Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang ringkasan penerapan teknik


relaksasi napas dalam terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post
op appendisitis yang dilakukan pada Tn.F dan Tn.S dengan diagnosa
medis Post Op Appendisitis RS Tk. II Pelamonia Makassar pada tangal
15 Juni 2019 sampai 17 Juni 2019 dengan menggunakan metode
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
A. Hasil studi kasus
1. Partisipan 1
Dari pengkajian yang dilakukan pada Tn F tanggal 16 Juni
2019 pukul 18.15 WITA, data yang diperoleh dengan observasi,
pemeriksaan fisik, catatan medis dan catatan perawat didapatkan
hasil, pasien yang bernama Tn.F umur 38 tahun, beragama Islam,
pendidikan terakhir SMA dengan pekerjaan TNI-AD dan beralamat
di KODIM 1801 Manokoari Brawijaya Papua Barat nomor rekam
medik 620401. Dengan diagnosa medis Post Op Appendisiti hari
ke-2.
Saat dilakukan pengkajian didapatkan Tn. F mengatakan
merasa nyeri seperti tersayat sayat sejak Post Op, nyeri dirasakan
pada daerah perut kuadran kanan bawah dan tidak menjalar,
muncul ketika efek obat telah berkurang, skala nyeri 5 (0-10),
faktor yang memperberat jika beraktivitas dan memperingan jika
beristirahat, nyeri dirasakan kurang lebih selama 10 menit.
Keluhan yang menyertai pasien mengatakan sulit untuk
beraktivitas dan sering terbangun dimalam hari serta semua
aktivitasnya dibantu oleh keluarga dan perawat. Pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya dan tidak
ada keluarga pasien yang menderita seperti penyakit pasien.
Kebiasaan sehari-hari pasien mengatakan berolahraga
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil
pemeriksaan fisik, Inspeksi : wajah pasien tampak meringis,
terdapat luka bekas operasi dibagian perut kudrat kanan bawah
dengan panjang luka ± 10 cm, pasien tampak lemah. Palpasi :
terdapat nyeri tekan disekitar bekas operasi. Perkusi : tympani,
dan auskultasi : bising usus 12 x/menit. Tanda-tanda Vital,
tekanan darah120/80 mmHg, respirasi 20 x/menit, nadi 88 x/menit,
suhu 36°C.
Dari hasil pengkajian tersebut dirumuskan masalah
keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri). Adapun
rencana tindakan keperawatan yaitu manajemen nyeri dari
beberapa rencana tindakan keperawatan yang direncanakan,
peneliti berfokus di satu tindakan keperawatan yaitu tindakan
tehnik relaksasi napas dalam.
2. Partisipasi 2
Dari pengkajian yang dilakukan pada Tn S tanggal 16 Juni
2019 pukul 18.30 WITA, data yang diperoleh dengan observasi,
pemeriksaan fisik, catatan medis dan catatan perawat didapatkan
hasil, pasien yang bernama Tn S umur 36 tahun, beragama Islam,
pendidikan terakhir SMA dengan pekerjaan Pemadam kebakaran
dan beralamat Jl. Kajoalalido, nomor rekam medik 631557.
Dengan diagnosa medis Post Op Appendisiti hari ke-2
Saat dilakukan pengkajian didapatkan Tn. S mengatakan
merasa nyeri seperti tersayat sayat sejak Post Op, nyeri dirasakan
pada daerah perut kuadran kanan bawah dan tidak menjalar,
pasien mengatakan nyeri muncul ketika efek obat telah berkurang,
skala nyeri 5 (0-10), faktor yang memperberat jika beraktivitas dan
memperingan jika beristirahat. Keluhan yang menyertai Pasien
mengatakan sulit untuk beraktivitas dan sering terbangun dimalam
hari serta semua aktivitasnya dibantu oleh keluarga dan perawat.
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya
dan tidak ada keluarga pasien yang menderita seperti penyakit
pasien.
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil
pemeriksaan fisik, Inspeksi : wajah pasien tampak meringis,
terdapat luka bekas operasi dibagian perut kudrat kanan bawah
dengan panjang luka ± 10 cm, pasien tampak lemah dan aktivitas
pasien tampak dibantu oleh keluarga dan perawat. Palpasi :
terdapat nyeri tekan disekitar bekas operasi. Perkusi : tympani,
dan auskultasi : bising usus 12 x/menit. Tanda-tanda Vital,
tekanan darah120/80 mmHg, respirasi 20 x/menit, nadi 84 x/menit,
suhu 36°C.
Dari hasil pengkajian tersebut dirumuskan masalah
keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri). Adapun
rencana tindakan keperawatan yaitu manajemen nyerfi dari
beberapa rencana tindakan keperawatan yang direncanakan,
peneliti berfokus di satu tindakan keperawatan yaitu tindakan
tehnik relaksasi napas dalam.
B. Gambaran Penerapan Teknik Relaksasi Napas Dalam Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post Op Appendisitis
1. Partisipan 1 Tn. F
Hasil pengkajian awal yang dilakukan sebelum penerapan
teknik relaksasi napas dalam dilakukan pada hari Minggu 16 Juni
2019 jam 18.15 WITA pada Tn. F skala nyeri pasien 5 (0-10) dan
pasien belum mengetahui jenis tindakan yang harus dilakukan jika
nyerinya muncul dan bagaimana cara melakukan tehnik relaksasi
napas dalam untuk mengurangi nyeri post operasi.
Pada jam 19.00 WITA melakukan Penerapan Tehnik
relaksasi napas dalam terhadap penurunan skala nyeri. Sebelum
pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital dimana TD : 120/80 mmHg Nadi : 84x/m sedangkan
nyeri klien dengan skala 5 (0-10). Dalam pelaksanaan tindakan
tehnik relaksasi napas dalam terlebih dahulu mengatur posisi
pasien dengan posisi yang dirasakan nyaman oleh pasien (posisi
semi fowler). Kemudian menganjurkan pasien dalam keadaan
rileks dengan mata di tutup agar pasien dapat berkonsentrasi
dengan tindakan tehnik relaksasi tersebut. Setelah itu,
menganjurkan pasien melakukan tehnik relaksasi napas dalam
sebanyak 3 kali dengan interval waktu <15 detik. Setelah
diajarkan tindakan tehnik relaksasi pasien dapat melakukannya
secara mandiri seperti prosedur sebelumnya sebanyak tiga kali..
Pada jam 19.10 WITA dilakukan evalusi kembali, dimana sebelum
dilakukan teknik relaksasi napas dalam, skala nyeri pasien 5 (0-
10) dan tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, Nadi : 88x/m.
Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam selama 10 menit,
kemudian dilakukan kembali pengukuran dan penilaian skala nyeri
ulang yaitu skala nyeri klien 4 (0-10) dan pasien merasa nyaman
setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam.
Pada hari kedua jam 07.00 WITA melakukan Penerapan
Tehnik relaksasi napas dalam terhadap penurunan skala nyeri.
Sebelum pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital dimana TD : 120/80 mmHg Nadi : 84x/m
sedangkan nyeri klien dengan skala 4 (0-10). Dalam pelaksanaan
tindakan tehnik relaksasi napas dalam terlebih dahulu mengatur
posisi pasien dengan posisi yang dirasakan nyaman oleh pasien
(posisi semi fowler). Kemudian menganjurkan pasien dalam
keadaan rileks dengan mata di tutup agar pasien dapat
berkonsentrasi dengan tindakan tehnik relaksasi tersebut. Setelah
itu, menganjurkan pasien melakukan tehnik relaksasi napas dalam
sebanyak 3 kali dengan interval waktu 15 detik. Setelah diajarkan
tindakan tehnik relaksasi pasien dapat melakukannya secara
mandiri. Pada jam 07.10 WITA dilakukan evalusi kembali, dimana
sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam, skala nyeri
pasien 4 (0-10) dan tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, Nadi :
88x/m. Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam selama 10
menit, kemudian dilakukan kembali pengukuran dan penilaian
skala nyeri ulang yaitu skala nyeri klien 4 (0-10) dan pasien
merasa nyaman setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam.,
kemudian dilakukan kembali penilaian skala nyeri yaitu 3 (0-10).
Tn.F mengatakan rasa nyeri yang dirasakan telah berkurang dari
sebelumnya.
2. Pasien Tn.S
Hasil pengkajian awal yang dilakukan sebelum penerapan
teknik relaksasi napas dalam dilakukan pada hari Minggu 16 Juni
2019 jam 18.15 WITA pada Tn. S skala nyeri pasien 5 (0-10) dan
pasien belum mengetahui jenis tindakan yang harus dilakukan jika
nyerinya muncul dan bagaimana cara melakukan tehnik relaksasi
napas dalam untuk mengurangi nyeri post operasi.
Pada jam 19.20 WITA melakukan Penerapan Tehnik
relaksasi napas dalam terhadap penurunan skala nyeri. Sebelum
pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital dimana TD : 120/80 mmHg, Nadi :84x/m, sedangkan
nyeri klien dengan skala 5 (0-10). Dalam pelaksanaan tindakan
tehnik relaksasi napas dalam terlebih dahulu mengatur posisi
pasien dengan posisi yang dirasakan nyaman oleh pasien (posisi
semi fowler). Kemudian menganjurkan pasien dalam keadaan
rileks dengan mata di tutup agar pasien dapat berkonsentrasi
dengan tindakan tehnik relaksasi tersebut. Setelah itu,
menganjurkan pasien melakukan tehnik relaksasi napas dalam
sebanyak 3 kali dengan interval waktu 15 detik, pasien
mengatakan merasa sedikit nyeri saat menarik napas. Setelah
diajarkan tindakan tehnik relaksasi pasien dapat melakukannya
secara mandiri seperti prosedur sebelumnya sebanyak tiga kali.
Pada jam 19.30 WITA dilakukan evalusi kembali, dimana sebelum
dilakukan teknik relaksasi napas dalam, skala nyeri pasien 5 (0-
10) dan tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, Nadi : 84 x/m.
Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam selama 10 menit,
kemudian dilakukan kembali pengukuran dan penilaian skala nyeri
ulang yaitu skala nyeri klien 4 (0-10) dan pasien merasa nyaman
setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam.Pada jam 19.30
WITA dilakukan evalusi kembali, dimana sebelum dilakukan teknik
relaksasi napas dalam, skala nyeri yang dirasakan pasien 5 (0-
10). Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam selama 10
menit, kemudian dilakukan kembali penilaian skala nyeri yaitu 4
(0-10).
Pada hari kedua jam 07.20 WITA melakukan Penerapan
Tehnik relaksasi napas dalam terhadap penurunan skala nyeri.
Sebelum pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital dimana TD : 120/80 mmHg, Nadi : 100 x/m,
sedangkan nyeri klien dengan skala 4 (0-10). Dalam pelaksanaan
tindakan tehnik relaksasi napas dalam terlebih dahulu mengatur
posisi pasien dengan posisi yang dirasakan nyaman oleh pasien
(posisi semi fowler). Kemudian menganjurkan pasien dalam
keadaan rileks dengan mata di tutup agar pasien dapat
berkonsentrasi dengan tindakan tehnik relaksasi tersebut. Setelah
itu, menganjurkan pasien melakukan tehnik relaksasi napas dalam
sebanyak 3 kali dengan interval waktu 15 detikt, pasien
mengatakan merasa nyaman saat menarik napas. Setelah
diajarkan tindakan tehnik relaksasi pasien dapat melakukannya
secara mandiri seperti prosedur sebelumnya sebanyak tiga
kali.Pada jam 07.30 WITA dilakukan evalusi kembali, dimana
sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam, skala nyeri
pasien 4 (0-10) dan tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, Nadi :
84 x/m. Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam selama 10
menit, kemudian dilakukan kembali pengukuran dan penilaian
skala nyeri ulang yaitu skala nyeri klien 3 (0-10) dan pasien
merasa nyaman dan mengatakan rasa nyeri yang dirasakan telah
berkurang dari sebelumnya.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan oleh
peneliti di Rumah Sakit Tk.II Pelamonia Makassar pada 2 partisipan
yang berjenis kelamin laki-laki yaitu Tn.F dengan umur 38 tahun
dan Tn.S dengan umur 36 tahun dengan diagnosa medis post op
appendisitis.
Dari studi kasus tersebut, saat dilakukan pengkajian pada
Tn.F dan Tn.S tidak ditemukan kesenjangan. Namun selama
penerapan tindakan keperawatan tehnik relaksasi napas dalam
pada hari I ditemukan beberapa kesenjangan diantaranya Tn.
Mengeluh sedikit nyeri saat menarik napas sedangkan Tn. F tidak
(0-10). Berdasarkan hasil studi kasus ini didapatkan bahwa teknik
relaksasi napas dalam mampu menurunkan intensitas nyeri pada
pasien post op appendicitis. jelaskan alasannya kenapa pasien
mengeluh nyeri saat menarik napas ?
Hal ini sejalan dengan penelitian menurut Sirintawat (2013)
bahwa skala nyeri Numeric terdiri atas skala ringan (1-3), skala
nyeri sedang (4-6) dan skala nyeri berat (7-10). Cari teori factor
yang meningkatkan nyeri pada pasien post op.
Hal ini sejalan dengan penelitian menurut Wirya dan Sari
(2011) bahwa ada pengaruh pemberian teknik relaksasi napas
dalam yang signifikan terhadap penurunan skala nyeri pada pasien
post appendiktomi. Tidak berhubungan dengan kesenjangan yg
dibahas
Hal ini juga sejalan dengan pendapat menurut Zees (2012)
bahwa ada pengaruh teknik relaksasi napas dalam terhadap
respon adaptasi nyeri pada pasien post Appendiktomi.
Pada pelaksanaan tindakan tehnik relaksasi napas dalam hari
II pada Tn… Tn. … ditemukan kesenjangan atau tidak………….
Jelaskan alasannya kika terjasi kesenjangan beserta dengan
teorinya
Pada pelaksanaan tindakan tehnik relaksasi napas dalam hari
III pada Tn… Tn. … ditemukan kesenjangan atau tidak………….
Jelaskan alasannya kika terjasi kesenjangan beserta dengan
teorinya
Evaluasi hari 1
Evaluasi hari 2
Evaluasi hari 3
D. Keterbatasan
Hal yang menjadi hambatan bagi peneliti adalah sulitnya
menemukan partisipan yang siap dijadikan sampel dalam penelitian
yang dilaksanakan selama tiga hari.
Tabel Observasi Nyeri Partisipan 1

Pemeriksaan Nyeri
No Hari/Tanggal Variabel Keterangan
Pre Post
1 Minggu, 16 a. Provokatif/Paliatif a. Partisipan mengatakan nyeri akibat a. Partisipan mengatakan nyaman Relaksasi nafas
Juni 2019 post operasi yang semakin memberat setelah dilakukan tehnik relaksasi dalam dapat
jika beraktivitas. Nyeri berkurang jika nafas dalam menurunkan skala
partisipan beristirahat nyeri pada pasien
b. Qualitatif/Quantitatif b. Nyeri seperti tersayat-sayat yang b. nyeri berkurang post operasi.
terjadi sejak post operasi
c. Region/Radiasi c. Nyeri dirasakan pada daerah perut c. Nyeri dirasakan pada daerah perut
kuadran kanan bawah dan tidak kuadran kanan bawah dan tidak
menjalar menjalar
d. Skala/Severe d. Skala nyeri 5 (NRS 0-10) yang masih d. Skala nyeri 4 (NRS 0-10) yang masih
mempengaruhi aktivitas partisipan mempengaruhi aktivitas partisipan
e. Timing e. Nyeri dirasakan saat efek obat telah e. Nyeri dirasakan pada malam hari
berkurang (Akut) ketika dievaluasi kembali

2 Senin, 17 Juni a. Provokatif/Paliatif a. Partisipan mengatakan nyeri akibat a. Partisipan nyeri berkurang setelah Relaksasi nafas
2019 post operasi yang memberat jika dilakukan relaksasi nafas dalam dalam dapat
beraktivitas. Nyeri berkurang jika menurunkan skala
partisipan beristirahat nyeri pada pasien
b. Qualitatif/Quantitatif b. Nyeri seperti tersayat-sayat yang b. Nyeri berkurang post operasi.
terjadi sejak post operasi
c. Region/Radiasi c. Nyeri dirasakan pada daerah perut c. Nyeri dirasakan pada daerah perut
kuadran kanan bawah dan tidak kuadran kanan bawah dan tidak
menjalar menjalar
d. Skala/Severe d. Skala nyeri 4 (NRS 0-10) dan tidak d. Skala nyeri 3 (NRS 0-10) dan tidak
mempengaruhi aktivitas partisipan mempengaruhi aktivitas partisipan
e. Timing e. Nyeri dirasakan saat efek obat telah e. Nyeri dirasakan pada pagi hari
berkurang (Akut) setelah dievaluasi kembali
Tabel Observasi Nyeri Pada Partisipan 2
Pemeriksaan Nyeri
No Hari/Tanggal Variabel Keterangan
Pre Post
1 Minggu, 16 Juni a. Provokatif/Paliatif a. Partisipan mengatakan nyeri a. Partisipan mengatakan nyaman Relaksasi nafas
2019 diakibatkan post operasi yang setelah dilakukan tehnik relaksasi dalam dapat
memberat saat patisipan beraktivitas. nafas dalam menurunkan skala
Nyeri terasa ringan saat klien nyeri pada pasien
beristirahat post operasi.
b. Qualitatif/Quantitatif b. Nyeri dirasakan seperti tersayat-sayat b. nyeri berkurang
yang terjadi sejak post operasi
c. Region/Radiasi c. Nyeri dirasakan pada perut kuadran c. Nyeri dirasakan pada perut kuadran
kanan bawah dan tidak menjalar kanan bawah dan tidak menjalar
d. Skala/Severe d. Skala nyeri 5 (NRS 0-10) yang d. Skala nyeri 4 (NRS 0-10) yang masih
mempengaruhi aktivitas partisipan mempengaruhi aktivitas partisipan
e. Timing e. Nyeri dirasakan saat efek obat telah e. Nyeri dirasakan pada malam hari
berkurang (Akut) ketika dievaluasi kembali

2 Senin, 17 Juni a. Provokatif/Paliatif a. Partisipan mengatakan nyeri a. Partisipan nyeri berkurang setelah Relaksasi nafas
2019 diakibatkan post operasi yang dilakukan relaksasi nafas dalam dalam dapat
memberat saat patisipan beraktivitas. menurunkan skala
Nyeri terasa ringan saat klien nyeri pada pasien
beristirahat post operasi.
b. Qualitatif/Quantitatif b. Nyeri dirasakan seperti tersayat-sayat b. Nyeri berkurang
yang terjadi sejak post operasi
c. Region/Radiasi c. Nyeri dirasakan pada perut kuadran c. Nyeri dirasakan pada perut kuadran
kanan bawah dan tidak menjalar kanan bawah dan tidak menjalar
d. Skala/Severe d. Skala nyeri 4 (NRS 0-10) yang d. Skala nyeri 3 (NRS 0-10) dan tidak
mempengaruhi aktivitas partisipan mempengaruhi aktivitas partisipan
e. Timing e. Nyeri dirasakan saat efek obat telah e. Nyeri dirasakan pada pagi hari setelah
berkurang (Akut) dievaluasi kembali

Anda mungkin juga menyukai