LP DM
LP DM
DIABETES MELITUS
Di Susun Oleh
Tri Mulyani
20151355
A. PENGERTIAN
Diabetes melitus merukapan sekumpulan gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer.
2016 : 201)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin dan atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronik mikrovaskuler, makrovaskuler dan
neuropati (Nurarif dan Kusuma, 2016 : 166)
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang
menyebabkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan
berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis
(wijaya dan putri, 2013 : 4)
B. Etiologi
Menurut Wijaya dan Putri (2013 : 4) etiologinya adalah
1. DM Tipe I (IDDM / Insulin Dependent Diabetes Melitus)
a. Faktor genetik atau herediter
Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan
antibodi autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta
b. Faktor infeksi virus
Infeksi virus coxsakie pada individu yang peka secara
genetik
c. Faktor imunologi
Respon autoimun abnormal antibodi menyerang
jaringan normal yang dianggap jaringan asing
2. DM Tipe II (NIDDM)
a. Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel
target di seluruh tubuh, insulin yang tersedia menjadi
kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik.
b. Usia
Cenderung diaas usia 65 tahun
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
3. DM Malnutrisi
Kekurangan protein kronik menyebabkan hipofungsi kelenjar
pankreas
4. DM Tipe lain
a. Penyakit pankreas pankreatitis, Ca pankreas
b. Penyakit hormonal acromegali yang merangsang
sekresi sel-sel beta sehingga hiperaktif dan rusak
c. Obat-obatan
- Aloxan, streptozokin sititoksin terhadap sel-sel beta
- Derivat thiazide menurunkan sekresi insulin
C. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif dan Kusuma (2016 :167) . tanda gejala yang muncul
adalah :
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi
diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria)
dan timbul rasa haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gata, mata kabur
impotensi dan peruritas vulva
D. Pathways
Faktor genetik
Infeksi virus kerusakan sel ketidakseimbangan
Pengrusakan imunologik beta produksi insulin
nekrosis jaringan
Risiko syok
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Nurarif & Kusuma, 2016 : 171
E. Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan
salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut. Berkurangnya
pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibbatkan naiknya
konsentrasi gula darah setinggi 300-1200 mg/dl. Peningkatan mobilisasi
lemak dari daerah penyimpanan lemak yang mengakibatkan terjadinya
metabolisme lemak yang abnormal disertai endapan kolesterol pada dindin
pembuluh darah dari akibat berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien-pasien yang mengalami defisiensi inulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia pasien yang melebihi ambang batas
ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/ 100 ml)
akan timbul glukosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glikosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan
terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan poliuria disertai kehilangan
sodium, khlorida, potasium dan psopat. Adanya poliuria menyebabkan
dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine
maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat
badan menurunserta cenderung terjadi polofagi. Akibat yang lain adalah
astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah dan
mengantuk yang disebabkan oleh berkuangnya atau hilangnya protein
tubuh dan juga berkurangnya penggunaan kerbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama juga menyebabkan arteroklerosis, penebalan
membran basalis dan penebalan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangren. Pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar kadar glukosa yang normal, atau toleransi glukosa
sesudah makan karbohidrat, jika hiperglikemia parah dan melebihi ambang
ginjal maka akan timbul glukosuria. Glukosuria ini akan mengakibatkan
diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuria) harus
terstimulasi, akibatnya pasien akan minum dalam jumlah banyak karena
glukosa hilangg bersama berkemih maka pasien mengalami keseimbangan
kalori negatif & berat badan berkurang , rasa lapar semain besar(polipagi)
timbul sebagai akibat kekurangan kalori (wijaya dan putri,2013 : 6)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar glukosa darah
Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode
enzimatik sebagai patokan penyaring
G. Penatalaksanaan
Tujuan :
1. Jangka panjang : mencegah komplikasi
2. Jangka pendek : menghilanhkan keluhan / gejala DM
Penatalaksanaan DM
1. Diet
Perhimpunan diabetes amerika dan persatuan diabetik amerika
merekomedasikan 50-60 % kalori yang berasal dari
- Karbohidrat 60-70 %
- Protein 12-20 %
- Lemak 20-30 %
2. Obat hipoglikemik oral (OHO)
- Sulfoniuria : obat golongan sulfoniurea dengan cara
menstimulasi pengelapasam insulin yang tersimpan,
menurunkan ambang sekresi insulin, meningkatkan
sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
- Biguanid : menuruhkan kadar glukosadaha tetapi tidak
sampai dibawah normal
- Inhibitor glukosidase : mengj\hambat kerja enzim
glukosidase di saluran cerna, sehingga menurunkan
penyerapan glukosa dan menurunkan hiperglikemi
pasca prandial
- Insulin sensiting agent : thoazahdine diones
meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa
mengatasi masalah retensi insulin tanpa menyebabkan
hipoglikemia, tetapi obat ini belum beredar di
Indonesia
- Insulin
Indikasi gangguan : DM dengan berat badan menurun
secara cepat, ketoasidosis asidosis laktat dengan koma
hiperosmilar, DM yang mengalami stres berat (infeksi
sistemik dll), DM dengan kehamilan atau DM
gestasional yang tida terkendali dalam pola makan,
DM tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemia
oral dengan dosis maksimal (kontraindikasi dengan
obat tersebut) insulin oral / suntikan dimulai dari dosis
rendah, lalu dinaikkan perlahan sedkit demi sedikit
sesuai dengan pemeriksaan gula darah puasa.
3. Latihan
Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju
metabolisme istirahat dapat menurunkan BB, stres dan
menyegarkan tubuh. Latihan menghindari kemungkina pada
ekstremitas bawah terjadi trauma, dan hindari latihan dalam udara
yang sangat panas/ dingin, serta pada saat pengendalian metabolik
buruk. Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap
sesudah melakukan latihan.
4. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa secara mandiri
5. Terapi
Jika diperlukan
6. Pendidikan kesehatan
(wijaya dan putri. 2013 : 9)
H. Komplikasi
1. Komplikasi metabolik ketoasidosis metabolik, HHNK
( Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
2. Komplikasi makrovaskuler kronis (penyakit gagal ginjal dan
mata) neuropati, mikrovaskuler (MCL, Stroke, penyakit vaskuler
perifer)
(wijaya dan putri. 2013 : 10)
I. Fokus Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan sekarang (adanya gatal pada kulit disertai luka
yang tidak sembuh-sembuh, kesemutan, menurunnya BB,
meningkatnya nafsu makan, sering haus, banyak kencing,
menurunnya ketajaman penglihatan)
3. Riwayat penyakit dahulu ( riwayat penyakit pankreas, hipertensi
MCL, ISK berulang)
4. Riwayat keluarga dengan DM
5. Pemeriksaan head to toe
6. Pemerksaan penunjang
Kadar glukosa
- GDS / random >200 mg/dl
- GDP / nuchter >140 mg/dl
- Gula darah 2 jam pp >200 mg/dl
- Aseton plasmahasil + mencolok
- Asam lemak bebas peningkatan lipid dan kolesterol
- Osmolaritas serum >330 osm/l
- Urinalis proteinuria, ketouria, glukosuria
(wijaya dan putri. 2013 : 10)
J. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
2. Risiko kekurangan volume cairan
3. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis, kerusakan jaringan
4. Risiko infeksi
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi
darah ke perifer, proses penyakit DM
(Herdman.2016)
K. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nutrisi dapat terpenuhi dengan KH :
- Tidak terjadi penurunan BB
- Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi di
sekitar pemasangan selang.
Intervensi dan rasional
Intervensi Rasional
Pantau asupan dan haluaran Karena berat badan dapat
pasien meningkat dengan cepat akibat
dari retensi cairan
Berikan sejumlah makanan Untuk menyuplai nutrisi
yang dianjurkan melalui selang
Tinggikan bagian kepala selama Untuk menurunkan risiko
pemberian nutrisi aspirasi
Kaji dan catat bising usus Untuk memantau peningkatan
dan penurunan
Ajarkan pasien dan keluarga Tindakan dapat mendorong
dalam prosedur pemberian pasien dan klg berpartisipasi
makan melalui selang dalam perawatan
4. Risiko infeksi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi dengan KH :
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- Kadar leukosit dalam batas normal
Intervensi Rasional
Observasi TTV Mengetahui keadaan umum
pasien
Observasi tanda-tanda infeksi Mengetahui tanda infeksi yang
muncul
Ajarakan cuci tangan 6 langkah Mencegah infeksi
Pertahankan tehnik septik dan Mencegah infeksi
aseptik
Kolaborasi dengan dokter untuk Mempercepat proses
pemberian terapi penyembuhan
DELANGGU
Di Susun oleh
Tri Mulyani
2015 1355
SURAKARTA
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN
DIABETES MELITUS DI BANGSAL AHMAD
DAHLAN RSU PKU MUHAMMADIYAH
DELANGGU
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 26 februari 2018 pada pukul 09.00
WIB. Sumber data diperoleh dari pasien,keluarga pasien serta rekan
medis.
1. Biodata
a. Biodata Pasien
1) Nama : Tn. S
2) Umur : 65 Tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Pendidikan : tidak sekolah
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : tidak bekerja
7) Status : Menikah
8) Alamat : dersanan, Butuhan Delanggu
9) Suku : Jawa
10) Bangsa : Indonesia
b. Biodata Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. D
2) Umur : 30 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SMP
6) Pekerjaan : wiraswasta
7) Suku Bangsa : Jawa,Indonesia
8) Alamat : Dersanan, Butuhan Delanggu
9) Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
c. Masuk Rumah Sakit
Hari/Tanggal : 25 februari 2018
No.Rekam Medis : 116118
Diagnosa Medis : anemia, DM
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas
b) Riwayat penyakit sekarang
Keluarga Tn. S mengatakan lemes, luka pada kaki tidak
sembuh-sembuh, luka berbau, lalu pasien di bawa ke RSU
Pku Muhammadiyah Delanggu dan mendapat terapi infus
RL 20 tpm, ranitidine 1 ampul, ondansentron 1 ampul, asam
mefenamat, pemasangan NGT, Pemasangan Dower
Catheter
c) Riwayat penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah dioperasi amputasi pada jempol
kaki kanan. Pasien mengatakan menderita DM sejak 2
tahun yang lalu dan rutin kontrol ke RSI Klaten. Pasien
mengatakan makan tidak dikontrol. Keluarga Tn. S
mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit Dm kecuali Tn. S
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat
penyakit hipertensi, tubercolisis dan asma.
Genogram
Kesimpulan :
Pasien merupakan seorang laki-laki mempunyai 3 orang
anaka dan seorang istri. Pasien tinggal satu rumah dengan
istrinya saja.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmetis E4 M6 V5 =15
b. Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 88 x /menit
S : 36,3o C
RR : 18 x /menit
c. TB /BB
TB : 165 cm
BB : 45 Kg
Imt : BB/TB (m)2 = 16,52 ( Kurang)
d. Kepala
Mesocepal,tidak ada bekas luka,tidak ada benjolan
abnormal, rambut kotor dan berbau, rambut tampak hitam
dan terdapat uban.
e. Mata
Simetris antara kanan dan kiri, Konjungtiva tampak
pucat,sklera berwarna putih,tidak menggunakan alat bantu
penglihatan (kacamata),fungsi penglihatan baik.
f. Wajah
Wajah tampak pucat, ekspresi kadang meringis
P Ulkus DM
Q tajam
R kaki kiri
S 4
T hilang timbul
g. Hidung
Simetris antara kanan dan kiri,tidak ada penumpukan
sekret, tidak terpasang alat bantu pernafasan, terpasang
selang NGT
h. Mulut
Mukosa bibr kering, tidak tampak stomatitis,tidak terdapat
luka ,gigi masih utuh, gigi tampak kotor,fungsi
pengecap,bicara dan menelan baik
h. Telinga
Simetis antara kanan dan kiri ,tidak tampak penumpukan
serumen,fungsi pendengaran kurang baik tetapi sudah
menggunakan alat bantu pendengaran
i. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
j. Dada
Paru
Inspeksi : Perkembangan dada simetris,tidak
ada luka/jejas
Perkusi : sonor
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
krepitasi
Auskultasi : vesikuler
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Perkusi : Pekak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V
Mid clavicula
Auskultasi : Reguler
Payudara
Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri,
Tidak ada benjolan abnormal,
Perkusi : tidak teraba benjolan abnormal
k. Abdomen
Inspeksi : Simetris antara kanan dan kiri, tidak
ada bekas luka tidak terdapat
benjolan abnormal
Auskultasi : Bising usus terdengar 16 x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
l. Genetala
Terpasang alat bantu BAK/Dower Cateter sejak tanggal 25
februari 2018
m. Anus
Tidak mempunyai Hemeroid
n. Ekstremites
Atas : Lengkap, tidak ada kelainan, terpasang
infus pada tangan kanan Nacl 20 tpm ,tidak
ada benjolan abnormal,tidak ada edema
Bawah :kaki kanan tinggal 3 jari kaki, kaki kiri
terdapat luka ulkus berbau bernanah luka
tampak mengeluarkan cairan dan rembes
o. Kulit
Berwarna sawo matang ,turgor kulit baik ,cafillary Refill
Time < 3 detik
Skala Norton
Hal yang 4 3 2 1
dinailai
Kondisi fisik Baik Sedang Buruk Sangat
V
buruk
Data focus
Data subjektif
Pasien mengatakan lemas
Pasien mengatakan nyeri
P Ulkus DM
Q tajam
R kaki kiri
S 4
T hilang timbul
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit Dm sejak
2 tahun yang lalu tetapi makan tidak dikontrol
Keluarga pasien mengatakan terpasang selang makan,
keluarga pasien mengatakn tidak nafsu makan dan lemas
Pasien mengatakan terdapat luka pada kaki kiri luka
berbau, bernanah dan rembes sampai keluar
Data objektif
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmgH
N : 88 x /menit
S : 36,30 C
RR : 21 x /menit
Konjuntiva anemis
Ekspresi kadang meringis
Indeks katz G( ketergantungan untuk semua fungsi)
Terdapat luka pada kaki kiri, luka bernanah, berbau
Pemeriksaan lab pada tanggal 26 feb 2018
Hemogoblin 7.0 g/dl (14.00-18.00)
Trombosit 610 10^3 ul/L (150-400)
Leukosit 21.0 10^3/ul (4.10-12.0)
Eritrosit 3.23 10^3/ul 4.50-5.50)
Hematrokrit 22% (40.0-48.0
Pasien tampak terpasang NGT, ddit lunak dari RS habis 1
porsi
Antropometri :
TB : 165 cm
BB : 45 Kg
IMT : BB/TB (m)2 = 16,52 ( Kurang)
6. Analisa Data
N Data Problem Etiologi
o
1 Data subjektif : Keridakseimbang Intake yang
-Pasien mengatakan
an nutrisi kurang tidak
lemas
dari kebutuhan adekuat
- Pasien mengatakan
mempunyai riwayat tubuh
penyakit Dm sejak 2
tahun yang lalu tetapi
makan tidak dikontrol
-Keluarga pasien
mengatakan terpasang
selang makan,
keluarga pasien
mengatakn tidak nafsu
makan dan lemas
Data Ojektif
-Konjuntiva anemis
Pasien tampak
terpasang NGT, ddit
lunak dari RS habis 1
porsi
Antropometri :
TB : 165 cm
BB : 45 Kg
IMT : BB/TB (m)2 =
16,52 ( Kurang)
Hemogoblin 7.0
g/dl(14.00-18.00)
2 Data Subjektif Gangguan Gangguan
- Pasien mengatakan
integritas jaringan sirkulasi
terdapat luka pada
kaki kiri luka berbau,
bernanah dan rembes
sampai keluar
Data objektif
-Terdapat luka pada
kaki kiri, luka
bernanah, berbau
Leukosit 21.0 10^3/ul
(4.10-12.0)
3 Data Subjektif : Intoleransi Kelemahan
Pasien mengatakan
Aktivtas umum
lemas
Pasien mengatakan
nyeri
P Ulkus DM
Q tajam
R kaki kiri
S 4
T hilang timbul
Data Objektif
-Konjuntiva anemis
Ekspresi kadang
meringis
Indeks katz
G( ketergantungan
untuk semua fungsi)
Hemogoblin 7.0
g/dl(14.00-18.00)
Pasien tampak
berbaring di bed
B. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Taggal Tanggal paraf
ditemukan teratasi
1 Ketidakseimbangan 26 feb 2018 28 feb 2018 Tri
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
intake tidak adekuat
2 Gangguan integritas 26 feb 2018 28 feb 2018 Tri
jaringan b.d gangguan
sirkulasi
3 Intoleransi aktivitas b.d 26 feb 2018 28 feb 2018 Tri
kelemahan umum
C. Interferensi Keperawatan
Tanggal No Tujuan dan kriteria Intervensi Paraf
Dx Hasil
26 feb 1 Setelah dilakukan 1. kaji pola makan Tri
2018 tindakan keperawatan klien
2. anjurkan makan
selama 3x24 jam
sedikit tapi sering
nutrisi dapat terpenuhi
3. anjurkan makan
dengan kriteria hasil :
selagi hangat
-intake adekuat
4. berikan
-nafsu makan baik
- BB stabil/ tidak makanan sesuai
terjadi penurunan BB toleransi dan diit
5. jelaskan
pentingnya nutrisi
bagi tubuh
6. kolaborasi
dengan ahli gizi
D. Implementasi keperawatan.
Tanggal No Implementasi Respon paraf
/jam
Dx
26/2/18 1 Mengkaji kelhan klien DS : keluarga pasien Tri
dan mengkaji riwayat mengatakan kalau
penyakit klien, riwayat berbicara harus keras
penyakit keluarga karena pasien mengalai
gangguan pendengaran
DO : pasien tampak
menjawab pertanyaan
dibantu keluarga
08.00 2 Menambahkan perlak DS : keluarga pasien Tri
pada kaki yang luka mengatakan terima
kasih
DO : perlak tampak
dipasang di bawah kaki
pasien
08.30 2 Melakukan perawatan DS : pasien mengatakan Tri
luka luka terasa sakit
DO : luka tampak
mengeluarkan nanah,
berbau dan sedikit
menghitam
10.10 3 Menkaji tanda-tanda DS : pasien mengatakan Tri
vital masih lemes dan badan
terasa demam
DO : TTV
TD : 110/60 S 37,8
N : 84 RR 20
11.00 1 Menyuntikkan obat DS : Pasien mengatakan Tri
dengan SC berupa bersedia untuk disuntik
DO : novorapid tampak
novoraid 10 unit
masuk dengan SC
masuk 10 unit
12.00 1,2 Memberikan obat berupa DS : pasien Tri
anemolat, bicnat dan mmengatakan mau
prorenal mlalui selang munum obat
DO : diit tampak masuk
NGT dan memberikan
melalui selang NGT
Diitnya
dan setelah itu obat
masuk melalui selang
NGT
14.00 1,2,3 Memberikan obat berupa DS : pasien mengatakan Tri
meropenem dan sanexan mau disuntik
DO : obat masuk
melalui selang IV
melalui selang IV
1,2,3 Mengganti flabot infus DS : pasien mengatakan Perawat
dengan tranfusi darah 1 mau diganti
DO : darah tampak
colf
terpasang di tangan
kanan dengan 20 tpm
16.00 Memberikan obat oral DS : pasien mengataka Perawat
berupa prorenal iya
DO : obat tampak
masuk melalui selang
NGT
16.30 1 Menyuntikkan obat DS : pasien mengatakn Perawat
berupa novorapid 10 unit bersedia
DO : novorapid ampak
masuk melalui SC
dengan 10 unit
22.00 Memberikan obat berupa DS : pasien mengatakan Perawat
pimpitor, sanexan mau disuntik
DO : obat tampak
meropenem melalui IV
masuk melalui selang
dan lantus melalui SC
IV dan SC
dengan 10 unit
27/2/18 1,2 Menyuntikkan obat DS : pasien mengatakan Perawat
berupa sanexan dan iya
DO : obat tampak
meropenem melalui IV
masuk melalui selang
novorapid melalui SC
IV, melalui SC dan
dan Anemolat, bicnat dan
melaui oral
prorenal melalui Oral
10.00 Memberikan obat oral Ds : pasien mengatakan Perawat
berupa prorenal dan iya
Do : obat tampak
pumpitor melalui IV
masuk melalui selang
NGT
14.00 Menyuntikan obat Ds : pasien mengatak Perawat
berupa meropenem dan iya
DO : obat tampak
sanexan melalui IV
masuk melalu selang IV
16.00 Memberikan air sibin Ds : pasien mengatakan Tri
terima kasih
Do : Pasientampak
dsibin oleh istrinya
16.05 1,2,3 Menyuntikan obat Ds: pasien mengatakan Tri
novorapid 10 unit dengan bersedia
Do : obat tampak
SC dan obat ora berupa
masuk melalui SC dan
prorenal
NGT
16.30 3 Membantu mobilisasi DS : pasien mengatakan Tri
duduk ingin duduk sebentar
Do : pasien tampak
duduk sebntar dan
berbaring kembali
17.00 Mengganti flabot Nacl Ds : keluarga pasien Tri
mengatakan infusnya
habis
Do : terpasang infus
Nacl dengan 20 tpm
18.00 2 Mengajarkan cuci tangan Ds : pasien mengatakan Tri
6 langkah besok pagi diajari lagi
Do : pasien tampak
mempraktikkan cara
cuci tangan
22.00 Menyuntikobat berupa Ds : pasien mengatakan Perawat
meropenem, sanexan dan bersedia
Do : obat masuk
lantus 10 unit
melalui melalu Iv dan
SC
28/2/18 Memberikan obat berupa Ds : pasien mengatakan Perawat
meropenem dan sanexan mau disuntik
Do : obat tampak
melalui IV, Novorapid
masuk melalui selang
melalui SC dan obat
Iv, melalui Sc dan
berupa Anemolat, Bicnat,
melalui selang NGT
prorenal
10.00 Memberikan obat berupa Ds : pasien mengatak Perawar
pumpitor melalui IV dan iya
Do : obat tampak
prorenal melalui selang
masuk melalui selang
NGT
NGT dan selang IV
14.00 Menyuntikkan obat Ds : pasien mengatakan Perawat
berupa meropenem dan bersedia
Do : obat tampak
sanexan melalui IV
masuk melalui selang
IV
16.00 3 Mengobservasi tanda- Ds : pasien mengatakan Tri
tanda vital bersedia
Do : tanda-tanda vital
Td 110/80 S 26,5
N 68 RR 18
16.00 Membagikan air sibin Ds : pasien mengatakan Tri
terima kasih
Do : pasien tampak
disibin oleh istrinya
16.05 Menyuntikkan obat Ds : Pasien mengatakan Tri
berupa novorapid bersedia disuntik
Do : obat ampak masuk
melalui Sc dan
memberika obat berupa
prorenal serta mengganti
flabot infus
17.00 Menanyakan keluhan Ds : pasien mengatakab Tri
lemas berkurang
Do : pasien tampak
dudu
Menganjurkan pasien Ds : pasien mengatakan Tri
untuk menagtur pola makan akan dikontrol
Do : pasien dan
makan
keluarga tampak
memperhatikan ketika
dijelaskan
E. Evaluasi
Tanggal No Evaluasi Paraf
Dx
28 feb 1 Subjektif Tri
-Pasien mengatakan selang makan sudah
2018
dilepas
-Pasien mengatakan makan dengan menu diit
dari Rs
Objektif
BB 45 kg
TB 165
Asessment:
Gangguan pertukaran gas b.d
Nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi
sebagian
Planning :
Intervensi dilanjjtkan
28 feb 2 Subejktif: Tri
-Pasien mengatakan luka pada kaki sedikit
2018
nyeri
Objektif
Luka tampak mengeluarkan cairan darah
setelah dilakukan debridement, dan masih
rembes, bau berkurang
Asessment :
Gangguan integritas jaringa teratasi sebagian
teratasi sebagian
Planning :
Intevensi dilanjutkan
14 3 Subjektif Tri
-pasien mengatakan lemes berkurang
september
Objektif :
Pasien tampak duduk
Pasien tampak makan dengan mandiri
Assesment :
-Intoleransi aktivitas teratasi sebagian
Planning :
Intervensi dilanjurkan