Beberapa Perubahan Penuaan Tubuh Yang Sering Terjadi Adalah
Beberapa Perubahan Penuaan Tubuh Yang Sering Terjadi Adalah
Perubahan pada kulit: Kulit bisa menjadi kurang lentur, lebih tipis, dan
lebih rapuh. Kulit juga bisa memar dengan mudah. Keriput, bintik-
bintik penuaan, dan tanda kulit mungkin lebih menonjol. Berkurangnya
produksi minyak kulit alami bisa mengakibatkan kulit lebih kering dan
gatal.
Perubahan pada tulang, sendi, dan otot: Tulang biasanya kehilangan
kerapatan dan kekuatan dan mungkin juga menyusut dalam ukuran,
sehingga tulang cenderung lebih rentan terhadap patah tulang
(fraktur). Massa otot umumnya menyusut, dan orang menjadi lemah.
Akibat pemakaian dan keausan yang normal terjadi, persendian
menjadi meradang, menyakitkan, dan kurang lentur.
Perubahan dalam mobilitas: Mobilitas dan keseimbangan dapat
dipengaruhi oleh penuaan. Perubahan tulang, sendi, dan otot seiring
dengan perubahan sistem saraf berkontribusi terhadap masalah
keseimbangan. Jatuh dapat mengakibatkan kerusakan lebih lanjut
dengan memar dan patah tulang.
Perubahan bentuk tubuh: Akibat perubahan tulang yang menua,
perawakan tubuh bisa menyusut dan kelengkungan punggung bisa
hilang. Massa otot berkurang dan metabolisme lemak melambat
sehingga menyebabkan manajemen berat badan lebih sulit. Lemak
bertahan di daerah perut dan pantat.
Perubahan wajah: Keriput wajah dan bintik-bintik penuaan sering
terjadi dan bentuk keseluruhan wajah bisa berubah. Wajahnya bisa
melorot dan menjadi suram akibat kehilangan volume terkait susutnya
volume tulang dan lemak di wajah.
Perubahan gigi dan gusi: Gigi bisa menjadi lebih lemah dan lebih
rapuh. Gusi dapat menarik kembali gigi dan air liur menjadi lebih
sedikit diproduksi oleh kelenjar air liur. Akibatnya mulut kering,
kerusakan gigi, infeksi gigi, bau mulut, kehilangan gigi, dan penyakit
gusi bisa terjadi.
Perubahan rambut dan kuku: Rambut bisa menjadi lebih tipis dan
lebih lemah. Rambut yang lebih kering bisa menyebabkan rasa gatal
dan ketidaknyamanan. Kuku bisa kering dan rapuh dan membentuk
garis vertikal. Kuku jari kaki juga bisa menjadi tebal dan kehilangan
bentuknya yang alami. Infeksi jamur kuku juga sering terjadi.
Perubahan hormon dan metabolisme: Perubahan hormonal sering
dijumpai pada lansia. Perubahan dalam metabolisme gula dan
karbohidrat dapat menjadi penyebab diabetes. Metabolisme lemak,
kolesterol, kalsium dan vitamin D sering berubah. Kelenjar tiroid bisa
mulai berfungsi dengan buruk. Tingkat hormon seksual yang rendah
dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan vagina yang kering.
Perubahan memori: Masalah memori sering terjadi pada manula. Ini
terkait pikun yang sederhana tentang tugas ringan dan tidak harus
merupakan demensia, yang merupakan penyakit yang
dimanifestasikan oleh gangguan fungsi eksekutif tubuh.
Perubahan sistem kekebalan tubuh: Sistem kekebalan tubuh bisa
menjadi lebih lemah seiring bertambahnya usia sehingga para manula
rentan terkena infeksi.
Perubahan pendengaran: Perubahan pada struktur telinga dan
pendengaran bisa mengganggu pendengaran dan menyebabkan
gangguan pendengaran terkait usia. Biasanya, frekuensi yang lebih
tinggi menjadi lebih sulit untuk didengar.
Perubahan penglihatan: Mata bisa menjadi lebih kering dan lensa bisa
kehilangan fokusnya. Pandangan bisa menjadi kabur dan tidak fokus.
Beberapa masalah ini bisa dimodifikasi dengan memakai kacamata dan
lensa kontak.
Perubahan bau dan rasa: Rasa bau dan, yang kurang umum, rasa
pada indra pengecapan bisa berkurang menyebabkan nafsu makan dan
penurunan berat badan yang signifikan.
Perubahan usus dan kandung kemih: Inkontinensia usus dan
kandung kemih (buang air besar atau kecil secara tidak disengaja)
sering terjadi. Konstipasi, frekuensi kencing, dan kesulitan memulai
kencing bisa sangat menyusahkan bagi manula.
Perubahan tidur: Tidur bisa berubah secara signifikan seiring
bertambahnya usia. Lama tidur, kualitas tidur, dan seringnya waktu
terbangun ketika tidur umumnya terlihat pada manula.
1. Sel
Jumlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra seluler,
menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak menurun,
terganggunya mekanisme perbaikan sel.
2. Sistem Persyarafan
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%,
mengecilnya syaraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan
pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap suhu,
ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive terhadap sentuhan.
3. Sistem Penglihatan
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)
menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna menurun.
4. Sistem Pendengaran
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi,
suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membran
timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
5. Sistem Cardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku,Kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah: kurang
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi perubahan posisidari tidur ke duduk (duduk
ke berdiri)bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65mmHg dan tekanan darah
meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistole normal ±170
mmHg, diastole normal ± 95 mmHg.
7. Sistem Respirasi
Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun dan kedalaman nafas turun. Kemampuan batuk menurun
(menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti.
8. Sistem Gastrointestinal
Banyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering
timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun.
9. Sistem urinaria
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi
BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir mongering, elastisitas
jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks
sekunder.
B. Perubahan psikososial
1. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik
yang bersifat patologis berganda ( multiple pathology ), misalnya tenaga berkurang, enerji
menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi
fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.
Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun
sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga
mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya.
Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur,
istirahat dan bekerja secara seimbang.