KELOMPOK 3
AYU RATNA SARI
JIMMY GUNAWAN
LINK CHAN
ROY MAHENDRI L.
WILIAM
1.1.Pengertian
1.1.1 Pengertian secara Etimologis (berdasarkan KBBI)
Tata ruang terdiri atas dua kata, yaitu tata dan ruang yang masing-
masing memiliki definisi bersumber dari KBBI dan memebntuk suatu kata yang
memiliki makna.
TATA
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
“Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.”
Konsep tata ruang dalam tiga dimensi tersebut di atas terkait dengan
mekanisme kelembagaan dan untuk perencanannya diatur dalam Pasal 14 yang
mengatakan:
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pealaksanaan program
beserta pembiyaannya. Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan
dalam rencana tata ruang dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan sumber
daya yang lain. Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsetif, serta pengenaan sanksi.
1.1.5 Tujuan
Dari pengertian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan tentang
mengapa diperlukan penyusunan rencana tata ruang, yaitu :
1.1.6 Asas
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang
diselenggarakan berdasarkan asas:
1. Keterpaduan
Keterpaduan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
mengintegrasikan berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor,
lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan. Pemangku
kepentingan antara lain, adalah pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
2. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan.
Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan adalah bahwa penataan
ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur
ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan manusia dengan
lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar
daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
3. Keberlanjutan.
Keberlanjutan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung
lingkungan dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang.
4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan.
Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan sumber
daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata
ruang yang berkualitas.
5. Keterbukaan.
Keterbukaan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.
6. Kebersamaan dan kemitraan.
Kebersamaan dan kemitraan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
7. Perlindungan kepentingan umum.
Perlindungan kepentingan umum adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
8. Kepastian hukum dan keadilan.
Kepastian hukum dan keadilan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan peraturan dan
bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa
keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak
secara adil dengan jaminan kepastian hukum.
9. Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat
dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun
hasilnya.
B. PEMBANGUNAN WILAYAH
2.1 Konsep Pembangunan Wilayah
Ada berbagai konsep pembangunan wilayah yangb berkembang dan diterapkan di
Indonesia. Menurut Bappenas, konsep-konsep itu antara lain sebagai berikut.
2 .1.1 Makna
2) PROFESOR SIAGIAN
3) SAUL M. KATZ
Pembangunan diartikan sebagai perubahan sosial menuju keadaan
yang dipandang lebih bernilai di mana pada umumnya tujuan-tujuan
pembangunan ialah pembinaan bangsa “nation building” atau
perkembangan sosial ekonomi. Nation Building menekankan
kepentingan kesejahteraan manusia menjadi fokkus utama dari
pembangunan di mana masyarakat yang menentukan tujuan, sumber-
sumber pengawasan, dan pengarahan, pelaksanaan pembangunan.
4) BACHTIAR EFFENDY
Pembangunan merupakan upaya meningkatkan segenap sumber daya
yang dilakukan secara berencana dan berkelanjutan dengan prinsip
daya gna yang merata dan berkeadilan. Pembangunan haruslah
berorientasi pada pembangunan masyarakat, di mana pendidikan
menempati posisi yang utama dengan tujuan membuka wawasan dan
kesadaran masyarakat akan arah dan cita-cita yang lebih baik.
5) DEDDY P. TIKSON
Pembangunan nasional dapat diartikan sebagai transformasi ekoomi,
sosial, dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi
menuju arah yang diinginkan.
2.1.2 Tujuan
Suatu pembangunan haruslah merata, baik di pusat pertumbuhan dan
daerah sekitarnya. Tujuannya, agar kedua wilayah dapat tumbuh dan
berkembang bersama sehingga saling menguntungkan. Tujuan pembangunan
tersebut dapat tercapai dengan memerhatikan berbagai permasalahan, di
antaranya:
a. Pengendalian pertumbuhan penduduk dan kualitas sumber daya manusia.
b. Pemeliharaan daya dukung lingkungan.
c. Pengendalian ekosisitem dan jenis spesies sebagai sumber daya bagi
pembangunan.
d. Pengembangan industri.
e. Mengantisipasi krisis energi sebagai penopang utama industrialisasi.
Ghina, Intan. 2008. Tinjauan Teori Penataan Ruang dan Kebijakan Penataan Ruang Terhadap
Lingkungan Hidup . https://intanghina.wordpress.com/2008/12/17/tinjauan-teori-
penataan-ruang-dan-kebijakan-penataan-ruang-terhadap-lingkungan-hidup/ . Disadur
pada 3 Agustus 2019 pukul 16.48
Sindhu P. , Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga