PENDAHULUAN
Maka dengan adanya visi dan misi tersebut Puskesmas Gantung mempunyai suatu
tujuan yaitu “Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Meningkatkan
Derajat Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Gantung.”
Puskesmas Gantung mempunyai sarana kesehatan antara lain yaitu Poskesde dan
Posyandu. Jumlah Poskesdes di wilayah kerja puskesmas Gantung yaitu sebanyak 9
(sembilan) Poskesdes, yang terdapat di Desa Selinsing sebanyak 2, di Desa Lenggang
sebanyak 1, di Desa Gantung sebanyak 1, di Desa Batu Penyu sebanyak 2, di Desa
Jangkar Asam sebanyak 1, di Desa Limbongan sebanyak 1, di Desa Lilangan sebanyak
1. Sedangkan Jumpah Posyandu di wilayah kerja puskesmas Gantung yaitu sebanyak
23 (dua puluh tiga) Posyandu, yang terdapat di Desa Selinsing sebanyak 6, di Desa
Lenggang sebanyak 4, di Desa Gantung sebanyak 3, di Desa Batu Penyu sebanyak 4,
di Desa Jangkar Asam sebanyak 1, di Desa Limbongan sebanyak 1, di Desa Lilangan
sebanyak 4. Poskesdes dan Posyandu tersebut seluruh nya masih aktif berjalan.
Puskesmas Gantung mempunyi tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum
sebanyak 2 orang, dokter gigi sebanyak 1 orang, perawat sebanyak 25 orang, bidan
sebanyak 18 orang, perawat gigi 1 orang, tenaga kefarmasian 1 orang, tenaga
sanitarian 1 orang, dan gizi sebanyak 1 orang.
BAB II
a. Akuntabilitas
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
3) Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja
maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang
jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah rasa cinta, bangga, dan keterikatan batin yang melekat pada
diri seseorang terhadap negara dan bangsanya yang ditunjukkan melalui sikap dan
kontribusi yang nyata sesuai bidang yang digelutinya. Indonesia mengaku jika
berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu. Hal ini menandakan bahwa
bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat dan menjunjung tinggi nilai nasionalisme.
Nilai-nilai dasar dari Nasionalisme antara lain yaitu :
1) Implementasi nilai-nilai pancasila.
2) Berorientasi tinggi.
3) Menjunjung tinggi nilai kebenaran, keadilan, tidak korupsi, transparansi, akuntabel
dan masyarakat luas.
4) Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas.
5) Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
6) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik (profesional, berintegrasi tinggi).
7) ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
Nasionalisme juga dilandasi oleh tugas dan kewajiban ASN, yaitu:
1) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik (profesional, berintegrasi tinggi).
2) ASN sebagai pelayan publik;
3) ASN segai perekat dan pemersatu bangsa
4) ASN sebagai pelaksana kebijakan publik Berorientasi tinggi.
5) Menjunjung tinggi nilai kebenaran, keadilan, tidak korupsi, transparansi, akuntabel
dan masyarakat luas.
6) Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas.
7) Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
c. Etika publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
d. Anti korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan
tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang