Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepewaratan Jiwa
Dosen Pengajar : Lailatul Fadilah, S. Kep, Ners, M. Kep
Disusun oleh:
3A Reguler/ D3 Keperawatan
Fujiati P279011170
M. Fajri Salam P279011170
Rosih P279011170
Siti Nur Azizah P27901117035
Virandia Julianti P279011170
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Jiwa menurut World Health Organization adalah berbagai
karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan
kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan
Jiwa merupakan suatu kondisi sejahtera fisik, psikologis serta sosial dan
tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan.
Masalah kesehatan fisik dan masalah kesehatan jiwa sering kali berjalan
seiringan. Pada saat individu mengalami masalah kesehatan fisik,
kemungkinan individu akan mengalami masalah kesehatan jiwa.
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke
rumah sakit jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi
disertai bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan
polisi.
Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang lain,
merusak alat rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama
yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan yang
dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama perawatan klien
seyogyanya sekeluarga mendapat pendidikan kesehatan tentang cara
merawat klien.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini terdiri dari dua tujuan, yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus, yang pembahasannya antara lain :
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan Resiko
Perilaku Kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan :
a. Pengertian Perilaku Kekerasan
b. Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan
c. Rentang Respon Marah
d. Tanda dan Gejala perilaku kekerasan
e. Perilaku seseorang yang mengalami perilaku kekerasan
f. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Resiko Perilaku
Kekerasan
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi
kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data baik melalui buku, ataupun
internet yang dapat mendukung dalam proses penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat
unik, berbeda satu orang dengan yang lain.Stresor tersebut dapat
merupakan penyebab yang brasal dari dari dalam maupun luar
individu.
Faktor dari dalam individu meliputi kehilangan relasi atau hubungan
dengan orang yang dicintai atau berarti (putus pacar, perceraian,
kematian), kehilangan rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit fisik,
dll. Sedangkan faktor luar individu meliputi serangan terhadap fisik,
lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, tindakan kekerasan.
Telah kita pelajari bersama mengenai rentang respon marah serta hirarki
agrsif. Selanjutnya kita akan mempelajari mengenai bagaimana skema
proses marah yang dialami setiap orang.Bila seseorang tidak mampu
menangani perasaan marah secara asertif dapat mengakibatkan amuk atau
perilaku kekerasan .
E. Perilaku
Klien dengan gangguan perilaku kekerasan memiliki beberapa perilaku
yang perlu diperhatikan. Perilaku klien dengan gangguan perilaku
kekerasan dapat membahayakan dirinya, orang lain atau lingkungan.
Adapun perilaku yang harus dikenali dari klien gangguan risiko perilaku
kekerasan antara lain:
1. Menyerang atau menghindari
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem
syaraf otonom bereaksi terhadap sekresi ephineprin yang
menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil
melebar, mual, peristaltic gaster menurun, pengeluaran urine dan
saliva meningkat, konstipasi, ketegangan otot seperti: rahang terkatup,
tangan mengepal, tubuh menjadi kaku dan disertaireflek cepat.
2. Menyatakan secara asertif
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam ekspresi
kemarahannya yaitu sifat perilaku pasif, sgresid, dan asertif
3. Memberontak
Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik
perilaku untuk menarik perhatian orang lain.
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditunjukan pada diri semdiri,
orang lain, maupun lingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan risiko perilaku kekerasan dirumuskan jika
klien saat ini tidak melakukan perilaku kekerasan, tetapi pernah
melakukan periaku kekerasan dan belum mampu mengendalikan
perilaku kekerasan tersebut.
3. Perencanaan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang
dilakukan.
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda- tanda perilaku kekerasan.
d. klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
e. Klien dapat mengidentifika-si akibat dari perilaku kekerasan.
f. Klien dapat mengidentifikasi cara kon-truksif atau cara-cara sehat
dalam meng-ungkapkan kemarahan.
g. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku
kekerasan.
h. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol re-siko
perilaku kekerasan.
i. Klien menggu-nakan obat sesuai progam yang telah ditetapkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus :
Sdr. T (19 tahun) datang ke RSJ karena di rumah ia sering menyendiri,
marah-marah dan sering memukul-mukul diri ke tembok. Di awal
pengkajian Sdr. T mengatakan “aku ini sangat bodoh dan sangat
memalukan. Kepandaianku sebanding dengan kebodohan seekor keledai”. 2
minggu sebelum MRS Sdr T suka menyendiri dikamar, tak mau berinteraksi
dengan orang lain, tak mau makan minum dan mandi. Hal ini terjadi sejak ia
mendapat kabar buruk tentang dirinya. T yang pandai dalam semua bidang
pelajaran menerima hasil UJIAN NASIONAL yang menyatakan bahwa
dirinya TIDAK LULUS ujian yang sangat membuatnya malu dan merasa
sangat bodoh dan membuatnya syok. T mengatakan “mengapa ini terjadi
padaku? Tuhan tidak adil. T selalu memukul orang yang menayakan tentang
ketidak lulusannya.
A. Pengkajian
1. Data demografi
a. Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan perkenalan dan
kontrak dengan klien tentang nama perawat, nama klien, panggilan
perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik
yang akan dibicarakan.
b. Usia dan nomor rekam medic
c. Perawat menuliskan sumber data yang didapat
2. Alasan masuk
Tanyakan pada klien atau keluarga:
a. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah
ini?
c. Bagaimana hasilnya?
3. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data
signifikan tentang:
a. Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)
b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru
dialami
c. Episode-episode perilaku kekerasan di masa lalu
d. Riwayat pengobatan
e. Penyalahgunaan obat dan alcohol
f. Riwayat pendidikan dan pekerjaan
4. Catat ciri-ciri respon fisiologik, kognitif, emosional dan perilaku dari
individu dengan gangguan mood
5. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri
klien
a. Tujuan klien (misal, agar terlepas dari stress solusi masalah yang
sulit)
b. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana
tersebut
c. Keadaan jiwa klien (misal, adanya gangguan pikiran, tingkat
kegelisahan, keparahan gangguan mood)
d. Sistem pendukung yang ada
e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain
(baik psikiatrik maupun medik), kehilangan yang baru dialami, dan
riwayat penyalahgunaan zat.
6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau
keluarga tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan,
gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan serta tindakan perawatan
sendiri.
Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
DS: klien merasa tidak berguna, Gangguan konsep diri: harga diri rendah
merasa kosong
DO: kehilangan minat melakukan
aktivitas
DS: klien merasa minder kepada Isolasi sosial: menarik diri
kedua adiknya, sedih yang
berlebihan
DO: klien menghindar dan
mengurung diri
DS: Klien mengatakan benci atau perilaku kekerasan terhadap orang lain
kesal pada seseorang. Klien suka
membentak dan menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
DO : Mata merah, wajah agak
merah, nada suara tinggi dan
keras,pandangan tajam.
DS : Klien mengatakan benci atau Risiko tinggi mencederai orang lain
kesal pada seseorang. Klien suka
membentak dan menyerang orang
yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
DO : Mata merah, wajah agak
merah, nada suara tinggi dan
keras,pandangan tajam.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2. Isolasi sosial: menarik diri
3. perilaku kekerasan terhadap orang lain
4. Risiko tinggi mencederai orang lain
Pohon Masalah
Risti mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Efek
C. Perencanaan
DIAGNOSIS PERENCANAAN
KEPERAWATAN Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Risiko Perilaku TUM : Klien Klien menunjukkan 1.1 Bina hubungan Kepercayaan
Kekerasan dan keluarga tanda-tanda saling percaya de- dari klien meru-
mampu percaya kepada ngan mengemukakan pakan hal yang
mengatasi atau perawat melalui: prinsip komunikasi akan memudah
mengendalikan a. Ekspresi terapeutik : perawat dalam
risiko perilaku wajah cerah, a. Mengucapan melakukan pen-
kekerasan. tersenyum salam terapeutik. dekatan kepera-
b. Mau Sapa klien watan atau inter-
TUK 1 : berkenalan dengan ramah, vensi selanjut-
1. Klien c. Ada kontak baik verbal nya terhadap
dapat mata maupun non klien.
membina d. Bersedia verbal.
hubungan menceritakan b. Berjabat tangan
saling perasaannya dengan klien.
percaya e. Bersedia c. Perkenalan diri
mengungkapk dengan sopan.
an masalah d. Tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan
yang disukai
klien.
e. Jelaskan tujuan
pertemuan.
f. Membuat kontrak
topik, waktu dan
tempat setiap
klien bertemu
klien.
g. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya.
h. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien.
TUK 2 : Kriteria Evaluasi: 2.1 Bantu klien Menentukan me-
Klien dapat setelah 3x mengung-kapkan kanisme koping
mrngidentifika intervensi, klien perasaan yang dimiliki
si penyebab dapat: marahnya : oleh klien dalam
perilaku 1. Menceritakan a. Diskusikan menghadapi ma-
kekerasan yang penyebab bersama klien salah. Selain itu,
dilakukannya. perilaku untuk mencerita- juga sebagai
kekerasan kan penyebab langkah awal
yang dilaku- rasa kesal atau dalam menyusun
kannya. rasa jengkelnya. strategi
2. Menceritakan b. Dengarkan berikutnya.
penyebab penjelasan klien
kekerasan tanpa menyela
jengkel/kesal atau memberi
baik dari diri penilaian pada
sendiri maupun setiap ungkapan
lingkungannya. perasaan klien.
D. Evaluasi
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri
3. Klien dapat mengarahkan moodnya lebih baik
4. Klien mampu dan berupaya untuk memenuhi personal hygiene
5. Klien dapat meningkatkan harga diri
6. Klien dapat menggunakan dukungan sosial
7. Klien dapat menggunakan koping adaptif dan meilhat sisi positif dari
masalahnya
8. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
9. Klien mampu meningkatkan produktifitas dan membuat jadwal harian
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku agresi yang menyebabkan
seseorang menyakiti orang lain, termasuk hewan dan benda disekitarnya.
Agresi adalah suatu respon terhadap kemarahan, kekecewaan, perasaan
dendam yang dapat membakitkan suatu perilaku kekerasan sebagai suatu
cara untuk melawan.
Rentang respon pada perilaku kekerasan adalah: 1) Asertif , Kemarahan
yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain. 2) Frustasi, Kegagalan
mencapai tujuan karena tidak realistis/ terhambat. 3) Pasif, Respon
lanjutan dimana pasien tidak mampu mengungkapkan perasaannya.
4)Agresif , Perilaku destruktif tapi masih terkontrol dan 5)Amuk, Perilaku
destruktif dan tidak terkontrol.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
MODERATOR : NENENGHUJAIFAH
PASIEN : 1.
2.
3.
4.
PERAWAT : 1. FUJIATI
2. SITI NUR AZIZAH
3. M.FAJRI SALAM
4. ROSIH
5. VIRANDIA JULIANTI
SELESAI