BAB II
LANDASAN TEORI
A. Efektifitas Pembelajaran
1. Pengertian Efektifitas
“efektif” yang berarti efek (akibat, pengaruh, kesannya), manjur, mujarab, dapat
peraturan).1
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi
1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa indonesia,Balai Pustaka, Jakarta: 1995, hal. 250
2
Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, Rineka Cipta,
Jakarta:1995, Hal. 104
3
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 1976,hal. 260
15
mengajar yang ideal yakni tersalur dan terserapnya ilmu pengetahuan secara
ketetapan waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Masalah efektifitas
rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan
2. Pengertian Pembelajaran
“Educational Psikology” yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
pengertian.7
4
M.Uzer, Usman dan Wilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Remaja
Rosda Karya, Bandung: 1993, Hal. 9
5
Muhammad Ali, Psikologi Perkembangan Remaja, Bumi Aksara, Jakarta: 2004, Hal. 109
6
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung: Hal.
17
7
Ibid, Hal 17
16
suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil
tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri.9
dasar ‘Ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(dituruti), ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi pembelajaran yang
berarti proses, perbuatan, cara yang mengajar atau mengajarkan sehingga anak
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini,
8
Muhamad Ali , Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Aman, Jakarta: 1989,Hal. 31
9
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta: 2004, Hal. 128
17
Jika belajar adalah proses perubahan atau peralihan dari belum bisa
menjadi bisa, maka didalam proses belajar, perlu adanya suasana yang
mendukung, fasilitas yang memadai serta sumber yang cukup agar proses belajar
dapat berjalan secara efektif dan dalam kegiatan belajar mengajar guru
dari guru ke murid terserap secara tepat sesuai perencanaan dan tujuan yang
dikehendaki sebelumnya.10
setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan
hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana atau fasilitas memadai, guru yang
professional. Efektifitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang
terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran
10
Udin Winata Putra, Strategi Belajar dan Mengajar, Pusat Universitas Terbuka, Jakarta: 2003,
Hal. 29
18
siswa. Lebih dari itu pembelajaran efektif menekankan bagaimana agar siswa
sehingga siswa dapat belajar dengan tenang tampa merasa ada tekanan ,tertib
dan teratur sehingga proses belajar siswa menjadi nyaman dan lebih
11
Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi, Jakarta: rineka cipta,
1995, hlm. 94-97
19
misalnya : membuat tata tertib di kelas, membuat tata tempat duduk yang
nyaman.
Hal ini bertujuan agar isi, pesan dan makna dari materi yang akan ia ajarkan
dapat dipahami, diterima, dikuasai dan terserap dengan baik oleh seluruh
siswa. Seorang guru yang menguasai materi yang akan ia sampaikan tentu
akan tau apa yang harus ia lakukan, dan bagaimana cara menyapaikan materi
bervariasi dalam setiap menyampaikan meteri. Hal ini bertujuan agar proses
belajar tidak terkesan monoton dan siswa juga tidak merasa bosan dalm
sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa dalam satu kelas dapat
kepada siswa.
siswanya agar terus belajar dan menjadi lebih baik. Dengan upaya tersebut
atau pengalaman kongkret yang dibantu dengan sejumlah sumber dan media
mengajar lebih menarik dan siswa merasa senang dan gembira setiap
menerima pelajaran.
serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
tertentu. Interaksi ( hubungan timbal balik ) dan komunikasi antara guru dan
pendapat orang lain. Dengan suasana yang demikian selain itu motivasi dan
semangat dari guru akan mendorong siswa-siswanya menjadi aktif ,baik fisik
12
Http://file .upi.edu./Direktorat/FIP/Suherman/Strategi Belajar Efektif.
22
siswanya untuk terlibat aktif baik fisik maupun mental. Aktif secara fisik
dengan baik.
tugas atau guru pemberian kuis untuk menambah penguasaan setelah guru
B. Akidah Akhlak
1. Pengertian Akidah
dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah.
kebenaran itu dipastikan oleh manusia didalam hati dan diyakini kesahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
keyakinan.14
”Setiap manusia memiliki fitrah tentang adanya Tuhan yang didukung oleh
hidayah Allah berupa indra, akal, agama (wahyu), dan tan fiqiyah sintensis antara
kehendak Allah dan kehendak manusia. Oleh karena itu manusia ingin mengenal
a. Keyakinan sebagai sumber utama akidah itu tidak oleh bercampur dengan
keraguan.
13
Latif Mubarok dkk, Akidah Islam, UII Press, Yogyakarta: 2003, Hal. 45
14
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Modren, Apollo, Surabaya: 1999, Hal. 20
24
diyakini didalam hati diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota
tubuh”. Akidah juga ditumbuhkan dengan istilah tauhid, yakni mengesakan Allah
(Yauhidullah).
2. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Secara bahasa kata akhlak berasal dari kata (al-akhlaaku) yaitu kata
Secara istilah akhlak berarti “suatu keadaan yang melekat pada jiwa
15
Zahruddin AR, Hasanuddin, Pengantar Studi Akhlak, Rajawali Pers, Jakarta: 2004, Hal. 1
16
Azyumari Azra, Enseklopi Islam, PT Lctiar Baru Van Hoeve, Jakarta: 2005, Hal. 102
25
dilakukan oleh seseorang yang sesuai dengan adat kebiasaan serta ketentuan
dalam suatu agama tertentu tanpa paksaan dari orang lain adapun akhlak
Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. “Etika adalah
suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
Secara istilah akhlak berarti “suatu keadaan yang melekat pada jiwa
17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Asy-Syifa, Semarang: 1999, Hal. 960
18
Zahruddin AR, Hasanuddin. Ibid Hal. 2-3
19
Azyumari Azra, Enseklopi Islam, PT Lctiar Baru Van Hoeve, Jakarta: 2005, Hal. 102
26
menurut Ibn Maskawaih akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
dan pemikiran.20
b. Sumber Akhlak
Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia tercelahnya akhlak. Sumber akhlak adalah sumber ajaran Islam itu
sendiri yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, bukan akal atau pandangan masyarakat
sebagimana pada konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak segala
sesuatu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, berdasarkan karena
pedoman dalam berakhlak. Yang menjadi dasar dan sumber ajaran Islam
secara keseluruhan sebagai pola hidup yang baik dan buruk ialah Al-Qur’an
dan Sunnah, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Ahzab ayat 21:
20
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Rajawali Pers, Jakarta: 2006, Hal. 3
21
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung: 1996, Hal 190
27
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
Baihaqi).23
Dari kedua dalil di atas sudah jelas bahwa Al-Qur’an dan hadits
adalah sumber ajaran akhlak dan segala ajaran Islam sebagai pedoman hidup
c. Macam-macam Akhlak
1) Akhlak yang baik (akhlak mahmudah) ialah segala tingkah laku yang
tidak bertentangan dengan hukum syara’ dan akal pikiran yang sehat.
22
Departemen Agama RI, Op Cit, Hal 670
23
Imam Malik, Al-Muwthtth’, Dar al –Hadits, Kairo: 1992, Hal. 627
28
Menurut M. Ali Hasan diantara akhlak yang baik adalah: benar, amanah,
2) Akhlak yang buruk (akhlak mazmumah), ialah segala tingkah laku yang
Ruang lingkup akhlak adalah ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri
khalik dan antara manusia dengan sesama makhluk baik antara sesama
manusia maupun dengan makhluk yang lainnya. Secara garis besar ruang
sebagai Khalik.24
kepada-Nya hal ini sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri
24
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Raja Grafindo Persada. Jakarta: 1996. Hal 149
29
Artinya: “Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya
waktu dan tata caranya dan tidak ada ijtihad untuk menambah,
manusia yang satu terhadap yang lain. Akhlak kepada sesama manusia
meliputi akhlak kepada orang tua, akhlak kepada saudara, akhlak kepada
lemah dan akhlak kepada guru, karena guru merupakan orang yang
25
Departemen Agama RI, Op Cit , Hal 862
26
Wahjoetono, Perguruan Tinggi pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan, Gema Insani
Pers, Jakarta: 1997, hal 109
30
badan atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga
di belakangnya tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil
memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu.27 Hal ini sesuai
Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari
263)28
27
Nata, Op Cit, hal 151
28
Departemen Agama RI, Op Cit, hal 44
31
menyakiti hati orang lain apalagi yang kita bicarakan itu tidak benar.
tak terjaga.
Selain itu akhlak kepada sesama manusia antara lain ialah tidak
masuk kerumah orang lain tanpa seizin pemiliknya, jika bertemu saling
bernyawa.29
29
Ibid, hal 152
32
penciptaannya.
kesejahteraan manusia, baik itu tumbuhan, binatang dan seluruh isi alam
ini, maka dari itu manusia dituntut untuk menjaga, melestarikan serta
Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar bagi segala tindakan muslim
Menurut Al-Ghazali ahlak adalah hal ihwal batin manusia yang mendorongnya
30
Ibid, Hal. 27-43
31
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Rajawali Pers: 2006, Hal. 3
33
4. Pengertian Perilaku
akhlak, tabiat, perangai, atau sistem perilaku yang dibuat. Soedono Soekanto
lingkungan antar individu atau disebut juga tingkah laku yang mempunyai objek
sehingga tingkah laku siswa berubah kearah lebih baik. Pembelajaran bertujuan
pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa
32
Zakiyah Darajaht, Dasar-Dasar Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta: 1984, hal. 266
33
Soetiono Soekanto, Kamus Sosiologi, PT. Rajawali , Jakarta: 1985, hal. 51
34
jika peserta didik bisa melhat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh
Gerak raga yang di tunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga dilihat dari
aspek, yaitu :
tindakan motorik.
mengajar di sekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester,
yang kemudian dituangkan dalam daftar nila raport. Nilai tersebut merupakan
nilai yang dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan
acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas. Prestasi belajar tidak
35
hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang study tertentu yang telah