BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk
memahami diri sendiri yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa
keingintahuan yang amat tinggi. Keingintahuan yang tinggi menyebabkan
para remaja tidak hanya diberikan siraman rohani saja yang berisi ajaran-
ajaran agama yang wajib dijalankan, akan tetapi mereka mampu mentelaah
serta mempelajari Islam sebagai pedoman hidupnya. Sehingga bisa memilah
dan memilih mana yang benar atau benar tidak, mana yang baik dan buruk.
Untuk itu remaja membutuhkan pedoman bagi hidupnya.
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia
mencakup seluruh kehidupan manusia. Di samping sebagai pedoman hidup,
Islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus didakwahkan
dan memberikan pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya.
Sarana yang dapat dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama
tersebut antara lain melalui organisasi islam yang berfungsi memberikan
pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut. Kegiatan dari organisasi
islam tersebut bisa berupa pengajian dan dakwah-dakwah yang disampaikan
karena penyampaiannyapun sesuai dengan membentuk generasi muda
islami, yang ringan tapi tetap bemanfaat, santai tapi syarat dengan ilmu
pengetahuan. Berbagai kegiatan organisasi islam merupakan salah satu
proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama
sehingga para remaja mampu mereflesikan tatanan normatif yang mereka
pelajari dalam realitas kehidupan sehari-hari.
Organisasi islam adalah salah satu wadah pembentuk jiwa dan
kepribadian yang agamis yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh
gerak aktivitas kehidupan umat Islam Indonesia, maka sudah selayaknya
kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami mendapat perhatian dan dukungan
2
BAB II
PENGARUH MANAJEMEN DEWAN KEMAKMURAN MASJID
AL MUHAJIRIN DALAM MEMBENTUK GENERASI MUDA ISLAMI
DI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA PERIODE 2010-2011
A. Kajian Teoretis
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa inggris, dari kata to manage yang
artinya mengurus, membimbing, dan mengawasi. Kata itu sendiri bersal
dari bahasa italia, yakni maneggio yang berarti pelaksanaan atau
pengurusan sesuatu, atau lebih tepat lagi “penanganan”sesuatu. Dalam
bahasa Arab, manajemen adalah usaha mencapai tujuan melalui kegiatan
orang lain yang melakukan oleh seorang pemimpin.
Pengertian yang lebih dalam dan pandangan yang luas, maka
dikemukakan beberapa teori dan pendapat serta pandangan para ahli
manajemen sebagai suatu bahan studi perbandingan. Mereka memberikan
batasan (definisi) berdasarkan keahlian dan pengalamnya yang telah
bertahun-tahun di bidang manajemen sehingga kita dapat memperoleh
daya guna manfaatnya di dalam memahami manajemen.
Menurut G.R Teery (2009:7) “Manajemen adalah usaha-usaha
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan
mempergunakan kegiatan orang lain”.
Menurut Albert Lepawsky (2009:7) “Manajemen adalah tenaga
atau kekuatan yang memimpin, memberi petunjuk dan membimbing suatu
organisasi dalam mencapai suatu tujuan yang ditentukan terlebih dahulu”.
Menurut John D. Millett (2009:7) “Manajemen adalah proses
pembimbingan, pengarahan serta pemberian fasilitas kerja kepada orang-
orang yang diorganisir dalam kelompok-kelompok jurnal untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan”.
5
bagiku sebagai mesjid dan suci, siapa pun dari umatku yang menjumpai
waktu shalat maka shalatlah…”.
Jadi, Dewan Keluarga Masjid, atau Dewan Kemakmuran Masjid
(DKM), merupakan organisasi yang dikelola oleh jemaah muslim dalam
melangsungkan aktivitas di masjid. Setiap masjid yang terkelola dengan
baik memiliki DKM dengan strukturnya masing-masing. Secara umum,
pembagian kerjanya terbagi menjadi tiga yaitu Bidang 'Idarah
(administrasi manajemen masjid), Bidang 'Imarah (aktivitas
memakmurkan masjid) dan Bidang Ri'ayah (pemeliharaan fisik masjid).
4. Pengertian Generasi Muda
Generasi Muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian,
namun dari pengertian-pengertian generasi muda mengarah pada satu
maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih memunyai jiwa,
semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini
lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner.Bahkan
revolusi suatu bangsa itu biasanya didobrak oleh generasi mudanya.
Terlepas dari apakah pemuda itu perlu digolongkan berdasarkan umur atau
tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Mentri Pemuda dan Olah
raga Adiaksa Daud bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda itu
berdasarkan umur atau semangat.
Pelopor yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan
bangsa kearah yang lebih baik dan kepekaan terhadap realita social yang
ada di masyarakat, memang menjadi ciri utama yang melekat pada
pemuda.
Di setiap bangsa, peran pemuda ternyata tidak sedikit. Pemuda
menorehkan sejarah penting bagi negeri tersebut. Sebagai contoh gerakan-
gerakan mahasiswa di Indonesia yang pernah terjadi sejak pra
kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi. Yang mampu
menumbangkan rezim besar seperti Soekarno dan Soeharto, semua itu
diawali dari ide-ide segar dan semangat juang dari kaum muda yaitu
9
mahasiswa. Selain itu revolusi kuba yang dipelopori oleh Che Guevara
juga dari seorang pemuda.
Melihat contoh di atas dapat dilihat betapa besarnya pengaruh
generasi muda itu bagi perubahan suatu bengsa. Bahkan nasib bangsa ini
diletakkan di bahu generasi mudanya. Seperti yang dikatakan seorang anak
muda bernama Soe Hok Gie bahwa sudah saatnya generasi muda bergerak
dan melakukan perlawanan terhadap kaum-kaum tua yang memimpin
negeri ini yang tidak berpihak kepada rakyat.Salah satu dari generasi muda
yaitu mahasiswa. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan
tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989). Mahasiswa adalah
sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa menjadi
penerus tombak estafet pembangunan di setiap Negara dengan
itelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan suatu
negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara,
serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akdemisnya dalam
menghasilkan buah karya yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
B. Pembahasan
1. Latar Belakang Dibentuknya Al-muhajirin
Pada tahun 1976 perguruan tinggi mulai sadar akan pentingnya
perguruan agama. Oleh karena itu pada tahun ini berdirilah masjid kampus
yang diawali masjid kampus ITB yaitu masjid kampus Salman ITB dan
masjid Al-Furqon (IKIP Bandung). Masjid kampus pada umumnya
menggabungkan antara pendidikan dan agama. Ciri-ciri masjid kampus:
a. berfungsi sebagai laboratorium agama;
b. bersifat universal;
c. tempat berkumpulnya mahasiswa yang ingin memajukan masjid;
d. menggunakan manajemen modern;
e. mempunyai hubungan atau relasi dengan masjid kampus yang lain
yang tergabung di dalam Forum Komunikasi Masjid Kampus
Indonesia;
f. kegiatan masjid kampus tidak hanya di bidang agama saja namun,
menyangkut bidang sosial budaya dan ekonomi.
Seiring dengan pentingnya keberadaan masjid kampus maka tahun
1984 berdirilah masjid kampus Al- Muhajirin yang di pimpin oleh Bapak
10
visi dan misi yang telah dibentuk oleh Dewan Kemakmuran Masjid
(DKM) Al-Muhajirin.
Visi dan misi AL-Muhajirin yaitu:
a. Visi
Membentuk generasi muda yang religi dan berakhlakul karimah.
b. Misi
1. Mengadakan majelis taklim dan pesantren kilat.
2. Mengdakan kegiatan sholat berjamaah.
3. Diadakannya perpustakaan masjid.
4. Kaderisasi remaja masjid.
5. Mengadakan kegitan dalam rangka memperingati hari besar islam.
Isi dari misi Dewan Kemakmuran Masjid Al-Muhajirin mencakup
bidang ubudiyah,pendidikan dan bidang pelayanan.
Penjabaran dari misi visi tersebut direalisasikan dalam program
kegiatan masjid. Untuk memudahkan pemahaman terhadap program yang
dicenangkan masjid dan dilaksanakan oleh pengurus bersama jama’ahya, bisa
diklasifikasikan sesuai dengan bidang-bidangnya. Dalam bidang ubudiyah,
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajirin melaksanakan program
kegiatan masjid dalam bentuk peribadatan yang bersifat khusus. Contohnya
seperti pelaksanaan sholat lima waktu secara berjamaah, menetapkan
muadzin dan imam, sholat jum’at, mengadakan sholat tarawih dan witir,
sholat dua hari raya dan pemotongan hewan qurban. Bidang ini pada
umumnyasudah berjalan dengan rutin.
Bidang selanjutnya yaitu pada bidang pendidikan. Program bidang
pendidikan merupakan upaya mencapai jamaah masjid yang memahami
ajaran islam secara syamil (menyeluruh) dan kamil (sempurna), memiliki
wawasan keislaman dan pengetahuan yang luas serta konsekuen dalam
mengamalkan atau memanfaatkannya untuk kebaikan dan kebenaran.
Program bidang pendidikan yang perlu dilaksanakan di masjid Al-Muhajirin
antara lain:
a. kegiatan pengajian, pengajian itu dilaksanakan sistem paket untuk
beberapa kali pertemuan, misalkan paket aqidah, sholat, akhlak dan
sebagainya. Disamping itu, perlu juga diselenggarakan pengajian yang
berlangsung secara umum agar semua kelompok pengajian tersebut dapat
12
Selain itu dalam bidang fisik dan sarana, yaitu berupa pengelolaan
kelengkapan sarana mulai daripenataan ruangan masjid yang sesuai dengan
tingkat kebutuhab pengurus dan jamaahnya dalam beraktivitas, kebersihan
masjid yang harus selalu terpelihara, sound sistem (pengeras suara) yang
baik, pergantian atau perbaikan barang-barang atau fasilitas masjid yang
sudah rusak, melengkapi sarana dan inventaris yang belum dimiliki sementara
hal itu amat dibutuhkan, dan sebagainya. Program-program diatas tentu saja
harus disusun dengan penjadwalan yang baik dengan memperhatikan
perkiraan waktu, biaya, dan penanggung jawabnya. Selanjutnya
pelaksanaannya tentu saja harus mendapat kontrol dari sesama
pengurus,khususnya oleh ketua dan sekretaris agar pada waktu
dilaksanakannya, suatu aktivitas tidak lewat begitu saja yang akhirnya
membuat jadwal kegiatan menjadi tidak teratur lagi. Untuk itu, secara internal
pengurus juga harus memprogramkan rapat rutin, misalnya sebulan sekali.
Dengan rapat rutin ini, bisa dievaluasi tentang bagaimana seharusnya
aktivitas mesti bejalan, bagaimana program yang telah berlangsung dan apa
saja harus dikembangkan pada masa-masa mendatang.
Manakala masjid hendak kita aplikasikan peran dan fungsinya dengan
baik,diperlukan kepengurusan masjid yang andal. Begitu banyak masjid yang
telah dibangun dengan menghabiskan uang ratusan juta bahkan miliaran
rupiah, tapi tidak memperlihatkan kemakmuran sebagaimana mestinya. Salah
satu faktor penyebabnya adalah karena kepengurusan masjid yang btidak atau
kurang andal, baik dari segi kepribadian, wawasan keislaman dan
kelembagaan, maupun kemampuan kerja atau kemampuan manajerial yang
dalam kapasitasnya sebagai pengurus masjid. Oleh karena itu, beberapa sisi
kepengurusan perlu kita soroti, untuk selanjutnya kita kembangkan
perwujudannya agar masjid dapat dimakmurkan dengan baik.
Seorang muslim yang memiliki kepribadian islami dengan sejumlah
ciri yang harus lekat pada dirinya, memilki wawasan yang luas baik
menyangkut masalah keislaman, kemasjidan, kemasyarakatan maupun
keorganisasian dan memikli kemampuan manjerial dalam pengelolaan masjid
dengan segala aktivitasnya. Sebagaiman sudah kita simpulkan, masjid telah
14
sesama generasi tua harus terjalin dengan baik. Begitu juga dalam
kerjasama generasi tua dengan generasi muda (Remaja Masjid), itulah
memang yang dicontohkan Rosulullah SAW dalam mengemban amanah
dakwah.
g. Tidak menghalangi kebaikan. Sebagai konsekuensi logis dari sikap
menyenangi kebaikan, maka seorang pengurus masjid tidak akan
mengahalangi segala bentuk program kegiatan yang baik untuk
diselenggarakan di masjid. Ini memang perlu dipertegas, mangingat
adakalanya pengurus masjid tidak suka pada suatu “ program baru” yang
ditawarkan orang lain, khususya oleh remaja masjid. Pengurus masjid
tidak menyukai hal itu dengan penuh kecurigaan, padahal program
tersebut sebagai sesuatu yang baik. Sikap ini mengakibatkan hal- hal yang
amat fatal. Misalnya, hubungan yang tidak mesra antara generasi tua
dengan generasi muda.
h. Cinta kepada masjid. Pengurus masjid juga harus memiliki kecintaan pada
masjid sebagai cirinya. Dengan kecintaaan itu, seorang pengurus mau
melakukan usaha yang maksimal dengan pengorbanan yang besar demi
kemakmuran dan keagungan masjid. Cinta kepada masjid membuat
seseorang mempunyai rasa memiliki terhadap masjid. Sehingga, dia akan
selalu mengutamakan kepentigan masjid ketimbang dirinya dan orang-
orang tertentu yang ingin mencapai kepentingan yang tidak ada
relevensinya dengan masjid.
i. Memiliki semangat keilmuan. Karena masjid merupakan sarana
meningkatkan kualitas umat dan salah satu upaya peningkatannya melalui
ilmu pengetahuan, maka sudah seharusnya kalau pengurus masjid
memiliki semangat keilmuan. Dalam arti, mau menambah terus ilmu dan
pemahamannya terhadap berbagai persoalan. Khususnya, masalah
keislaman, kemasyarakatan, dan wawasan, serta kemampuan yang
membawa peningkatan dengan kualitas dirinya dalam mengurus masjid.
Membaca dan menghadiri pengajian merupakan aktifitas yang tidak
pernah dilewatkannya. Keharusan menuntut ilmu bagi setiap muslim
17
merupakan sesuatu yang sudah sama- sama kita pahami. Namun sebagai
pengurus masjid keharusan itu harus lebih ditekankan dan ditingkatkan.
Sebagaimana dalam manajemen, disamping perlu adanya perencanaan
yang matang dalm berbagai aktivitas yang hendak dilakukan
pengorganisasian yang bisa dilakukan melalui pembentukan struktur dan job
description atau uraian kerja dari struktur pengurusan merupakan sesuAT
yang amat penting. Setelah itu, barulah menetepkan personel yang menempati
struktur kepengurusan tersebut. Adapun struktur kepengurusan DKM Al-
Muhajirin adalah sebagai berikut.
pemasukan dana rutin untuk masjid dan dari siapa saja pemasukan
tersebut.
14) Berita acara perhitungan tromal masjid, baik tromal
jumatan maupun tromal pada berbagai kesempatan lainnya,
berguna untuk mengetahui besarny pemasukan dari waktu ke
waktu dan berapa besar nilai yang diberikan jamaah.
3. Pengaruh Manajemen DKM Al- Muhajirin terhadap pembentukan
Generasi Muda Islam
Suatu manajemen akan memberikan dampak baik atau buruk
sesuai dengan baik atau tidaknya pengelolaaan manajemen tersebut.
Pengelolaan manajemen masjid yang baik, akan berpengaruh baik juga
terhadap pembentukan generasi muda islami. Sehingga generasi muda
islami akan semakin bertambah maju.Selain itu juga akan membentuk
generasi yang mempunyai intelektual yang baik.
Generasi muda yang membuahkan mata hati yang sejuk
dipandang, dan calon pemimpin masa depan, dapat melahirkan dari
masjid-masjid yang berfungsi makmur membaca,dan memberikan peluang
terhadap generasi muda, karena generasi muda merupakan cikal bakal
pemimpin masa depan. Dengan program-program kegiatan pembentukan
terhadap generasi muda islami melalui masjid akan menambah keimanan,
ketaqwaan dan prestasi atau keahlian tertentu agar generasi muda masjid
dapat mandiri dan dapat menolong masyarakat lemah dilingkungan
masjidnya. Sementara ini memang hasil belum maksimal pembentukan
generasi muda masjid, sehingga menimbulkan ketimpangan-ketimpangan,
hendaknya jangan sampai terjadi ke kosongan pembentukan terhadap
generasi muda islami, kekosongan pembentukan generasi muda islami
akan membawa dampak negatif atau kemunduran masjid masa-masa
mendatang.
Jenis manajemen yang digunakan oleh DKM Al- Muhajirin yaitu
manajemen demokrasi. Maksud dari manajemen terbuka yaitu seorang
pemimpin sebelum mengambil keputusan terlebih dahulu memberikan
kesempatan pada anggota untuk memberikan saran- saran, pendapat-
pendapat, lebih tegasnya pemimpin mengajak para anggota untuk ikut
25
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), merupakan organisasi yang
dikelola oleh jemaah muslim dalam melangsungkan aktivitas di masjid.
Setiap masjid yang terkelola dengan baik memiliki DKM dengan
strukturnya masing-masing. Secara umum, pembagian kerjanya terbagi
menjadi tiga yaitu Bidang 'Idarah (administrasi manajemen masjid), Bidang
'Imarah (aktivitas memakmurkan masjid) dan Bidang Ri'ayah (pemeliharaan
fisik masjid).
28
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Zakky dkk. (2006). Ta’mir Masjid. Jakarta: Dewan Masjid Indonesia.