Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk
memahami diri sendiri yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa
keingintahuan yang amat tinggi. Keingintahuan yang tinggi menyebabkan
para remaja tidak hanya diberikan siraman rohani saja yang berisi ajaran-
ajaran agama yang wajib dijalankan, akan tetapi mereka mampu mentelaah
serta mempelajari Islam sebagai pedoman hidupnya. Sehingga bisa memilah
dan memilih mana yang benar atau benar tidak, mana yang baik dan buruk.
Untuk itu remaja membutuhkan pedoman bagi hidupnya.
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia
mencakup seluruh kehidupan manusia. Di samping sebagai pedoman hidup,
Islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didakwahkan
dan memberikan pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya.
Sarana yang dapat dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama
tersebut antara lain melalui organisasi islam yang berfungsi memberikan
pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut. Kegiatan dari organisasi
islam tersebut bisa berupa pengajian dan dakwah-dakwah yang disampaikan
karena penyampaiannyapun sesuai dengan membentuk generasi muda
islami, yang ringan tapi tetap bemanfaat, santai tapi syarat dengan ilmu
pengetahuan. Berbagai kegiatan organisasi islam merupakan salah satu
proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama
sehingga para remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka
pelajari dalam realitas kehidupan sehari-hari.
Organisasi islam adalah salah satu wadah pembentuk jiwa dan
kepribadian yang agamis yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh
gerak aktivitas kehidupan umat Islam Indonesia, maka sudah selayaknya
kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami mendapat perhatian dan dukungan
2

dari masyarakat, sehingga tercipta insan-insan yang memiliki keseimbangan


antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam upaya menghadapi
perubahan zaman yang semakin global dan maju. Perubahan zaman tidak
sedikit memberikan efek negatif bagi remaja. Seperti banyaknya
penyalahgunaan internet, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Oleh karena
itu untuk mengimbangi kemajuan Iptek ini diperlukan bimbingan dan
tuntunan agar remaja tidak terlepas dari norma-norma dan aturan agama.
Tampaknya antusias remaja Islam di lingkungan Universitas
Siliwangi merupakan salah satu ekspresi dari usaha untuk mewadahi
generasi Islam di Dewan Kemakmuran Masjid Al- Muhajirin, sehingga
perkembangannya terarah dengan baik. Bertitik tolak dari masalah tersebut,
penulis tertarik untuk meneliti aktivitas di Dewan Kemakmuran Masjid Al-
muhajirin dalam pembentukan generasi muda islami di Universitas
Siliwangi Tasikmalaya Periode 2010-2011.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa latar belakang terbentuknya Dewan Kemakmuran Masjid?
2. Bagaimana manajemen organisasi Dewan Kemakmuran Masjid Al-
Muhajirin?
3. Bagaimana pengaruh manajemen Dewan Kemakmuran masjid Al-
Muhajirin terhadap pembentukan generasi muda islami di Universitas
Siliwangi?
C. Tujuan Makalah
Setiap kegiatan yang dilakukan secara terencana memiliki suatu
tujuan begitu pula dengan penilisan makalah ini. Makalah ini disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
1. untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Dewan Kemakmuran
Masjid;
2. untuk mengetahui manajemen organisasi Dewan Kemakmuran Masjid
Al- Muhajirin;
3

3. untuk mengetahui tentang pengaruh manajemen Dewan Kemakmuran


Masjid Al- Muhajirin terhadap pembentukan generasi muda islami di
Universitas Siliwangi.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini di susun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis makalah ini berguna memberi
sumbangan pikiran dalam upaya meningkatkan kemakmuran masjid.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana pembelajaran, penambah pengetahuan, dan
pengembangan ilmu;
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang kinerja dewan kemakmuran
masjid baik secara teoretis maupun secara praktis.
E. Prosedur Makalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode
referensi dan observasi. Maksudnya penulis memaparkan masalah yang
tertera dalam rumusan masalah dan tidak keluar dari kajia teoretis. Selain itu
dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan teknik analisis data.
Artinya penulis menganalisis pendapat para tokoh kemudian
mengembangkaanya.kemudian penulis juga menggunakan studi pustaka
artinya penulis mencari sumber makalah dari buku- buku yang berhubungan
dengan tema makalah dan judul makalah.
4

BAB II
PENGARUH MANAJEMEN DEWAN KEMAKMURAN MASJID
AL MUHAJIRIN DALAM MEMBENTUK GENERASI MUDA ISLAMI
DI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA PERIODE 2010-2011

A. Kajian Teoretis
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris, dari kata to manage yang
artinya mengurus, membimbing, dan mengawasi. Kata itu sendiri bersal
dari bahasa italia, yakni maneggio yang berarti pelaksanaan atau
pengurusan sesuatu, atau lebih tepat lagi “penanganan”sesuatu. Dalam
bahasa Arab, manajemen adalah usaha mencapai tujuan melalui kegiatan
orang lain yang melakukan oleh seorang pemimpin.
Pengertian yang lebih dalam dan pandangan yang luas, maka
dikemukakan beberapa teori dan pendapat serta pandangan para ahli
manajemen sebagai suatu bahan studi perbandingan. Mereka memberikan
batasan (definisi) berdasarkan keahlian dan pengalamnya yang telah
bertahun-tahun di bidang manajemen sehingga kita dapat memperoleh
daya guna manfaatnya di dalam memahami manajemen.
Menurut G.R Teery (2009:7) “Manajemen adalah usaha-usaha
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan
mempergunakan kegiatan orang lain”.
Menurut Albert Lepawsky (2009:7) “Manajemen adalah tenaga
atau kekuatan yang memimpin, memberi petunjuk dan membimbing suatu
organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang ditentukan terlebih dahulu”.
Menurut John D. Millett (2009:7) “Manajemen adalah proses
pembimbingan, pengarahan serta pemberian fasilitas kerja kepada orang-
orang yang diorganisir dalam kelompok-kelompok jurnal untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan”.
5

Menurut Dalton E.MC Farland (2009:7) “Manajemen adalah suatu


proses yang mana manajer sebagai mencipta, mengarahkan, memelaihara
dan melaksanakan tujuan organisasi melalui koordinasi dan kerjasama dari
usaha manusia”.

Menurut Peter F Drucker ( Hasibuan Malayu, 2004:5) Manajemen


harus memberikan arah dan jurusan kepada lembaga yang dikelolanya.
Ia harus memikirkan arah jurusan kepada lembaga yang dikelolanya. Ia
harus memkirkan secara tuntas misi lembaga itu, menetapkan sasaran-
sasarannya, dan mengorganisasi sumber- sumber daya untuk tujuan-
tujuan yang telah di gariskan oleh lembaga. Sesungguhnya manajemen
bertanggung jawab terhadap pengarahan visi serta sumber- sumber daya
kejurusan hasil- hasil yang paling besar dan efisien.
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu perpaduan ilmu pengetahuan dan seni yang
meupakan suatu proses sistematis, terkoordinasi dan kooperatif dalam
usaha- usaha memanfaatkan sumber daya manusia dalam sumber- sumber
lainnya dalam memahami mengapa dan bagaimana proses perencanaan
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian pengendalian anggota
organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
2. Langkah-langkah Manajemen
Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa fungsi manajemen
terdiri dari lima hal, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkordinasian, dan pengawasan. Berikut ini diuraikan secara sederhana
langkah-langkahnya yang harus dilakukan adalah :
a. perencanaan
Perencanaan adalah sebagai pedoman yang harus dipakai untuk
mengarahkan tujuan kemana kendaraan itu akan diarahkan. Dalam
semua kegiatan yang bersifat manajerial, fungsi perencanaan harus
dilakukan terlebih dahulu dari fungsi-fungsi lainnya. Bentuk-bentuk
perencanaan terdiri dari:
1) tujuan atau objective. Tujuan merupakan sararn kegiatan
yang dilakukan dan diusahakan yang harus dicapai dalam jangka
waktu tertentu;
6

2) kebijakan atau policy. Ia merupakan suatu pernyataan


atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam mengambil
keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan;
3) strategi, yang merupakan tindakan penyesuaian dari
rencana yang dibuat.
4) prosedur, merupakan rangkaian tindakan yang
dilaksanakan pada waktu yang akan datang, karena itu ia lebih
menitikberatkan pada suatu tindakan.
b. pengorganisasian
Organisasi selalu memiliki tiga komponen pokok, yaitu
pesonalia, fungsi, dan faktor-faktor fisik. Ketiganya merupakan sarana
untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Komponen-komponen
tersebut mengidentifikasi adanya tugas-tugas yang harus dilakukan,
orang yang akan melaksanakan tugas itu, dan adanya peralatan-
peralatan, baik berupa sarana maupun prasarana yang dapat digunakan
untuk melaksanakan tugas tersebut.
c. pengarahan
Merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan
yang mengikat bawahan untuk bersedia memahami dan
menyumbangkan tenaga dan pikirannya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam manajemen, pengarahan ini
bersifat sangat komplek karena disamping menyangkut orang
perorang, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari masing-masing
mereka. Karena itu, pengarahan yang disampaikan oleh pemimpin
harus berpedoman pada prinsip-prinsip berikut :
1. prinsip mengarah pada tujuan;
2. prinsip keharmonisan dan kesinambungan;
3. prinsip kesatuan komando.
d. pengkoordinasian
Adanya berbagai pendapat yang berbeda diantara masing-
masing angota dalam organisasi, pasti akan mempengaruhi keputusan
yang diambil. Dalam melakukan koordinasi harus ditetapkan prinsip-
prinsipnya. Koordinasi antar bagian dan antar individu di dalam suatu
organisasi akan dapat terlaksana bila diikuti dengan tiga prinsip
berikut:
7

1. prinsip kontak langsung


2. prinsip penekanan pada pentingnya koordinasi
3. hubungan timbal balik antara faktor-faktor yang ada.
e. pengawasan
Merupakan fungsi terakhir yang harus dilaksanakan dalam
manajemen, dengan cara itu akan dapat diketahui kesuksesan atau
kegagalan dari organisasi tersebut. Cara yang dilakukan dalam sistem
pengawasan adalah membandingkan segala sesuatu yang telah
dilakukan dengan standar tertentu atau dengan rencananya, serta
melakukan berbagai perbaikan bila terjadi penyimpangan. Pengawasan
harus dilakukan pada setiap tahapan untuk mempermudah perbaikan
apabila ada penyimpangan-penyimpangan.
3. Pengertian Dewan Kemakmuran Masjid
Dewan Kemakmuran Masjid terdiri dari tiga kata yaitu dewan,
kemakmuran dan masjid. Adapaun pengertian dari masing- masing kata
tersebut yaitu sebagai berikut. Dewan, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mengandung arti majelis atau badan yang terdiri atas
beberapa orang anggota yang pekerjaannya memberi nasihat, memutuskan
suatu hal, dan sebagainya dengan jalan berunding. Sedangkan
kemakmuran adalah sebuah kondisi dimana kebutuhan dasar kita telah
terpenuhi dan kita merasa puas akan hal tersebut.
Mesjid, secara bahasa, adalah tempat sujud. Adapun secara syar’i,
mesjid adalah tempat yang dipersiapkan untuk digunakan shalat lima
waktu secara berjamaah oleh kaum muslimin. Akan tetapi, terkadang
mesjid mempunyai arti yang lebih luas dari itu. Karenanya, tempat yang
dijadikan oleh seseorang di rumahnya untuk melaksanakan shalat sunnah
atau shalat wajib karena dia tidak mampu untuk shalat di mesjid, yang
orang-orang mendirikan shalat berjamaah di dalamnya, dinamakan mesjid
pula.Di antara dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari: 323
dan selainnya dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada
seorang pun sebelumku: aku dimenangkan dengan perasaan takut yang
menimpa musuhku dengan jarak sebulan perjalanan, bumi dijadikan
8

bagiku sebagai mesjid dan suci, siapa pun dari umatku yang menjumpai
waktu shalat maka shalatlah…”.
Jadi, Dewan Keluarga Masjid, atau Dewan Kemakmuran Masjid
(DKM), merupakan organisasi yang dikelola oleh jemaah muslim dalam
melangsungkan aktivitas di masjid. Setiap masjid yang terkelola dengan
baik memiliki DKM dengan strukturnya masing-masing. Secara umum,
pembagian kerjanya terbagi menjadi tiga yaitu Bidang 'Idarah
(administrasi manajemen masjid), Bidang 'Imarah (aktivitas
memakmurkan masjid) dan Bidang Ri'ayah (pemeliharaan fisik masjid).
4. Pengertian Generasi Muda
Generasi Muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian,
namun dari pengertian-pengertian generasi muda mengarah pada satu
maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa,
semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini
lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner.Bahkan
revolusi suatu bangsa itu biasanya didobrak oleh generasi mudanya.
Terlepas dari apakah pemuda itu perlu digolongkan berdasarkan umur atau
tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Mentri Pemuda dan Olah
raga Adiaksa Daud bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda itu
berdasarkan umur atau semangat.
Pelopor yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan
bangsa kearah yang lebih baik dan kepekaan terhadap realita social yang
ada di masyarakat, memang menjadi ciri utama yang melekat pada
pemuda.
Di setiap bangsa, peran pemuda ternyata tidak sedikit. Pemuda
menorehkan sejarah penting bagi negeri tersebut. Sebagai contoh gerakan-
gerakan mahasiswa di Indonesia yang pernah terjadi sejak pra
kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi. Yang mampu
menumbangkan rezim besar seperti Soekarno dan Soeharto, semua itu
diawali dari ide-ide segar dan semangat juang dari kaum muda yaitu
9

mahasiswa. Selain itu revolusi kuba yang dipelopori oleh Che Guevara
juga dari seorang pemuda.
Melihat contoh di atas dapat dilihat betapa besarnya pengaruh
generasi muda itu bagi perubahan suatu bengsa. Bahkan nasib bangsa ini
diletakkan di bahu generasi mudanya. Seperti yang dikatakan seorang anak
muda bernama Soe Hok Gie bahwa sudah saatnya generasi muda bergerak
dan melakukan perlawanan terhadap kaum-kaum tua yang memimpin
negeri ini yang tidak berpihak kepada rakyat.Salah satu dari generasi muda
yaitu mahasiswa. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan
tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989). Mahasiswa adalah
sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa menjadi
penerus tombak estafet pembangunan di setiap Negara dengan
itelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan suatu
negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara,
serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akdemisnya dalam
menghasilkan buah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
B. Pembahasan
1. Latar Belakang Dibentuknya Al-muhajirin
Pada tahun 1976 perguruan tinggi mulai sadar akan pentingnya
perguruan agama. Oleh karena itu pada tahun ini berdirilah masjid kampus
yang diawali masjid kampus ITB yaitu masjid kampus Salman ITB dan
masjid Al-Furqon (IKIP Bandung). Masjid kampus pada umumnya
menggabungkan antara pendidikan dan agama. Ciri-ciri masjid kampus:
a. berfungsi sebagai laboratorium agama;
b. bersifat universal;
c. tempat berkumpulnya mahasiswa yang ingin memajukan masjid;
d. menggunakan manajemen modern;
e. mempunyai hubungan atau relasi dengan masjid kampus yang lain
yang tergabung di dalam Forum Komunikasi Masjid Kampus
Indonesia;
f. kegiatan masjid kampus tidak hanya di bidang agama saja namun,
menyangkut bidang sosial budaya dan ekonomi.
Seiring dengan pentingnya keberadaan masjid kampus maka tahun
1984 berdirilah masjid kampus Al- Muhajirin yang di pimpin oleh Bapak
10

H. Nana Setialaksana, M.Pd sebagai tokoh agama sekaligus dosen agama


pertama di Universitas Siliwangi. Selain itu didirikannya masjid
Universitas Siliwangi mengingat adanya Trigatra Citra Universitas
siliwangi yang berbunyi:
Trigatra ini berlandaskan pada Tridarma perguruan tinggi yaitu:
a. Pengembangan pendidikan;
b. Pengembangan penelitian;
c. Pengembangan pengabdian terhadap masyarakat.
Masjid Universitas Siliwangi disamping sebagai laboratorium rohani
bagi mahasiswa, dosen dan civitas akademika Universitas Siliwangi juga
adalah bentuk pengabdian Universitas Siliwangi kepada masyarakat. Oleh
karena itu masjid Universitas Siliwangi bangunannya adalah bangunan
pertama yang paling depan ( dekat jalan), karena masjid Universitas
Siliwangi merupakan laboratorium rohani dan pengabdian terhadap
masyarakat. Maka kegiatan- kegiatannya, diperuntukan oleh dan untuk
mahasiswa yang pada gilirannya merupakan manivestasi pengabdian
mahasiswa Universitas Siliwangi Tasikmalaya terhadap masyarakat. Hal
ini tercermin pada kegiatan- kegiatan insidental berupa peringatan-
peringatan hari- hari besar juga pada institusi- institusi yang diantaranya:
BTN An- Nahl, TK Az-Zahra, dan lain sebagainya.
2. Manajemen Organisasi Dewan Kemakmuran Masjid Al- Muhajirin
Sejalan dengan definisi para ahli bahwa manajemen adalah proses
kerjasama yang dilakuakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah di
tetapkan melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
pengarahan, dan pengendalian organisasi agar tujuan yang di inginkan
dapat tercapai secara efektif dan efisien. Suatu manajemen dapat dikatakan
baik jika memiliki tujuan dan sasaran yang jelas yang diketahui oleh
semua yang terlibat dalam kegiatan tersebut sehingga dapat menyusun
langkah- langkah untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan semua
sumber daya secara optimal. Begitu juga dengan Dewan Kemakmuran
Masjid Al-Muhajirin memiliki suatu manajemen yang bertujuan untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Tujuan ini diwujudkan dalam
11

visi dan misi yang telah dibentuk oleh Dewan Kemakmuran Masjid
(DKM) Al-Muhajirin.
Visi dan misi AL-Muhajirin yaitu:
a. Visi
Membentuk generasi muda yang religi dan berakhlakul karimah.
b. Misi
1. Mengadakan majelis taklim dan pesantren kilat.
2. Mengdakan kegiatan sholat berjamaah.
3. Diadakannya perpustakaan masjid.
4. Kaderisasi remaja masjid.
5. Mengadakan kegitan dalam rangka memperingati hari besar islam.
Isi dari misi Dewan Kemakmuran Masjid Al-Muhajirin mencakup
bidang ubudiyah,pendidikan dan bidang pelayanan.
Penjabaran dari misi visi tersebut direalisasikan dalam program
kegiatan masjid. Untuk memudahkan pemahaman terhadap program yang
dicenangkan masjid dan dilaksanakan oleh pengurus bersama jama’ahya, bisa
diklasifikasikan sesuai dengan bidang-bidangnya. Dalam bidang ubudiyah,
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajirin melaksanakan program
kegiatan masjid dalam bentuk peribadatan yang bersifat khusus. Contohnya
seperti pelaksanaan sholat lima waktu secara berjamaah, menetapkan
muadzin dan imam, sholat jum’at, mengadakan sholat tarawih dan witir,
sholat dua hari raya dan pemotongan hewan qurban. Bidang ini pada
umumnyasudah berjalan dengan rutin.
Bidang selanjutnya yaitu pada bidang pendidikan. Program bidang
pendidikan merupakan upaya mencapai jamaah masjid yang memahami
ajaran islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna), memiliki
wawasan keislaman dan pengetahuan yang luas serta konsekuen dalam
mengamalkan atau memanfaatkannya untuk kebaikan dan kebenaran.
Program bidang pendidikan yang perlu dilaksanakan di masjid Al-Muhajirin
antara lain:
a. kegiatan pengajian, pengajian itu dilaksanakan sistem paket untuk
beberapa kali pertemuan, misalkan paket aqidah, sholat, akhlak dan
sebagainya. Disamping itu, perlu juga diselenggarakan pengajian yang
berlangsung secara umum agar semua kelompok pengajian tersebut dapat
12

menghadirinya, seperti apa yang disebut dengan pengajian atau tabligh


akbar bulanan;
b. memiliki lembaga pendidikan, baik yang bersifat formal maupun
nonformal. Masjid Al-Muhajirin memiliki usaha pendidikan formal yaitu
sekolah dari TK. Disamping itu, nonformal berupa pelatihan
keterampilan,atau pelatihan wiraswata, jurnalistik, khatib dan mubaligh;
c. perpustakaan masjid dengan berbagai bahan-bahan yang berguna bagi
jamaahnya baik berupa buku, majalah, maupun kliping;
d. kaderisasi, baik untuk kepengurusan masjid agar mekanisme kerjanya
berjalan dengan baik. Kaderisasi imam dan khatib juga diperlukan agar
masjid selalu memiliki imam dan khatib yang memadai dari segi kualitas
dan kuantitasnya;
e. peringatan hari-hari besar islam yang merupakan tradisi di masyarakat
seperti Maulud Nabi, Isra Mi’raj, tahun baru islam, Nuzurul Qur’an, dan
sebagainya. Kegiatan peringatan hari-hari besar tudak hanya dalam bentuk
ceramah umum, tapi semestinya dilakukan juga kegiatan lain yang lebih
terasa manfaatnya secara konkrit di masyarakat seperti khitanan masal,
santunan sosial, pemeriksaan dan pelayanan kesehatan, pelatihan
keterampilan, perlombaan dengan berbagai jenis seperti lomba kebersihan
rumah, lomba khatib, lomba mengarang materi dakwah, dan sebagainya
yang dari sini kita bisa mengetahui sejauh mana potensi jamaah yang kita
miliki.
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) membuat program dalam bidang
usaha dana. Hal ini dilakukan karena dari tromol jum’at tidak mencukupi
untuk biaya operasional masjid. Oleh karena itu, pengurus masjid perlu
mengupayakan usaha dan daya guna menopang seluruh kegiatan masjid.
Diantara usaha dan dana yang dilakukan oleh pengurus masjid Al-Muhajirin
antara lain mengupayakan adanya donatur tetap dari jamaah setempat atau
drmawan lain yang diambil infaqnya setiap bulan. Kemudian Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajirin juga menghimpun dan mengelola
zakat fitrah dan maal, infaq dan shodaqah dari kaum musliminsecara
permanen serta membuka warung jujur (WAJUR) yang menyediakan produk
berupa makanan ringan.
13

Selain itu dalam bidang fisik dan sarana, yaitu berupa pengelolaan
kelengkapan sarana mulai daripenataan ruangan masjid yang sesuai dengan
tingkat kebutuhab pengurus dan jamaahnya dalam beraktivitas, kebersihan
masjid yang harus selalu terpelihara, sound sistem (pengeras suara) yang
baik, pergantian atau perbaikan barang-barang atau fasilitas masjid yang
sudah rusak, melengkapi sarana dan inventaris yang belum dimiliki sementara
hal itu amat dibutuhkan, dan sebagainya. Program-program diatas tentu saja
harus disusun dengan penjadwalan yang baik dengan memperhatikan
perkiraan waktu, biaya, dan penanggung jawabnya. Selanjutnya
pelaksanaannya tentu saja harus mendapat kontrol dari sesama
pengurus,khususnya oleh ketua dan sekretaris agar pada waktu
dilaksanakannya, suatu aktivitas tidak lewat begitu saja yang akhirnya
membuat jadwal kegiatan menjadi tidak teratur lagi. Untuk itu, secara internal
pengurus juga harus memprogramkan rapat rutin, misalnya sebulan sekali.
Dengan rapat rutin ini, bisa dievaluasi tentang bagaimana seharusnya
aktivitas mesti bejalan, bagaimana program yang telah berlangsung dan apa
saja harus dikembangkan pada masa-masa mendatang.
Manakala masjid hendak kita aplikasikan peran dan fungsinya dengan
baik,diperlukan kepengurusan masjid yang andal. Begitu banyak masjid yang
telah dibangun dengan menghabiskan uang ratusan juta bahkan miliaran
rupiah, tapi tidak memperlihatkan kemakmuran sebagaimana mestinya. Salah
satu faktor penyebabnya adalah karena kepengurusan masjid yang btidak atau
kurang andal, baik dari segi kepribadian, wawasan keislaman dan
kelembagaan, maupun kemampuan kerja atau kemampuan manajerial yang
dalam kapasitasnya sebagai pengurus masjid. Oleh karena itu, beberapa sisi
kepengurusan perlu kita soroti, untuk selanjutnya kita kembangkan
perwujudannya agar masjid dapat dimakmurkan dengan baik.
Seorang muslim yang memiliki kepribadian islami dengan sejumlah
ciri yang harus lekat pada dirinya, memilki wawasan yang luas baik
menyangkut masalah keislaman, kemasjidan, kemasyarakatan maupun
keorganisasian dan memikli kemampuan manjerial dalam pengelolaan masjid
dengan segala aktivitasnya. Sebagaiman sudah kita simpulkan, masjid telah
14

berfungsi sebagai pusat pembinaan umat. Manakala masjid telah berfungsi


sebagai pusat pembinaan umat dan umat pun terbina dengan baik melalui
masjid, niscaya terwujud suatu masyarakat yang memiliki hubungan yang
dekat kepada Allah SWT dan hubungan yang harmonis dengan sesama
manusia. Ada beberapa ciri khas yang merupakan profil aktivis masjid dan
harus lekat dalm kepribadian seorang pengurus masjid. Manakala ciri-ciri ini
telah melekat pada dirinya, insya allah kepengurusan masjid bisa dijalaninya
denagn baik. Ciri- ciri utama itu tercermin dalam firman Allah SWT dan
hadits Rasul-Nya.
a. Memilki aqidah yang kokoh. Ini merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi kaum muslimin, apalagi bagi pengurus masjid. Termasuk dalam
aqidah yang kokoh adalah iman kepada hari akhirat yang membuat
kehidupannya di dunia ini sangat takut kepada Allah SWT, dalam arti takut
kepada siksa dan murka-Nya. Manakala seorang pengurus masjid telah
besikap seperti itu, maka dia akan selalu berhati- hati dalam sikap dan
perilakunya, termasuk dalam memfungsikan masjid sebagai sarana untuk
mengabdi kepada Allah SWT dalam arti laus. Dalam kaitan ini, dia akan
selalu mencegah kemungkinan adanya orang-orang yang ingin
memanfaatkan masjid untuk kepentingan-kepentingan yang tidak sejalan
dengan kehendak Allah SWT.
b. Mendirikan sholat. Salah satu fungsi utama masjid adalah sebagai tempat
untuk melaksanakan sholat. Karena itu sangat aneh apabila ada pengurus
masjid yang tidak melaksanakan sholat atau melaksanakan sholat tapi
tidak membekas prinsip sholatnya itu dalam kehidupannya sehari-hari.
c. Menunaikan zakat. Bahwa profil orang yang memakmurkan masjid itu
adalah orang yang menunaikan zakat. Ini berarti pengurus masjid haruslah
orang yang suka menunaikan zakat, infaq, dan shadakah. Hal ini karena
program kegiatan masjid memerlukan dana yang besar dan pendanannya
seringkali diperoleh dari zakat, infaq, dan shadakah (ZIS) jamaahnya.
Karena itu, sebagai pengurus tentu saja dia harus melopori semangat
menunuaikan zakat, infaq, dan shadakah. Tidak hanya dalm bentuk
mengimbau jamaahnya agar menunaikan hal itu. Manakala pengurus dan
15

jamaah masjid memiliki kegemaran menunaikan ZIS, niscaya masjid tidak


akan kekuranagn dana dalam melaksanakan program kegiatan yang
banyak.
d. Takut kepada Allah SWT. Menekankan agar para pemakmur masjid,
khususnya pengurus masjid, memilki sifat tidak takut kepada siapapun
kecuali hanya kepada Alla SWT. Sifat ini merupakan sesuatu yang amat
penting agar pengurus masjid tidak bisa didikte, diatur, atau dikendalikan
oleh pihak-pihak lain untuk kepentingan yang bertentangan dengan misi
masjid itu sendiri. Apabila pengurus masjid tidak takut kepada Allah tapi
malah takut kepada manusia yang bertentangan dengan kehendak Allah
SWT sekalipun akan dipenuhi dan dilaksanakan. Akibatnya, berlangsung
di masjid itu aktivitas yang tidak benar dan arah masjid juga menyimpang
pada kehendak Allah dan Rasul-Nya.
e. Memakai pakaian yang baik. Pengurus masjiw seringkali harus menjadi
teladan bagi jamaahnya,termasuk dalam penggunaan pakaian ketika
hendak ke masjid. Yakni debgan pakaian yang baik, pakaian yang
menutup, sopan, mengandung akhlak yang mulia dan tepat, sesuai dengan
situasi dan kondisinya.Meskipun demikian, yang juga tidak boleh
dilupakan adalah soal kesederhanaan. Sehingga tidak terlalau menonjolkan
kemewahan dalam berpakaian. Perintah memakai pakaian yang baik bagi
jamaah masjid, apalagi pengurusnya terdapat pada firman Allah SWT
dalam QS. Al- ‘Araf : 31.
f. Menyenangi kebaikan dan persatuan. Ciri penting yang harus ada dalam
diri pengurus masjid adalah senang paa segala bentuk kebaikan dan
persatuan. Kesenanganya pada kebaikan akan sikap, ucapan, pikiran, dan
perbuatannya selalu dalam rangka kemaslahatan. Disamping itu, karena
masjid juga merupakan sarana bagi penegakan dan pengokoh ukhuwah
islamiyah, maka seorang pengurus masjid juga harus cinta pada kesatuan
dan persatuan antar pengurus dan jamaah. Manakala terdapat perbedaan
pendapat dalam berbagai masalah, hal itu tidak akan sampai pada
terabaikannya kemaslahatan dan persatuan.Apalagi, bila perbedaan itu
pada masalah yang tidak terlalu prinsip. Karena itu,hubungan dengan
16

sesama generasi tua harus terjalin dengan baik. Begitu juga dalam
kerjasama generasi tua dengan generasi muda (Remaja Masjid), itulah
memang yang dicontohkan Rosulullah SAW dalam mengemban amanah
dakwah.
g. Tidak menghalangi kebaikan. Sebagai konsekuensi logis dari sikap
menyenangi kebaikan, maka seorang pengurus masjid tidak akan
mengahalangi segala bentuk program kegiatan yang baik untuk
diselenggarakan di masjid. Ini memang perlu dipertegas, mangingat
adakalanya pengurus masjid tidak suka pada suatu “ program baru” yang
ditawarkan orang lain, khususya oleh remaja masjid. Pengurus masjid
tidak menyukai hal itu dengan penuh kecurigaan, padahal program
tersebut sebagai sesuatu yang baik. Sikap ini mengakibatkan hal- hal yang
amat fatal. Misalnya, hubungan yang tidak mesra antara generasi tua
dengan generasi muda.
h. Cinta kepada masjid. Pengurus masjid juga harus memiliki kecintaan pada
masjid sebagai cirinya. Dengan kecintaaan itu, seorang pengurus mau
melakukan usaha yang maksimal dengan pengorbanan yang besar demi
kemakmuran dan keagungan masjid. Cinta kepada masjid membuat
seseorang mempunyai rasa memiliki terhadap masjid. Sehingga, dia akan
selalu mengutamakan kepentigan masjid ketimbang dirinya dan orang-
orang tertentu yang ingin mencapai kepentingan yang tidak ada
relevensinya dengan masjid.
i. Memiliki semangat keilmuan. Karena masjid merupakan sarana
meningkatkan kualitas umat dan salah satu upaya peningkatannya melalui
ilmu pengetahuan, maka sudah seharusnya kalau pengurus masjid
memiliki semangat keilmuan. Dalam arti, mau menambah terus ilmu dan
pemahamannya terhadap berbagai persoalan. Khususnya, masalah
keislaman, kemasyarakatan, dan wawasan, serta kemampuan yang
membawa peningkatan dengan kualitas dirinya dalam mengurus masjid.
Membaca dan menghadiri pengajian merupakan aktifitas yang tidak
pernah dilewatkannya. Keharusan menuntut ilmu bagi setiap muslim
17

merupakan sesuatu yang sudah sama- sama kita pahami. Namun sebagai
pengurus masjid keharusan itu harus lebih ditekankan dan ditingkatkan.
Sebagaimana dalam manajemen, disamping perlu adanya perencanaan
yang matang dalm berbagai aktivitas yang hendak dilakukan
pengorganisasian yang bisa dilakukan melalui pembentukan struktur dan job
description atau uraian kerja dari struktur pengurusan merupakan sesuAT
yang amat penting. Setelah itu, barulah menetepkan personel yang menempati
struktur kepengurusan tersebut. Adapun struktur kepengurusan DKM Al-
Muhajirin adalah sebagai berikut.

STRUKTUR KEPENGURUSAN DKM AL- MUHAJIRIN


PERIODE JIHAD 2010-2011

PENASEHAT : KETUA YAYASAN UNIVERSITAS


SILIWANGI
PENANGGUNG JAWAB : REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI
KETUA UMUM : H. Nana Setialaksana, M.Pd
WAKIL KETUA : Asep Suryanto, M.Ag
KETUA TAKMIR : Tatang Munandar
KETUA KEPUTRIAN : Arifah Nurdieni
SEKRETARIS : Willi Prawita
Bendahara : Arli Aulia
Divisi-divisi
Div. Pendidikan : N. Saepulloh
Fitri Barokah
Fajar Wibowo
Div. Humas dan Keluarga : Ivan Antonia
Laila Nurmalihah
Syifa Fauziah
18

Div. Pengembangan Fisik : Cahyono


Ina Mutmainnah
Popong Nurasyiah
Asep Erik
Div. Pembinaan Wanita : Untung Supriadi
Ginanjar
Ami Zakiyah
Div. Pemuda dan Remaja : Rizky M. R
Asep Wildan
Yayu Sri Asriani

Berikut adalah uraian kerja atau description dari masing-masing jabatan


pada struktur kepengurusan masjid yaitu:
a. Dewan pembina atau penasehat
1) Memberikan arahan, bimbingan, dan masukan bagi jalannya roda
kepengurusan dan pengembangan masjid.
2) Apabila diperlukan, sewaktu-waktu dapat melakukan rapat terbatas
dengan badan pengurus harian.
b. Badan pengurus harian
1) Ketua
a) Penanggung jawab umum dan penentu kebijakan.
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program dan
melakukan pengontrolan terhadap jalannya pelaksanaan
program.
c) Bertanggung jawab terhadap jamaah melalui laporan
pertanggungjawaban akhir periode.
2) Wakil ketua
a) Membantu tugas-tugas ketua dan mewakilinya bila
berhalangan.
b) Mendorong, mengarahkan, dan mengontrol staf pengurus
secara teknis dalam melaksanakan tugas masing-masing.
c) Bertanggung jawab kepada ketua.
3) Sekretaris
19

a) Bertanggung jawab terhadap belangsungnya mekanisme kerja


kepengurusan.
b) Membantu pengurus lain dalam hal yang berkaitan dengan
aktivitas kepengurusan, terutama yang terkait dengan konsep,
kesekretariatan, dan ke administrasian.
c) Bertanggung jawab terhadap ketua.
4) Wakil sekretariat
a) Membantu tugas-tugas sekretariat dan mewakilinya jika
berhalangan.
b) Membantu pengurus lain secara teknis keadministrasian dan
kesekretariatan dalam melaksanakan tugas masing-masing.
c) Bertanggung jawab terhadap pengarsipan,
pendokumenantasian surat, foto, kaset, dan lain-lain.
d) Bertanggung jawab terhadap ketua.
5) Bendahara
a) Bertanggung jawab terhadap masuk dan keluarnya uang.
b) Memikirkan dan melakukan usaha dana yang halal dan tidak
mengikat, seperti pengumpulan zakat, infaq, shadaqah,
penyewaan fasilitas masjid.
c) Membuat laporan keuangan kepada sesama pengurus dan
jamaah secara berkala.
d) Bertanggung jawab kepada ketua.
6) Wakil Bendahara
a) Membantu tugas-tugas bendahara dan mewakilinya jika
berhalangan.
b) Bertanggung jawab terhadap pengeluaran dana yang sifatnya
rutin.
c) Bertanggung jawab terhadap mekanisme perolehan dan
penggunaan dana yang bersifat rutin.
d) Bertanggung jawab kepada ketua.
c. Divisi-divisi
1) Pendidikan dan Peribadatan
a) Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya aktivitas
pendidikan baik yang bersifat rutin maupun insidental, seperti
pengajian untuk seluruh tungkatan umur jamaah, peringatan
hari-hari- besar islami, pengaderan.
20

b) Bertanggung jawab terhadap arah pendidikan dan peribadatan


yang hendak dikembangkan seperti menentukan materi
pengajian, khotbah jum’at, tarawih.
c) Bertanggung jawab terhadap segala aktivitas peribadatan
seperti sholat lima waktu, jum’at, tarawih, idul fitri dan idul
adha.
d) Bertanggung jawab dalam mengevaluasi dan meningkatkan
aktivitas pendidikan dan peribadatan di masjid.
e) Bertanggung jawab kepada ketua.
2) Hubungan masyarakat dan keluarga
a) Bertanggung jawab terhadap positifnya partisipasi jamaah
terhadap aktivitas masjid melalui pendekatan yang baik.
b) Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya aktivitas layanan
sosial terhadap jamaah seperti santunan yatim, fakir miskin,
sumbangan kematian.
c) Bertanggung jawab terhadap terjalainnya hubungan yang baik
dengan lembaga-lembaga yang ada di lingkungan masjid dan
lembaga lain yang sejenis seperti pengurus masjid, lembaga
dakwah, majelis taklim.
d) Bertanggung jawab kepada ketua.
3) Pengembangan fisik dan sarana
a) Bertanggung jawab terhadap pengembangan fisik dan sarana
masjid seperti penamabahan ruangan, perbaikan fasilitas.
b) Bertanggung jawab terhadap pengembangan pemanfaatan fisik
masjid seperti penyewaan aula masjid.
c) Bertanggung jawab kepada ketua.
4) Pembinaan wanita
a) Bertanggung jawab terhadap konsep dan aktivitas wanita di
masjid dengan semi otonom.
b) Bertanggung jawab kepada ketua.

5) Pemuda dan remaja masjid


a) Bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan
remaja masjid baik yang menyangkut struktur, pengaderan,
maupun program kegiatannya.
21

b) Bertanggung jawab kepada ketua.


Menjadi tanggung jawab utama pengurusan masjid untuk
menjalankan mekanisme yang baik dalam upaya memakmurkan masjid.
Salah satu daya dukung bagi pemakmuran masjid yang baik bila dilihat
dari sisi keorganisasian adalah bidang administrasi dan kesekretariatan.
Karena itu, kepengurusan masjid tidak hanya harus memiliki seorang
sekretariat yang andal dalam bekerja, tapi juga punya ruang sekretariat
yang memadai dengan sarana yang memungkinkan bagi pelaksanaan tugas
bidang kesekretariatan. Dengan demikian, ruang sekretariatyang sudah
dimiliki harus ditata dengan baik, dilengkapi dengan pelengkapan yang
cukup seperti meja dan kursi, mesin ketik atau komputer, lemari, dan
sebagainya. Sekretariat atau kantor masjid itu harus “hidup”, sehingga
pengaturan kerja pengurus masjid bisa berjalan dengan baik.
Ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian pengurus masjid
dalam pemakmuran masjid bila ditinjau dari segi administrasi.
a. Surat-Menyurat
Ada beberapa surat yang bisa dikeluarkan oleh pengurus masjid
dalam melaksanakan aktivitasnya, yakni:
1) Surat undangan, yaitu surat yang berisi undangan untuk
mengikuti kegiatan masjid baik ditujukan kepada pengurus,
jamaah, pengurus masjid lain, pengurus musholla, maupun tokoh-
tokoh masyarakat;
2) Surat permohonan, yaitu surat yang berisi permohonan
untuk memberikan dukungan dan partisipasi bagi aktivitas masjid
seperti permohonan untuk menjadi khotib atau penceramah,
bantuan dana;
3) Surat keterangan, yaitu surat yang isinya memberikan
keterangan tentang sesuatu;
4) Surat mandat, yaitu surat yang isinya memberikan mandat
atau tugas kepada seseoran, baik pengurus masjid atau jamaahnya,
untuk melakukan suatu aktivitas semisal menghadiri suatu
kegiatan di masjid atau lembaga lain seperti penataran dan
sebagainya;
22

5) Surat seruan, yaitu surat yang berisi seruan atau ajakan


kepada jamaah masjid atau pengurus masjid lain untuk melakukan
suatu kegiatan, misalnya dalam rangka menyambut bulan
ramadhan.
Manakala surat menyurat dilakukan oleh pengurus masjid dalam
berbagai aktivitas dan keperluannya, ini berarti tertib administrasi telah
berjalan dengan baik dan akan memberi dukungan yang besar bagi kerja
kepengurusan yang baik.
b. Arsip dan Dokumentasi
Persiapan dokumen-dokumen tertulis merupakan sesuatu yang
penting dalam organisasi. Begitu juga dengan dokumentasi terhadap
data tertulis yang berkaitan dengan seperti foto kegiatan masjid,
rekaman video kegiatan masjid.
Arsip dan dokumentasi ini memiliki nilai yang amat penting
sebagai salah satu upaya mewariskan aktivitas yang baik kepada
generasi yanbg akan datang. Sehingga, mereka dapat mengembangkan
aktivitas masjid secara lebih baik lagi. Di samping itu,arsip dan
dokumentasi juga amat penting dalam upaya merekam sejarah
perkembangan masjid dari waktu ke waktu, sehingga bisa kita ketahui
dinamika dan naik turunnya kegiatan masjid.
c. Format Administrasi
1) Kop surat dan amplopnya, berguna untuk penulisan surat
resmi masjid, menyebutkan nama masjid atau yayasannya,dengan
alamat yang lengkap seperti nama jalan, nomor, RT dan RW,
kelurahan, kecamatan, kotamadya atau kabupaten, kode pos, dan
nomor telepon.
2) Buku hadir khatib, berguna untuk mendata khatib yang
hadir setiap jumat baik nama,alamat,lembaga dakwah yang
diikutinya, maupun materi yang disampaikan.
3) Jadwal kharib, berguna untuk menyusun jadwal khatib
selama setahun berikut tema-temanya meliputi waktu, nama
khatib,tema,dan kontak telepon, bahkan cadangan khatibnya juga
perlu dijadwalkan, kalau tidak tetap perlu kolom sendiri, sedang
bila cadangannya tetap cukup ditulis di bawahnya.
23

4) Jadwal Penceramah Tarawih Ramadhan, berguna untuk


menyusun penceramah Ramadhan dan tema-temanya yang
meliputi waktu,nama penceramah,tema dan kontak teleponnya.
5) Buku daftar hadir penceramah pengajian, berguna untuk
mendata penceramah yang hadir setiap kali pengajian berlangsung
baik nama,alamat,lembaga dakwah yang diikutinya, maupun
materi yang disampaikannya Buku ini perlu diisi oleh penceramah
sebelum memulai pengajian agar beliau mendapatkan gambaran
materi pengajian pada waktu-waktu terdahulu.
6) Absen pengajian untuk jamaah, berguna untuk mendata
peserta pengajian,baik nama,alamat,usul dan saran,harapan dan
evaluasi dari jamaah guna peningkatan kualitas pengajian yang
berlangsung.
7) Evaluasi khatib dan penceramah, berguna untuk
mengevaluasi khatib dan penceramah sebagai bahan masukan bagi
peningkatan kualitas di masa mendatang. Evaluasi setidak-tidaknya
meliputi materi,pembawaan,ilustrasi atau wawasan dan
penampilan.
8) Agenda surat masuk, berguna untuk mencatat atau
mendata surat-surat yang masuk sehingga memudahkan pengurus
untuk mengecek,menindaklanjuti, dan memberikan balasannya.
9) Agenda surat keluar, berguna untuk mendata surat yang
dikeluarkan, sehingga memudahkan pengurua untuk meneliti dan
menindaklanjutinya.
10) Buku tamu, berguna untuk mendata tamu-tamu khusus
yang datang ke masjid dengan berbagai keperluannya.
11) Tanda terima surat, berguna untuk membuktikan bahwa
surat yang dikirim oleh pengurus masjid telah sampai kepada yang
dituju.
12) Daftar inventaris, berguna untuk mendata kekayaan
masjid baik yang dibeli maupun uang diperoleh dari sumbangan
jamaah, juga kualitas dan jamaahnya.
13) Kartu Donatur, berguna untuk mencatat sumbangan rutin
dari jamaah sehingga mudah mengetahui berapa jumlah
24

pemasukan dana rutin untuk masjid dan dari siapa saja pemasukan
tersebut.
14) Berita acara perhitungan tromal masjid, baik tromal
jumatan maupun tromal pada berbagai kesempatan lainnya,
berguna untuk mengetahui besarny pemasukan dari waktu ke
waktu dan berapa besar nilai yang diberikan jamaah.
3. Pengaruh Manajemen DKM Al- Muhajirin terhadap pembentukan
Generasi Muda Islam
Suatu manajemen akan memberikan dampak baik atau buruk
sesuai dengan baik atau tidaknya pengelolaaan manajemen tersebut.
Pengelolaan manajemen masjid yang baik, akan berpengaruh baik juga
terhadap pembentukan generasi muda islami. Sehingga generasi muda
islami akan semakin bertambah maju.Selain itu juga akan membentuk
generasi yang mempunyai intelektual yang baik.
Generasi muda yang membuahkan mata hati yang sejuk
dipandang, dan calon pemimpin masa depan, dapat melahirkan dari
masjid-masjid yang berfungsi makmur membaca,dan memberikan peluang
terhadap generasi muda, karena generasi muda merupakan cikal bakal
pemimpin masa depan. Dengan program-program kegiatan pembentukan
terhadap generasi muda islami melalui masjid akan menambah keimanan,
ketaqwaan dan prestasi atau keahlian tertentu agar generasi muda masjid
dapat mandiri dan dapat menolong masyarakat lemah dilingkungan
masjidnya. Sementara ini memang hasil belum maksimal pembentukan
generasi muda masjid, sehingga menimbulkan ketimpangan-ketimpangan,
hendaknya jangan sampai terjadi ke kosongan pembentukan terhadap
generasi muda islami, kekosongan pembentukan generasi muda islami
akan membawa dampak negatif atau kemunduran masjid masa-masa
mendatang.
Jenis manajemen yang digunakan oleh DKM Al- Muhajirin yaitu
manajemen demokrasi. Maksud dari manajemen terbuka yaitu seorang
pemimpin sebelum mengambil keputusan terlebih dahulu memberikan
kesempatan pada anggota untuk memberikan saran- saran, pendapat-
pendapat, lebih tegasnya pemimpin mengajak para anggota untuk ikut
25

berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi serta


mempunyai andil dalam menentukan keputusan yang akan diambil.
Dengan jenis manajemen demokrasi ini, semua pengurus dapat berperan
aktif dalam setiap kegiatan.Oleh karena itu, dalam membentuk generasi
muda islami akan lebih baik karena dalam memandang suatu masalah
tidak hanya dari satu sudut pandang.
Pengaruh dari manajemen yang dikelola oleh Dewan Kemakmuran
Masjid Al- Muhajirin terhadap generasi muda yaitu terbentuknya generasi
islam yang dinantikan dan diharapkan memiliki aqidah yang mantap dan
kokoh. Dengan aqidah yang mantap dan kokoh, seorang muslim menjadi
terikat kepada Allah SWT, yang membuatnya tidk berani menyimpang
dari jalan dan ketentuan Allah SWT, dalam hidup ini. Tegasnya, dengan
akidah dan iman yang mantap kehidupan yang kita jalani menjadi terarah.
Itu pula sebabnya mengapa Rosulullah SAW, melakukan pembinaan
aqidah terlebih dahulu kepada sahabat- sahabatnya meskipun Beliau
bertugas memperbaiki akhlak, karena dengan aqidah atau iman yang baik,
akhlak pun akan menjadi baik.
Selain itu, menjadikan generasi muda islam memiliki ilmu dan
wawasan yang luas, baik menyangkut ilmu tentang masalah keagamaan
maupun ilmu pengetahuan lainnya yang terkait dengan kehidupan di dunia
ini. Dengan ilmu dan wawasan yang positif seperti yang berkaitan dengan
masalah keagamaan manusia menjadi tahu mana yang boleh dan mana
yang tidak boleh untuk dijalani, dengan begitu semua akan lebih mudah
sehingga hal- hal yang dulunya jauh dijangkau, kini menjadi cepat dan
cepat.
Generasi muda islami memiliki keterampilan dalam berbagai hal
untuk di manfaatkan dalam kebaikan dan kebenaran dalam upaya
mencapai kemajuan diri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan
Negara. Oleh karena itu, pada masa Rasulullah SAW, para sahabat telah
menunjukan kemampuan yang terampil dalam berdagang, berperang dan
sebagainya yang semua ini tentu saja amat berguna. Kepada mereka yang
memang terampil, Rasulullah SAW, sendiri tidak segan-segan memberi
26

penghargaan dan amanah guna mengembangkan keterampilannya itu.


Maka ketika Usamah bin Zaid telah berperang, beliau tidak segan-segan
mengangkatnya menjadi panglima perang meskipun umurnya baru tujuh
belas tahun, sementara Mush’ab bin Umair yang terampil dalam dakwah,
ditugaskan beliau untuk dakwah ke Yatsrib (Madinah) dan ketika ada
sahabat yang bertanya tentang bagaimana cara menanam pohon kurma
agar pohonnya besar dan buahnya banyak, beliau cukup mengatakan,
Kamu lebih tahu tentang urusan duniamu.
Pengaruh lainya yaitu menjadikan generasi yang memiliki
tanggung jawab terhadap dakwah islamiyah dan menjadi generasi amilin
yaitu mampu mengamalkan yang telah didapatkan di tengah kehidupan
masyarakat. Generasi yang selalu dekat dengan masjid dan mampu
memasjidkan masyarakat, dalam arti menstransfer nilai-nilai cinta masjid
kepada masyarakat luas. Jadi alangkah ironis dan naïf bila generasi islam
hanya bias membanggakan kecerdasan dan intelektualitas saja tanpa
berkemampuan mengaplikasikannya dalam bentuk nyata yang berguna
bagi semua kalangan. Terlepas dari semakin kompleksnya tantangan dan
kesulitan para pemuda yang islami tetap di tuntut untuk mempersiapkan
dirinya guna menyongsong masa depan agama, bangsa dan negara yang
lebih cerah dan untuk mempersiapkannya memerlukan perhatian,
perjuangan dan kerja keras yang serius dan bersungguh- sungguh.
27

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), merupakan organisasi yang
dikelola oleh jemaah muslim dalam melangsungkan aktivitas di masjid.
Setiap masjid yang terkelola dengan baik memiliki DKM dengan
strukturnya masing-masing. Secara umum, pembagian kerjanya terbagi
menjadi tiga yaitu Bidang 'Idarah (administrasi manajemen masjid), Bidang
'Imarah (aktivitas memakmurkan masjid) dan Bidang Ri'ayah (pemeliharaan
fisik masjid).
28

Seiring dengan pentingnya keberadaan masjid kampus maka tahun


1984 berdirilah masjid kampus Al- Muhajirin yang di pimpin oleh Bapak H.
Nana Setialaksana, M.Pd sebagai tokoh agama sekaligus dosen agama
pertama di Universitas Siliwangi. Masjid Universitas Siliwangi disampng
sebagai laboratorium rohani bagi mahasiswa, dosen dan civitas akademika
Universitas Siliwangi juga adalah bentuk pengabdian Universitas Siliwangi
kepada masyarakat. Oleh karena itu masjid Universitas Siliwangi
bangunannya adalah bangunan pertama yang paling depan ( dekat jalan),
karena masjid Universitas Siliwangi merupakan laboratorium rohani dan
pengabdian terhadap masyarakat
Pengaruh dari manajemen yang dikelola oleh Dewan Kemakmuran
Masjid Al- Muhajirin terhadap generasi muda yaitu terbentuknya generasi
islam yang dinantikan dan diharapkan memiliki aqidah yang mantap dan
kokoh. Menjadikan generasi muda islam memiliki ilmu dan wawasan yang
luas, baik menyangkut ilmu tentang masalah keagamaan maupun ilmu
pengetahuan lainnya yang terkait dengan kehidupan di dunia ini. Dengan
ilmu dan wawasan yang positif seperti yang berkaitan dengan masalah
keagamaan manusia menjadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak
boleh untuk dijalani, dengan begitu semua akan lebih mudah sehingga hal-
hal yang dulunya jauh dijangkau, kini menjadi cepat dan cepat. Pengaruh
lainya yaitu menjadikan generasi yang memiliki tanggung jawab terhadap
dakwah islamiyah dan menjadi generasi amilin yaitu mampu mengamalkan
yang telah didapatkan di tengah kehidupan masyarakat.Terlepas dari
semakin kompleksnya tantangan dan kesulitan para pemuda yang islami
tetap di tuntut untuk mempersiapkan dirinya guna menyongsong masa depan
agama, bangsa dan negara yang lebih cerrah dn untuk mempersiapkannya
memerlukan perhatian, perjuangan dan kerja keras yang serius dan
bersungguh- sungguh.
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penulisan yang telah dikemukakan di
atas, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat
29

memberi manfaat yang berguna. Adapun beberapa saran tersebut adalah


sebagai berikut:
1. Generasi muda islami adalah generasi yang membuahkan mata
hati yang sejuk di pandang, dan calon pemimpin masa depan.
2. Generasi muda harus dapat dilahirkan dari masjid-masjid yang
berfungsi dan makmur mampu membaca, dan memberikan peluang
terhadap generasi muda islami.
3. Dewan Kemakmuran Masjid ini diharapkan generasi muda
islami memiliki aqidah yang mantap dan kokoh, keimanan, ketaqwaan
dan prestasi atau keahlian tertentu. Agar generasi muda dapat mandiri
dan dapat menolong masyarakat lemah, serta tidak berani menyimpang
dari jalan dan ketentuan Alloh SWT. memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada mereka untuk maju dan berkiprah dalam mengamalkan
agamanya.
4. Dewan Kemakmuran Masjid harus mampu membimbing,
membina dan pengarahan positif agar generasi muda islami tumbuh dan
berkembang dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Zamakhsyari. (2010). Masjid sebagai wadah pembinaan generasi


muda islami. Jakarta: Tribun.

Eddy,Setia. (2009). Mendidik-Generasi-Muda-Islami.


http://eddysetia.wordpress.com.[26 November 2010]

Zaky ,Mubarak. (2006). Manajemen Pengelolaan Masjid. Jakarta : Dewan


Masjid Indonesia

Mubarak, Zakky dkk. (2006). Ta’mir Masjid. Jakarta: Dewan Masjid Indonesia.

Yani, Ahmad. (2009). Memakmurankan Masjid. Jakarta: Gema Insani

Anda mungkin juga menyukai