B1a015082-Niki Andalusi - Tugas Akarologi
B1a015082-Niki Andalusi - Tugas Akarologi
NIM : B1A015082
Kelas : B
Tugas Akarologi
Referensi
Evans, G. O. 1992. Principles of Acarology. Cambridge University Press, UK.
Krantz, G. W. 1978. A Manual of Acarology. 2nd ed. Oregon State University Book Store,
Inc.Corvalis
Caplak berumah satu yaitu semua stadiumnya (larva, nimfa dan dewasa) tinggal
dalam satu inang yang sama, begitu pula proses pergantian kulit (molting) dan
perkawinan. Setelah caplak dewasa kenyang darah barulah ia menjatuhkan diri dan
bertelur di tanah, contohnya caplak sapi Boophilus microplus. Caplak berumah dua yaitu
larva dan nimfa tinggal dalam satu inang sedangkan dewasa tinggal dalam inang yang
lain, jadi dalam melengkapi siklus hidupnya caplak memerlukan dua inang. Contohnya
Haemaphysalis. Caplak berumah tiga yaitu setiap stadium larva, nimfa dan dewasa
masingmasing memerlukan inang yang berbeda. Larva berada pada inang pertama sampai
kenyang menghisap darah, setelah jatuh dan berganti kulit menjadi nimfa segera mencari
inang kedua. Nimfa yang kenyang darah akan menjatuhkan diri dan berkembang menjadi
caplak dewasa. Caplak dewasa makan dan kawin pada inang ketiga. Contohnya
Amblyomma.
Tungau maupun caplak juga bersifat spesifik berdasarkan jenis makannya, seperti
contoh tungau trombikulid yang pada fase larva hanya akan menjadi agensia parasit untuk
jenis mammalia maupun aves saja. Menurut Ristiyanto et al. (2014), tungau trombikulid
menyukai bagian tubuh hewan yang lapisan epidermis kulit tipis, seperti di telinga,
rongga hidung, sela-sela jari, dan pangkal ekor. Perbedaan struktur chelicera juga
mempengaruhi spesifitas inang, struktur chelicera pada caplak sendiri akan kuat dan
panjang yang berguna untuk menusuk lapisan epidermis dari inang, kemudian struktur
chelicera dari tungau pemakan sari dedaunan akan memiliki chelicera yang pendek dan
bergerigi rapat.
Referensi
Upik Kesumawati Hadi. Bioekologi Berbagai Jenis Serangga Pengganggu pada Hewan
Ternak di Indonesia dan Pengendaliannya. Bagian Parasitologi dan Entomologi
Kesehatan Dept Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan
IPB Bogor.
3. Apakah pada mamalia laut terdapat tungau?
Menurut Margolis (1954) dalam penelitiannya terdapat beberapa organisme yang
dapat menginfeksi mamalia laut, salah satunya yaitu akarina. Beberapa contoh spesies
akari tersebut adalah Halarachne halichoeri yang merupakan tungau parasit yang
menginfeksi nasofaring, biasanya terdapat pada anjing laut (Phoca vitulina). Selain itu,
terdapat Halarachne miroungae yang sering menginfeksi nasofaring gajah laut utara
(Mirounga angustirostris), Orthohalarachne attenuata, dan Orthohalarachne diminuata
adalah spesies tungau yang biasanya ditemukan di saluran hidung anjing laut, singa laut,
dan walrus.
Referensi
Margolis, L., 1954. List of The Parasites Recorded from Sea Mammals Caught off the West
Coast of North America. J. Fish. Res. Bo. Canada. 11(3), pp. 267-283.
4. kenapa mata caplak terdapat di samping dan kenapa pada fase larva dan nimpha
jumlah kakinya berbeda
Letak mata pada tungau maupun caplak berfungsi sebagai adaptasi morfologi
terhadap lingkungan sekitar serta sebagai deteksi gerakan sekitar. Kaki larva tungau
maupun caplak ada 3 pasang sedangkan pada fase dewasa yaitu 4 pasang, hal ini
berbeda dikarenakan pada fase larva, beban hidup yang ditampung tidak sebanding
dengan fase dewasa, pada fase larva hanya hidup pada lingkungan tanah, tapi ada
sedikit juga yang menjadi parasit mammalia maupun aves, dan cukup hanya 3 pasang,
sedangkan pada fase dewasa akan menambahkan 1 pasang kaki untuk menjadi
akomodasi agar tingkat hidupnya naik, dan bergerak cepat untuk mengejar mangsa
maupun menempel pada inang agar lebih kuat.