Anda di halaman 1dari 5

18/06/2019

LATAR BELAKANG
HOSPITAL DISASTER PLAN Bencana alam,
Bencana transportasi,
Kerusuhan,
Terorisme

terjadi silih berganti di


Indonesia
Bom Bali,
PEDOMAN SIAGA BENCANA Bom di Jakarta

RUMAH SAKIT Gempa bumi Jogja,


Papua, Bengkulu

Tri Wahyu Murni

Kerusuhan Pesawat jatuh


Gempa-Tsunami NAD, Sumut (Nias),
Pangandaran

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG


Pemanasan bumi Bencana dengan korban masal (External Disaster)

Perubahan pola bencana

Bencana akibat
Angin ribut,
Angin puting beliung Perubahan cuaca/ musim
Badai meningkat

Pencairan es digunung 2 Pengungsi


Penambahan volume air laut 1 Korban cedera Korban meninggal
3
Peningkatan kejadian
banjir akibat air pasang
selain banjir dan longsor Musim kering yg panjang
akb penggundulan hutan Kekurangan pangan
Perubahan pola penyakit

SIAPKAH KITA?
LATAR BELAKANG Pedoman siaga bencana
Rumah Sakit dalam keadaan Rumah sakit ??? Sudah Ada ???
Sehari hari Bagaimana Implementasi ???

Perlu area penampungan


Korban & fasilitas

Sistim komunikasi APAKAH PERLU SEKARANG BUAT RENCANA


MENGHADAPI BENCANA?. . . NANTI SAJA LAH,
Organisasi KALAU MEMANG TERJADI BENCANA KITA RAPAT
Koordinasi Rumah sakit menerima DULU SEKARANG BELUM PERNAH ...Komitment kita?
Komando Korban masal (Mobilisasi SDM)

1
18/06/2019

PERLUKAH ADA PEDOMAN SIAGA BENCANA RS DASAR HUKUM


 Keadaan emergensi sehari-hari dg penambahan  UU Dasar 1945
kuantitas tidak cukup menyiapkan RS menghadapi
bencana , krn ada perbedaan keadaan misalnya  UU no 23 th 1992 ttg Kesehatan
akses ke RS yg rusak atau RS nya rusak atau petugas
RS nya tdk ada krn menghadapi bencana, perlu  UU no 29 th 2004 ttg Praktik Kedokteran
organisasi tugas, perlu tim yg mudah diaktivasi, perlu
komunikasi dll  UU no 32 th 2004 ttg Pemerintah Daerah
 UU no 24 th 2007 ttg Bencana
 Bila sdh ada pedoman juga bukan berarti siap kalau
tdk pernah dilatihkan , apakah pedoman itu dapat di
implementasikan jangan terjadi yg disbt Paper plan
syndrome

DASAR HUKUM TUJUAN PENYUSUNAN PEDOMAN


 Kep Menkes no 448/ Menkes/SK/VI/93 ttg pembentukan  Tujuan Umum : menyusun Pedoman Siaga
Tim Kesehatan Penanganan Korban Bencana di setiap RS
Bencana bagi RS (PSB-RS) utk meningkatkan
 Kep Menkes No 28/Menkes/SK/1/95 ttg Petunjuk
kesiapsiagaan RS dalam menghadapi
pelaksanaan umum penanganan medik korban bencana bencana internal atau eksternal RS

 Kep Menkes No 205/Menkes/SK/ III/99 ttg Petunjuk  Tujuan khusus : menyusun Pedoman yg
pelaksanaan permintaan dan pengiriman bantuan
medik dari RS rujukan saat bencana berisi ttg pengorganisasian, sistim
komunikasi, sistim evakuasi-transportasi,
 Kep Menkes no 979/Menkes/SK/ 2001 ttg Protap penyiapan logistik logistik, mobilisasi dan
pelayanan kesehatan Penanganan Bencana dan aktivasi SDM, tata kerja operasional
penanganan pengungsi

SASARAN PENYUSUNAN PEDOMAN PRINSIP PENYUSUNAN


 Pedoman ini dapat digunakan bagi para 1. Penentuan bencana tergantung skala bencana yg
ditetapkan pemerintah (bencana nasional, regional
manajer, staf dan masyarakat Rumah atau lokal)
sakit untuk menyusun Pedoman Siaga
Bencana di RS masing2. 2. Dalam konteks perencanaan , selain pedoman
diperlukan pula data pengalaman institusi lain yg
pernah mengalami bencana untuk mendapatkan
perencanaan yg efektif, efisien dan dapat
diterapkan di RS nya .Perlu perencanaan PSB RS
dikaitkan dgn penyediaan anggaran RS dalam
menjalankan peran dan tanggung jawabnya.

2
18/06/2019

PRINSIP PENYUSUNAN PRINSIP PENYUSUNAN


3. RS harus siap mengantisipasi adanya korban masal 5. RS harus mampu melakukan analisis
akibat bencana yg harus ditangani tanpa
melupakan tugas dan fungsinya dalam memberikan dan permasalahan yg berbda beda
pelayanan pasien yang bukan karena korban termasuk karakteristik korban bencana
bencana yg memerlukan pelayanan di RS
(berdasarkan jenis bencana) dan jenis
4. RS harus mempunyai perencanan penanganan korban bencana (korban cedera,
bencana baik yang terjadi di luar RS ( B Alam, B pengungsi dan korban meninggal)
teknologi, B transportasi, Kerusuhan, terorisme,
wabah) atau bila terjadi bencana di dalam RS nya
(kebakaran, gempa, banjir dll)

PRINSIP PENYUSUNAN
Pengumpulan Penulisan
ORGANISASI PENANGANAN
materi dokumen BENCANA DI RUMAH SAKIT

RS Diseminasi
SIAP Pelatihan dan
Sosialisasi
Uji coba dokumen

Latihan
periodik Evaluasi

PRINSIP PENYUSUNAN PRINSIP PENYUSUNAN


 Struktur dan bentuk Organisasi penanganan Bencana  Minimal terdiri dari 2 kelompok kegiatan yaitu :
diserahkan pada masing-masing RS  Pelayanan medik (Medical support) dan
 Penunjang pelayanan (Management support)
 Dapat memanfaatkan organisasi yg ada di RS atau membentuk
struktur khusus (Ketua dapat dijabat oleh Direktur/ Wakil  Organisasi dan koordinasi Pelayanan medik t.d
Direktur/ Ka UGD/ Pejabat yg ditunjuk  pelayanan medik di lapangan,
 pelayanan evakuasi transportasi dan rujukan,
 Dalam koordinasi dengan perangkat organisasi penanganan  pelayanan di RS nya (UGD dan semua unit kerja terkait)
bencana yg ditetapkan pemerintah (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana
daerah Tk I dan Tingkat II)  Organisasi dan koordinasi Penunjang pelayanan t.d
 pelayanan komunikasi,
 penyiapan sarana-prasarana,
 Dalam koordinasi dgn organisasi di lingkungan Kesehatan (Dep
Kesehatan, Dinas Kesehatan dan RS lain)  mobilisasi SDM dan peralatan,
 penanganan keuangan dan penunjang lainnya

3
18/06/2019

PRINSIP PENYUSUNAN
PENYIAPAN FASILITAS DALAM  Fasilitas menyangkut sarana-prasarana, alat, bahan
habis pakai dan obat2 an/
PENANGANAN BENCANA  Menyiapkan ruang penampungan (memperluas area
kerja/ merubah fungsi: menggunakan lobby, ruang
tunggu, area parkir dll) baik untuk korban cedera
maupun utk jenazah.Area dekontaminasi (pd kasus
khusus, bencana industri atau terpapar bahan kimia .
Biologis)

 Menyiapkan kendaraan transportasi di luar RS bagi


petugas (kendaraan operasional, perahu karet,
pesawat) dan kendaraan utk pasien (ambulans, mobil
jenasah). Transportasi intra RS (kursi Roda, brankar,
tempat tidur beroda dll)

PRINSIP PENYUSUNAN
 Menyiapkan peralatan untuk tindakan medis tambahan
(instrumen kamar bedah, ventilator, alat monitoring dll)
PENYIAPAN SISTEM
dpt berkoordinasi dg RS lain
KOMUNIKASI
 Menyiapkan bahan habis pakai (Tabung Oksigen, Infus
set, syringe, Cairan antiseptik pencuci tangan, pembersih
lantai, dll) dan obat2 an (suntik, oral dng kelengkaan yg
diperlukan)

 Keperluan logistik lain (air bersih atau penjernih air, alat


masak dan alat makan, tempat sampah dll) termasuk
koordinasi logistik bantuan/ sumbangan masyarakat

PRINSIP PENYUSUNAN PRINSIP PENYUSUNAN


 Menyiapkan alat komunikasi, jejaring  Terdiri dari minimal 3 jejaring komunikasi (Informasi, koordinasi
komunikasi, petugas komunikasi dan prosedur dan pengendalian operasi)
komunikasi yg disepakati., misal utk komunikasi
radio (Hubdam, Amatir radio, RAPI dll)  Komunikasi informasi memberikan pelayanan utk menerima info
kejadian musibah, memberi pelayanan info utk keluarga korban
, utk pejabat yg meminta dan utk media masa
 Alat komunikasi : telpon, internet, radio
komunikasi, megaphone (baik milik RS atau
koordinasi penyediaan dg instansi lain)  Komunikasi koordinasi melakukan koordinasi lintas sektor atau
antar RS (vertikal dan horisontal)

 Petugas terlatih dalam penyiapan alat dan  Komunikasi pengendalian operasional dilakukan antara Pusat
melakukan pelayanan komunikasi sbg operator koordinasi pengendalian dengan petuga medis di lapangan
(telpon, radio)

4
18/06/2019

PRINSIP PENYUSUNAN
Diperlukan
 Surat penugasan, Check list tugas koordinator
ADMINISTRASI - KEUANGAN pengendali, Data SDM dan fasilitas tersedia

 Formulir isian kasus yg ditangani, formulir bantuan


SDM/ relawan, formulir bantuan logistik, formulir
komunikasi. Formulir laporan,

 Rekam medis di lapangan, di ambulans dan di RS,


Label berwarna, lembar observasi, lembar informed
consent

 Penyediaan dana tunai dan laporan keuangan

PRINSIP PENYUSUNAN
1. Perlu adanya Pusat Koordinasi pengendali kegiatan (sesuai dg
struktur organisasi yg ditetapkan) yg bekerja aktif dengan tim
TATA KERJA pengendali dilengkapi sistim komunikasi

2. Perlu adanya SDM manajerial SDM medisdan nonmedis ,


menyiapkan perencanaan , mengaktivasi sistem,
melaksanakan kegiatan baik penetapan adanya RS di
lapangan atau RS tempat penampungan korban/rujukan

3. Dilakukan penanganan teknis medis kasus Gawat Darurat


baik di lapangan, selama transportasi maupun di RS oleh SDM
terlatih dalam jumlah banyak dan bekerja secara terpadu

PRINSIP PENYUSUNAN
4. Bila kejadian bencana di RS maka perlu aktivasi sistem
deteksi dini (alarm system), mobilisasi dan aktivasi SDM serta
fasilitas termasuk penetapan kemungkinan masih dapat
memberikan pelayanan di RS ybs atau mengatur proses
evakuasi pasien ke RS lain yg memerlukan alat transportasi
dalam RS dan antar RS

5. Melakukan briefing personil agar tdk terjadi tumpang tindih


penugasan dan efisiensi tugas, mengakhiri dengan debriefing
(evaluasi) kegiatan serta penyusunan laporan kegiatan

6. Hal-hal khusus dapat ditambahkan sesuai dg skala besar


kecilnya bencana, kerja sama anta instansi dan kompleksitas
masalah (penanganan bencana alam akan berbeda dengan Selamat bekerja.
bencana kerusushan atau korban akibat terorisme yg
melibatkan adanya unsur Hankam, politik dll)

Anda mungkin juga menyukai