Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan ekstrakurikuler menjadi kegiatan pilihan siswa di luar kegiatan
pembelajaran di kelas. Kegiatan ini menjadi pilihan karena sesuai dengan
minat, bakat, dan kebutuhan siswa dalam mengembangkan pengetahuan,
sikapa, dan perilaku. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum
2013 menjadi ekstrakurikuler yang wajib diikuti siswa, karena urgensinya
bagi pengembangan karakter siswa dalam menghadapi tantangan masa
depan.
Pada umumnya di sekolah kegiatan ekstrakurikuler lebih
mengembangkan aspek kognitif dan keterampilan siswa sesuai dengan
minat, bakat, dan kebutuhan. Tetapi melalui integrasi living values education
dalam kegiatan ekstrakurikuler siswa tidak hanya berorientasi kognitif dan
psikomotor tetapi lebih jauh dan penting adalah pengembangan karakter.
Oleh karena itu, pada seluruh ekstrakurikuler diintegrasikan prinsip-prinsip
living values education mulai dari refleksi internal nilai sampai kepada
transfer of learning nilai di dalam praktik kehidupan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat kegiatan ekstrakurikuler?
2. Apa saja jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler?
3. Bagaimana integrasi living values education dalam ekstrakurikuler
pramuka?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kegiatan ekstrakurikuler.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler.
3. Untuk mengetahui integrasi living values education dalam
ekstrakurikuler pramuka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Kegiatan Ekstrakurikuler


1. Definisi ekstrakurikuler
Menurut Hadiyanto (2000: 151) dari buku Saripudin, D. &
Komalasari, K. (2017) menegaskan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa, pada
waktu libur, di dalam maupun di luar sekolah, secara rutin atau hanya
pada waktu tertentu saja sesuai dengan kemampuan sekolah”. Senada
dengan pendapat tersebut, Sahertian (1985: 132) menjelaskan bahwa:
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(termasuk pada waktu hari libur) yang dilakukan di sekolah ataupun
di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa
mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan
bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya.

Diperkuat oleh pendapat Wahjosumidjo (2008: 256) bahwa kegiatan


ekstrakurikuler adalah:
Kegiatan-kegiatan siswa di luar jam pelajaran, yang dilaksanakan di
sekolah atau di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, memahami, keterkaitan antara berbagai mata pelajaran,
penyaluran bakat dan minat, serta dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kesadaran berbangsa dan bernegara, berbudi pekerti luhur
dan sebagainya.

3
Suyosubroto (2009: 287) menegaskan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran
tetap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan
yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum”
Secara yuridis, peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 menyebutkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling
untuk membantu pegembangan siswa sesuai denagn kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah. Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan
bahwa:
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan
oleh siswa di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan,
bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat kemampuan,
kerjasama, dan kemandirian siswa secara optimal untuk mendukung
pencapaian tujuan pendidikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler


adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran yang
dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan, menambah wawasan siswa dan membantu
siswa dalam mengembangkan potensi, bakat, minat secara optimal untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

2. Tujuan, manfaat, dan prinsip ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler dapat mengejawantahkan antara pengetahuan
yang diperolah di kelas sebagai kegiatan intrakurikuler dengan sikap dan

4
keterampilan yang harus dikembangkan agar dapat dimiliki siswa.
Seperti yang diungkapkan Budimansyah (2008), bahwa “kegiatan
ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai wahan sosio-pedagogis PKn
untuk mendapatkan han-on experience”.
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler menurut Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1996) adalah untuk lebih memantapkan
pembentukan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara
pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan
dan kebutuhan lingkungan. Suryosubroto (2009: 288) memaknai
kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:
a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa beraspek kognitif, afektif, psikomotor;
b. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan
manusia seutuhnya yang positif;
c. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Wahjosumidjo (2008: 264-265) menegaskan tujuan kegiatan


ekstrakurikuler tersebut adalah:
a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, dalam arti
memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan siswa
yang berkaitan dengan mata-mata pelajaran sesuai dengan program
kurikuler yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan melalui berbagai
macam bentuk, seperti lomba mengarang, baik yang bersifat esai,
maupun yang bersifat ilmiah, seperti penemuan melalui penelitian,
pencemaran lingkungan, narkotika dan sebagainya.
b. Melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-
nilai kepribadian siswa. Kegiatan semacam ini dapat diusahakan
melalui PPBN, baris berbaris, kegiatan yang berkaitan dengan usaha

5
mempertebal ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha, latihan
kepemimpinan dan sebagainya.
c. Membina dan meningkatkan bakat, minat dan keterampilan. Kegiatan
ini untuk mengacu ke arah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut terutama


dalam hubungannya terhadap keefektifan dan keefesienan proses
pembelajaran di sekolah antara lain membantu mengimplementasikan
tujuan kegiatan intrakurikuler. Adapun kontribusi yang dapat
disumbangkan kegiatan ekstrakurikuler bagi sekolah menurut Burrup
(1967) adalah:
a. To foster effective teamwork between student faculty and personel.
b. To integrate more closely the several division of school.
c. To provide less restricted opportunities designed to assist youth in
the worth-while utilization of their problematic situation with which
they are confronted.

Dengan kata lain sumbangan kegiatan ekstrakurikuler bagi adalah:


1) Memunculkan kerja tim yang efektif antara siswa, pengajar dan staf
institusi;
2) Lebih memadukan berbagai bagian sekolah;
3) Memberikan kesempatan yang lebih luas, yang ditujukan untuk
membantu generasi muda dalam memanfaatkan situasi problematis
yang mereka hadapi (Azhar, 2009).

Departemen Pendidikan Nasional (2006) menegaskan fungsi dan


prisnsip pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di Indonesia sebagai
berikut:
a. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler meliputi:

6
1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan
potensi, bakat, dan minat mereka.
2) Social, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
megembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab social
siswa.
3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan
menyenangkan bagi siswa yang menunjang proses
perkembangan.
4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karier siswa.
b. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan potensi, bakat dan minat siswa masing-masing.
2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela oleh siswa.
3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam
suasana yang disukai dan menggembirakan siswa.
4) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
membangun semangat siswa untuk bekerja dengan baik dan
berhasil.
5) Kemanfaatan social, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

Diperkuat oleh Chotimah (2002) yang mengemukakan bahwa prinsip


yang diperhatikan dalam kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
a. Merupakan kegiatan yang bervariasi.
b. Mendapat dukungan dari sekolah sebagai bagian dari pengajaran.
c. Berlangsung selama jam sekolah di bawah yurisdiksi sekolah.

7
d. Mendorong partisipasi setiap siswa dalam berbagai kegiatan.
e. Hindari pengeluaran bagi setiap anak.
f. Member dukungan tanpa memperdulikan keberhasilan yang dicapai.
g. Semua program yang dievaluasi secara berbeda, guru menentukan
kegiatan tersebut masih akan diberikan atau tidak.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014


tentang kegiatan ekstarkurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan
dengan prinsip:
(1) Partisipasi aktif yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut
keikutsertaan siswa secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan
masing-masing.
(2) Menyenangkan yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
dalam suasana yang menggembirakan bagi siswa.

3. Mekanisme kegiatan ekstrakuriler


Berdasarkan Permendikbud 62 Tahun 2014 kegiatan ekstrakurikuler
pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebutkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dilaksanakan melalui mekanisme sebagai
berikut:
a. Pengembangan
Kegiatan ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi kegiatan
ekstrakurikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Dalam
kurikulum 2013 pendidikan kepramukaan merupakan ekstrakurikuler
wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
diperuntukkan bagi siswa SD/MI, SMP/MTS, dan SMK/MAK.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan bagi siswa sesuai bakat dan minat. Pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan dapat dilakukan
melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam

8
penyelenggaraan kegiatan ektrakurikuler; (2) identifikasi kebutuhan,
potensi, dan minat siswa; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang
diselenggaraka; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan siswa
atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun program kegiatan ekstrakurikuler.
Satuan pendidikan wajib menyusun program kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari rencana kerja sekolah.
Program kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
dikembangkan dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya
bersama yang tersedia pada gugus/klaster sekolah. Penggunaannya
difasilitasi oleh pemerintahan provinsi atau pemerintahan
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Program
kegiatan ekstrakurikuler disosialisasikan kepada siswa dan orang
tua/wali pada setiap awal tahun pelajaran. Sistematika program
kegiatan ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat: (1) rasional
dan tujuan umum; (2) deskripsi setiap kegiatan ekstrakurikuler; (3)
pengelolaan; (4) pendanaan; (5) evaluasi.

b. Pelaksanaan
Penjadwalan kegiatan ekstrakurikuler pilihan dirancang di awal tahun
pelajaran oleh Pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal
kegiatan ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan
kegiatan intra dan kokurikuler.

c. Penilaian
Kinerja siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler perlu mendapat
penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya
meliputi proses dan pencapaian kompetensi siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang dipilihnya.penilaian dilakukan secara kualitatif.

9
Siswa wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan
Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada
Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas
siswa. Bagi siswa yang belum mencapai nilai minimal perlu
mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.

d. Evaluasi
Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan hendaknya
mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang
belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan dapat
melakukan perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan
berikutnya.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam
mencapai tujuan pendidikan nasional memerlukan daya dukung
tertentu yang meliputi kebijakan, pembinaan dan sarana prasarana.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
62 Tahun 2014 disebutkan bahwa daya dukung pengembangan dan
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
a. Kebijakan satuan pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari satuan
pendidikan. Oleh karena itu, untuk mengembangan dan
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan kebijakan
satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan
dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik langsung
maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Pembina

10
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler harus didukung dengan
ketersediaan Pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama
dengan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan Pembina.
c. Ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
Sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, social
dan cultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses
pendidikan pada satuan pendidikan. selain itu unsure prasarana
seperti laha, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana
kesenian, serta prasarana lainnya.

B. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kegiatan pembinaan
kesiswaan. Sebagai pedoman pengembangan karakter siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan bagian dari pembinaan kesiswaan di
sekolah, pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39
Tahun 2008 jenis-jenis kegiatannya dituangkan ke dalam matrik sebagai
berikut.

Tabel 5.1 Jenis Kegiatan Pembinaan Kesiswaan


No Jenis Kegiatan Pembinaan Kesiswaan
1. Pembinaan keimanan a. Melaksanakan peribadatan sesuai denga
dan ketakwaan ketentuan agama masing-masing.
terhadap Tuhan Yang b. Memperingati hari-hari besar keagamaan.
Maha Esa antara lain: c. Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai
dengan norma agama.
d. Membina toleransi kehidupan antar umat
beragama.

11
e. Mengadakan kegiatan lomba yang
bernuansa keagamaan.
f. Mengembangkan dan memberdayakan
kegiatan keagamaan di sekolah.
2. Pembinaan budi a. Melaksanakan tata tertib dan kultur
pekerti luhur atau sekolah.
akhlak mulia, antara b. Melaksanakan gotong royong dan kerja
lain bakti (bakti social).
c. Melaksanakan norma-norma yang berlaku
dan tatakrama pergaulan.
d. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk
rela berkorban terhadap sesama.
e. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan
menghargai warga sekolah.
f. Melaksanakan kegiatan 7 K (keamanan,
kebersihan, ketertiban, keindahan,
kekeluargaan, kedamaian, dan
kerindangan)
3. Pembinaan a. Melaksanakan upacara bendera pada hari
kepribadian unggul, senin dan /hari sabtu, serta hari-hari
wawasan kebangsaan, nasional.
dan bela Negara, b. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars
antara lain: dan Hymne).
c. Melaksanakan kegiatan kepramukaan.
d. Mengunjungi dan mempelajari tempat-
tempat bernilai sejarah.
e. Mempelajari dan meneruskan nilai-nilai
luhur, kepeloporan, dan semangat
perjuangan para pahlawan.

12
f. Melaksanakan kegiatan bela Negara.
g. Menjaga dan menghormati symbol-simbol
dan lambang-lambang Negara.
4. Pembinaan prestasi a. Mengadakan lomba mata
akademik, seni pelajaran/program keahlian.
dan/atau olahraga b. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah.
sesuai bakat dan c. Mengikuti kegiatan workshop, seminar,
minat, antara lain: diskusi panel yang bernuansa ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d. Mengadakan studi banding dan kunjungan
(studi wisata) ke tempat-tempat sumber
belajar.
e. Mendesain dan memproduksi media
pembelajaran.
f. Mengadakan pameran karya inovatif dan
hasil penelitian.
g. Mengoptimalkan pemanfaatan
perpustakaan sekolah.
h. Membentuk klub sains, seni dan olahraga.
i. Menyelenggarakan festival dan lomba seni.
j. Menyelenggarakan lomba dan
pertandingan olahraga.
5. Pembinaan a. Memantapkan dan mengembangkan peran
demokrasi, hak asasi siswa di dalam Organisasi Intra Siswa
manusia, pendidikan Sekolah.
politik, lingkungan b. Sesuai dengan tugasnya masing-masing.
hidup, kepekaan dan c. Melaksanakan latihan kepemimpinan
toleransi social dalam siswa.
konteks masyarakat d. Melaksanakan kegiatan dengan prinsip

13
plural, antara lain: kejujuran, transparan, dan professional.
e. Melaksanakan kewajiban dan hak diri dan
orang lain dalam pergaulan masyarakat.
f. Melaksanakan kegiatan kelompok belajar,
diskusi, debat dan pidato.
g. Melaksanakan kegiatan orientasi siswa
baru yang bersifat akademik dan
pengenalan lingkungan tanpa kekerasan.
h. Melaksanakan penghijauan dan
perindangan lingkungan sekolah.
6. Pembinaan a. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan
kreativitas, dalam menciptakan suatau barang menjadi
keterampilan dan lebih berguna.
kewirausahaan, b. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan
antara lain: di bidang barang dan jasa.
c. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan
unit produksi.
d. Melaksanakan praktek kerja
nyata/pengalam kerja lapangan/praktek
kerja industry.
e. Meningkatkan kemampuan keterampilan
siswa melalui sertifikasi kompetensi siswa
berkebutuhan khusus.
7. Pembinaan kualitas a. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan
jasmani, kesehatan sehat.
dan gizi berbasis b. Melaksanakn usaha jesahatan sekolah.
sumber gizi yang c. Melaksanakan pencegahan
terdiversifikasi, penyalahgunaan narkotika, psikotropika,
antara lain: zat adiktif (nerkoba), minuman keras,

14
merokok, dan HIV AIDS.
d. Meningkatkan kesehatan reproduksi
remaja.
e. Melaksanakan hidup aktif.
f. Melakukan diversifikasi pangan.
g. Melaksanakan pengamanan jajan anak
sekolah.
8. Pembinaan sastra dan a. Mengembangkan wawasan dan
budaya, antara lain: keterampilan siswa di bidang sastra.
b. Menyelenggarakan festival/lomba, sastra
dan budaya.
c. Meningkatkan daya cipta sastra.
d. Meningkatkan apresiasi budaya.
9. Pembinaan teknologi a. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
informasi dan Komunikasi untuk memfasilitasi kegiatan
komunikasi (TIK), pembelajaran.
antara lain: b. Menjadikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai wahana kreativitas
dan inovasi.
c. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk meningkatkan integritas
kebangsaan.
10. Pembinaan a. Melaksanakan lomba debat dan pidato.
komunikasi dalam b. Melaksanakan lomba menulis dan
bahasa inggris, antara korespondensi.
lain: c. Melaksanakan kegiatan English Day.
d. Melaksanakan kegiatan bercerita dalam
bahasa inggris (story telling).
e. Melaksanakan lomba puzzles
words/scrabble.
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008

Menurut Suryosubroto (2009: 290) dari buku Saripudi, D. & Komalasari, K.


(2017) menyebutkan jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut: a)
Lomba Karya Ilmiah Pengetahuan Remaja (LKIPR); b) Pramuka; c)
PMR/UKS; d) Koperasi sekolah; e) Olahraga prestasi; f) Kesenian

15
tradisional/modern; g) Cinta Alam dan lingkungan hidup; h) Peringatan hari-
hari besar; i) Jurnalistik; j) PKS.
Sementara itu, bentuk kegiatan ekstrakurikuler menurut Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 62 Tahun 2014 dapat berupa:
1. Krida, misalnya: kepramukaan, latihan kepemimpinan siswa, Palang
Merah Remaja, Usaha Kesehatan Sekolah, Pasukan Pengibar Bendera,
dan lainnya;
2. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja, kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;
3. Olah bakat-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan bakat
olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi
informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
4. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis
al-qur’an retreat; dan lainnya

Berdasarkan hasil penelitian penulis, jenis dan bentuk kegiatan


ekstrakurikuler dengan karakter dominan yang dikembangkan melalui
beragam kegiatan ekstrakurikuler dapat digambarkan dalam table berikut:

Table karakter dominan yang dikembangkan melalui ekstrakurikuler


No Jenis Bentuk Karakter dominan
Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler yang dikembangkan
1 Krida 1. Kepramukaan Semangat kebangsaan,
2. Latihan cinta tanah air, disiplin,
kepemimpinan peduli social, peduli
siswa lingkungan,
3. Palang Merah kesederhanaan,
Remaja (PMR) demokratis, tanggung
4. Usaha Kesehatan jawab.

16
Sekolah
5. Pasukan Pengibar
Bendera
6. Polisi Keamanan
Sekolah, dan
lainnya
2 Karya ilmiah 1. Kegiatan Ilmiah Kerja keras, kreatif,
Remaja mandiri, rasa ingin tahu,
2. Kegiatan gemar membaca, cinta
penguasaan ilmu menghargai
keilmuan dan prestasi, tanggung jawab
kemapuan dan komunikatif.
akademik, missal
English Club, Sains
Club, Social
Science Club.
3. Penelitian
3 Latihan olah 1. Pengembangan Disiplin, kerja keras,
bakat latihan bakat olahraga menghargai prestasi,
olah minat 2. Seni dan budaya tanggung jawab, peduli
3. Pecinta alam lingkungan, cinta damai,
4. Jurnalistik bersahabat, dan
5. Teater komunikatif.
6. Teknologi
informasi dan
komunikasi
7. Rekayasa
4 Keagamaan 1. Pesantren kilat Religious, jujur,
2. Ceramah toleransi, mandiri, dan

17
keagamaan cinta damai.
3. Baca tulis Al-qur’an
4. Retreat
5 Kegiatan lainnya 1. Seminar Rasa ingin tahu, gemar
2. Pelatihan membaca, dan cinta
ilmu.
Sumber: Komalasari dkk (2014b)

C. Integrasi Living Values Education dalam Ekstrakurikuler Pramuka


Ekstrakurikuler yang digali lebih lanjut dalam penelitian ini adalah
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah. Gerakan pramuka ini menjadi
ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan di setiap sekolah dalam rangka
mengimplementasikan kurikulum 2013. Hal ini menjadi perhatian peneliti
dalam perbaikan model yang diusung sebagai bahan masukan dalam
mengintegrasikan model Living Values Education dalam kegiatan
kepramukaan.
Gerakan pramuka adalah organisasi pendidikan kepramukaan yang
membina kaum muda guna mengembangkan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga menjadi manusia yang sehat,
terampil, berwatak, berkepribadian dan berakhlak mulia. Gerakan pramuka
dalam proses menyelenggarakan pendidikan kepramukaan berdasarkan
system Among dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan yang disesuaikan dengan keadaan, perkembangan bangsa dan
masyarakat Indonesia.
Model Living Values Education merupakan model yang dirancang untuk
pengembangan karakter siswa sehingga sangat tepat untuk diintegrasikan ke
dalam ekstrakurikuler pramuka yang memiliki kesamaan tujuan dimana
kegiatan pramuka bertujuan untuk membentuk individu agar memiliki
kepribadian yang beriman, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum,

18
disiplin, menjungjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki
kecapakan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta
melestarikan lingkungan hidup.
Gambaran integrasi living values education dalam ekstrakurikuler
pramuka yang meliputi integrasi dalam menteri kepramukaan, bentuk
kegiatan, dan penerapan prinsip-prinsip living values education dipetakan
dalam tabel berikut ini:

Tabel indicator kegiatan ekstrakurikuler pramuka berbasis living values


education
Aspek Indicator Sub Indicator
Kegiatan General 1. Kegiatan keagamaan
Activity/kegiatan 2. Kegiatan upacara dan apel
umum 3. Kegiatan olahraga
4. Kurve/camp clean (pembinaan
kebersihan)
5. Pentas seni
6. Forum penegak
7. Dinamika kelompok
Outbond/character 1. Leadership
activity 2. Kekompakan
3. Kerjasama
4. Inovatif
5. Rekreatif
6. Petualangan
Lomba 1. Lomba keterampilan pramuka
2. Lomba kreativitas seni
Perkemahan 1. Mengikuti kegiatan perkemahan

19
2. Berpartisipasi aktif dalam berbagai
kegiatan di dalam perkemahan
Prinsip Refleksi internal 1. Siswa membayangkan sebuah
Living dunia yang diharapkan.
Values 2. Siswa melakukan visualisasi
Education terhadap nilai yang ingin digali.
3. Siswa memiliki kesempatan untuk
menciptakan pengalaman mereka
sendiri.
4. Siswa memikirkan ide dan
gagasan mereka sendiri.
5. Mengajak siswa untuk berpikir
dan merenungkan berbagai
pengalaman mereka yang
berkaitan dengan nilai-nilai.
Penerimaan Menggunakan literature/bahan
informasi bacaan, cerita dan informasi yang
bersifat positif sebagai sumber belajar.
Eksplorasi nilai-nilai Siswa menggali atau mengeksplorasi
dalam kehidupan nilai-nilai dari kehidupan nyaa dengan
nyata menggunakan games/permainan,
situasi nyata, berita atau persoalan
tertentu dalam belajar.
Dimulai dengan 1. Memulai sebuah pelajaran tentang
stimulasi nilai nilai tertentu dengan aktivitas
sehingga relevansi membayangkan dan
dan pemaknaannya menghubungkannya dengan
dapat tercapai perasaan, pikiran dan pengalaman
siswa sendiri.

20
2. Siswa dapat mendefinisikan
makna nilai tertentu menurut
mereka sendiri.
Diskusi 1. Menciptakan sebuah ruang yang
terbuka, hormat, serta saling
menghargai diantara siswa.
2. Mengembangkan empati sebagai
pembicaraan dan pendengar yang
dapat berganti peran.
Eksplorasi ide dan 1. Pembentukan grup kecil untuk
gagasan melakukan berbagai kegiatan
penggalian ide dan gagasan nilai
melalui seni, penulisan kreatif atau
drama.
2. Kegiatan mind mapping tentang
nilai dan anti nilai.
3. Menggali lebih dalam isu-isu yang
berkenaan dengan nilai kehidupan.
4. Memiliki teladan/figure panutan
dalam kehidupan nyata yang
mengamalkan nilai-nilai tersebut
secara konsisten.
Ekspresi kreatif 1. Siswa mengekspresikan ide,
gagasan maupun perasaan mereka
secara kreatif dan menggali nilai
mereka sendiri melalui
menggambar, melukis,
pertunjukan, tarian, music.
2. Siswa menyusun dan menulis

21
jurnal, menulis cerita kreatif dan
juga puisi. Cerpen, membuat
pantun jenaka, pantun nasihat, dan
syair.
Pengembangan 1. Memahami berbagai dampak dari
keterampilan perilaku dan berbagai pilihan yang
personal, social, dan diambil.
emosional. 2. Memiliki keterampilan dalam
pengambilan keputusan yang
berbasis kesadaran social.
3. Kemampuan relaksasi/pemusatan
perhatian.
4. Kemampuan untuk mengontrol
emosi dan mengurangi stress.
5. Membangun pemahaman tentang
berbagai kualitas positif individu
dan penguatan positif terhadap
diri.
6. Focus pada tujuan serta
bertanggung jawab terhadap
pilihan dan tindakan yang telah
diambil.
7. Pemahaman terhadap peran
berbagai emosi, seperti rasa takut,
rasa marah, dan konsekuensinya
terhadap hubungan individu
dengan orang lain.
8. Latihan menyelesaikan suatu
konflik dalam resolusi konflik,

22
latihan berkomunikasi positif.
9. Menekankan pada kerja sama dan
bahu membahu menyelesaikan
suatu tugas.
Transfer of learning 1. Keterampilan mengaplikasikan
mengintegrasikan nilai dalam kehidupan sehari-hari
nilai-nilai dalam di lingkungan keluarga.
kehidupan nyata. 2. Keterampilan mengaplikasikan
nilai dalam kehidupan sehari-hari
di lingkungan sekolah.
3. Keterampilan mengaplikasikan
nilai dalam kehidupan sehari-hari
di lingkungan masyarakat.
Sumber: Komalasari dkk (2014a; 2014b)

Deskripsi model integrasi LVE dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka


dilakukan melalui komponen materi dan metode kegiatan pramukan sebagai
berikut:
1. Materi
Materi dalam kegiatan pramuka mencakup wawasan kepramukaan yang
dirancang dengan bobot yang berbeda di mana aktivitas materi sebanyak
40% dan aktivitas praktik 60% sehingga bobot praktek yang
dikembangkan lebih banyak dibandingkan bobot materi. Wawasan
kepramukaan yang dipelajari di antaranya:
1) Pengertian, sifat dan fungsi kepramukaan
2) Sejarah kepramukaan di Indonesia dan dunia
3) Kepenegakan, dewan ambalan, musyawarah ambalan
4) Tata upacara penegak
5) Kode kehormatan kepramukaan dan lambang gerakan kepramukaan

23
6) Kesakaan/peminatan
7) Teknik kepramukaan
8) Nilai-nilai kehidupan dalam pramuka

2. Metode
Metode kegiatan dalam kepramukaan diantaranya a) permainan; b)
ceramah; c) diskusi; d) demonstrasi; e) simulasi; f) studi kasus; g)
penugasan. Metode tersebut dikembangkan dengan mengarah pada sifat
kegiatan kepramukaan yang edukatif, produktif, kreatif, rekreatif,
inovatif, dan petualangan.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Esktrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam
pelajaran yang dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah, dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan, menambah wawasan siswa dan
membantu siswa dalam mengembangkan potensi, bakat, minat secara
optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dilaksanakan melalui mekanisme, yaitu
pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan evaluasi. Adapun jenis-jenis
kegiatan ekstrakuriler seperti, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Pramuka, PMR,
kesenian, Paskibra, Jurnalistik dan lain sebagainya.
Ektrakurikuler pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang wajib
dilaksanakan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Model Living
Values Education merupakan model yang dirancang untuk pengembangan
karakter siswa sehingga sangat tepat untuk diintegrasikan ke dalam
ekstrakurikuler pramuka yang memiliki kesamaan tujuan dimana kegiatan
pramuka bertujuan untuk membentuk individu agar memiliki kepribadian
yang beriman, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan
menjungjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa

B. Saran
Dalam pengembangan Living Values Education ini sangat baik untuk
dikembangkan terhadap ekstrakurikuler kedepannya, diharapkan disetiap
sekolah tidak dimulai dari SMP atau SMA saja akan tetapi lebih baik pula
dikembangkan sejak anak duduk dibangku SD. Tujuannya agar mereka lebih
berkembag dalam aspek sikap dan mental kedepannya, akan menjadi tolak
ukur bahasa yang berintegrasi dengan Negara.

25
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, I. 2009. Pengaruh Pengembangan Budaya Kewarganegaraan


melalui Ekstrakurikuler terhadap Pengembangan Sikap Patriotisme Siswa.
Tesis. Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Budimansyah, D. 2008. Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan melalui Praktik Belajar Kewarganegaraan (Priject Citizen),
Jurnal Acta Civicus, 1 (2): 179-198.
Burrup, P.E. 1967. The Teacher and the Public School System. New York:
Harper & Row Publisher.
Chotimah, U. 2002. Pengembangan Nilai-nilai Moral Pancasila dalam
Pengajaran PPKN di SMUN Kotamadya Bandung, Studi Naturalistik pada satu
SMU dalam Kegiatan Kehidupan Keluarga Siswa. Tesis. Sekolah Pascasarjana,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Petunjuk Teknis Kegiatan
Ekstrakurikuler di Bidang Kepramukaan di Sekolah. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Kesiswaan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Diri.
Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.
Hadiyanto. 2000. Iklim Sekolah, Iklim Kelas: Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sahertian. 1985. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Saripudin, D. & Komalasari, K. 2017. Pendidikan Karakter: Konsep dan
Aplikasi Living Values Education. Bandung: PT. Refika Aditama.
Suyosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoretis dan
Permasalahannya. Jakarta: Rajawali Pers.

26

Anda mungkin juga menyukai