Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

DI RUANG CENDRAWASIH
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh : Kelompok

Abraham Steven Yotlely 131823143057


Rafidah Azizah 131823143060
Richa Kumasari 131823143055
Endang Susiana 131823143054
Nurlita Kurnia Wijaya 131823143063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Kanker Serviks


Sub Pokok : Kanker Serviks Dan Deteksi Dini Kanker Serviks
Peserta : Pasien dan Keluarga Pasien Ruang Cendrawasih
Waktu : 40 menit
Mulai jam : 09.00 s/d 09.40 WIB
Tempat : Ruang Tunggu Cendrawasih RSUD Dr.Soetomo Surabaya

A. Latar Belakang
Kanker serviks atau yang dikenal juga sebagai kanker leher rahim menjadi salah satu
hal yang menakutkan bagi wanita di seluruh dunia. Penyakit yang menyerang organ
reproduksi kaum hawa ini bahkan menjadi penyakit kanker nomor empat yang paling
sering terjadi di dunia. Di Indonesia sendiri, jenis kanker ini menempati urutan ke dua
sebagai pembunuh terbanyak kaum wanita setelah kanker payudara.

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga dapat mengetahui
tentang kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks.

C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Mengetahui defenisi dari kanker serviks.
2. Mengetahui penyebab dan faktor resiko kanker servik.
3. Mengetahui tanda dan gejala kanker serviks.
4. Mengetahuai penatalaksanaan kanker serviks.
5. Mengetahui deteksi dini kanker serviks.
6. Mengetahui pencegahan kanker serviks.

D. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien di ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

E. Pokok bahasa
1. Defenisi dari kanker serviks.
2. Penyebab dan faktor resiko kanker servik.
3. Tanda dan gejala kanker serviks.
4. Penatalaksanaan kanker serviks.
5. Pencegahan kanker serviks.
6. Deteksi dini kanker serviks.

F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Nurlita Kurnia Wijaya
MC : Rafidah Azizah
2. Observer : Abraham Steven Y.
3. Fasilitator : Richa, Endang Susiana, Abraham Steven Y.
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

H. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Power point

I. Setting tempat

DOKU
MENT
ASI

PESERTA
VER
PEMATERI

OBSER
EN
NOTUL

J. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Respon peserta Alokasi waktu
Persiapan :
a. Mempersiapakan tempat. 5 menit
b. Mempersiapkan peserta.
c. Mempersiapkan alat dan keperluan
penyuluhan .
Pembukaan :
a. Membuka/memulai kegiatan - Menjawab salam 5 menit
dengan mengucapkan salam. - Menjawab pertanyaan
b. Memperkenalkan diri. yang diajukan pemateri
c. Menyebutkan materi penyuluhan.
d. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan.
e. Melakukan kontrak waktu dengan
peserta.
f. Menggali pengetahuan peserta
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
a. Menjelaskan tentang defenisi - Memperhatikan 15 menit
kanker serviks. penjelasan yang
b. Menjelaskan penyebab dan faktor diberikan.
- Mendengarkan
resiko kanker serviks.
- Memberi umpan balik
c. Menjelaskan tanda dan gejala
dalam memahami
kanker serviks. penjelasan yang
d. Menjelaskan stadium kanker
diberikan.
serviks.
e. Menjelaskan penatalaksanaan
kanker serviks.
f. Menjelaskan deteksi dini kanker
serviks.
g. Menjelaskan pencegahan kanker
serviks.
Tanya jawab/evaluasi
a. Memberikan kesempatan pada - Mengajukan pertanyaan. 10 menit
peserta untuk bertanya mengenai
materi yang disampaikan.
b. Menanyakan kembali kepada
peserta apa yang telah disampaikan
dan membuat kesimpulan.
Penutup - Menjawab salam. 5 menit
a. Mengucapkan terima kasih atas
kesediaan peserta mengikuti
kegiatan penyuluhan.
b. Mengucapkan salam penutup.

K. Job Deskripsi
1. Penyaji
a. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang dibicarakan.
b. Menyampaikan materi.
2. Moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan tim.
c. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
d. Memberikan umpan balik atau feed back.
e. Memfasilitasi diskusi.
f. Membuat kesimpulan.
3. Fasilitator
a. Memperhatikan kehadiran anggota.
b. Memotivasi anggota.
c. Mempertahankan dan memotivasi anggota.
d. Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan.
4. Observer
a. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
b. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
c. Menulis pertanyaan dan jawaban.

L. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktural
- Kesiapan tempat penyuluhan.
- Kesiapan alat dan materi penyuluhan.
- Kesiapan peserta penyuluhan.
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya.
b. Evaluasi proses
- Antusiasme peserta penyuluhan.
- Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugasnya.
- Kejelasan materi yang disampaikan.
- Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
c. Evaluasi hasil
- Pemahaman peserta tentang materi yang disampaikan.
- Peserta mampu mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan

MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Kanker Serviks


Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai
organ reproduksi wanita. Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kanker yang
terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus (rahim) dengan liang vagina
(Rasjidi, 2007).

B. Etiologi Kanker Serviks


Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik
yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma
Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi
HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir
tak berisiko menjadi kanker serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko
tinggi (tipe 16 & 18) mengarah pada kanker serviks (Hartono, 2000).
Faktor resiko kanker serviks adalah :
1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka
berganti2 pasangan.
3. Merokok.
Dari berbagai penelitian di negara-negara maju telah di temukan bahan konstituen
rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4. Faktor genetik (faktor keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau
tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita
kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita
penyakit yang sama.
5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker karena
kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks. Namun, jika
seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat keadaan medis
lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.
6. Personal hygine yang kurang

C. Tanda Dan Gejala Kanker Serviks


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker
serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang,
semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks (Neville, 2001).
Gejala tersebut dapat berupa (Neville, 2001) :
1. Keputihan berwarna kekuningan, banyak dan berbau.
2. Nyeri pada saat hubungan seks.
3. Keluar darah melalui vagina setelah berhubungan seks.
4. Keluar darah diluar periode menstruasi atau setelah menopause.
5. Nyeri pinggang.
6. Nyeri perut

D. Stadium Kanker Serviks


Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan
lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana
penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan
faktor kunci yang menentukan pengobatan (Sarwono, 2002).
Pembagian stadium kanker adalah (Sarwono, 2002) :
1. Stadium 0.
Dikatakan juga carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini kecil dan
hanya terbatas pada permukaan serviks.
2. Stadium I.
Kanker hanya terbatas pada serviks
3. Stadium II.
Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar ke
dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
4. Stadium III.
Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding pelvis
atau bagian bawah vagina.
5. Stadium IV.
Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih
atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-paru,
hati, atau tulang.

E. Penatalaksanaan Kanker Serviks


Penatalaksanaan kanker serviks meliputi (Rasjidi, 2007):
a. Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi stadium
dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang jaringan
kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika kanker dalam
stadium yang dini, invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks.
Hysterectomy radikal adalah membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus
limfe pada area tersebut, merupakan operasi standar dimana terdapat invasi lebih
besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding
pelvis. Hysterectomy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan mencegah
kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin hamil
lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan
kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi
b. Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi
radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan
menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di
serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada kanker serviks stadium
dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih berat, radiasi merupakan
penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi
radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum operasi untuk
mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker lainnya yang
masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri
lambung, nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana
akan menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal
dapat berhenti menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.
c. Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan
metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang
sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan calon
exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah
memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten. Walaupun ada beberapa
penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal memberikan hasil dengan
respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan 16% dari terapi ini
memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan
cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker
serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen
lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks
termasuk carboplatin, doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine
sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine. Kombinasi
paling aktif yang digunakan untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung
cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil,
mitomycin C, methotrexate, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian
National Cancer Institute Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan untuk
membandingkan kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara
umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat
kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita
premenopause.

F. Deteksi Dini Kanker Serviks


Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan :
1. Deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA (inspeksi visual dengan asam
asetat).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan yang sederhana, murah, cepat dan
cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau
sebelum pra kanker bila dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. Kelebihan dari
tes adalah sederhana, cepat, mudah dan hasilnya dapat diketaui secara langsung dan
tidak memerlukan sarana laboratorium. Selain itu juga bisa dilakukan di puskesmas
dan oleh hampir semua tenaga kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan.
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang telah di olesi
dengan larutan asam asetat 3- 5 %. Setelah ditunggu 1- 2 menit akan terlihat bercak
putih bila terdapat perubahan pada mulut rahim.
Tes dilakukan oleh wanita yang sudah melakukan hubungan seksual terutama
pada usia 30 – 50 tahun dan dilakukan minimal sekali dalam 5 tahun. Hasil
pemeriksaan positif jika terdapat bercak putih (acetowhite epithelium).
2. Pap Smear
Dilakukan jika didapatkan hasil pemeriksaan IVA positif. Tes dilakukan dengan
mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks). Sampel sel ini kemudian diperiksa
keabnormalannya di laboratorium. Prosedur ini membutuhkan waktu sekitar 20
menit. Syarat dilakukan pap smear adalah dilarang berhubungan seksual dan
menggunakan obat-obatan vagina 24 jam sebelum dilakukan pemeriksaan dan tidak
sedang dalam saat menstruasi.
Keuntungan pemeriksaan pap smear adalah :
a. Menemukan sel-sel tidak normal yang berpotensi menjadi kanker serviks.
b. Mendeteksi gejala pra kanker serviks.
c. Mengetahui kelainan yang terjadi pada sel-sel serviks.
d. Mengetahui tingkat atau stadium keganasan kanker servik.

G. Pencegahan Kanker Serviks


Pencegahan kankers serviks dapat dilakukan dengan pola hidup sehat dengan “SI
CERDIK” (Kementerian Kesehatan RI, 2015) :
S : Secara
I : Intensif
C : Cek kesehatan secara teratur.
E : Enyahkan asap rokok.
R : Rajin aktifitas fisik.
D : Diet seimbang.
I : Istirahat yang cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan
Deteksi Dini Kanker Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

Hartono, P. (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada Pra
Kongres KOGI I. Jakarta: KOGI.

Mansyur, A. (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Neville, H. (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi (2nd ed.). Jakarta: Hipokrates.

Rasjidi, I. (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta: EGC.

Sarwono. (2002). Ilmu Kandungan. Jakatra: Yayasan bina Pustaka.


DAFTAR HADIR PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA PROFESI NERS
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR.SOETOMO
SURABAYA, 25 JULI 2019

NO NAMA ALAMAT TTD


DAFTAR PERTANYAAN PENYULUHAN MAHASISWA
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR.SOETOMO SURABAYA
KAMIS, 25 JULI 2019

NO NAMA PERTANYAAN JAWABAN


1. 1.
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA ANGKATAN B20
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR.SOETOMO

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil


a. Kontrak waktu dan Pembukaan : a. Peserta antusias terhadap
tempat diberikan 1 a. Mengucapkan salam dan materi penyuluhan (√ )
hari sebelum acara memperkenalkan diri (√ ) b. Peserta mendengarkan dan
dilakukan (√ ) b. Menyampaikan tujuan da maksud memperhatikan penyuluhan
b. Pembuatan satuan tujuan (√ ) (√ )
acara penyuluhan, c. Menjelaskan kontrak waktu dan c. Peserta yang datang
leaflet (√ ) mekanisme kegiatan (√ ) sejumlah .... orang ( √ )
c. Peserta ditempat d. Menyebutkan materi penyuluhan d. Acara dimulai tepat waktu (√ )
yang telah yang akan diberikan (√ ) e. Peserta dapat megikuti
Pelaksanaan : kegiatan sesui dengan aturan
ditentukan (√ )
a. Menggali pengetahuan dan yang telah dijelaskan (√ )
d. Pengorganisasian
pengalaman pasien dan keluarga f. Peserta mampu menjawab
penyelenggaraan
mengenai kanker serviks (√ ) dengan benar 75% dari
penyuluhan
b. Menjelaskan defenisi kanker pertanyaan penyuluh (√ )
dilakukan sebelum
serviks ( √ ) g. Peserta mampu menjawab
dan saat penyuluhan c. Menjelaskan penyebab dan faktor dengan benar pertanyaan
dilaksanakan ( √ ) resiko kanker serviks ( √ ) tentang kanker serviks ( √ )
d. Menjelaskan tanda dan gejala
kanker serfiks ( √ )
e. Menjelaskan stadium kanker
serviks (√ )
f. Menjelaskan penatalaksanaan
kanker serviks ( √ )
g. Menjelaskan deteksi dini kanker
serviks ( √ )
h. Menjelaskan pencegahan kanker
serviks ( √ )

Anda mungkin juga menyukai