Judul : The effect of exercise intervention on daily life activities andsocial participation in
individuals with Down syndrome: Asystematic reviewJ.
Penulis : P. Hardee∗, L. Fetters
Rumusan masalah : Sedikit sekali sistematik review yang membahas efek intervensi latihan
pada aktivitas sehari hari dan partisipasi sosial anak DS
Metodologi
Setting/ sumber data : data base (CINHAL, Cochrane, ERIC,PEDro, PubMed, and
PsycINFO
Time : Jurnal artikel pada data base dari tahun 1987 hingga 2016
Target populasi&sample : 525 partisipan, rentang usia 3-65.5 tahun.
Measurements :
a. Kriteria Inklusi : - semua studi design
- anak DS usia (18 tahun atau yg lebih muda) dan diatas 18 tahun
- hasil penelitian berupa partisipasi sosial berdasarkan alat ukur
yg objektif
-berbahasa ingris
b. Kriteria eksklusi : - hasil partisipasi sosial dalam penelitian tidak ditampilkan
dianalisa secara tersendiri
- Hasil aktifitas keseharian tidak ditampilkan
Metodologi
Kesimpulan : terapetik latihan terbukti secara kuat dapat mengurangi nyeri, dan moderat
dapat meningkatkan fungsi fisik dan kualitas hidup pasien OA genu.
Rumusan masalah : Manual terapi banyak diterapkan dalam penanganan LBp namun
evidence based yang membahas penanganan ini masih terbatas.
Metodologi
Setting/ sumber data : electronic databases of MEDLINE, EMBASE, CINAHL, and the
Cochrane Central Register of Controlled trials (CENTRAL).
Target populasi&sample : Usia 18-65 tahun dengan diagnosa LBP, dibagi menjadi 3
kelompok,:
1. kelompok dengan gejala timbul saat pengulangan lumbal extensi
2. Sentralisasi gejala timbul saat tes provokasi sacroiliac joint
3. Klinical prediction rule (CPR) untuk maipulasi spinal
Measurements :
a. Kriteria Inklusi : - Pasien dengan diagnosa LBP
- Nyeri pinggang dapat juga disertai nyeri hingga ke tungkai
Kesimpulan : Spesifik manual terapi terbukti lebih besar dalam mengurangi nyeri dan
meningkatkan aktifitas pasien dengan diagnosa LBP dibandingkan dengan ditangani dengan
treatment lainnya.
Rumusan masalah : Problem utama anak CP adalah pada disfungsi gross motornya.
Penanganan yang penting dalam kasus ini adalah NDT yang bertujuan untuk memaksimalkan
gross motor anak dan mencegah komplikasi muskuloskeletal.
Metodologi
Intervensi : NDT
Hasil : Gross motor function pada anak CP terlihat meningkat, dengan score dari 0 ke
1 dari item 58, 79, 80 dan 81. Dan dari score 1 ke 2 dari item 54, 60, 84 dan
85. Serta peningkatan dari score 2 ke 3 dari item 62 dan 63.
Anak juga meningkat dalam fungsionality nya seperti naik turun tangga
sendiri, meloncat, dan menendang bola karena semua itu membutuhkan
keseimbangan yang bagus. Semua itu menggunakan penilaian GMFM-66.
Kesimpulan : NDT merupakan pendekatan treatment yang efektif untuk anak CP.
Rumusan masalah : PNF sering digunakan dalam penanganan kasus stroke walaupun
avidance basednya belum ter demonstrasikan dengan kuat
Metodologi
Target populasi&sample : Pasien stroke lebih dari 18 tahun usianya baik dalam fase akut,
subakut maupun kronik
Measurements :
a. Kriteria Inklusi : Ditangani dengan PNF dan datang sesuai jadwal terapi
Parameter : Barthel Index, FIM,modivied rangking scale,SF-36, SS-QOL, PASS, RMI dan
TIS, BBA dan 6 MWT, WMFT dan FTSST
Intervensi : PNF
Kesimpulan : PNF terbukti relevant dalam peningkatan kekuatan otot dan postural kontrol
sehingga dapat meningkatakan kualitas hidup pasien stroke.
Penulis : Antoaneta Dimitrova1*, Nikolay Izov2, Ivan Maznev3, Dance Vasileva4, Milena
Nikolova
Published : 2017
Rumusan masalah : Fisioterapi menjadi penanganan yang esensial dalam kasusu respiratory
kronik terutama CPOD
Metodologi
Hasil : Kedua grup dengan tingkat keparahan COPD yang berbeda sama sama
signifikan dalam perbaikan status kardiopulmonalnya. Sesaknya berkurang
dan mampu beraktifitas lebih lama seperti jalan mampu bertambah 38 m.
Kesimpulan : Fisioterapi signifikan dalam menangani kasus COPD seiring dengan toleransi
fisik yang meningkat dari partisipan dan level dyspnoenya juga menurun.