawan harus dinyatakan lulus dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Calon Karyawan yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan diterima sebagai Karyawan dengan masa percobaan paling lama
3 (tiga) bulan terhitung sejak dia mulai bekerja di Perusahaan dan adanya
masa Percobaan harus diberitahukan kepada calon Karyawan yang
bersangkutan. Ketentuan ini tidak berlaku bagi Karyawan kontrak atau
magang (trainee) di Perusahaan.
Selama masa percobaan baik yang bersangkutan maupun Perusahaan dapat
setiap waktu memutuskan Hubungan Kerja tanpa menyebutkan alasan
permohonan berhenti atau pemberhentiannya dan Yayasan tidak
berkewajiban membayar ganti rugi, pesangon dan lain sebagainya.
Seorang Karyawan yang telah menyelesaikan masa percobaan dengan baik,
diangkat sebagai Karyawan Tetap.
Untuk melengkapi catatan di Personalia, Karyawan baru diharuskan
menyerahkan data dirinya dan tanggungannya (bila ada), meliputi keterangan
keluarganya, ahli waris yang resmi.
Bila terbukti seorang Karyawan memberi keterangan palsu kepada
Perusahaan mengenai dirinya maupun keluarganya, maka Yayasan akan
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan segera tanpa adanya
pesangon ataupun uang jasa.
Karyawan untuk waktu tertentu (kontrak) tanpa masa percobaan.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Pasal 16 Pemutusan Hubungan Kerja dan Uang Ganti Rugi


Apabila Karyawan bermaksud memutuskan hubungan kerja dengan
Perusahaan, ia harus mengajukan permohonan tertulis sebulan sebelumnya
kepada Pimpinan Perusahaan. Kepada Karyawan yang mengajukan
permohonan pemutusan hubungan kerja seperti tersebut diatas,
Perusahaan tidak ada kewajiban untuk memberikan uang pesangon dan
uang jasa berupa apapun. Pimpinan Yayasan dapat mempertimbangkan
pemberian uang jasa/pengabdian yang besarnya ditentukan sebagai berikut
:
Masa kerja 3 tahun s/d 5 tahun sebesar 1 bulan gaji.
Masa kerja 5 tahun s/d 10 tahun sebesar 2 bulan gaji
Masa kerja 10 tahun s/d 15 tahun sebesar 4 bulan gaji
Masa kerja 15 tahun atau selebihnya setinggi-tingginya sebesar 6 bulan
gaji.
Karyawan yang diberhentikan tidak dengan hormat karena melakukan
tindakan - tindakan yang buruk seperti dimaksud pada Peraturan
Perusahaan dan tatatertib kerja, akan dilaksanakan sesuai dengan prosedur
Undang-Undang No. 12 tahun 1964.
Apabila karena sesuatu hal Yayasan memperkecil kegiatannya atau
memperkecil struktur Organisasi dengan kata lain mengurangi tenaga kerja
atau kegiatan Perusahaan tidak aktif lagi, maka akan diberikan uang
pesangon atau uang jasa.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Besarnya uang pesangon, uang jasa dan ganti kerugian sesuai dengan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 adalah sebagai berikut :
Besarnya uang pesangon serendah-rendahnya sbb:
Masa kerja kurang 1 tahun = 1 bulan gaji
Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun = 2 bulan gaji
Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun = 3 bulan gaji
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun = 4 bulan gaji
Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun = 5 bulan gaji
Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 6 bulan gaji
Masa kerja 6 tahun atau lebih = 7 bulan gaji
Besarnya uang jasa, serendah-rendahnya sbb:
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 2 bulan gaji
Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun = 3 bulan gaji
Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun = 4 bulan gaji
Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun = 5 bulan gaji
Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun = 6 bulan gaji
Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun = 7 bulan gaji
Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun = 8 bulan gaji
Masa kerja 24 tahun atau lebih =10bulan gaji
Yang dimaksud dengan upah/gaji untuk keperluan uang pisah/pengabdian, uang
pesangon, uang jasa dan ganti kerugian lainnya adalah :
Gaji pokok
Segala macam tunjangan yang diberikan kepada Karyawan secara berkala dan
teratur.
Ganti Kerugian meliputi :
Penggantian perumahan yang diberikan secara cuma-cuma yang besarnya
ditetapkan 10% dari upah berupa uang.
Penggantian untuk pengobatan dan perawatan yang diberikan secara cuma cuma
yang besarnya ditetapkan sebesar 5% dari upah berupa uang.
Dan lain-lain sesuai Keputusan P4D/P4P.
Dalam hal Karyawan diberikan pengupahan/penggajian atas dasar perhitungan
Batuan/borongan, maka besarnya upah sehari adalah sama dengan pendapatan rata
rata selama 3 bulan terakhir.
BAB VII
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

PENGGAJIAN
Pasal 17 Penilaian.
Penetapan gaji didasarkan atas keahlian, kecakapan, pengalaman,
kemampuan, masa kerja, sifat pekerjaan dan tanggung jawab dari Karyawan
yang bersangkutan.
Gaji adalah penggantian berupa uang kepada Karyawan untuk pekerjaan
yang telah dilakukan secara penuh dan baik setiap bulannya.
Perusahaan membayar gaji Karyawan berupa gaji kotor yang dipotong pajak
penghasilan sesuai dengan ketentuan pemerintah yang berlaku.
Peninjauan kenaikan gaji : Secara resmi kenaikan gaji diberikan 1 (satu)
tahun sekali kalau kondisi Perusahaan memungkinkan, dengan
mempertimbangkan prestasi kerja Karyawan dan perubahan index biaya
hidup yang diumumkan oleh Pemerintah (BPS).
Upah Karyawan terendah tidak akan kurang dari upah minimum yang
ditetapkan Pemerintah Upah Minimum Regional (UMR).
Pasal 18 Tunjangan Tunjangan
Kepada Karyawan selain diberikan gaji tetap, juga dapat diberikan tunjangan-tunjangan
yang besarnya ditentukan berdasarkan kemampuan Yayasan.
Adapun macamnya tunjangan tersebut adalah sbb:
Tunjangan hadir/Transport, Diperhitungkan dengan jumlah absensi karyawan
yang bersangkutan.
Tunjangan Asuransi dan iuran Jamsostek, Diberikan kepada karyawan yang
telah melampaui minimal 3 (tiga) bulan masa kerja.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

A.Tunjangan yang tidak dimasukkan ke dalam gaji bulanan :


Tunjangan Kecelakaan :
Pada dasarnya Karyawan diasuransikan melalui program Jamsostek.
Karyawan yang mendapat kecelakaan karena dalam melaksanakan tugasnya,
serta perjalanan ke kantor maupun pulang mendapat ganti rugi sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang No. 3/1992 dan Peraturan Pelaksanaannya.
Tunjangan Hari Raya, Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya kepada
Karyawan sekali setahun :
Karyawan yang masih berstatus masa percobaan atau yang masa kerjanya
kurang dari 3 bulan tidak berhak mendapat Tunjangan Hari Raya.
Besarnya Tunjangan bagi seorang Karyawan sebesar 1 (satu) bulan gaji, bagi
Karyawan yang telah bekerja minimal 1 (satu) tahun berturut-turut dan tidak
terputus.
Bagi Karyawan kontrak/tetap yang telah bekerja pada Perusahaan kurang
dari satu tahun, maka besarnya Tunjangan akan diberikan secara
proposional :
Banyaknya bulan masa kerja tetap
-------------------------------------- X Gaji dalam 1 (satu) bulan.
12 bulan
Tunjangan Hari Raya disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
sebelum Hari raya.
B.Tunjangan Meninggal Dunia :
Karyawan yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, kepada
keluarga/ahli waris akan diberikan Tunjangan yang besarnya :
Gaji Karyawan bulan terakhir/berjalan.
Sumbangan biaya pemakaman sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
Uang duka atau uang pengabdian Karyawan yang besarnya serendah-
rendahnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
03/MEN/1996 tentang penetapan uang pesangon, uang jasa dan ganti
kerugian.
Apabila keluarga dari Karyawan (istri/suami dan anak yang telah terdaftar
pada Perusahaan) meninggal dunia, maka Yayasan akan memberi uang
sumbangan pemakaman sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu
rupiah).
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Bilamana yang meninggal dunia ayah/ibu sendiri, ayah/ibu mertua dari


Karyawan, maka Perusahaan akan memberikan sumbangan pemakaman
sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah).
C.Tunjangan Pernikahan
Apabila Karyawan melangsungkan pernikahan, maka Yayasan akan memberikan sumbangan
pernikahan sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah), dan berlaku hanya satu kali selama
menjadi Karyawan Yayasan.
Pasal 19 Pendidikan dan Pelatihan.
Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan skill dan prestasi kerja Karyawan
Yayasan akan memberikan kesempatan dan bantuan pendidikan dalam bentuk
pelatihan/training, kursus-kursus maupun pendidikan lainnya.
Pasal 20 Kendaraan.
Yayasan akan memberikan fasilitas kendaraan kepada Karyawan tertentu sesuai dengan
tugas dan jabatannya, untuk memperlancar aktivitas kerja dalam rangka kegiatan Yayasan.
Penggunaan kendaraan diluar jam kerja/dinas hanya dapat dipakai oleh Karyawan pemegang
kendaraan.
Kendaraan tidak diperkenankan dipinjamkan atau digunakan oleh orang lain
selain karyawan pemegang kendaraan, dan wajib memelihara/merawat
dengan sebaik-baiknya.

BAB VIII
PERAWATAN DAN PENGOBATAN
Pasal 23 Ketentuan Berobat.
Penggantian Pengobatan hanya akan diberikan bilamana dilakukan di
Yayasan Bunda dengan menggunakan rujukan Pimpinan Yayasan.
Berobat ke Shinsei atau Dukun tidak dibenarkan, dan tidak diberikan
penggantian biaya untuk itu.
Setiap penggantian pengobatan/perawatan hanya diberikan dengan
mencantumkan nota, kwitansi asli.
Ketentuan berlakunya bantuan kesehatan dan pengobatan ini bagi
Karyawan yang telah melampaui masa percobaan atau sudah bekerja
minimal 3 (tiga) Bulan.
Pasal 24 Penggantian Pengobatan.
Yang berhak mendapat penggantian biaya pengobatan adalah :
Karyawan yang bersangkutan : penggantian 100% sesuai kwitansi.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Keluarga Karyawan terdiri atas seorang istri atau suami ( apabila dapat
dibuktikan dengan surat keterangan resmi bahwa ditempat suami bekerja
tidak mendapat jaminan kesehatan untuk dirinya) dan keluarganya (istri
dan anak ke tiga) dibawah umur 18 tahun dan tidak berkeluarga. :
penggantian 75% dari kwitansi/tanda bukti pembayaran yang sah.
Biaya yang bukan untuk penyembuhan penyakit, seperti minyak kayu putih,
minyak angin, talk, sabun, obat kecantikan, obat perangsang dan lain
sejenisnya, tidak mendapat penggantian dari Perusahaan.
Biaya perawatan rumah sakit dibayar oleh Perusahaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan penentuan kelas perawatan sesuai dengan
pangkat dan jabatan Karyawan dengan standart R.S.C.M atau rumah sakit
yang sederajat.
Maksimum biaya penggantian pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit
setiap tahunnya adalah maksimum sebesar 2 bulan gaji.

Pasal 25 Biaya Perawatan atau Pengobatan yang tidak ditanggung.


Penyakit yang terjadi atau bertambah parah karena kì¥Á117
1111ñ¿11111111111111111111111111Í›1111
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

12bjbjUU121212121212121212121212121212121212 12ËÜ12127|
12127|1212d—
121212121212h1212121212121212121212121212121212121212121212ÿÿ
ᄂ 121212121212121212ÿÿ ᄂ 121212121212121212ÿÿ ᄂ 12121212121212121
21212121212121212l1212121212f121212121212f1212f121212121212f1212
12121212f121212121212f121212121212f1212D1212121212121212121212ª
121212121212Ü)121212121212Ü)121212121212Ü)1212
€121212\*1212$12ì¥Á127 1212ñ¿12121212121212121212121212Í›1212
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

13bjbjUU131313131313131313131313131313131313 13ËÜ13137|
13137|1313d—
131313131313h1313131313131313131313131313131313131313131313ÿÿ
ᄂ 131313131313131313ÿÿ ᄂ 131313131313131313ÿÿ ᄂ 13131313131313131
31313131313131313l1313131313f131313131313f1313f131313131313f1313
13131313f131313131313f131313131313f1313D1313131313131313131313ª
131313131313Ü)131313131313Ü)131313131313Ü)1313
€131313\*1313$13han normal (Bukan Platina, Emas dll).
Biaya pembuatan/pemasangan gigi palsu tidak ditanggung oleh Perusahaan,
kecuali hal tersebut disebabkan karena kecelakaan kerja.
Pasal 27 Perawatan Mata dan pembelian Kaca mata.
Yayasan menanggung biaya perawatan/pengobatan mata bagi Karyawan
sendiri.
Khusus untuk pembelian kaca mata, Yayasan hanya mengganti biaya
pembelian kaca mata baca berlensa bening putih.
Besarnya penggantian pemeriksaan dan pembelian kaca mata adalah
maksimum :
Untuk gagang/frame : Rp. 150.000,- dan berlaku penggantian hanya satu
kali.
Untuk lensa kaca mata : Rp. 100.000,- untuk setiap penggantian lensa
kaca mata.
Pasal 28 Biaya Bersalin.
Bilamana Karyawati sendiri yang melahirkan anak secara normal Yayasan
akan memberikan sumbangan penggantian biaya sebesar Rp. 250.000,-
Bilamana Karyawati sendiri yang melahirkan, tetapi terjadi kelainan,
sehingga harus dilakukan operasi atau lainnya, maka biaya bersalin yang
diganti akan ditentukan oleh Yayasan.
Bilamana istri Karyawan yang melahirkan, maka tidak diberikan penggantian
biaya bersalin, Akan tetapi Yayasan akan memberikan bantuan berupa
sumbangan melahirkan anak sebesar Rp. 250.000,-
Yang diberikan sumbangan melahirkan anak adalah anak sah yang pertama,
kedua sampai anak ke tiga dari Karyawati atau istri yang sah dan terdaftar
di Perusahaan.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Bilamana terjadi keguguran pada Karyawati atau istri Karyawan, maka tidak
diberikan sumbangan kelahiran, akan tetapi Yayasan akan mengganti biaya
pengobatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, hanya satu kali saja.
Untuk keguguran yang kedua dan seterusnya tidak diberikan penggantian
biaya pengobatan.
Pasal 29 Pengobatan dan Perawatan pada Dokter Specialis.
Jika menurut pertimbangan dokter Karyawan perlu diberi pengobatan dan
perawatan oleh dokter specialis, maka harus seizin Perusahaan, berdasarkan
rekomendasi dari dokter Perusahaan.
Pasal 30 Istirahat sakit.
Apabila Karyawan sakit dan dapat dibuktikan dengan surat keterangan
dokter, maka upahnya akan dibayar.
Bila dipandang perlu, Yayasan dapat melakukan pemeriksaan kesehatan atau
pengujian ulang kesehatan setiap Karyawan. Untuk itu Karyawan harus taat
dan melaksanakannya.
Apabila ternyata hasil pemeriksaan Karyawan tidak memuaskan dan oleh
dokter dinyatakan untuk Karyawan tersebut harus beristirahat, maka Yayasan
akan memberi istirahat sakit tersebut.
Selama istirahat sakit, kepada Karyawan akan dilaksanakan pembayaran gaji
sbb:
Selama 3 (tiga) bulan pertama mendapat gaji penuh 100%
Selama 3 (tiga) bulan kedua mendapat gaji 75%
Selama 3 (tiga) bulan ketiga mendapat gaji 50
Selama 3 (tiga) bulan keempat mendapat gaji 25%
Lebih dari 12 (dua belas) bulan Karyawan masih sakit, Yayasan tidak
menanggung lagi gaji Karyawan yang bersangkutan dan akan dianggap
mengundurkan diri.
Yayasan akan memberikan tunjangan kepada Karyawan yang menjadi tidak
mampu bekerja secara total untuk salama-lamanya, baik karena kecelakaan
kerja maupun karena sebab lain yang akan ditentukan tersendiri oleh
Yayasan dan dengan mengindahkan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

BAB IX
HARI LIBUR.
Pasal 31 Hari Libur.
Setelah bekerja 6 hari diberikan istirahat mingguan satu hari diberikan bagi
yang bekerja 7 jam sehari dan 40 jam seminggu, istirahat mingguan selama 2
(dua) hari bagi yang bekerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Bagi karyawan yang bekerja 7 jam sehari (sesuai Bab II pasal 6) diberikan 1
(satu) hari libur setiap minggunya.
Bagi karyawan yang bekerja 8 jam sehari (sesuai Bab II pasal 6) diberikan 2
(dua) hari libur dalam setiap minggunya.
Pada hari hari yang ditetapkan oleh Perusahaan sebagai hari Libur,
Karyawan dibebaskan untuk bekerja dengan mendapat upah penuh.
BAB X
CUTI
Pasal 32 Cuti Tahunan.
Cuti tahunan pada dasarnya diberikan selama 12 (dua belas) hari kerja
dengan mendapat upah penuh dan dengan ketentuan bahwa Karyawan yang
bersangkutan telah bekerja selama 1 (satu) tahun atau selama 12 bulan
berturut-turut / Hirarki yang berlaku.
Permohonan untuk cuti harus diajukan dua minggu sebelumnya kepada
Pimpinan Yayasan.
Apabila cuti tahunan tidak dipergunakan setelah tibanya hak cuti itu, maka
dalam waktu 6 (enam) bulan kemudian, hak cuti dimaksud dapat gugur
bukan karena alasan-alasan yang diberikan oleh Yayasan.
Pelaksanaan cuti tersebut harus memperhatikan kepentingan Yayasan dan
kepentingan Karyawan. Bilamana karena kepentingan Yayasan maka cuti
Karyawan terpaksa ditunda, akan tetapi penundaan cuti tersebut paling lama
6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal timbulnya hak cuti tahunan.
Istirahat tahunan/cuti tahunan tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian,
asalkan satu bagian terdapat sekurang-kurangnya 6 (enam) hari kerja terus
menerus.
Apabila telah bekerja selama 5 tahun keatas, karyawan dapat mengajukan
cuti selama 18 hari kerja.
Yayasan akan memberitahukan Karyawan apabila hak atas istirahat
tahunan/cuti tahunan tiba.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Pasal 33 Cuti Haid.


Karyawan wanita yang sedang haid diberikan cuti haid selama 2 (dua) hari berurutan dengan
gaji penuh.
Pasal 34 Cuti hamil.
Karyawan wanita diberikan cuti hamil 1 ½ bulan sebelum dan 1 ½ bulan sesudah
melahirkan/gugur kandungan dengan mendapat gaji penuh. Bila Karyawan wanita
melahirkan sebelum mengajukan permintaan cuti bersalin, maka kepadanya hanya akan
diberikan sisa cuti selama 1 ½ bulan.
Bagi yang mendapat cuti hamil tersebut harus mengajukan permohonan terlebih dahulu
kepada Yayasan dengan disertai surat keterangan dokter atau bidan yang merawatnya.
BAB XI
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 35 Izin yang diperbolehkan oleh perusahaan.
Seorang Karyawan dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan dengan
mendapat gaji penuh untuk hal-hal sebagai berikut :
Perkawinan Karyawan sendiri yang pertama =3 hari
Perkawinan anak Karyawan/khitanan anak laki-laki =2 hari
Istri Karyawan melahirkan =2 hari
Istri/Suami/Anak/Orang Tua/Mertua Karyawan meninggal dunia =3 hari
Saudara kandung Karyawan meninggal dunia
=2 hari
Pembaptisan anak Karyawan =1 hari
Izin meninggalkan pekerjaan tersebut harus diperoleh terlebih dahulu dari
Yayasan kecuali dalam keadaan mendesak, bukti bukti tersebut dapat
diajukan kemudian.
Disamping izin izin tersebut diatas pada ayat 1, seorang Karyawan dapat
diberikan izin untuk meninggalkan pekerjaan tanpa mendapat gaji. Izin
tersebut dapat diberikan oleh Yayasan setelah mempertimbangkan alasan
yang dapat diterima Yayasan.
Yayasan memberikan kesempatan kepada Karyawan untuk menunaikan
ibadah Haji dengan ketentuan sbb:
Telah mempunyai masa kerja sekurang kurangnya 2 (dua) tahun.
Permohonan izin untuk menunaikan ibadah haji harus diajukan 3 (tiga) bulan
sebelumnya;
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Setiap Karyawan yang meninggalkan pekerjaan tanpa izin Yayasan atau


surat surat keterangan/alasan yang sah dan dapat diterima oleh Yayasan,
dianggap mangkir.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

BAB XII
KARYAWAN YG DITAHAN.
Pasal 36 Tunjangan untuk Keluarga Karyawan yang ditahan
Karyawan yang ditahan oleh yang berwajib, tidak mendapat gaji.
Pihak keluarga yang ditinggalkan diberikan tunjangan sbb :
Untuk istri 25 %
Untuk istri + 1 (satu) anak 35 %
Untuk istri + 2 (dua) anak 40 %
Untuk istri + 3 (tiga) anak 50 %
Lamanya pembayaran tunjangan adalah 6 (enam) bulan dan setelah lebih 6
bulan, hubungan kerja Karyawan yang bersangkutan akan diputuskan
menurut Undang Undang No.12 tahun 1964.
BAB XIII
SYARAT - SYARAT PERLINDUNGAN KERJA
Pasal 37 Alat – alat keselamatan kerja
Untuk melindungi keselamatan dan kesehatan Karyawan selama pekerjaan
ditempat tempat atau dalam keadaan keadaan yang oleh Perusahaan
dipandang perlu, maka Yayasan akan menyediakan alat pengaman yang
harus dipergunakan Karyawan dalam waktu kerja.
Yayasan akan menentukan macam dan jenis peralatan keselamatan kerja
yang dipakai atau yang dipinjamkan berdasarkan kebutuhan, kondisi dan
keadaan pekerjaan yang harus dilakukan Karyawan.
Khusus untuk Karyawan tehnisi diberi perlengkapan perorangan secara
cuma-cuma oleh Yayasan terdiri atas 2 (dua) stel pakaian kerja/tahun dan 1
stel sepatu dan perlengkapan lainnya ssuai dengan tugasnya.
Bila perlengkapan perorangan hilang atau rusak karena tidak
dipelihara/dirawat, maka yang bersangkutan wajib membeli perlengkapan
baru dengan mencicil dari penghasilannya.
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

BAB XIV
KELUH KESAH KARYAWAN
Pasal 38 Hirarki Penyelesaian.
Prosedur penyelesaian keluh kesah Karyawan :
Setiap keluhan dan pengaduan Karyawan akan diselesaikan secepat dan
seadil mungkin.Oleh karena itu apabila seorang Karyawan menganggap
perlakuan terhadapnya tidak adil atau tidak wajar serta bertentangan dengan
Peraturan Yayasan /Peraturan Perburuhan, maka Karyawan dapat
menyampaikan pengaduan melalui Prosedur sebagai berikut :
Setiap keluhan dan pengaduan seorang Karyawan pertama-tama dibicarakan
dengan atasan langsung.
Bila penyelesaian belum memuaskan, maka dengan persetujuan atau dengan
setahu atasannya langsung Karyawan dapat meneruskan keluhan dan
pengaduannya kepada atasannya yang lebih tinggi.
Bilamana tatacara diatas telah dijalankan tanpa memberi hasil yang
memuaskan, persoalannya dapat ditingkatkan dengan Pimpinan Yayasan.
Bilamana penyelesaian tersebut belum memuaskan, maka persoalannya
diadukan kekantor Departemen Tenaga Kerja setempat.
Temuwicara.
Pada tanggal 15 setiap bulan diadakan tatap muka atau temu wicara antara
Pimpinan Cabang dan Karyawan dimana dapat dikemukakan dan dipecahkan
macam macam persoalan misalnya : Keluhan dari langganan, himbauan dan
pesan pesan dari Pimpinan dan lain lain.
Dengan adanya komunikasi dua arah tersebut diharapkan agar Pimpinan
mendapatkan masukan langsung mengenai kekurangan kekurangan dan
hambatan yang perlu segera mendapat penyelesaian.
Apabila di Perusahaan telah terbentuk Lembaga Bipartit maka keluh kesah Karyawan
supaya diselesaikan secara musyawarah melalui Lembaga tersebut.

Pasal 40 Peraturan Tambahan.


Perubahan atau Tambahan
PERATURAN TATA TERTIB KERJA
YAYASAN BUNDA

Apabila ketentuan-ketentuan dan Peraturan Perusahaan ini bertentangan dengan Peraturan


Perundangan yang berlaku atau tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi, maka Peraturan
Perusahaan ini dapat dirubah atau ditambah dengan persetujuan dari Departemen Tenaga
Kerja.
Pasal 41 Penutup.
Pelaksanaan Ketentuan Peraturan Yayasan
Yayasan akan melaksanakan ketentuan-ketentuan seperti tersebut didalam
peraturan perusahaan ini bagi setiap hubungan perburuhan di perusahaan ini.
Yayasan mengharapkan agar setiap Karyawan dapat mematuhi ketentuan
ketentuan tersebut dalam Peraturan Yayasan.
Maka dari itu Peraturan Yayasan ini harus dijelaskan kepada seluruh
Karyawan sampai yang terendah, sehingga benar-benar dimengerti dipahami
dan ditaati. Peraturan Yayasan ini harus diawasi dengan ketat
pelaksanaannya. Bilamana ada Karyawan yang melalaikannya dan/atau
melanggar Peraturan Yayasan ini dapat diberi peringatan, dikenakan
schorsing sampai Pemutusan Hubungan Kerja sesuai dengan berat ringannya
pelanggaran/kesalahan.
Hal-hal yang belum diatur atau kurang dari peraturan perundangan yang
berlaku dalam peraturan perusahaan ini dengan sendirinya berlaku peraturan
perundangan yang berlaku.
Jakarta, 27 Oktober 1999.

Anda mungkin juga menyukai