Anda di halaman 1dari 4

Kasus dr. Kevorkian dan dr. Cox.....

BACA CERITANYA

Apa sebetulnya euthanasia?


Istilah euthanasia berasal dari bahasa Yunani: eu (= baik) dan thanatos (=
kematian). Jadi euthanasia artinya “kematian yang baik” atau “mati dengan baik”.

Euthanasia itu sendiri ada tiga macam, yaitu:

a. Euthanasia pasif
b. Euthanasia tidak langsung
c. Euthanasia aktif
d. .....?

Pro-Kontra Para Etikawan

Para etikawan tidak seragam dalam menyikapi soal euthanasia ini. Mereka pro-
kontra. Yang pro salah satu alasannya yang paling kerap dikemukakan adalah,
bahwa pasien terminal memiliki hak untuk mati.

Menurut mereka, jika pasien sudah sampai akhir hidupnya, ia berhak meminta agar
penderitaannya segera diakhiri. Sebab beberapa hari yang tersisa dari hidup si
pasien pasti penuh penderitaan.

Euthanasia hanya sekadar mempercepat kematiannya, sehingga memungkinkan


pasien mengalami “kematian yang baik” tanpa penderitaan yang tidak perlu.

Sedang mereka yang kontra mengemukakan salah satu alasan, bahwa euthanaasia
ini bisa disalahgunakan. Kalau ada pengecualian terhadap larangan membunuh,
bisa-bisa nanti cara

ini dipakai juga terhadap orang-orang cacat, misalnya, atau orang tua, atau orang-
orang yang dianggap “tidak berguna”. Ini juga salah satu yang kemudian
dituduhkan kepada Kevorkian, bahwa ia juga melakukan euthanasia terhadap
pasien yang depresi (yang secara medis masih bisa diobati).
Pandangan Iman Kristen

Pertama: iman Kristen, secara tegas menolak euthanasia aktif ini (entah suntik mati
atau bunuh diri berbantuan). Alasannya adalah bahwa Tuhanlah yang memberikan
kepada manu sia nafas kehidupan (Kej 2:7, Maz 103:4), maka Tuhan jugalah yang
berhak

memanggilnya kembali. Hidup dan mati adalah hak prerogatif Tuhan sebagai Sang
Khalik. Alasan-alasan seperti rasa kasihan melihat penderitaan pasien,

alasan ekonomi, atau kerepotan mengurus pasien, adalah tidak bisa


mengesampingkan hak prerogatif Allah tersebut. Euthanasia

aktif pada hakikatnya sama dengan membunuh (menghilangkan nyawa..melanggar


Hukum ke 6..jangan membunuh) pasien, sekalipun dengan dalih yang
argumentatif.

Kolose 3:4 Kristus adalah hidup kita. Yesus tidak mengkehendaki kematian, tetapi
kehidupan. Dalam Yoh. 14:6...Akulah.....Yoh. 11:25..Akulah kebangkitan....

Manusia adalah mahluk yang unik. Beda dengan binatang; tidak ada keberatan
untuk mengakhiri “penderitaan” yang terjadi pada binatang. Tapi manusia tidak
pantas diperlakukan dengan cara demikian.

Manusia diberi anugerah oleh Tuhan untuk melangsungkan kehidupannya, akan


tetapi juga untuk menemui kematiannya

(Kematian adalah konsekwensi hidup). Kita harus merawatnya baik-baik sampai


saat terakhir. Tentang kematian kita serahkan kepada Tuhan.

Kedua, dalam penderitaan yang sangat itulah kerap manusia menemukan sesuatu
yang paling hakiki dalam hidupnya. Bandingkan dengan pengalaman Ayub selepas
ia melewati penderitaannya. Ayub 42:5, “Hanya dari kata orang saja aku

mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.”


Di sini Ayub seolah hendak mengatakan. Dulu ketika ia masih sukses, makmur,
hidup bergelimang kemewahan ia hanya tahu tentang Tuhan dari ajaran-ajaran dan
nasihat-nasihat orang lain. Tetapi sekarang setelah ia melewati
berbagai penderitaan itu, ia mengalami sendiri Allah. Ketiga: Hak pasien perlu
diperhatikan. Pasien berhak menentukan nasibnya sendiri. Jika pasien tidak dapat
menentukan sendiri, maka keluarga dekat, termasuk dokter yang merawat yang
akan mengambil keputusannya.

Euthanasia menurut Agama Kristen Protestan

Beberapa pandangan dari berbagai denominasi tersebut misalnya :


Gereja Methodis (United Methodist church) dalam buku ajarannya menyatakan
bahwa : ” penggunaan teknologi kedokteran untuk

memperpanjang kehidupan pasien terminal membutuhkan suatu keputusan yang


dapat dipertanggung jawabkan tentang hingga kapankah peralatan penyokong
kehidupan tersebut benar-benar

dapat mendukung kesempatan hidup pasien, dan kapankah batas akhir kesempatan
hidup tersebut”.

Gereja Lutheran di Amerika menggolongkan nutrisi buatan dan hidrasi sebagai


suatu perawatan medis yang bukan merupakan suatu perawatan fundamental.
Dalam kasus dimana perawatan

medis tersebut menjadi sia-sia dan memberatkan, maka secara tanggung jawab
moral dapat dihentikan atau dibatalkan dan membiarkan kematian terjadi.

Jadi yang penting di sini adalah bertindak ETIS. Apa itu Etika....?

* AGAMA ** ADAT ISTIADAT***HUKUM....DUNIA DAN INDONESIA

2. PENDAMPINGAN TERHADAP PASIEN YANG TERMINAL

Sering kita menyangka bahwa Sakit itu akibat dosa Yoh. 9:2 dan Ayub 11:13-15.
Manusia yang sehat saja takut mati, apalagi pada saat sakit. Oleh sebab itu
pendampingan yang perlu dilakukan:

SIMPATI dan EMPATI dengan harapan : 1. Healing (menyembuhkan), 2.


Sustaining (mendukung/ menopang), 3. Quiding (Membimbing), 4. Reconcilling
(mendamaikan). Ayat-ayat yang menguatkan: Yesaya 43:1-3, Mazmur 46: 2-3,
Yoh. 3:16; 11:25; 14:6.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pema Saran
    Pema Saran
    Dokumen1 halaman
    Pema Saran
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Abortus Inkomplit 2
    Abortus Inkomplit 2
    Dokumen4 halaman
    Abortus Inkomplit 2
    Orange Cakep
    Belum ada peringkat
  • Apa Penyebab Bunuh Diri
    Apa Penyebab Bunuh Diri
    Dokumen3 halaman
    Apa Penyebab Bunuh Diri
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Jenis Skrining
    Jenis Skrining
    Dokumen1 halaman
    Jenis Skrining
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Etiiologi
    Etiiologi
    Dokumen3 halaman
    Etiiologi
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Gejala Dan
    Gejala Dan
    Dokumen1 halaman
    Gejala Dan
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Pema Saran
    Pema Saran
    Dokumen1 halaman
    Pema Saran
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Pema Saran
    Pema Saran
    Dokumen1 halaman
    Pema Saran
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Tanda
    Tanda
    Dokumen1 halaman
    Tanda
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Gejala FX
    Gejala FX
    Dokumen1 halaman
    Gejala FX
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Klinis
    Klinis
    Dokumen1 halaman
    Klinis
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Katarak
    Apa Itu Katarak
    Dokumen2 halaman
    Apa Itu Katarak
    sudomo situmorang
    Belum ada peringkat
  • Gejala FX
    Gejala FX
    Dokumen1 halaman
    Gejala FX
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • DP
    DP
    Dokumen1 halaman
    DP
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik Peritonitis
    Pemeriksaan Fisik Peritonitis
    Dokumen1 halaman
    Pemeriksaan Fisik Peritonitis
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Fraktur Terbuka Adalah
    Fraktur Terbuka Adalah
    Dokumen1 halaman
    Fraktur Terbuka Adalah
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • FX Terbuka
    FX Terbuka
    Dokumen1 halaman
    FX Terbuka
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Gejala FX
    Gejala FX
    Dokumen1 halaman
    Gejala FX
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Dokumen2 halaman
    Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu Katarak
    Apa Itu Katarak
    Dokumen2 halaman
    Apa Itu Katarak
    sudomo situmorang
    Belum ada peringkat
  • Manisfestasi Klinis
    Manisfestasi Klinis
    Dokumen1 halaman
    Manisfestasi Klinis
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Bronkitis
    Bronkitis
    Dokumen6 halaman
    Bronkitis
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Dokumen1 halaman
    Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Dokumen1 halaman
    Hubungan Snitasi Dan Dsampah Dengan Lingkungan
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Sudomo Situmorang
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Asma
    Leaflet Asma
    Dokumen3 halaman
    Leaflet Asma
    Firdaus Frederica
    Belum ada peringkat
  • TB Paru
    TB Paru
    Dokumen3 halaman
    TB Paru
    Iqbal Kannibal
    Belum ada peringkat