Anda di halaman 1dari 22

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektifitas Pembelajaran

1. Pengertian Efektifitas

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia efektifitas berasal dari kata

“efektif” yang berarti efek (akibat, pengaruh, kesannya), manjur, mujarab, dapat

membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan), mulai berlaku (undang-undang

peraturan).1

Efektif secara bahasa diartikan tepat sasaran yang dikehendaki sedangkan

efektifitas adalah suatu tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang

diharapkan.2 Efektifitas adalah kegiatan yang membuahkan hasil ( usaha,

tindakan dalam transfer nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak di sekolah).3

Dari definisi tersebut yang menjadi indikator belajar efektif dalam

proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil adalah:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi

baik secara individu maupun kelompok.

1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa indonesia,Balai Pustaka, Jakarta: 1995, hal. 250
2
Saliman dan Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, Rineka Cipta,
Jakarta:1995, Hal. 104
3
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 1976,hal. 260
15

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional khusus

yang telah dicapai siswa baik individu maupun kelompok.4

Artinya materi pelajaran yang diberikan bisa terserap secara optimal

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki sebelumnya, intinya proses belajar

mengajar yang ideal yakni tersalur dan terserapnya ilmu pengetahuan secara

optimal sesuai dengan tujuan yang telah diinginkan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa efektifitas

berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan,

ketetapan waktu dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Masalah efektifitas

biasanya berkaitan dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan

rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan

hasil yang direncanakan.5

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti perubahan prilaku

berkat pengalaman dan pelatihan.6 Menurut H.C Witherington dalam bukunya

“Educational Psikology” yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

redaksi yang serupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu

pengertian.7

4
M.Uzer, Usman dan Wilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Remaja
Rosda Karya, Bandung: 1993, Hal. 9
5
Muhammad Ali, Psikologi Perkembangan Remaja, Bumi Aksara, Jakarta: 2004, Hal. 109
6
Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung: Hal.
17
7
Ibid, Hal 17
16

Belajar menurut bahasa adalah berusaha untuk berlatih untuk

mendapatkan pengetahuan.8sedangkan belajar menurut psikologi merupakan

suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah

laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan

tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri.9

Pembelajaran yang didentikan dengn kata “Mengajar”berasal dari kata

dasar ‘Ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui

(dituruti), ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi pembelajaran yang

berarti proses, perbuatan, cara yang mengajar atau mengajarkan sehingga anak

didik mau belajar.

Jadi pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat serta pembetukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik.

Dari definisi diatas menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini,

8
Muhamad Ali , Kamus Besar Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Aman, Jakarta: 1989,Hal. 31
9
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta: 2004, Hal. 128
17

bukan disebabkan oleh pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses

kematangan, namun perubahan yang terjadi karena belajar.

Jika belajar adalah proses perubahan atau peralihan dari belum bisa

menjadi bisa, maka didalam proses belajar, perlu adanya suasana yang

mendukung, fasilitas yang memadai serta sumber yang cukup agar proses belajar

dapat berjalan secara efektif dan dalam kegiatan belajar mengajar guru

mempunyai fungsi sebagai fasilitator dan motifator.

Dari kedua definisi belajar dan efektifitas dapat ditarik kesimpulan

bahwa efektifitas pembelajaran adalah sebuah proses transfer ilmu pengetahuan

dari guru ke murid terserap secara tepat sesuai perencanaan dan tujuan yang

dikehendaki sebelumnya.10

Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran

setiap elemen berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa senang, puas dengan

hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana atau fasilitas memadai, guru yang

professional. Efektifitas dapat dicapai apabila semua unsur dan komponen yang

terdapat pada sistem pembelajaran berfungsi sesuai dengan tujuan dan sasaran

yang ditetapkan. Efektifitas pembelajaran dapat dicapai apabila rancangan pada

persiapan, implementasi, dan evaluasi dapat dijalankan sesuai prosedur serta

sesuai dengan fungsinya masing-masing.

10
Udin Winata Putra, Strategi Belajar dan Mengajar, Pusat Universitas Terbuka, Jakarta: 2003,
Hal. 29
18

Pembelajaran juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi

siswa. Lebih dari itu pembelajaran efektif menekankan bagaimana agar siswa

mampu belajar dengan cara belajar sendiri.Melalui kreatifitas guru, pembelajaran

di kelas menjadi sebuah aktifitas yang menyanangkan. Perwujudan pembelajaran

efektif akan memberikan kecakapan kepada siswa.

Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk menciptakan kondisi

pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses

pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa siswa

merespon stimulus ysng diberiksn oleh guru dengan melakukan langkah-langkah

sebagai berikut :11

1. Pengelolaan atau Manajemen kelas yang baik

Pengelolaan atau manajemen merupakan serangkaian kegiatan

merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, dan

mengembangkan segala upaya untuk menciptakan suasana proses

pembelajaran. Upaya menciptakan pengelolaan kelas yang baik yaitu dengan

menciptakan suasana proses belajar mengajar yang aman dan menyanangkan

sehingga siswa dapat belajar dengan tenang tampa merasa ada tekanan ,tertib

dan teratur sehingga proses belajar siswa menjadi nyaman dan lebih

kosentrasi. Dengan keadaan-keadaan tersebut memungkinkan akan

11
Slameto, Belajar dan Faktor - Faktor Belajar yang Mempengaruhi, Jakarta: rineka cipta,
1995, hlm. 94-97
19

mendukung proses belajar mengajar dengan baik dan secara

efektif.beberapa contoh kegiatan pengelolaan kelas yang dapat dilakukan

misalnya : membuat tata tertib di kelas, membuat tata tempat duduk yang

memudahkan siswa dan guru berkomunikasi dan berinteraksi, membersihkan

dan merapikan ruangan kelas sebelum belajar sehinga kelas menjadi

nyaman.

2. Menguasai materi yang akan diajarkan

Sebagai seorang narasumber atau pemeran utama dalam proses belajar

mengajar seorang guru haruslah benar-benar paham, mengerti, dan

menguasai isi materi pelajaran yang akan ia sampaikan kepada siswanya.

Hal ini bertujuan agar isi, pesan dan makna dari materi yang akan ia ajarkan

dapat dipahami, diterima, dikuasai dan terserap dengan baik oleh seluruh

siswa. Seorang guru yang menguasai materi yang akan ia sampaikan tentu

akan tau apa yang harus ia lakukan, dan bagaimana cara menyapaikan materi

dengan baik kepada siswanya.

3. Menggunakan metode yang tepat dan bervariasi

Metode adalah cara yang digunakan dalam menyampaikan materi

pelajaran. Dalam menyampaikan materi pelajaran di perlukan metode yang

bervariasi dalam setiap menyampaikan meteri. Hal ini bertujuan agar proses

belajar tidak terkesan monoton dan siswa juga tidak merasa bosan dalm

mengikuti pembelajaran. Selain itu dengan metode yang bervariasi dengan

pengunaan yang tepat serta dikemas secara menarik akan memotivasi


20

semangat belajar dan perhatian siswa terhadap pelajaran sehingga dengan

demikian isi dari materi pelajaran dapat terserap dengan baik.

4. Pelayanan individual yang baik

Salah satu masalah utama dalam pendekatan pembelajaran adalah

kurangnya pemahaman guru tentang perbedaan individu antar siswa. Guru

sering kurang menyadari bahwa tidak semua siswa dalam satu kelas dapat

menyerap pelajaran dengan baik. Kemampuan individual mereka sudah pasti

berbeda-beda, sehinga disni diperlukan pelayanan individual dari guru

kepada siswa.

Upaya yang dilakukan oleh guru dalam memberikan pelayanan individual

misalnya : memberikan jam tambahan diluar jam sekolah, memberikan

bimbingan bagi siswa yang memiliki masalah atau kesulitan dalam

menyerap pelajaran, serta selalu memberi motivasi dan mengarahkan

siswanya agar terus belajar dan menjadi lebih baik. Dengan upaya tersebut

diharapkan setiap sub materi pelajaran yang disampaikan benar-benar tuntas,

dimengerti dan diserap dengan baik oleh setiap individu siswa.

5. Mengunakan berbagai sumber dan media dalam pembelajaran

Pembelajaran yang efektif harus dimulai dengan pengalaman langsung

atau pengalaman kongkret yang dibantu dengan sejumlah sumber dan media

pembelajaran. Dengan memperhatikan segi nilai dan manfaatnya dalam

membantu menyukseskan proses pembelajaran seperti buku-buku bacaan,

LKS, infokus, televisi dan lain-lain.


21

Dengan menggunakan sumber dan media pelajaran tersebut dapat

membantu membantu memperjelas materi yang disampaikan kepada siswa

dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa, sebab pembelajaran

yang banyak menggunakan verbalisme tentu akan membosankan. Selain itu

dengan menggunakan sumber dan media pembelajaran, dapat memperbesar

perhatian siswa terhadap pelajaran yang disajikan, sehingga proses belajar

mengajar lebih menarik dan siswa merasa senang dan gembira setiap

menerima pelajaran.

6. Komunikasi dan interaksi yang aktif.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Interaksi ( hubungan timbal balik ) dan komunikasi antara guru dan

siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. 12

Komunikasi dan interaksi yang aktif akan tercipta dengan adanya

penciptaan suasana demokratis di kelas yakni dengan menciptakan

lingkungan yang saling menghormati, tenggang rasa, dan menghargai

pendapat orang lain. Dengan suasana yang demikian selain itu motivasi dan

semangat dari guru akan mendorong siswa-siswanya menjadi aktif ,baik fisik

maupun psikisnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tampa merasa

ada tekanan dari siapapun.

12
Http://file .upi.edu./Direktorat/FIP/Suherman/Strategi Belajar Efektif.
22

Melalui kreatifitas guru sebagai motivator berusaha merangsang siswa-

siswanya untuk terlibat aktif baik fisik maupun mental. Aktif secara fisik

yang ditunjukan dengan mengembankan kemampuan intelektualnya,

sedangkan secara fisik misalnya membaca, menulis, melakukan eksperimen,

melakukan tanyajawab, mendengar dan memperhatikan penjelasan guru

dengan baik.

7. Umpan balik, evaluasi dan remedial

Umpan balik, evaluasi, dan remedial merupakan kegiatan akhir dalam

proses belajar mengajar. Umpan balik merupakan kegiatan seperti pemberian

tugas atau guru pemberian kuis untuk menambah penguasaan setelah guru

selesai memberikan pejelasan, evaluasi merupakan kegiatan untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan dengan memberikan ulangan. Sedangkan remedial adalah kegiatan

yang bertujuan memberikan perbaikan kepada siswa yang dirasa

mendapatkan nilai belum tuntas dalam belajar.


23

B. Akidah Akhlak

1. Pengertian Akidah

Hasan Al-Bana mengatakan bahwa “akaid” (bentuk jamak dari akidah)

artinya beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu,

mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur

sedikitpun dengan keragu-raguan.13

Abu bakar jair Al-Jazairi mengatakan akidah sejumlah kebenaran yang

dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah.

kebenaran itu dipastikan oleh manusia didalam hati dan diyakini kesahihan dan

keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan

kebenaran itu.

Dalam kamus bahasa Indonesia akidah diartikan dengan kepercayaan dan

keyakinan.14

Berdasarkan kedua pengartian tersebut. Saya simpulkan sebagai berikut:

”Setiap manusia memiliki fitrah tentang adanya Tuhan yang didukung oleh

hidayah Allah berupa indra, akal, agama (wahyu), dan tan fiqiyah sintensis antara

kehendak Allah dan kehendak manusia. Oleh karena itu manusia ingin mengenal

Tuhan secara baik harus mampu memfungsikan hidayah- hidayah tersebut”.

a. Keyakinan sebagai sumber utama akidah itu tidak oleh bercampur dengan

keraguan.

13
Latif Mubarok dkk, Akidah Islam, UII Press, Yogyakarta: 2003, Hal. 45
14
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Modren, Apollo, Surabaya: 1999, Hal. 20
24

b. Akidah yang kuat akan melahirkan ketentraman jiwa.

c. Tingkat akidah seseorang tergantung pada tingkat pemahaman terhadap ayat-

ayat kauliyah dan kauniyah.

Akidah biasanya ditumbuhkan dengan istilah iman, yaitu “sesuatu yang

diyakini didalam hati diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota

tubuh”. Akidah juga ditumbuhkan dengan istilah tauhid, yakni mengesakan Allah

(Yauhidullah).

2. Akhlak

a. Pengertian Akhlak

Secara bahasa kata akhlak berasal dari kata (al-akhlaaku) yaitu kata

jamak dari pada perkataan (al-khuluqu) berarti tabiat, kelakuan, perangai,

tingkah laku, dan adat kebiasaan.15

Secara istilah akhlak berarti “suatu keadaan yang melekat pada jiwa

manusia yang dari padanya lahir perbutan-perbuatan dengan mudah, tanpa

melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.16

Rumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang

memungkinkan adanya hubungan baik antara sang pencipta khalik dengan

makhluk. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4:

    

15
Zahruddin AR, Hasanuddin, Pengantar Studi Akhlak, Rajawali Pers, Jakarta: 2004, Hal. 1
16
Azyumari Azra, Enseklopi Islam, PT Lctiar Baru Van Hoeve, Jakarta: 2005, Hal. 102
25

Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung.” (Al-Qalam: 4)17

Jadi akhlak berarti suatu tingkah laku atau perbuatan yang

dilakukan oleh seseorang yang sesuai dengan adat kebiasaan serta ketentuan

dalam suatu agama tertentu tanpa paksaan dari orang lain adapun akhlak

yang dimaksud oleh penulis akhlak yang terpuji (akhlak mahmudah).

Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada

nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada

sesama muslim, kepada non muslim.

Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. “Etika adalah

suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang

seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang

harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan

jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.”18

Secara istilah akhlak berarti “suatu keadaan yang melekat pada jiwa

manusia yang dari padanya lahir perbutan-perbuatan dengan mudah, tanpa

melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.19

Iman Al-Gahazali menyebutkan akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang

dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Adapun

17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Asy-Syifa, Semarang: 1999, Hal. 960
18
Zahruddin AR, Hasanuddin. Ibid Hal. 2-3
19
Azyumari Azra, Enseklopi Islam, PT Lctiar Baru Van Hoeve, Jakarta: 2005, Hal. 102
26

menurut Ibn Maskawaih akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan

dan pemikiran.20

b. Sumber Akhlak

Sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau

mulia tercelahnya akhlak. Sumber akhlak adalah sumber ajaran Islam itu

sendiri yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, bukan akal atau pandangan masyarakat

sebagimana pada konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak segala

sesuatu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, berdasarkan karena

syara’ (Al-Qur’an dan Sunnah).21

Di dalam agama Islam baik akhlak terhadap sang khalik maupun

akhlak terhadap sesama makhluk telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan

Sunnah sehingga manusia dapat menjadikan kedua sumber tersebut sebagai

pedoman dalam berakhlak. Yang menjadi dasar dan sumber ajaran Islam

secara keseluruhan sebagai pola hidup yang baik dan buruk ialah Al-Qur’an

dan Sunnah, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS Al-Ahzab ayat 21:

     


   
  
   


20
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Rajawali Pers, Jakarta: 2006, Hal. 3
21
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung: 1996, Hal 190
27

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab:21)22

Sedangkan hadits sebagai sumber akhlak adalah:

ِ ‫ ِإنَّ َما بُ ِعثْتُ ِل ُت َِم َما َمك‬: ‫سلَّ َم‬


‫َارم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ي هللاُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ِ ‫َع ْن ا َ ِب ْي ه َُري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬

)‫(رواه البيهقي‬.‫ْل َ ْخالَق‬

Artinya:“Dari Abi Hurairah r.a berkata, Rasulullah SAW bersabda:

sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R.

Baihaqi).23

Dari kedua dalil di atas sudah jelas bahwa Al-Qur’an dan hadits

adalah sumber ajaran akhlak dan segala ajaran Islam sebagai pedoman hidup

sepanjang zaman, karena di dalam Al-Qur’an dan Hadits terdapat kriteria

baik dan buruk.

c. Macam-macam Akhlak

Secara garis besar akhlak terbagi menjadi dua macam, antara

keduanya bertolak belakang efeknya bagi kehidupan manusia, yakni:

1) Akhlak yang baik (akhlak mahmudah) ialah segala tingkah laku yang

terpuji yang juga dinamakan “fadillah”. Akhlak mahmudah dilahirkan

oleh sifat-sifat mahmudah yang selalu identik dengan keimanan yang

tidak bertentangan dengan hukum syara’ dan akal pikiran yang sehat.

22
Departemen Agama RI, Op Cit, Hal 670
23
Imam Malik, Al-Muwthtth’, Dar al –Hadits, Kairo: 1992, Hal. 627
28

Menurut M. Ali Hasan diantara akhlak yang baik adalah: benar, amanah,

tolong menolong, sabar, pemaaf, dan pemurah.

2) Akhlak yang buruk (akhlak mazmumah), ialah segala tingkah laku yang

tercela yang selalu identik dengan kemunafikan dan bertentangan dengan

ajaran Islam. Yang tergolong akhlak mazmumah diantaranya: sombong,

dengki, dendam, amarah, mengumpat, dan khianat

d. Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup akhlak adalah ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri

khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan sang

khalik dan antara manusia dengan sesama makhluk baik antara sesama

manusia maupun dengan makhluk yang lainnya. Secara garis besar ruang

lingkup akhlak terbagi tiga yaitu:

1) Akhlak Terhadap Allah

Akhlak kepada Allah adalah sikap atau perbuatan yang

seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan

sebagai Khalik.24

Akhlak kepada Allah dapat dilakukan dengan cara beribadah

kepada-Nya hal ini sesuai dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri

sebagimana yang terdapat dalam QS. Azzariyat: 56

    


 

24
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Raja Grafindo Persada. Jakarta: 1996. Hal 149
29

Artinya: “Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-ku.”(Azzariyat: 56)25

Ibadah kepada Allah dapat dibagi dua yaitu:

a) Ibadah Mahdhah (ibadah khusus) yaitu ibadah yang telah ditentukan

waktu dan tata caranya dan tidak ada ijtihad untuk menambah,

mengurangi dan merubah ketentuan tentang syariat pelaksanaanya.

Misalnya: shalat, zakat, puasa dan haji.

b) Ibadah Ghairu Mahdhah (ibadah umum) yaitu segala perbuatan baik

yang dilakukan dan di arahkan untuk mencari ridha Allah.26 Manusia

diperintahkan untuk selalu beribadah kepada Allah SWT kapanpun

dan dimanapun untuk mencapai keridhoannya.

Jadi akhlak kepada Allah ialah beribadah kepada-Nya dengan cara

melaksanakan segala perintahnya, bersyukur atas segala nikmat-Nya.

2) Akhlak Kepada Sesama Manusia

Akhlak kepada sesama manusia adalah sikap atau perbuatan

manusia yang satu terhadap yang lain. Akhlak kepada sesama manusia

meliputi akhlak kepada orang tua, akhlak kepada saudara, akhlak kepada

tetangga, akhlak kepada sesama muslim, akhlak terhadap kaum yang

lemah dan akhlak kepada guru, karena guru merupakan orang yang

berjasa dalam memberikan ilmu pengetahuan, maka dari itu seorang

25
Departemen Agama RI, Op Cit , Hal 862
26
Wahjoetono, Perguruan Tinggi pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan, Gema Insani
Pers, Jakarta: 1997, hal 109
30

murid wajib menghormati dan menjaga wibawa guru, selalu bersikap

sopan kepadanya baik ucapan maupun tingkah laku, memperhatikan

semua yang diajarkan, mematuhi apa yang diperintahkan, mendengarkan

serta melaksanakan segala nasehat-nasehatnya dan tidak melakukan hal-

hal yang dilarang atau tidak disukainya.

Akhlak terhadap sesama manusia bukan hanya dalam bentuk

larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh, menyakiti

badan atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga

sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang

di belakangnya tidak peduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil

memberikan materi kepada yang disakiti hatinya itu.27 Hal ini sesuai

Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah:263

    


    
  

Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari

sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si

penerima) Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al-Baqarah:

263)28

Perkataan yang baik adalah akhlak yang mulia, menghina dan

menyebut-nyebut kebaikan kita kepada orang yang kita beri dapat

27
Nata, Op Cit, hal 151
28
Departemen Agama RI, Op Cit, hal 44
31

menyakiti hati orang lain apalagi yang kita bicarakan itu tidak benar.

Sebenarnya muara segala petaka adalah lisan banyak sekali

persengketaan, perpecahan dan permusuhan diakibatkan oleh lisan yang

tak terjaga.

Selain itu akhlak kepada sesama manusia antara lain ialah tidak

masuk kerumah orang lain tanpa seizin pemiliknya, jika bertemu saling

mengucapkan salam, tidak saling mengucilkan, tidak berprasangka

buruk dan menceritakan keburukan seseorang kepada orang lain atau

memanggilnya dengan panggilan yang buruk, saling maaf-memaafkan

dan mendahulukan kepentingan orang lain.

Adapun inti akhlak terhadap sesama manusia ini ialah:

a) Apabila ditolong mengucapkan terimahkasih

b) Apabila melakukan kesalahan meminta maaf

c) Apabila berjumpa mengucapkan salam

d) Akhlak Kepada Lingkungan

Akhlak kepada lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitar

manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak

bernyawa.29

Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap

lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifaan

menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan

29
Ibid, hal 152
32

manusia terhadap alam. Kekhalifaan mengandung arti pengayoman,

pemeliharaan, dan bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan

penciptaannya.

Semua yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah untuk

kesejahteraan manusia, baik itu tumbuhan, binatang dan seluruh isi alam

ini, maka dari itu manusia dituntut untuk menjaga, melestarikan serta

mengelola alam ini agar kita dapat mengambil manfaat.

3. Hubungan Akidah Dengan Akhlak

Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar bagi segala tindakan muslim

agar tidak terjerumus kedalam prilaku-prilaku syirik. Syirik disebut kezaliman

karena perbuatan itu menempatkan ibadah tidak pada tempatnya dan

memberikan kepada yang tidak berhak menerimanya.30

Orang yang memiliki akidah yang benar, ia akan mampu

mengimplementasikan tauhid itu dalam bentuk yang mulia (al-karimah).

Menurut Al-Ghazali ahlak adalah hal ihwal batin manusia yang mendorongnya

untuk melakukan perbuatan tampa pertimbangan yang mendahuluinya (min

ghoiri firkin wa ruwiyyatin).31

30
Ibid, Hal. 27-43
31
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Rajawali Pers: 2006, Hal. 3
33

4. Pengertian Perilaku

Perilaku atau tingkah laku adalah sikap seseorang yang dimanifestasikan

kedalam bentuk perbuatan.32 Sedangkan secara etimologi perilaku berarti

akhlak, tabiat, perangai, atau sistem perilaku yang dibuat. Soedono Soekanto

memandang bahwa perilaku (behavior) adalah cara bertingkah laku tertentu

dalam situasi tertentu.33 Sedangkan dalam kamus ilmu-ilmu sosial perilaku

dinyatakan sebagai “ tingkah laku individu dalam tanggapanya terhadap

lingkungan antar individu atau disebut juga tingkah laku yang mempunyai objek

manusia atau kelompok”.

Dari pendapat-pendapat yang telah di kemukakan maka dapatlah

disimpulkan bahwa perilaku itu merupakan pencerminan dari sikap seseorang

dalam hubungannya dengan interaksi sosial dengan lingkungannya yang

diperoleh dari hasil pembelajaran. Seperti pendapat yang mengatakan bahwa

pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,

sehingga tingkah laku siswa berubah kearah lebih baik. Pembelajaran bertujuan

membantu agar siswa agar memperoleh berbagai pengalaman, dan dengan

pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan

nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa

menjadi bertambah bai kuantitas maupun kualitasnya.

32
Zakiyah Darajaht, Dasar-Dasar Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta: 1984, hal. 266
33
Soetiono Soekanto, Kamus Sosiologi, PT. Rajawali , Jakarta: 1985, hal. 51
34

Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif dan berjalan dengan baik

jika peserta didik bisa melhat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh

kemajuan-kemajuan alam menguasai dan menyelesaikan proses belajarnya.

Gerak raga yang di tunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk

mendapatkan perubahan sebagai hasil dari proses belajar. Sehingga dilihat dari

pengertian prestasi dan pembelajaran maka diambil kesimpulan prestasi

pembelajaran adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan. Bentuk perubahan dari hasil balajar meliputi tiga

aspek, yaitu :

 Aspek kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan

pengetahuan dan perkembangan ketrampilan/ atau kemampuan yang

diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.

 Aspek efektif meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental,

perasaan dan kesadaran.

 Aspek psikomotorik meliputi perubahan-perubahan dalam bentuk tindakan-

tindakan motorik.

Prestasi belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar di sekolah dapat dilihat dan diketahui dari nilai hasil ujian semester,

yang kemudian dituangkan dalam daftar nila raport. Nilai tersebut merupakan

nilai yang dapat dijadikan acuan berhasil tidaknya siswa belajar serta dijadikan

acuan berhasil tidaknya proses belajar mengajar di kelas. Prestasi belajar tidak
35

hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang study tertentu yang telah

dipelajarinya, akan tetapi juga keberhasilan sebagai indikator kualitas institusi

pendidikan tempat dia belajar.

Anda mungkin juga menyukai