Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pemerintahan Negara Indonesia memiliki kewajiban untuk memberikan
perlindungan pada segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan kesejahteraan sosial sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.
Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal ini, memiliki berkedudukan sebagai
aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan dalam rangka
menunjuang kewajiban pemerintahan tersebut.
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 menyatakan ASN, yang di dalamnya
termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), memiliki tugas dan fungsi sebagai pelayan
publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Dalam
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan, ASN harus bebas dari
pengaruh per orangan maupun kelompok, mengimplementasikan nilai-nilai yang
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara berada diatas kepentingan pribadi
ataupun golongan, bersikap profesional, berintegritas, memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksakan tugas secara efektif dan
efisien. Pendidikan dan pelatihan merupakan sarana pembinaan untuk mencapai
kualifikasi-kualifikasi tersebut. Dimulai sejak tahun 2018, diklat pra-jabatan
dirubah menjadi Pelatihan Dasar CPNS (Latsar CPNS).
Undang-undang (UU) nomor 5 tahun 2014 (tentang Aparatur Sipil Negara) pasal
63 ayat 3 dan 4 menyatakan: “CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme, kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang”. Proses diklat terintegrasi dirinci kembali Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 11 tahun 2017 dan Peraturan Lembaga Administrasi
Negara nomor 25 tahun 2017. Dalam diklat diberikan penanaman nilai-nilai dasar
Profesi PNS (ANEKA) dan 3 substansi materi pembelajaran peran dan kedudukan
ASN yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG).

1
2

Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Dasar yang selama ini dilakukan adalah


melalui metode klasikal, didominasi ceramah, sulit untuk membentuk karakter yang
kuat dan profesional. Inovasi Latsar terintegrasi yang dilakukan adalah dengan
mengintegrasikan pembelajaran klasikal (tempat pelatihan) dan non-klasikal
(instansi kerja), dengan kurikulum yang mengharuskan membuat rancangan dan
laporan kegiatan aktualisasi. Melalui pembaharuan pola penyelenggaraan Latsar
yang melibatkan pelaksanaan aktualisasi, peserta dapat menginternalisasikan
konsep ASN yang ideal untuk diaktualisasi di instansi kerja. Rancangan aktualisasi
ini dibuat sebagai perencanaan pelaksanaan aktualisasi di instansi kerja.

I.2. Tujuan Aktualisasi


Tujuan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah:
i. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan
setiap pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam
memperkuat visi dan misi organisasi.
ii. Mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan masyarakat, serta sebagai peserta diklat prajabatan yang dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di instansi kerja masing-
masing

1.3 Manfaat Kegiatan


Berbagai manfaat didapatkan dari aktualisasi yang menjadi rangkaian diklat baik
bagi CPNS maupun bagi satuan kerja yang ditempati. Bagi PNS, aktualisasi nilai-
nilai dasar ANEKA akan menciptakan PNS yang akuntabel dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, berintegritas, profesional, dan bersih Korupsi Kolusi Nepotisme
(KKN). Seluruh karakter PNS tersebut juga didukung oleh jiwa nasionalisme yang
tinggi sehingga akan berdampak baik pada etika publik dan mutu pelayanan unit
terkait.
Bagi satuan kerja, akan terbentuk iklim kerja yang kondusif dalam melayani
publik, serta meningkatkan akuntabilitas unit kerja. Kinerja individu yang
meningkat memungkinkan unit kerja untuk lebih cepat dalam mencapai visi dan
mewujudkan citra lembaga yang lebih baik.
3

I.4. Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup laporan kegiatan aktualisasi ini meliputi aktualisasi kegiatan dokter
ahli pertama selaku Aparatur Sipil Negara (ASN), yang menerapkan nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasonalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA), Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik, serta
kegiatan yang bersumber dari SKP, dan/atau penugasan atasan dan program
inovasi.
Rancangan aktualisasi dibuat selama penulis mengikuti Latsar di Balai Besar
Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilandak Jakarta. Rancangan aktualisasi akan
dilaksanakan di unit kerja penulis yaitu Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Penulis bekerja di Kelompok Staf Medis (KSM) Ilmu Kesehatan Anak.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum, Sejarah Singkat, dan Status RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) adalah rumah sakit yang terletak di Kota
Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur Nomor 38 Bandung 40161. Sebelumnya rumah
sakit ini bernama R.S. Rancabadak. Pada tahun 2006 status rumah sakit berubah
menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU). Adapun
peta lokasi RSUP Dr. Hasan Sadikin bandung dapat dilihat pada lampiran.
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan
diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene
Bandoengsche Ziekenhuijs“. Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi
“Het Gemeente Ziekenhuijs Juliana” dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama
penjajahan Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah
Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal
oleh masyarakat Jawa Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“.
Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan sebagai rumah sakit
propinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya
pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur,
bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Sejak saat itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan
oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal
Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana.
Keluarnya Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang
ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997
menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas
Negara. 4
1
5

Bersamaan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor


119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi
perusahaan jawatan (Perjan). Pada tahun 2006 RSHS bersama 12 rumah sakit
lainnya, berubah status menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK-BLU).
Status RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Pemerintah.
2. Di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI.
3. Termasuk rumah sakit tipe A.
4. Rumah Sakit Pendidikan.
5. Rujukan utama untuk Provinsi Jawa Barat.
6. Pusat Unggulan Nasional dalam Bidang Jantung, Onkologi, dan Kedokteran
Nuklir
7. Terakreditasi Paripurna Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan Joint
Commitee International (JCI)

2.2 Visi, Misi, Tujuan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung


2.2.1 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Visi:
Menjadi institusi kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat (Transformative leader in health care)
Misi:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima
2. Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan bermutu
3. Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat
yang lebih baik

2.2.2 Tujuan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung


Mencipatakan pelayanan sebaik-baiknya kepada seluruh publik sesuai dengan
ketetentuan yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan RI
6

2.3 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung


Nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dituangkan dalam janji
layanan yaitu:

PAMINGPIN PITUIN
Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan
talenta-talenta terbaik dibidangnya
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui
perjalinan kemitraan
Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu
yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara
berkesinambungan
Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif
Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas
prima
Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung
etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Selain itu, terdapat beberapa motto pelayanan kesehatan di RSUP dr. Hasan
Sadikin Bandung, yaitu :
1. SIGAP
Senyum-Sapa-Salam-Sopan-Santun (5S)
Inovatif dalam berkarya
Gelorakan Semangat Pelayanan Prima
Amanah Menjaga Keselamatan Pasien
Peduli, Perhatian dan Perasaan
2. PRIMA
P = Profesional
Memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan dengan
kualitas yang terbaik (prima) disertai kompetensi dalam disiplin
ilmu yang mendasarinya
R = Respek
7

Pelayanan yang prima akan dapat diberikan apabila dilandasi oleh


rasa saling hormat menghormati diantara anggota tim pemberi
pelayanan kesehatan. Pelayanan yang prima tidak hanya ditentukan
oleh satu profesi, tetapi oleh semua profesi yang terlibat dalam tim
pelayanan kesehatan.
I = Integrasi
Bertindak terintegrasi sesuai dengan nilai – nilai dan kebijakan
organisasi serta kode etik farmasi.
M = Manusiawi
Menganggap setiap individu atau manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang mulia. Oleh karena itu harkat dan martabat mereka harus
dijunjung tinggi.
A = Amanah
Melaksanakan dengan sungguh – sungguh segala hal yang
dipercayakan oleh negara dan masyarakat, khususnya dalam
memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.

2.4 Struktur RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung


Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai
berikut:
8

2.5 Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak


Bagian Anak Rumah Sakit Rantjabadak (nama RSHS ketika awal berdiri) sudah
ada sejak berdirinya rumah sakit pada tanggal 25 oktober 1923, tetapi secara resmi
terpisah dari bagian dewasa pada tanggal 1 januari 1950. selama tahun 1923 sampai
1950, sarana perawatan anak masih bergabung dengan sarana perawatan untuk
orang dewasa.Poliklinik anak yang pertama dibangun atas permintaan Bupati pada
tahun 1927. Waktu ini RSHS masih bernama Gemeente Ziekenhuis Juliana, dan
baru pada tahun 1950 ruang perawatan anak terpisah dari ruang perawatan dewasa.
Kelompok Staf Medis (KSM) Ilmu Kesehatan Anak memiliki Visi dan Misi
untuk mencapai tujuan bersama.Visi Misi tersebut adalah sebagai
Visi:
Menjadi pusat pendidikan ilmu kesehatan anak yang terkemuka secara
nasional di tahun 2014, dan secara regional di tahun 2017 dengan
keunggulan di bidang penelitian, pendidikan dan pelayanan.
Misi:
1. Meyelenggarakan penelitian dan pendidikan yang terintegrasi serta
berorientasi pada keunggulan di bidang IKA
2. Menjamin produk penelitian dan pendidikan unggul untuk
kemaslahatan anak dan daya saing bangsa
3. Meningkatkan kolaborasi dan sinergi potensi di bidang IKA
4. Meningkatkan kualitas dan kompetensi staf pendidik serta tenaga
pendidik yang berorientasi pada keunggulan di bidang IKA

2.6 Profil Peserta


Profil peserta penyusun rancangan aktualisasi adalah sebagai berikut:
Nama : Muhammad Akbar Tirtosudiro
NIP : 198606172018011001
Jabatan /Golongan : Dokter Ahli Pertama / IIIb
Unit Kerja : Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak
Instansi : Kementerian Kesehatan
Pendidikan Terakhir : Sepesialis Ilmu Kesehatan Anak
Email : muhakbart@gmail.com
9

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran


Kinerja Pegawai (SKP), yaitu :
1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan
2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja
untuk menyusun catatan medis pasien
5. Melaksanakan tugas jaga
6. Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas
7. Menyusun laporan pelaksanaan tugas
8. Menyusun laporan lain
10

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi Isu


Chase dan Jones mendeskripsikan isu sebagai sebuah masalah yang belum
terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Regester, Larkin Hainsworth, dan
Meng mengemukakan isu timbul sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan
yang dilakukan, atau diusulkan untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak yang
dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan
sipil atau kriminal, atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan
legislatif atau perundangan. Isu dapat pula mucul akibat suatu kesenjangan antara
praktek korporat dengan harapan-harapan para stakeholder. Dari paparan-paparan
tesebut di atas dapat disimpulkan bahwa isu yang muncul ke permukaan adalah
suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika
dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi
tersebut atau pada target-target organisasi tersebut di masa mendatang
Proses perancangan aktualisasi dimulai dengan mengidentifikasi isu di instansi
kerja, kemudian disortir berdasarkan beberapa kriteria untuk isu dengan kriteria
tertinggi diangkat dan kemudian dibuat gagasan kegiatan pemecahan isunya.
Gagasan kegiatan pemecahan isu kemudian dibuat langkah-langkahnya hingga
akhirnya gagasan kegiatan tersebut dapat terlaksana.
Identifikasi isu dilakukan dengan melihat permasalahan yang berkaitan dengan
peran dan kedudukan ASN di unit kerja yaitu dari aspek manajemen ASN, aspek
pelayanan publik, dan aspek Whole of Government. Permasalahan didapatkan dari
berbagai sumber, yaitu:
1) Hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan (CPNS)
2) Tugas pokok dan fungsi penulis sebagai fungsional dokter unit kerja
3) Sasaran Kinerja Pegawai
Hasil identifikasi isu kemudian dikonsultasikan kepada rekan sejawat, coach, dan
mentor agar dapat dianalasis dibantu dengan metoda urgency, seriousness, dan
growth sehingga terpilih isu utama untuk dibuat gagasan pemecahannya melalui
serangkaian kegiatan.

10
11

Melalui metoda tersebut di atas didapatkanlah empat isu yang mejadi


permasalahan aktual dan berpengaruh terhadap capaian mutu pelayanan unit kerja
KSM Ilmu Kesehatan Anak. Dari aspek Manajemen ASN didapatkan
permasalahan rata-rata absensi dokter yang rendah. Rata-rata absensi dokter yang
rendah dapat berakibat terhadap menurunnya kualitas pelayanan pasien, akibat
menurunnya kinerja dokter sebagai fungsional pelaksana pelayanan pasien. Dari
aspek Pelayanan Publik didapatkan dua isu, isu pertama mengenai pemberian
terapi di luar formularium nasional. Pemberian terapi di luar formularium nasional
dapat berakibat kerugian dari rumah sakit, karena pemberian tersebut tidak akan
ditanggung oleh asuransi yang digunakan oleh pasien. Isu kedua yaitu Lama antrian
Poliklinik Instalasi Rawat Jalan (IRJ) Anak panjang. Panjangnya lama antrian IRJ
dapat berakibat terhadap mutu pelayanan rumah sakit, menyebabkan menurunnya
kepuasan pasien yang berobat. Isu terakhir yang muncul, berkaitan dengan aspek
Pelayanan Publik dan Whole of Government, yaitu decision time IGD >2 jam
yang tinggi. Isu ini dapat berisiko menurunkan keselamatan pasien, dan
menurunkan kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit.
Isu-isu yang telah didapatkan kemudian dipilih menggunakan metode tapisan
Urgency, Seriousness, Growth (USG) dengan definisi dari setiap aspek sebagai
berikut:
1) Urgency: seberapa mendesak isu dikaitkan dengan waktu yang tersedia
2) Seriousness (S): apabila masalah ini tidak ditangani maka akan muncul
masalah yang lain
3) Growth (G): apabila masalah ini tidak dipecahkan akan berkembang
menjadi lebih buruk
Setiap aspek kemudian diberikan skala Likert antara 1 sampai dengan 5 dengan
nilai 1 bermakana sangat kecil, 2 kecil, 3 sedang, 4 besar, 5 sangat besar. Isu dengan
total nilai tertinggi akan diangkat sebagai isu terpilih dan dibuat gagasan
penyelesaian Isu.

3.2 Penetapan Isu


Empat isu yang telah teridentifikasi dianalisa menggunakan tapisan metoda USG
sebagaimana dijabarkan dalam tabel 3.1.
12

Tabel 3.1 Analisa Pemilihan Isu Berdasarkan Analisis Tapisan Urgency,


Seriousness, Growth (USG)
Isu Urgency Seriousness Growth Total
Rata-rata absensi dokter yang rendah
1 4 4 9
(MA)

Pemberian terapi di luar formularium


1 4 4 9
nasional (PP)

Lama antrian poliklinik IRJ Anak


4 4 4 12
panjang (PP)

Decision time IGD Anak >2 jam


5 5 5 15
tinggi (PP,WoG)
Keterangan: MA: Manajemen ASN, PP: Pelayanan Publik, WoG: Whole of
Govenment; IRJ: Instalasi Rawat Jalan; IGD: Instalasi Gawat Darurat

Berdasarkan penapisan identifikasi isu menggunakan metoda USG, decision


time IGD Anak >2 jam terpilih menjadi isu yang diangkat untuk dibuat gagasan
kegiatan untuk pemecahan isu tersebut.

3.3. Deskripsi Isu Terpilih


Instalasi Gawat darurat merupakan salah satu daerah paling kritis di rumah sakit.
Lama waktu penanganan pasien IGD yang diperlukan untuk triase, konsultasi, dan
perujukan dapat berpengaruh besar pada luaran penyakit dari pasien.
Memanjangnya waktu penanganan pasien di IGD dapat disebabkan oleh berbagai
hal, dimulai dari lamanya proses triase, ketersediaan ruangan, lamanya konsultasi,
dan jumlah pasien di IGD. (Sreekala, dkk) Gambar 3.1 menerangkan skema waktu
penanganan pasien di IGD.

Pemeriksaan dan Pasien meninggalkan


TRIASE
Penanganan Dokter IGD

Length of Stay

Gambar 1. Skema Waktu Pasien di Instalasi Gawat Darurat


13

Terdapat beberapa istilah lama waktu pasien di IGD. Length of Stay (LOS)
merupakan total waktu yang dijalani pasien dari mulai daftar di IGD sampai pasien
meninggalkan IGD. LOS dipengaruhi oleh beberapa proses, yang pertama adalah
triase, proses pemilihan pasien berdasarkan tingkat kegawatannya untuk kemudian
ditentukan batasan intervensi yang akan diberikan. Proses rentang waktu berikutnya
adalah decision time, yang merupakan lamanya pasien diterima oleh dokter yang
bertugas hingga diputuskan penanganan medis pasien (rawat
inap/dipulangkan/memerlukan tindakan pembedahan). Setelah didapatkan
keputusan penanganan medis pasien, terdapat istilah boarding time, waktu pasien
menunggu hingga masuk ruang perawatan atau dipulangkan. (Health Sciences
North)
Decision time, merupakan rentang waktu yang bergantung pada dokter yang
bertugas menangani pasien, mulai dari melakukan pemeriksaan awal, menentukan
pemeriksaan penunjang, hingga membuat keputusan penanganan medis pasien.
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS), unit kerja tempat penulis bekerja,
membagi IGD menjadi beberapa bagian setelah dilakukan triase, salah satunya IGD
Anak. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh kendali mutu IGD RSHS, lama
waktu decision time IGD Anak melebihi 2 jam mencapai 20%, melebihi batas
standar yang telah ditentukan oleh instalasi. Hal ini dapat berpengaruh terhadap
mutu pelayanan rumah sakit, dan berakibat bagi keselamatan pasien dan tingkat
kepuasan pasien. Faktor-faktor penyebab dari decision time ini perlu ditelaah
berdasarkan data faktual di lapangan.
Literatur menunjukkan beberapa faktor penyebab lamanya decision time di
IGD, meliputi lamanya proses pemeriksaan penunjang yang dilakukan, termasuk di
dalamnya pemeriksaan laboratorium dan radiologis. Lama pemeriksaan penunjang
dapat diakibatkan lamanya mengantri untuk pengambilan sampel/foto dan lamanya
hasil pemeriksaan. Faktor penyebab lain yaitu lamanya konsultasi kepada spesialis
atau konsultan, untuk mengambil keputusan dari hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan. Pemeriksaan awal seringkali dilakukan oleh residen atau trainee yang
kemudian dikonsulkan pada spesialis/konsultan untuk keputusan penanganan
pasien. Kurangnya staf IGD juga menjadi salah satu penyebab lamanya decision
time pada keadaan IGD yang sedang ramai pasien. (Sreekala, dkk) Hasil literatur
14

ini perlu untuk dilakukan penelaahan lebih lanjut berdasarkan hasil faktual
lapangan di unit kerja penulis.

3.4 Gagasan Pemecahan Isu dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Isu yang telah terpilih melalui penapisan USG yaitu decision time IGD Anak >2
jam, kemudian dibuat rancangan kegiatan untuk pemecahan Isu. Rancangan
kegiatan pemecahan isu dibuat berdasarkan SKP, perintah atasan, dan inovasi.
Rancangan kegiatan yang dibuat harus dilakukan dengan mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ASN (nilai ANEKA), dan menunjang visi misi organisasi, serta
penguatan nilai organisasi tempat unit bekerja.
Berikut rancangan kegiatan yang dibuat untuk pemecahan isu terpilih:
1. Mengajukan usul dan izin kepada atasan untuk melakukan pencarian data
awal persentase decision time >2 jam IGD Ilmu Kesehatan Anak pada 3
bulan terakhir; lama dibutuhkannya pasien mendapat keputusan rawat inap
atau tindakan sejak pasien masuk ke rumah IGD. (Perintah Atasan)
2. Melakukan identifikasi, dan pengkajian faktor penyebab decision time >2
jam di IGD Ilmu Kesehatan Anak, atas izin dan instruksi atasan. (Perintah
Atasan)
3. Menyerahkan kajian penanganan masalah-masalah yang menjadi faktor
penyebab decision time >2 jam kepada atasan dan melakukan sosialiasi hasil
temuan kepada peer group, atas persetujuan dan instruksi atasan. (Perintah
Atasan)
4. Melakukan pelayanan Prima kepada pasien IGD dalam rangka menunjang
perbaikan waktu decision time di IGD. (SKP)
5. Melakukan pelayanan Prima kepada pasien Instalasi Rawat Jalan yang perlu
dirujuk ke IGD dalam rangka menunjang perbaikan waktu decision time di
IGD. (SKP)
6. Menjawab konsul pasien IGD dari departemen lain dalam rangka
menunjang perbaikan waktu decision time di IGD. (SKP)
7. Membentuk draft alur/SOP baru sebagai usaha penurunan decision time
IGD Anak sesuai dengan kajian penanganan faktor penyebab decision time
>2 jam dengan bimbingan atasan. (Inovasi)
Rancangan kegiatan dijabarkan lebih lanjut pada tabel 3.2.
15

Tabel 3.2 Matriks Rancangan Tahapan Kegiatan Aktualisasi

Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Visi-Misi Organisasi Organisasi
1. Mengajukan usul 1. Membuat janji temu dengan Janji temu Melakukan janji temu dengan sikap yang baik Sesuai dengan misi Sesuai dengan nilai
dan izin kepada kepala KSM Ilmu Kesehatan dan tutur kata yang santun, sesuai dengan nilai KSM Ilmu Kesehatan Unggul: keinginan untuk
atasan untuk Anak Etika Publik: menghargai komunikasi, anak yaitu menjadi yang terbaik dan
melakukan konsultasi, dan kerjasama meningkatkan menghasilkan kualitas
pencarian data awal kolaborasi dan prima, dan Integritas:
persentase decision sinergi potensi di nilai yang
Menjalin komunikasi yang baik antar pegawai
time >2 jam IGD bidang IKA dalam menggambarkan
dan pimpinan, berkoordinasi untuk mencapai
Ilmu Kesehatan rangka menunjang kejujuran, amanah, dan
tujuan bersama (Whole of Government)
Anak pada 3 bulan visi Menjadi pusat menjunjung tinggi etika
terakhir; lama 2. Menghadap Ka KSM sesuai Pertemuan tepat Memenuhi janji temu tepat waktu, sesuai dengan pendidikan ilmu yang tinggi dalam
dibutuhkannya janji yang telah dibuat, waktu nilai Akuntabilitas: sikap dan perilaku yang kesehatan anak yang menjalankan tugas;
pasien mendapat mempersiapkan diri 15 menit konsisten dan dapat diandalkan; menghormati terkemuka secara sebagai bagian dari nilai
keputusan rawat sebelum waktu yang dijanjikan orang lain nasional di tahun rumah sakit yaitu
inap sejak pasien 3. Menyampaikan maksud untuk Mendapat izin dan Menyampaikan maksud dengan jelas, tutur kata 2014, dan secara PAMINGPIN PITUIN
masuk ke rumah meminta izin melakukan perintah untuk yang santun, dan perilaku yang sopan, sesuai regional di tahun
IGD pencarian data decision time di pencarian data dengan nilai Etika Publik: menghargai 2017 dengan
Sesuai dengan motto
IGD Anak dan kemudian komunikasi, konsultasi, dan kerjasama; melayani keunggulan di
layanan Amanah:
melakukan kajian dari data dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan bidang penelitian,
Melaksanakan dengan
tersebut pendidikan dan
sungguh-sungguh segala
pelayanan
Informasi yang disampaikan merupakan hal yang dipercayakan
informasi yang faktual, apa adanya, dan tidak oleh negara dan
berlebihan (Akuntabilitas) masyarakat, khususnya
dalam memberikan
4. Membuat janji untuk Mendapat waktu Sikap dan perilaku yang terencana dan dapat
pelayanan, pendidikan,
menyampaikan hasil pencarian janji temu diandalkan, sesuai dengan nilai Akuntabilitas
data dan kajian decision time berikutnya dan penelitian kesehatan
IGD Anak sebagai bagian dari
Berkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama layanan PRIMA.
(Whole of Government)
2. Melakukan 1. Mendatangi kantor Instalasi Mendapatkan Memperkenalkan diri dengan sopan dan tutur Sesuai dengan misi Sesuai dengan nilai
identifikasi faktor Gawat Darurat , diawali rapport yang baik kata yang baik sesuai dengan nilai Etika Publik: KSM Ilmu Kesehatan Unggul: keinginan untuk
penyebab decision memperkenalkan diri, dengan pegawai menghargai komunikasi, konsultasi, dan Anak yaitu menjadi yang terbaik dan
time >2 jam di IGD dilanjutkan dengan kantor IGD kerjasama dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa menjamin produk menghasilkan kualitas
Ilmu Kesehatan menyampaikan maksud tekanan penelitian dan prima, dan Integritas:

15
16

Anak, atas izin dan kedatangan untuk Menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik pendidikan unggul nilai yang
instruksi atasan mendapatkan data decision antar pegawai dan pimpinan (Whole of untuk kemaslahatan menggambarkan
time IGD Anak dalam 3 bulan Government) anak dan daya saing kejujuran, amanah, dan
terakhir bangsa dan menjunjung tinggi etika
2. Mengambil data decision time Data decision time Bertanggung jawab untuk mengambil data sesuai meningkatkan yang tinggi dalam
>2 jam dengan cara melihat IGD Anak dan tugas atasan secara akurat (Akuntabilitas) kolaborasi dan menjalankan tugas;
hasil temuan IGD dan faktor yang sinergi potensi di sebagai bagian dari nilai
melakukan open medical memengaruhinya bidang IKA; dalam rumah sakit yaitu
Memasukkan data yang didapatkan tanpa rangka menunjang PAMINGPIN PITUIN
record sesuai dengan data awal
merubahnya atau memanipulasinya (Anti Visi: Menjadi pusat
yang ada di kantor IGD
Korupsi) pendidikan ilmu
3. Melakukan wawancara kepada Data lapangan Melakukan wawancara dengan kata yang santun, kesehatan anak yang
petugas lapangan yang faktor yang diawali dengan memperkenalkan diri terlebih terkemuka secara
menjadi observer dan pengisi mempengaruhi dahulu, sesuai dengan nilai Etika Publik: nasional di tahun
data decision time di IGD decision time IGD menghargai komunikasi dengan sikap hormat, 2014, dan secara
Anak untuk mendapatkan data Anak sopan, dan tanpa tekanan regional di tahun
penyebab decision time >2 jam 2017 dengan
keunggulan di
Bersikap sama terhadap petugas lapangan yang bidang penelitian,
diwawancara, tanpa memandang jabatan dan unit pendidikan dan
kerjanya (Nasionalisme) pelayanan

Memasukkan data yang didapatkan tanpa


merubahnya atau memanipulasinya (Anti
Korupsi)
4. Melakukan kajian terhadap Daftar kajian faktor Melakukan kajian dengan cermat dan teliti,
faktor penyebab tersebut penyebab dan sesuai dengan nilai Komitmen Mutu
terjadi dan penyelesaian strategi
masalahnya dengan data yang penyelesaiannya
Membuat kajian tanpa memanipulasi, sesuai
telah didapat
dengan data faktual yang ada (Anti Korupsi)
3. Menyerahkan kajian 1. Melakukan konfirmasi janji Janji temu Berkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama Sesuai dengan misi Sesuai dengan nilai
penanganan temu yang telah dibuat terkonfirmasi (Whole of Government) KSM Ilmu Kesehatan Kepemimpinan: Nilai
masalah-masalah sebelumnya dengan Ka KSM Anak yaitu yang menggambarkan
yang menjadi faktor Ilmu Kesehatan Anak menjamin produk kepeloporan dan
Sebelum menemui mengkonfirmasi terlebih
penyebab decision penelitian dan menyiapkan talenta-
dahulu merupakan sikap dan perilaku yang
time >2 jam kepada pendidikan unggul talenta terbaik
terencana dan dapat diandalkan, sesuai dengan
atasan dan untuk kemaslahatan dibidangnya, Unggul:
nilai Akuntabilitas

16
17

melakukan Melakukan konfirmasi dengan sopan dan santun, anak dan daya saing keinginan untuk menjadi
sosialiasi hasil sesuai dengan nilai Etika Publik: menghargai bangsa, yang terbaik dan
temuan kepada peer komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dengan meningkatkan menghasilkan kualitas
group, atas sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan kolaborasi dan prima, Profesional: nilai
persetujuan dan 2. Mempersiapkan seluruh Dokumen Memastikan dokumen yang diserahkan sinergi potensi di yang berorientasi pada
instruksi atasan dokumen yang akan tersiapkan dengan merupakan dokumen yang sesuai, disiapkan bidang IKA, dan pencapaian kinerja
diserahkan kepada Ka KSM baik dan pertemuan dengan cermat dan teliti (Komitmen Mutu) meningkatkan melalui perjalan
IKA, datang 15 menit sebelum tepat waktu kualitas dan kemitraan, dan ; sebagai
waktu yang dijanjikan kompetensi staf bagian dari nilai rumah
Dengan datang 15 menit sebelumnya pendidik serta sakit yaitu PAMINGPIN
menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten, tenaga pendidik PITUIN
menghargai atasan, dan dapat diandalkan yang berorientasi
(Akuntabilitas) pada keunggulan di
Sesuai dengan motto
3. Memberikan dokumen hasil Daftar Mencatat masukan atasan dengan cermat dan bidang IKA; dalam
layanan Respek:
kajian faktor penyebab masukan/perbaikan teliti sehingga tidak ada informasi yang salah rangka menunjang
Pelayanan yang prima
decision time > 2 jam kepada dari kajian yang atau terlewat (Komitmen Mutu) Visi: Menjadi pusat
akan dapat diberikan
atasan dan mendapat masukan telah dibuat pendidikan ilmu
apabila dilandasi oleh
dari hasil tersebut, untuk kesehatan anak yang
Aktif terlibat dalam diskusi dengan atasan rasa saling hormat
memperbaiki kajian yang telah terkemuka secara
mengenai hasil kajian yang diberikan menghormati diantara
dibuat nasional di tahun
(Akuntabilitas) anggota tim pemberi
2014, dan secara
pelayanan kesehatan,
regional di tahun
Profesional: nilai yang
Menyampaikan pemikiran dalam diskusi dengan 2017 dengan
berorientasi pada
sopan, santun, menghargai atasan (Etika Publik) keunggulan di
pencapaian kinerja
bidang penelitian,
4. Menerima perintah untuk Perintah atasan Menerima perintah atasan dengan bertanggung melalui perjalan
pendidikan dan
mensosialisasikan hasil jawab (Akuntabilitas) kemitraan sebagai bagian
pelayanan
tersebut kepada peer group dari layanan PRIMA.
KSM IKA
5. Membuat undangan dan Undangan Mengirimkan kepada seluruh anggota peer
mengirimkannya kepada sosialisasi group tanpa membeda-bedakan pangkat dan
seluruh peer group KSM IKA jabatannya (Nasionalisme)

Berkoordinasi dengan bagian sekretariat untuk


pembuatan dan penyebaran undangan (Whole of
Government)

17
18

6. Mempersiapkan materi yang Materi presentasi Membuat perbaikan kajian sesuai arahan atasan
akan dipresentasikan, tersiapkan dengan dengan bertanggung jawab, tepat, dan cermat
termasuk memperbaiki materi baik (Akuntabilitas, Komitmen Mutu)
sesuai hasil arahan atasan
Tidak memanipulasi data yang akan
dipresentasikan (Anti Korupsi)
7. Mempresentasikan hasil kajian Daftar hadir dan Menyampaikan presentasi dengan sikap sopan
faktor penyebab decision time notulensi dan tutur kata yang santun (Etika Publik)
>2 jam kepada peer group
Menyampaikan presentasi dengan jelas, tuntas;
memberi kesempatan peserta bertanya untuk
memastikan pemahaman materi yang diberikan
(Komitmen Mutu)

Menyimpan hasil notulensi dan


menyampaikannya kepada bagian sekretariat
dengan bertanggung jawab dan tidak
memanipulasinya (Akuntabilitas, Anti
Korupsi)

Sosialisasi merupakan usaha koordinasi dan


kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama
(Whole of Government)
4. Melakukan 1. Menyapa dan Pasien mengenali Menyapa dan memperkenalkan diri kepada Sesuai dengan misi Sesuai dengan nilai
pelayanan Prima memperkenalkan diri kepada dokter yang pasien dengan senyum, sopan, dan santun sesuai RSUP Dr. Hasan Unggul: keinginan untuk
kepada pasien IGD pasien memeriksanya dengan nilai Etika Publik: melayani dengan Sadikin: menjadi yang terbaik dan
dalam rangka sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan Menyelenggarakan menghasilkan kualitas
menunjang pelayanan prima, dan Integritas:
perbaikan waktu kesehatan nilai yang
Sikap senyum, sopan, santun akan memberikan
decision time di paripurna dan menggambarkan
peningkatan kepuasan pasien dan keluarga
IGD prima dalam kejujuran, amanah, dan
(Komitmen Mutu)
menunjang visi: menjunjung tinggi etika
Menjadi institusi yang tinggi dalam
Melayani pasien tanpa membeda-bedakan suku, kesehatan yang menjalankan tugas;
ras, agama (Nasionalisme) unggul dan sebagai bagian dari nilai

18
19

2. Melakukan identifikasi pasien Kesesuaian pasien Menjamin kesesuaian pasien dan rekam medis transformatif dalam rumah sakit yaitu
dengan rekam dengan tepat sehingga menjamin mutu pelayanan meningkatkan PAMINGPIN PITUIN
medis dalam hal keselamatan pasien (Komitmen status kesehatan
Mutu) masyarakat
Sesuai dengan motto
3. Melakukan anamnesa dan Data anamnesa dan Bertanggung jawab dalam melakukan anamnesa layanan Profesional:
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik dan pemeriksaan fisik dengan baik dan tepat nilai yang berorientasi
sesuai dengan nilai Akuntabilitas pada pencapaian kinerja
melalui perjalan
Melakukan pemeriksaan fisik dengan tepat, kemitraan, Respek:
cermat dan teliti, sehingga tidak ada pemeriksaan Pelayanan yang prima
yang terlewati (Komitmen Mutu) akan dapat diberikan
apabila dilandasi oleh
rasa saling hormat
Memeriksa dengan sikap sopan, meminta izin menghormati diantara
terlebih dahulu dengan kata yang santun (Etika anggota tim pemberi
Publik) pelayanan kesehatan, dan
4. Menentukan pemeriksaan Perencanaan Melakukan kegiatan dengan cermat dan sesuai Manusiawi:
lanjutan dan rencana tata penanganan pasien standar pelayanan sesuai dengan nilai Menganggap setiap
laksana lebih lanjut selanjutnya Komitmen Mutu individu atau manusia
sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang mulia, harkat
Melakukan penentuan pemeriksaan lanjutan dan dan martabat mereka
tata laksana tanpa konflik kepentingan, seperti harus dijunjung tinggi
perjanjian dengan pihak ke-3 (Anti Korupsi) sebagai bagian dari
5. Melakukan inform consent Terisi lembar Terdapat kejelasan penanganan rumah sakit bagi layanan PRIMA.
mengenai hasil pemeriksaan inform consent pasien/keluarga (Akuntabilitas)
dan rencana penanganan lebih pasien
lanjut kepada pasien Sesuai dengan semangat
Proses inform consent dilakukan dengan sikap pelayanan SIGAP yaitu:
sopan, ramah, dan kata yang santun (Etika Senyum-Sapa-Salam-
Publik) Sopan-Santun (5S)
Gelorakan Semangat
Pasien/keluarga memahami apa yang akan sudah Pelayanan Prima
dan akan dilakukan sehingga kepuasan pasien Amanah Menjaga
meningkat (Komitmen Mutu) Keselamatan Pasien
6. Menuliskan hasil pemeriksaan Rekam medis terisi Bertanggung jawab untuk menuliskan apa yang Peduli, Perhatian dan
fisik, pemeriksaan lanjutan dan dengan baik dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis Perasaan
rencana tata laksana lebih dalam rekam medis (Akuntabilitas)

19
20

lanjut pada rekam medis sesuai


hasil temuan Tidak memanipulasi data yang dimasukkan
dalam rekam medis (Anti Korupsi)

Menuliskan rekam medis sesuai dengan SOP di


unit kerja sesuai dengan nilai Komitmen Mutu

Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan pasien


sesuai dengan nilai Etika Publik

Menulis sesuai standar mempercepat dan


mempermudah pelayanan yang diberikan kepada
pasien bagi petugas kesehatan lain yang terlibat
(Pelayanan Publik)

Penulisan hasil pemeriksaan yang jelas di dalam


rekam medis sesuai standar memudahkan untuk
berkomunikasi dengan petugas kesehatan lain
(Whole of Government)
5. Melakukan 1. Menyapa dan Pasien mengenali Menyapa dan memperkenalkan diri kepada Sesuai dengan misi Sesuai dengan nilai
pelayanan Prima memperkenalkan diri kepada dokter yang pasien dengan senyum, sopan, dan santun sesuai RSUP Dr. Hasan Unggul: keinginan untuk
kepada pasien pasien memeriksanya dengan nilai Etika Publik: melayani dengan Sadikin: menjadi yang terbaik dan
Instalasi Rawat sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan Menyelenggarakan menghasilkan kualitas
Jalan yang perlu pelayanan prima, dan Integritas:
dirujuk ke IGD kesehatan nilai yang
Sikap senyum, sopan, santun akan memberikan
dalam rangka paripurna dan menggambarkan
peningkatan kepuasan pasien dan keluarga
menunjang prima dalam kejujuran, amanah, dan
(Komitmen Mutu)
perbaikan waktu menunjang visi: menjunjung tinggi etika
decision time di Menjadi institusi yang tinggi dalam
IGD Melayani pasien tanpa membeda-bedakan suku, kesehatan yang menjalankan tugas;
ras, agama (Nasionalisme) unggul dan sebagai bagian dari nilai
2. Melakukan identifikasi pasien Kesesuaian pasien Menjamin kesesuaian pasien dan rekam medis transformatif dalam rumah sakit yaitu
dengan rekam dengan tepat sehingga menjamin mutu pelayanan meningkatkan PAMINGPIN PITUIN
medis dalam hal keselamatan pasien (Komitmen status kesehatan
Mutu) masyarakat

20
21

3. Melakukan anamnesa dan Data anamnesa dan Bertanggung jawab dalam melakukan anamnesa Sesuai dengan motto
pemeriksaan fisik pemeriksaan fisik dan pemeriksaan fisik dengan baik dan tepat layanan Profesional:
sesuai dengan nilai Akuntabilitas nilai yang berorientasi
pada pencapaian kinerja
melalui perjalan
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cermat dan
kemitraan, Respek:
teliti, sehingga tidak ada pemeriksaan yang
Pelayanan yang prima
terlewati (Komitmen Mutu)
akan dapat diberikan
apabila dilandasi oleh
Memeriksa dengan sikap sopan, meminta izin rasa saling hormat
terlebih dahulu dengan kata yang santun (Etika menghormati diantara
Publik) anggota tim pemberi
4. Menentukan pemeriksaan Perencanaan Melakukan kegiatan dengan cermat dan sesuai pelayanan kesehatan, dan
lanjutan dan rencana tata penanganan pasien standar pelayanan sesuai dengan nilai Manusiawi:
laksana lebih lanjut; serta selanjutnya Komitmen Mutu Menganggap setiap
dengan segera membuat individu atau manusia
rujukan ke IGD apabila sebagai makhluk ciptaan
Melakukan penentuan pemeriksaan lanjutan dan Tuhan yang mulia, harkat
didapatkan kegawatan
tata laksana tanpa konflik kepentingan, seperti dan martabat mereka
perjanjian dengan pihak ke-3 (Anti Korupsi) harus dijunjung tinggi
5. Membuat lembar rujukan Lembar rujukan Menulis lembar rujukan beserta diagnosis sebagai bagian dari
dengan disertakan diagnosis IGD terisi dengan sementara dan rencana tata laksana selanjutnya layanan PRIMA.
sementara, dan pemeriksaan jelas, memudahkan mempercepat dan mempermudah pelayanan
penunjang dan tata laksana pekerjaan teman yang diberikan kepada pasien bagi teman sejawat Sesuai dengan semangat
yang mungkin diperlukan di sejawat yang yang enerima rujukan (Pelayanan Publik) pelayanan SIGAP yaitu:
IGD bertugas di IGD
Senyum-Sapa-Salam-
Penulisan lembar rujukan yang jelas dan sesuai Sopan-Santun (5S)
standar memudahkan untuk berkomunikasi Gelorakan Semangat
dengan petugas kesehatan lain (Whole of Pelayanan Prima
Government)
Amanah Menjaga
6. Menuliskan hasil pemeriksaan Rekam medis terisi Bertanggung jawab untuk menuliskan apa yang Keselamatan Pasien
fisik, pemeriksaan lanjutan dan dengan baik dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis
rencana tata laksana lebih dalam rekam medis (Akuntabilitas) Peduli, Perhatian dan
lanjut pada rekam medis sesuai Perasaan
hasil temuan
Tidak memanipulasi data yang dimasukkan
dalam rekam medis (Anti Korupsi)

21
22

Menuliskan rekam medis sesuai dengan SOP di


unit kerja sesuai dengan nilai Komitmen Mutu

Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan pasien


sesuai dengan nilai Etika Publik

Menulis sesuai standar mempercepat dan


mempermudah pelayanan yang diberikan kepada
pasien bagi petugas kesehatan lain yang terlibat
(Pelayanan Publik)

Penulisan hasil pemeriksaan yang jelas di dalam


rekam medis sesuai standar memudahkan untuk
berkomunikasi dengan petugas kesehatan lain
(Whole of Government)
7. Melakukan inform consent Terisi lembar Terdapat kejelasan penanganan rumah sakit bagi
mengenai hasil pemeriksaan inform consent pasien/keluarga (Akuntabilitas)
dan rencana penanganan lebih pasien
lanjut kepada pasien
Proses inform consent dilakukan dengan sikap
sopan, ramah, dan kata yang santun (Etika
Publik)

Pasien/keluarga memahami apa yang akan sudah


dan akan dilakukan sehingga kepuasan pasien
meningkat (Komitmen Mutu)
6. Menjawab konsul 1. Menyapa dan Menyapa dan Menyapa dan memperkenalkan diri kepada Sesuai dengan misi Sesuai dengan nilai
pasien IGD dari memperkenalkan diri kepada memperkenalkan pasien dengan senyum, sopan, dan santun sesuai RSUP Dr. Hasan Unggul: keinginan untuk
departemen lain pasien dengan senyum, sopan, diri kepada pasien dengan nilai Etika Publik: melayani dengan Sadikin: menjadi yang terbaik dan
dalam rangka dan santun sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan Menyelenggarakan menghasilkan kualitas
menunjang pelayanan prima, dan Integritas:
perbaikan waktu kesehatan nilai yang
Sikap senyum, sopan, santun akan memberikan
decision time di paripurna dan menggambarkan
peningkatan kepuasan pasien dan keluarga
IGD prima dalam kejujuran, amanah, dan
(Komitmen Mutu)
menunjang visi: menjunjung tinggi etika
Menjadi institusi yang tinggi dalam

22
23

Melayani pasien tanpa membeda-bedakan suku, kesehatan yang menjalankan tugas;


ras, agama (Nasionalisme) unggul dan sebagai bagian dari nilai
2. Melakukan identifikasi pasien Melakukan Menjamin kesesuaian pasien dengan rekam transformatif dalam rumah sakit yaitu
identifikasi pasien medis sehingga menjamin mutu pelayanan dalam meningkatkan PAMINGPIN PITUIN
hal keselamatan pasien (Komitmen Mutu) status kesehatan
masyarakat
3. Melakukan anamnesa dan Melakukan Bertanggung jawab dalam melakukan anamnesa Sesuai dengan motto
pemeriksaan fisik dengan tepat anamnesa dan dan pemeriksaan fisik dengan baik dan tepat layanan Profesional:
pemeriksaan fisik sesuai dengan nilai Akuntabilitas nilai yang berorientasi
pada pencapaian kinerja
melalui perjalan
Melakukan pemeriksaan fisik dengan cermat dan kemitraan, Respek:
teliti, sehingga tidak ada pemeriksaan yang Pelayanan yang prima
terlewati (Komitmen Mutu) akan dapat diberikan
apabila dilandasi oleh
Memeriksa dengan sikap sopan, meminta izin rasa saling hormat
terlebih dahulu dengan kata yang santun (Etika menghormati diantara
Publik) anggota tim pemberi
pelayanan kesehatan, dan
4. Menentukan pemeriksaan Menentukan Melakukan kegiatan dengan cermat dan sesuai
Manusiawi:
lanjutan dan rencana tata pemeriksaan standar pelayanan sesuai dengan nilai
Menganggap setiap
laksana lebih lanjut secara lanjutan dan Komitmen Mutu
cermat sesuai dengan standar rencana tata laksana individu atau manusia
sebagai makhluk ciptaan
pelayanan lebih lanjut
Melakukan penentuan pemeriksaan lanjutan dan Tuhan yang mulia, harkat
tata laksana tanpa konflik kepentingan, seperti dan martabat mereka
perjanjian dengan pihak ke-3 (Anti Korupsi) harus dijunjung tinggi
5. Melakukan inform consent Terisi lembar Terdapat kejelasan penanganan rumah sakit bagi sebagai bagian dari
mengenai hasil pemeriksaan inform consent pasien/keluarga (Akuntabilitas) layanan PRIMA.
dan rencana penanganan lebih pasien
lanjut kepada pasien Sesuai dengan semangat
Proses inform consent dilakukan dengan sikap
sopan, ramah, dan kata yang santun (Etika pelayanan SIGAP yaitu:
Publik) Senyum-Sapa-Salam-
Sopan-Santun (5S)
Pasien/keluarga memahami apa yang akan sudah Gelorakan Semangat
dan akan dilakukan sehingga kepuasan pasien Pelayanan Prima
meningkat (Komitmen Mutu)

23
24

6. Menuliskan hasil pemeriksaan Lembar jawaban Bertanggung jawab untuk menuliskan apa yang Amanah Menjaga
fisik, pemeriksaan lanjutan dan konsultasi terisi dikerjakan dan mengerjakan apa yang ditulis Keselamatan Pasien
rencana tata laksana lebih dengan baik dalam lembar jawaban konsultasi Peduli, Perhatian dan
lanjut pada lembar jawaban (Akuntabilitas) Perasaan
konsultasi sesuai hasil temuan
Tidak memanipulasi data yang dimasukkan
dalam lembar jawaban konsultasi (Anti
Korupsi)

Menuliskan lembar jawaban konsultasi sesuai


dengan SOP di unit kerja sesuai dengan nilai
Komitmen Mutu

Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan pasien


sesuai dengan nilai Etika Publik

Menulis sesuai standar mempercepat dan


mempermudah pelayanan yang diberikan kepada
pasien bagi petugas kesehatan lain yang terlibat
(Pelayanan Publik)

Penulisan hasil pemeriksaan yang jelas di dalam


lembar jawaban konsultasi sesuai standar
memudahkan untuk berkomunikasi dengan
petugas kesehatan lain (Whole of Government)
7. Membentuk draft 1. Membuat draft alur/SOP Draft alur/SOP Bertanggung jawab dalam membuat alur/SOP Sesuai dengan misi Sesuai dengan nilai
alur/SOP baru pemeriksaan pasien sejak sesuai instruksi atasan dengan data-data yang KSM Ilmu Kesehatan Unggul: keinginan untuk
sebagai usaha diterima hingga adanya sudah disepakati (Akuntabilitas) anak yaitu menjadi yang terbaik dan
penurunan decision keputusan rawat meningkatkan menghasilkan kualitas
time IGD Anak inap/dipulangkan/memerlukan kolaborasi dan prima, dan Integritas:
Membuat alur/SOP berdasarkan hasil kajian,
sesuai dengan tindakan, dengan sinergi potensi di nilai yang
namun tetap memerhatikan sumber daya yang
kajian penanganan memerhatikan hasil kajian bidang IKA dalam menggambarkan
ada dan lingkungan kerja (Komitmen Mutu)
faktor penyebab decision time yang telah rangka menunjang kejujuran, amanah, dan
decision time >2 dilakukan dan memerhatikan visi keunggulan di menjunjung tinggi etika

24
25

jam dengan sumber daya yang ada dan Membuat sesuai kajian, tidak memanipulasi hasil bidang penelitian, yang tinggi dalam
bimbingan atasan lingkungan kerja kajian demi kepentingan tertentu (Anti Korupsi) pendidikan dan menjalankan tugas;
pelayanan sebagai bagian dari nilai
rumah sakit yaitu
Membuat alur yang mudah dimengerti oleh
PAMINGPIN PITUIN
seluruh komponen yang akan terlibat dan
mempergunakannya (Whole of GovernmentI)
Sesuai dengan motto
layanan Amanah:
Melaksanakan dengan
2. Mengomunikasikan hasil Mendapat arahan Mencatat masukan atasan dengan cermat dan sungguh-sungguh segala
pembuatan draft dengan Ka perbaikan draft teliti sehingga tidak ada informasi yang salah hal yang dipercayakan
KSM IKA alur/SOP atau terlewat (Komitmen Mutu) oleh negara dan
masyarakat, khususnya
Aktif terlibat dalam diskusi dengan atasan dalam memberikan
mengenai hasil kajian yang diberikan pelayanan, pendidikan,
(Akuntabilitas) dan penelitian kesehatan
sebagai bagian dari
layanan PRIMA.
menyampaikan pemikiran dalam diskusi dengan
sopan, santun, menghargai atasan (Etika Publik)
Sesuai dengan semangat
3. Melakukan perbaikan draft Draft alur/SOP Memperbaiki draft alur/SOP sesuai kesepakatan pelayanan SIGAP yaitu:
alur/SOP yang sudah yang telah dibuat dengan atasan (Akuntabilitas)
diperbaiki Inovatif dalam berkarya

25
26

Sesuai dengan paparan kegiatan aktualisasi pada tabel 3.2, dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi harus menjalankan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dan sesuai dengan nilai-nilai
Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government. Pada laporan akhir aktualisasi,
akan dijelaskan mengenai dampak apabila kegiatan aktualisasi tidak menjalankan nilai-nilai
tersebut. Tabel 3.3 menjabarkan jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
27

Tabel 3.3. Rancangan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

April Mei Juni Juli


No Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1. Mengajukan usul dan izin kepada atasan untuk melakukan
pencarian data awal persentase decision time >2 jam IGD
Ilmu Kesehatan Anak pada 3 bulan terakhir; lama
dibutuhkannya pasien mendapat keputusan rawat inap atau
tindakan sejak pasien masuk ke rumah IGD
2. Melakukan identifikasi, dan pengkajian faktor penyebab
decision time >2 jam di IGD Ilmu Kesehatan Anak, atas
izin dan instruksi atasan
3. Menyerahkan kajian penanganan masalah-masalah yang
menjadi faktor penyebab decision time >2 jam kepada
atasan dan melakukan sosialiasi hasil temuan kepada peer
group, atas persetujuan dan instruksi atasan
4. Melakukan pelayanan Prima kepada pasien IGD dalam
rangka menunjang perbaikan waktu decision time di IGD
5. Melakukan pelayanan Prima kepada pasien Instalasi Rawat
Jalan yang perlu dirujuk ke IGD dalam rangka menunjang
perbaikan waktu decision time di IGD
6. Menjawab konsul pasien IGD dari departemen lain dalam
rangka menunjang perbaikan waktu decision time di IGD
7. Membentuk draft alur/SOP baru sebagai usaha penurunan
decision time IGD Anak sesuai dengan kajian penanganan
faktor penyebab decision time >2 jam dengan bimbingan
atasan

27
28

DAFTAR PUSTAKA

1. Afdhal, A.F. (2008). Tips dan trik dalam public realtion. Jakarta: Grasindo Media.
2. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Analisis isu kontemporer. Jakarta:
LembagaAdministrasi Negara
3. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
4. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Nasionalisme. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
5. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Etika Publik. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
6. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Komitmen Mutu. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
7. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Antikorupsi. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
8. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
9. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Whole of government. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
10. LAN. (2017). Modul pelatihan dasar calon PNS: Pelayanan publik. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
11. Sreekala P, Dan A, Varghese EM. Patient waiting time in emergency department.
International Journal of Scientific and Research Publications. 2015; 5(5): 1–3.
12. Health Sciences North Horizon Sante-Nord. Understanding emergency department (ED)
wait times. Tersedia di: https://www.hsnsudbury.ca/portalen/Portals/0/NewsEvents/
Understanding%20Emergency%20Department%20Wait%20Times.pdf.

Anda mungkin juga menyukai