BACA CERITANYA
a. Euthanasia pasif
b. Euthanasia tidak langsung
c. Euthanasia aktif
d. .....?
Para etikawan tidak seragam dalam menyikapi soal euthanasia ini. Mereka pro-
kontra. Yang pro salah satu alasannya yang paling kerap dikemukakan adalah,
bahwa pasien terminal memiliki hak untuk mati.
Menurut mereka, jika pasien sudah sampai akhir hidupnya, ia berhak meminta agar
penderitaannya segera diakhiri. Sebab beberapa hari yang tersisa dari hidup si
pasien pasti penuh penderitaan.
Sedang mereka yang kontra mengemukakan salah satu alasan, bahwa euthanaasia
ini bisa disalahgunakan. Kalau ada pengecualian terhadap larangan membunuh,
bisa-bisa nanti cara
ini dipakai juga terhadap orang-orang cacat, misalnya, atau orang tua, atau orang-
orang yang dianggap “tidak berguna”. Ini juga salah satu yang kemudian
dituduhkan kepada Kevorkian, bahwa ia juga melakukan euthanasia terhadap
pasien yang depresi (yang secara medis masih bisa diobati).
Pandangan Iman Kristen
Pertama: iman Kristen, secara tegas menolak euthanasia aktif ini (entah suntik mati
atau bunuh diri berbantuan). Alasannya adalah bahwa Tuhanlah yang memberikan
kepada manu sia nafas kehidupan (Kej 2:7, Maz 103:4), maka Tuhan jugalah yang
berhak
memanggilnya kembali. Hidup dan mati adalah hak prerogatif Tuhan sebagai Sang
Khalik. Alasan-alasan seperti rasa kasihan melihat penderitaan pasien,
Kolose 3:4 Kristus adalah hidup kita. Yesus tidak mengkehendaki kematian, tetapi
kehidupan. Dalam Yoh. 14:6...Akulah.....Yoh. 11:25..Akulah kebangkitan....
Manusia adalah mahluk yang unik. Beda dengan binatang; tidak ada keberatan
untuk mengakhiri “penderitaan” yang terjadi pada binatang. Tapi manusia tidak
pantas diperlakukan dengan cara demikian.
Kedua, dalam penderitaan yang sangat itulah kerap manusia menemukan sesuatu
yang paling hakiki dalam hidupnya. Bandingkan dengan pengalaman Ayub selepas
ia melewati penderitaannya. Ayub 42:5, “Hanya dari kata orang saja aku
dapat mendukung kesempatan hidup pasien, dan kapankah batas akhir kesempatan
hidup tersebut”.
medis tersebut menjadi sia-sia dan memberatkan, maka secara tanggung jawab
moral dapat dihentikan atau dibatalkan dan membiarkan kematian terjadi.
Jadi yang penting di sini adalah bertindak ETIS. Apa itu Etika....?
Sering kita menyangka bahwa Sakit itu akibat dosa Yoh. 9:2 dan Ayub 11:13-15.
Manusia yang sehat saja takut mati, apalagi pada saat sakit. Oleh sebab itu
pendampingan yang perlu dilakukan: