MIGRAIN
PEMBIMBING
PENYUSUN
dr. Jenerd Munde
RSUD ENDE
2019
BAB I
LATAR BELAKANG
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur :28tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :PekerjaSwasta
Keluhan Utama :
Nyeri kepala di bagian kepala sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu
Wanita berusia 28 tahun dating kepoli klinik penyakit dalam RSUD Ende
dengan keluhan nyeri kepala sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu, pasien
mengaku kepala tersa sakit, namun hanya di bagian sebelah kiri saja. Nyeri
kepala dirasakan menusuk - nusuk, Terkadang nyeri kepala juga terasa seperti
kencang, seperti terhimpit sesuatu yang berat. Tidak ada rasa pusing berputar.
Sakit kepala tidak berkurang dengan perubahan posisi. Sakit akan sedikit
berkurang dengan istirahat, tapi tidak pernah benar-benar sembuh dalam
seminggu terakhir ini.
Menurut pasien, sakit kepala lebih terasa terutama pada malam hari,
namun pasien tidak mengetahui dengan pasti jika sakit kepalanya akan
muncul, tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Pasien bukan seorang peminum
kopi maupun alkohol. Mual muntah disangkal pasien, demam disangkal
pasien, pandangan ganda disangakal pasien, mata berair, maupun kilatan
cahaya. Pasien mengaku sangat menyukai makanan manis berupa coklat,
dalam sehari pasien dapat memakan tiga buah batang coklat.
Penyakit ini adalah serangan pertama yang dialami pasien. Sebelumnya
pasien mengaku tidak pernah mengalami penyakit yang serupa.Riwat
pengobatan tradisional.
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital:
Status Generalis
Kepala : Normocephale, rambuttidakmudahdicabut
Mata : Edema palpebra (-/-), ca (-/-), sklera ikterik (-/-).
Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), Lidah kotor (-)
Leher : Deviasitrakea (-), pembesarankelenjarlimfe (-), JVP(5-2)
I. DIAGNOSIS
Migrain tanpa aura
II. TATALAKSANA
IstirahatCukup
Ibuprofen 2 x 400 mg
Vitamin B Complex 1 x 1
III. PROGNOSIS
Advitam : ad bonam
Adfungsionam : ad bonam
Adsanationam :dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
I. DEFINISI
Secara umum migraine merupakan nyeri kepala berulang yang idiopatik,
dengan serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam, biasanya sesisi, sifatnya
berdenyut, intensitas nyeri sedang-berat , di perhebat oleh aktivitas fisik rutin,
dapat disertai nausea, photofobia dan fonofobia. Migrain termasuk salah satu jenis
nyeri kepala primer.(1,2,3)
Secara umum terdapat 4 fase gejala, meskipun tak semua penderita migren
mengalami keempat fase ini. Keempat fase tersebut adalahfase prodromal,
aura, serangan, dan postdromal.
1. Fase Prodromal
2. Fase Aura
3. Fase Serangan
4. Fase Postdromal
Tipe Nyeri
Epidemiologi Lokasi Tanda dan Gejala Terapi
Kepala
Migren Riwayat keluarga, dapat Unilateral atau bilateral, Mual, muntah, mungkin Ergot
mengenai segala usia, wanita terutama bifrontal terdapat defisit neurologis
> pria B blocker
Kluster Remaja dan dewasa, Unilateral, orbitofrontal Lakrimasi, kongesti nasal Ergots
unilateral, kadang-kadang
pria>wanita ptosis dan miosis B Blocker
Amitriptilin
Tension Wanita > pria Bilateral, general, atau Durasi lama, Ansiolitik Antidepresan
oksipital dihubungkandenganansietas,
depresi
Hipertensi Riwayat keluarga Bilateral, oksipital, atau Hipertensi, retinopati, Terapi hipertensi
frontal mungkin papil edema dengan
hipertensi enselofalopati
Peningkatan Bervariasi Mual, muntah, papil edema Terapi peningkatan TIK, steroid, m
TIK operasi
Perdarahan sub Bilateral, oksipital Onset akut dengan perdarahan Terapi PSA, meningitis
arakhnoid sub arakhnoid dan ensefalitis.
(PSA),
ensefalitis, Meningitis onsetnya juga bisa
meningitis tiba-tiba, atau somewhat more
proctrated.
Pada pemeriksaan
menunjukkan nuchal rigidity
dan demam pada meningitis
dan ensefalitis.
VI. Penatalaksanaan 6
a. Mencegah atau menghindari faktor pencetus (faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik) 6
b. Pengobatan non medik.
Karena faktor pencetus tak selalu bisa dihindari, maka dianjurkan
pengobatan non medik, oleh karena hal ini dapat mengurangi banyaknya
obat migren sehingga efek samping dari obat-obatan dapat dikurangi.
Termasuk dalam pengobatan non medik adalah latihan relaksasi otot,
misalnya yoga. 6
c. Pengobatan simptomatik. 6
Wilkinson (1988) yang bekerja pada klinik migren di London
menganjurkan pada waktu serangan migren sebagai berikut:
1. Mencegah pemberian obat-obatan yang mengganggu tidur, seperti kopi
sebaiknya tak diberikan pada waktu serangan migren, karena tidur
adalah bagian alami dari penyembuhan migren.
2. Obat-obat anti mual seperti metoclopramide dan clomperidone.
Dianjurkan pemberian suntikan 10 mg metoclopramide intramuskular
10 menit sebelum pemberian analgetika per oral. Obat anti mual
tersebut memiliki keuntungan karena memacu aktivitas normal
pencernaan (gastrointestinal) yang terganggu saat serangan migren.
3. Analgetika sederhana, misalnya aspirin atau parasetamol dapat
menghilangkan nyeri kepala bila sebelumnya diberi obat yang memacu
aktivitas gastrointestinal.
4. Ergotamin tartrat
Cara kerja obat ini bifasik, adalah bergantung pada tahanan darah yang
ada sebelumnya. Bila terjadi vasodilatasi, ia akan bekerja sebagai
vasokonstriktor, sedang bila tahanan pembuluh darah meningkat ia
bekerja sebagai vasodilator. Dosis ergotamin tartrat 1-2 mg per
serangan, dan tak boleh melebihi 4 mg per minggu. Tidak boleh
diberikan lebih dari 2 kali seminggu, bila diberikan lebih dari itu, maka
akan timbul nyeri kepala bila ergotamin dihentikan (ergotamine-
rebound headache).
Dengan pengobatan tersebut di atas, Wilkinson mendapatkan
sebagian besar penderita baik setelah 180 menit: 40% dari penderita
sembuh, 51% terdapat nyeri kepala ringan, dan hanya 9% yang sedikit
manfaatnya. Penderita yang dapat tidur lebih cepat sembuh daripada yang
hanya istirahat atau mengantuk6
d. Pengobatan abortif
Harus diberikan sedini mungkin, tetapi sebaiknya saat timbul nyeri kepala.
Obat yang dapat digunakan:
1. Ergotamin tartrat dapat diberikan tersendiri atau dicampur dengan obat
antiemetik, analgesik, atau sedatif. Banyak preparat yang dicampur
dengan kafein untuk potensiasi efek (cafergot) atau ditambah lagi zat
luminal (Bellapheen atau Ergopheen). Kontraindikasinya adalah
adanya penyakit pembuluh darah arteri perifer atau pembuluh koroner,
penyakit hati atau ginjal, hipertensi atau kehamilan. Efek sampingnya
mual, muntah, dan kram. Ergotisme dapat terjadi berupa gangguan
mental dan gangren. Dosis oral umumnya 1 mg saat serangan, diikuti 1
mg setiap 30 menit, sampai dosis maksimum 5 mg/serangan atau 10
mg/minggu. 1.6
2. Dihidroergotamin (DHE) merupakan agonis reseptor serotonin yang
aman dan efektif untuk menghilangkan serangan migren dengan efek
samping mual yang kurang dan lebih bersifat vasokonstriktor. Dosis 1
mg intravena selama 2-3 menit dan didahului 5-10 mg metoklopramid
untuk menghilangkan mual dan dapat diulang setiap 1 jam sampai total
3 mg.
3. Sumatriptan suksinat merupakan agonis selektif reseptor 5-Hidroksi
triptamin (5-HT1D) yan efektif dan cepat menghilangkan serangan
nyeri kepala migren. Obat ini dapat diberikan subkutan dengan sebuah
autoinjektor. Sumatriptan terbukti efektif menghilangkan nyeri kepala
dan mual pada migren. Dosis lazim adalah 6 mg subkutan dapat
diulang dalam waktu 1 jam bila diperlukan (tidak melampaui 12 mg/24
jam). Efek samping ringan berupa reaksi lokal pada kulit, muka merah,
kesemutan, nyeri leher dan terkadang nyeri dada. Kontraindikasi obat
ini adalah angina pektoris, hipertensi, penyakit koroner, atau
penggunaan bersamaan dengan ergotamin atau vasokonstriktor lainnya.
Sumatriptan tidak boleh diberikan pada migren basiler atau migren
hemiplegik.
e. Pengobatan pencegahan
Pengobatan pencegahan hanya diberikan bila terdapat: lebih dari 2 kali
serangan dalam sebulan, tak mempan dengan pengobatan non medik, dan
pencegahan faktor pencetus. Obat pencegah migren adalah sebagai berikut:
6
1. β – Blocker
Misalnya propanolol, metoprolol, timolol, atenolol dan nadolol. Cara
kerjanya dengan meningkatkan tahanan pembuluh darah tepi.
Propanolol dengan dosis 60-180 mg per hari dibagi 2-3 kali pemberian.
Tidak diberikan pada pasien dengan asma bronkhial, penderita diabetes
yang memakai obat insulin atau obat antidiabetes oral, maupun gagal
jantung kongestif. 6
2. Antagonis Ca
Misalnya nimodipine dan flunarizine. Cara kerjanya dengan mencegah
masuknya ion kalsium dalam sel neuron, menekan pelepasan
neurotransmiter yang berlebihan dan mencegah aktivasi enzim
fosfolipase akibat masuknya ion kalsium. Efek samping flunarizine
adalah mengantuk, menambah gemuk, depresi, gejala-gejala parkinson,
dan setelah 2-3 bulan baru mempunyai efek optimal.Nimodipine tidak
memberikan efek profilaktik pda migren, malah dapat menyebabkan
nyeri kepala (drug induced headache).6
3. Antiserotonin dan antihistamin
Misalnya cyproheptadine dengan dosis 8-16 mg per hari dalam dosis
terbagi dan pizotifen dengan dosis 0.25-0.5 mg per dosis diberikan 1-3
kali sehari.Cara kerjanya sebagai anti serotonin. Efek sampingnya
mengantuk dan bertambah gemuk, mulut kering, menghambat
pertumbuhan anak, dsb. 6
4. Antidepresan trisiklik
Misalnya amitryptyline. Cara kerjanya dengan menghambat uptake nor
adrenalin dan menghambat aktivitas kolinergik, adrenergik, dan
reseptor histamin. Dosis 50-75 mg per hari sebelum tidur atau dalam
dosis terbagi. Efek samping: mengantuk, mulut kering, mata kabur,
konstipasi, dsb. 6
5. Klonidin
Cara kerja dengan mencegah vasokonstriksi atau vasodilatasi yang
abnormal. Efek samping: mengantuk, mulut kering, depresi. 6
6. NSAID
Misalnya: naproxen. Cara kerjanya dengan menghambat
pembentukkan prostaglandin dan bradikinin yang merupakan faktor
penting terjadinya respon inflamasi steril pada migren. Efek samping:
nyeri lambung, tukak lambung. 6
DAFTAR PUSTAKA