Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIVITAS KOMBINASI MEDIA FILTER PADA PENGOLAHAN AIR SUMUR BOR

MENGGUNAKAN FILTER PASIR KERANG, MANGANESE GREENSAND DAN


KARBON AKTIF
Rozy Medi Wilian), Laili Fitria1), Hendri Sutrisno1)
1)Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email : rozymedi@gmail.com

ABSTRAK
Umumnya air sumur bor memiliki warna kemerah-merahan atau coklat setelah terjadi kontak
dengan udara, sehingga berpotensi menimbulkan penyakit dan meninggalkan warna kuning pada
pakaian dan peralatan dapur. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan air sumur bor agar air hasil
olahan layak digunakan, penggunaan multi media filter dengan media pasir kerang, manganese
Greensand dan karbon aktif dengan ketinggian masing-masing media 25 cm dapat mengelolah
kadar besi (Fe), zat organik, TDS dan pH pada air sumur bor. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis efektivitas setiap kombinasi media, untuk menurunkan paramater Besi (Fe), Zat
Organik, TDS dan pH. Debit inlet yang digunakan ialah 0,05 m3/jam dan dilakukan analisis hidrolika.
Dilakukan replikasi sebanya 2 kali (duplo) pada percobaan. Konsentrasi awal air sumur bor
parameter Besi (Fe), Zat Organik,TDS dan pH sebesar 15,39; 147,63;1149 mg/L dan pH 5,43 telah
melebihi batas baku mutu PERMENKES No 32 Tahun 2017. Hasil terbaik yang didapat untuk
masing-masing paramerater yaitu Besi (Fe) ) 15,39 menjadi 0,15 mg/L dengan efesiensi 99 %, Zat
Organik 147,63 menjadi 6 mg/L dengan efesiensi 95,94%, TDS 1149 menjadi 1002 mg/L dengan
efesiensi 12,8 % dan pH 5,43 menjadi 6,32.

Kata Kunci: Air Sumur Bor, Karbon Aktif, Manganese Greensand dan Pasir Kerang

ABSTRACT
Artesian well water generally has a reddish color or brown after contact with air, so the potential
to cause illness and left the yellow color on clothes and kitchen utensils. Therefore, the required
water treatment wellbore so that the processed water fit for use, the use of multi-media filter with
sand media shells, manganese greensand and activated carbon with a height of each media 25 cm
can manage the content of iron (Fe), organic substances, TDS and the pH of the water wells drilled.
The purpose of this study to analyze the effectiveness of each combination of media, to lower the
parameters Iron (Fe), Organic Matter, TDS and pH. Water discharge inlet used was 0.05m3 / h
andhydraulics analysis. Replication is performed 2 times (Duplo) on trial. The initial concentration
parameter drilled wells Iron (Fe), Organic Matter, TDS and pH of 15.39; 147.63; 1149 mg / L and a
pH of 5.43 has exceeded the quality standards PERMENKES No. 32 of 2017. The best results were
obtained for each paramerater namely iron (Fe)) 15,39 to be 0,15 mg / L efficiency of 99%, Organic
Substances 147,63 to 6 mg / L with efficiency95,94% TDS 1149 be 1002 mg / L with efficiency 12,8%
and pH 5,43 to 6,32.

Keywords: Water Well Drilling, Activated Carbon, Manganese Greensand and Sand Shells

1
1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk yang pesat di Indonesia akan mendorong kebutuhan
perumahan serta pemenuhan air bersih, air bersih merupakan kebutuhan dalam
kehidupan sehari – hari, menurut PDAM Tirta Raya tahun 2017 masyarakat Kabupaten
Kubu Raya hanya terlayani 15% dari akses PDAM, yang mengakibatkan masyarakat
Kabupaten Kubu Raya khususnya masyarakat Gang Ringin Sari 2 menggunakan air sumur
bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih, menurut hasil analisis uji sampel awal, air
sumur bor Di Gang Ringin Sari 2 mengandung Fe 11,68 mg/L, Zat Organik 136,51 mg/L,
TDS 1182 mg/L, TSS dan pH 5,34.
Air sumur bor yang bewarna kemerah-merahan atau kecoklatan memiliki dampak
yang ditimbulkan yaitu Total Dissolved Solid (TDS) yang dapat mengurangi estetika, pH
yang bersifat asam (<7) dapat menyebabkan karat pada pipa air , dan kadar Besi (Fe) serta
Mangan (Mn) yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya endapan pada pipa logam serta
bahan-bahan cucian dan Zat Organik yang tinggi menyebabkan bau yang tidak sedap.
Teknologi pengolahan yang sering digunakan oleh masyarakat yang menggunakan sumur
bor yang umumnya merupakan air gambut ialah menggunakan multi media filter. Oleh
karena itu, perlunya penelitian untuk mentukan efektifitas kombinasi filter dalam
pengolahan air sumur bor. Metode yang digunakan yaitu metode filtrasi menggunakan
multi media filter dengan kombinasi media filter dari pasir kerang, manganase greensand
dan karbon aktif, penggunaan media filter lebih dari satu media filter bertujuan agar air
hasil olahan dapat memenuhi baku mutu dan variasi kombinasi pada media filter agar di
dapatkan tingkat efisiensi kombinasi media filter dalam pengolahan air sumur bor.

2. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Pengambilan air sampel berasal dari sumur bor di Gang Ringin Sari Kabupaten Kubu
Raya sedangkan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura dan Laboratorium Kualitas dan Kesehatan Lahan Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, sebagai tempat pengujian kadar besi (Fe),
Zat Organik, TDS dan pH pada air sumur bor sebelum dan sesudah pengolahan.

B. Alat dan Bahan


 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah bak air ukuran 20 liter, pipa 4
inch, pipa 3/4 inch, lem pipa, isolatip, dop 4 inch, dop, stop kran 3/4 inch, shield 3/4
inch, tee 3/4,kawat halus, gergaji, paku, palu, ASS, pH Meter, Kain Asahi dan katub
3/4 inch.
 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aquades,kerikil, karbon aktif 25
kg, manganese greensand 25 kg, pasir kerang 25 kg dan 80 L sampel air sumur bor.

C. Prosedur Penelitian
 Uji Kebocoran pada Kolom
Uji coba kolom dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran pada
sambungan pipa dan dop serta pada kran, karena kebocoran pada kolom dapat
menggangu proses kelancaran running alat. Uji coba kolom dilakukan dengan

2
mengaliri air pada kolom yang belum berisi media dan dilihat apakah ada terjadi
kebocoran atau tidak.
 Preparasi Media Filter Pasir Kerang
Preparasi media filter pasir kerang menggunakan ukuran media yang sesuai
bedasarkan kriteria filter pasir cepat (>0,55 mm) (Kawamura,2000), lalu dilakukan
analisa ayakan (sieve alysis) untuk mengetahui ukuran efektif (Effective Size) dan
keseragaman media (uniformity coefficient), dilanjutkan pasir kerang dicuci
menggunakan aquades untuk menghilangkan kotoran yang masih melekat.
 Preparasi Media Filter Manganese Greensand
Preparasi media filter manganese greensand dimulai dilakukan analisa ayakan
(sieve alysis) untuk mengetahui ukuran efektif (Effective Size) dan keseragaman
media (uniformity coefficient), lalu dilanjutkan dengan mencuci manganese
greensand dengan menggunakan aquades untuk menghilangkan kotoran yang
terdapat didalam manganese greensand. Setelah pencucian , manganese greensand
kemudian dimasukan didalam oven dengan suhu 105º C.
 Preparasi Media Filter Karbon Aktif
Preparasi media filter adsorben karbon aktif dimulai dengan dilakukan analisa
ayakan (sieve alysis) untuk mengetahui ukuran efektif (Effective Size) dan
keseragaman media (uniformity coefficient), dilanjutkan dengan memisahkan karbon
aktif dengan kotoran dengan cara mencuci menggunakan aquades untuk
menghilangkan kotoran yang masih melekat. Setelah pencucian , karbon aktif
kemudian dimasukan didalam oven dengan suhu 105º C.
 Preparasi Media Filter Kerikil
Preparasi media filter krikil dimulai dengan analisa ayakan (sieve alysis) untuk
mengetahui ukuran efektif (Effective Size) dan keseragaman media (uniformity
coefficient),lalu memisahkan krikil dengan kotoran padatan. Setelah dipisahkan itu
krikil dicuci untuk menghilangkan kotoran yang masih melekat pada krikil.
 Pengambilan Sampel Air Sumur Bor
Air dari sumur Bor salah satu warga disedot menggunakan pompa dan keluar
melalui pipa. Pengisian air dilakukan dengan menggunakan pipa yang ditempelkan
dari mulut pipa ke jeriken hingga jeriken terisi penuh lalu ditutup dengan
menggunakan wrapping plastic dan lakban untuk menghindari tumpahan pada saat
pengangkutan dari lokasi pengambilan sampel ke Laboratorium Teknik Lingkungan.
 Pembuatan Alat Pengolahan Air Sumur Bor
Dimensi bak penampungan yaitu dengan kapasitas 10 liter yang terdiri dari 1
bak. Kolom yang digunkan yang dibuat dari pipa PVC, dimana pada penelitian ini
digunakan pipa PVC ukuran 4 inch. Tinggi masing-masing media yaitu pasir kerang 25
cm , manganese greensand 25 cm , karbon aktif sebesar 25 cm dan kerikil 10 cm.
Digunkan kain asahi sebagai pemisah anatara media. Jenis aliran yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu aliran downflow dengan memanfaatkan gaya gravitasi
dimana aliran air sumur bor akan mengalir dari atas bak penampung dengan
kapasitas 10 L menuju tabung filter. Untuk mengalirkan air sumur bor dari bak
penampung ke tabung filter digunakan stop kran 3/4“ yang terhubung dengan pipa
PVC ukuran 3/4“. Fungsi penggunaan stop kran 3/4“ yaitu mengatur aliran air
sehingga dapat dikontrol.
 Running Alat Percobaan dengan Media Filter
Running alat percobaan dengan media dilakukan dengan mecatat volume dan
waktu yang diperlukan ketika air sampel keluar pada kran outlet, dengan debit air
yang digunakan yaitu 0,05 m3/jam dan kecepatan air 6,35 m/s pada kran inlet. Hal ini

3
berfungsi untuk mencari debit serta Filtrasion Rate. Variasi media yang digunakan di
setiap tabung ialah sebagai berikut :
a. Kombinasi- A (pasir kerang-manganese greensand-karbon aktif-kerikil)
b. Kombinasi- B (pasir kerang-karbon aktif-manganese greensand-kerikil)
c. Kombinasi- C (manganese greensand-pasir kerang-karbon aktif-kerikil)
d. Kombinasi- D (manganese greensand-karbon aktif-pasir kerang-kerikil)

3. HASIL DAN ANALISIS


A. Analisa Ayakan (Sieve Analysis) Media Filter
Setelah dilakukan pengayakan untuk media pasir kerang, manganese greensand,
karbon aktif dan kerikil, didapatkan nilai ES dan UC untuk masing-masing media filter.
Tabel 1 Nilai ES dan UC untuk Media Filter
Kriteria US EPA (1995)
dan Reynolds & Richard
No. Media Filter ES UC (1996)

ES UC

1. Pasir Kerang 2,0 1,6 0,7-3,0 1,6-2,0

2. Manganese Greensand 2,1 1,6 1,0-50 1,6-2,0

3. Karbon Aktif 1,9 1,7 1,0-3,0 1,6-1,8

4. Kerikil 10,2 1,6 1,0-50 1,6-2,0

Semua media filter yang digunakan memiliki nilai ES dan UC yang memenuhi rentang
berdasarkan kriteria US EPA (1995) serta Reynolds dan Richard (1996), sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua media dapat digunakan sebagai media filter pada proses
pengolahan.

B. Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika yang didapatkan dengan menggunakan debit pada keran inlet
sebesar 0,05 m3/jam dan kecepatan air 6,35 m/s dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 3 Analisis Hidrolika Kran Outlet

Debit (m3/jam) Filtrasion Rate (m/jam)


No Variasi
P1 P2 P1 P2
1 A 0,03 0,03 3,01 3,12
2 B 0,03 0,03 3,24 3,18
3 C 0,03 0,03 3,07 3,06
4 D 0,03 0,03 3,14 2,98

Filtrasion rate yang di dapatkan pada masing-masing kolom belum mecapai nilai yang
sudah ditentukan bedasarkan kriteria menurut Schulz dan Okun (1984), dimana untuk
filtrasi pasir cepat, nilai filtrasion rate yang telah tentukan ialah sebesar 4-21 m/jam. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya penggunaan aliran yang tidak

4
menggunakan bantuan pompa menyebabkan kecepatan air pada inlet dapat berubah
mengikuti penurunan ketinggian air pada bak penampung.
C. Kualitas Sampel Air Sumur Bor Sebelum Pengolahan
Sampel air yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari sumur bor yang
terdapat di koordinat (00° 07’ 20,41” LU dan 109° 23’ 42,96” BT) Gg. Ringin Sari 2
Kabupaten Kubu Raya. Tujuan pengambilan sampel awal yaitu untuk mengetahui kualitas
air sumur bor sebelum dilakukan pengolahan. Kondisi tanah pada lokasi sumur bor ialah
tanah liat dengan cuaca pada saat pengambilan sampel yaitu cerah berawan. Kondisi air
sumur bor di lokasi tersebut yaitu sedikit bewarna putih keruh, setelah beberapa waktu
kemudian air berubah warna menjadi coklat kemerahan yang menandakan kandungan
zat organik dan besi (Fe) yang tinggi serta memiliki bau yang tidak sedap.
Tabel 3 Hasil Uji Kualitas Air Sumur Bor Sebelum Pengolahan
Baku Mutu
No. Parameter Metode atau Alat Hasil Uji (PERMENKES No 32 Keterangan
Tahun 2017)

15,39
1. Besi (Fe) AAS 1 mg/L Melebihi
mg/L

Zat 147,63
2. Closed Reflux 10 mg/L Melebihi
Organik mg/L

1149
3. TDS Conductivitymeter 1000 mg/L Melebihi
mg/L

4. pH pH Meter 5,43 6,5-8,5 Melebihi

D. Kualitas Air Sumur Bor Setelah Pengolahan


Setelah melewati alat pengolahan air sumur bor, sampel air sumur bor sesudah
pengolahan dimasukkan ke dalam botol sampel dan di tutup rapat untuk menghindari
terjadinya kontak dengan udara. Selanjutnya sampel air sumur bor sesudah pengolahan
di bawa ke Laboratorium Kualitas dan Kesehatan Lahan Fakultas Pertanian Unversitas
Tanjungpura Pontianak untuk melakukan analisis parameter besi (Fe), zat organik, TDS
dan pH.
Tabel 4 Hasil Uji Laboratorium Air Sumur Bor Sesudah Pengolahan

Konsentrasi (mg/L)
Parameter A B C D *Baku Mutu
Awal Kontrol
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Besi (Fe) 15,39 14,76 0,15 0,21 0,15 0,15 1
Zat Organik 147,63 146,85 6,00 7,90 8,85 13,59 10
TDS 1149 1138 1038 1026 1002 1018 1000
pH 5,43 5,42 6,22 6,27 6,32 6,31 6,5-8,5

5
Hasil olahan untuk konsentrasi parameter besi (Fe) dan zat organik sudah
memenuhi baku mutu air bersih menurut PERMENKES NO. 32 Tahun 2017. Parameter
besi (Fe) dengan hasil olahan yang paling optimum yaitu 0,15 mg/L, dan zat organik 6,00
mg/L. Sedangkan hasil olahan untuk parameter TDS dan pH belum dapat memenuhi baku
mutu air bersih menurut PERMENKES NO. 32 Tahun 2017. Konsentrasi TDS yang
didapatkan ialah sebesar 1002 mg/L dan menaikan pH menjadi 6,32. Sedangkan pada
kontrol terdapat media kerikil dan kain asahi memiliki penurunan yang tidak tinggi pada
semua konsentrasi parameter, hal ini membuktikan bahwa kerikil dan kain asahi tidak
berpengaruh secara banyak pada hasil olahan.
E. Besi (Fe)
Penurunan parameter besi (Fe) dalam penelitian kali ini memiliki nilai yang tidak
bervariasi, dimana nilai besi (Fe) awal sebelum pengolahan yaitu 15,39 mg/L. Efesiensi
penurunan nilai besi (Fe) dari ke empat variasi dengan rata-rata 98,8.
Tabel 5 Hasil Uji Laboratarium Parameter Besi (Fe)

Besi (Fe)
Kode Sampel Rata-rata *Baku Mutu Efesiensi
P1 P2
Sampel Awal 15,39 - -
Kontrol 14,76 14,76 4,2 %
A 0,12 0,18 0,15 99%
1 mg/L
B 0,12 0,30 0,21 98,6%
C 0,12 0,18 0,15 99%
D 0,11 0,19 0,15 99%

penurunan nilai besi (Fe) untuk semua variasi sudah memenuhi baku mutu air
bersih menurut PERMENKES NO. 32 Tahun 2017, dimana semua variasi dapat
menurunkan parameter Besi (Fe) dari 15,39 mg/L hingga di bawah 1 mg/L. Hasil ini
menunjukan bahwa pengolahan air sumur bor dengan menggunakan multi media filter
dengan media pasir kerang, manganese greensand dan karbon aktif sangat efektif untuk
menurunkan parameter Besi (Fe). Menurut Hanafi (2015) cangkang kerang memiliki
komposisi CaCO3 (kalsium karbonat) yang cukup tinggi yaitu sekitar 98,7 %. Penggunaan
pasir kerang dalam pengolahan air sumur bor akan membuat pasir kerang melepaskan
ion OH-, sehingga jumlah OH- dalam air meningkat dan dapat meningkatkan pH. Sampel
awal sebelum pengolahan merupakan air dengan keadaan asam. Air sumur bor
selanjutnya melewati media manganese greensand, penggunaan media filter manganese
greensand, menurut Said (2003) manganese greensand (K2Z.MnO.Mn2O7) dapat juga
berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi yang ada dalam air
teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida dan mengoksidanya, reaksi kimianya adalah
sebagai berikut :
K2Z.MnO.Mn2O7 + 4 Fe(HCO3)2 K2Z + 3 MnO2 + 2 Fe2O3 + 8 CO2 + 4 H2O

dimana air sumur bor yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk ferri-oksida akan tertahan
pada pori-pori media karbon aktif. Besi yang lolos dari media pori-pori media akan
terjerap pada pori-pori permukaan karbon aktif.

6
16.00 15.39
14.76
14.00
12.00

Besi (mg/L)
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00 0.15 0.21 0.15 0.15
(1 mg/L)
0.00 Permenkes
Sampel Kontrol A B C D No.32/2017
Awal
Variasi Filter

Gambar 1 Grafik Penurunan Nilai Besi (Fe)


Bedasarkan Gambar 4.2 pengolahan air sumur bor dapat menurunkan kadar besi
(Fe) menjadi di bawah baku mutu. Hasil olahan terbaik terdapat pada kode variasi sampel
A,C dan D dimana ketiga variasi ini memiliki nilai efesiensi sebesar 99% dengan
menurunkan nilai Besi (Fe) awal 15,39 mg/L menjadi 0,15 mg/L. Kode variasi sampel B
yang merupakan variasi media dengan media pasir kerang-karbon aktif-manganese
greensand-kerikil memiliki hasil olahan 0,21 mg/L dimana pada kode variasi B penurunan
nilai Besi (Fe) tidak setinggi hasil olahan pada kode variasi A, C dan D.
F. Zat Organik
Parameter zat organik dalam penelitian kali ini mengalami penurunan dengan nilai
penurunan yang bervariasi. Konsentrasi nilai zat organik awal sebelum pengolahan yaitu
147,63 mg/L. Efesiensi penurunan nilai zat organik terbaik dari ke empat variasi ialah pada
kode variasi sampel A dengan rata-rata efesiensi 95,94%.
Tabel 5 Hasil Uji Laboratarium Parameter Zat Organik

Zat Organik
Kode Sampel Rata-rata *Baku Mutu Efesiensi
P1 P2
Sampel Awal 147,63 - -
Kontrol 146,85 146,85 0,53 %
A 6,32 5,68 6,00 95,94%
10 mg/L
B 6,95 8,84 7,90 94,64%
C 10,11 7,58 8,85 94,01%
D 15,8 11,37 13,59 90,79%

penurunan nilai zat organik dari semua variasi hanya kode variasi sampel D yang
belum memenuhi baku mutu air bersih menurut PERMENKES NO. 32 Tahun 2017, dimana
untuk kode variasi sampel A,B dan C dapat menurunkan parameter zat organik dari 147,63
mg/L hingga di bawah 10 mg/L dengan efesiensi tertinggi mencapai 95,94 %. Penggunaan
media pasir kerang, manganese greensand dan karbon aktif, semua media sudah
dilakukan analisis ayakan (Sieve Analysis) dimana hal itu bertujuan agar semua media
mendapatkan ukuran efektif (ES) dan keseragaman media (UC) sesuai yang sudah
ditetapkan US EPA 1995 serta kriteria bedasarkan Reynolds dan Richard 1996 sehingga

7
pada proses pengolahan multi media semua lapisan dapat berfungsi sebagai filter atau
penyaring.

160 147.63 146.85


Zat Organik (mg/L) 140
120
100
80
60
40
6.00 7.90 8.85 13.59
20
10 mg/L
0 Permenkes
Sampel Kontrol A B C D No.32/2017
Awal
Variasi Filter

Gambar 2 Grafik Penurunan Zat Organik


G. TDS (Total Dissolve Solid)
Parameter TDS dalam penelitian kali ini mengalami penurunan dengan nilai
penurunan yang bervariasi. Konsentrasi nilai TDS awal sebelum pengolahan yaitu 1149
mg/L. Efesiensi penurunan nilai TDS terbaik dari ke empat variasi ialah pada kode variasi
sampel C dengan rata-rata efesiensi 12,8 %.
Tabel 6 Hasil Uji Laboratarium Parameter TDS

TDS
Kode Sampel Rata-rata *Baku Mutu Efesiensi
P1 P2
Sampel Awal 1149 - -
Kontrol 1138 1138 0,95 %
A 1075 1001 1038 9,6 %
1000 mg/L
B 1034 1018 1026 10,7 %
C 1031 972 1002 12,8 %
D 1026 1010 1018 11,4 %

Penurunan nilai TDS dari semua variasi belum dapat memenuhi baku mutu air
bersih menurut PERMENKES NO. 32 Tahun 2017, dimana untuk semua kode variasi
sampel A,B,C dan D tidak dapat menurunkan nilai TDS dari 1149 mg/L hingga di bawah
1000 mg/L.

8
1149
1150 1138
1130
1110
TDS (mg/L) 1090
1070
1050 1038
1026
1030 1018

1010 1002
1000 mg/L
990 Permenkes
Sampel Kontrol A B C D
No.32/2017
Awal
Variasi Filter

Gambar 3 Grafik Penurunan TDS


Hasil ke empat variasi tidak memiliki hasil yang baik dalam penurunan parameter
TDS sehingga belum dapat memenuhi baku mutu air bersih menurut PERMENKES NO. 32
Tahun 2017 yaitu 1000 mg/L. Menurut Fitria (2008) TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran
zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik) yang terdapat pada air sumur bor
umumnya berdiameter lebih kecil dari 2 mikrometer (2×10-6 meter). Hal ini
mengakibatkan TDS sukar dipisahkan menggunakan prinsip filtrasi, dikarenakan ukuran
TDS yang kecil dan terlarut di dalam air mengakibatkan sulit tertahan pada media filter.
H. pH
Parameter pH dalam penelitian kali ini mengalami peningkatan nilai pH yang
bervariasi untuk masing-masing variasi. Konsentrasi nilai pH awal sebelum pengolahan
yaitu 5,43. Peningkatan nilai pH terbaik dari ke empat variasi ialah pada kode variasi
sampel C dengan peningkatan pH dari 5,43 menjadi 6,32.
Tabel 7 Hasil Uji Laboratarium Parameter pH

pH
Kode Sampel Rata-rata *Baku Mutu
P1 P2
Sampel Awal 5.43 -
Kontrol 5.42 5,42
A 6.15 6.28 6.22 6.5-8.5
B 6.27 6.27 6.27
C 6.34 6.29 6.32
D 6.36 6.26 6.31

Peningkatan nilai pH dari semua variasi belum dapat memenuhi rentang yang
sudah ditentukan pada baku mutu air bersih menurut PERMENKES NO. 32 Tahun 2017,
dimana untuk semua kode variasi sampel A,B,C dan D tidak dapat memenuhi rentang nilai
pH dari 5,43 menjadi rentang 6,5-8,5. Peningkatan nilai pH untuk semua variasi kombinasi
dikarenakan media pasir kerang yang komposisinya berupa pasir dan pecahan kerang
mengandung CaCO3, menurut Hanafi (2015) cangkang kerang memiliki komposisi CaCO3

9
(kalsium karbonat) yang cukup tinggi yaitu sekitar 98,7 %. Penggunaan pasir kerang dalam
pengolahan air sumur bor akan membuat pasir kerang melepaskan ion OH-, sehingga
jumlah OH- dalam air meningkat dan dapat meningkatkan pH. Proses peningkatan nilai pH
dapat dilihat pada Gambar 4.7.

9
8,5
Permenkes
8
No.32/2017

7
pH

6.22 6.27 6.32 6.31


6,5
6 Permenkes
5.43 5.42
No.32/2017

4
Sampel Awal Kontrol A B C D

Variasi Filter

Gambar 4 Grafik Peningkatan pH


Hasil ke empat variasi tidak terdapat hasil peningkatan pH yang memenuhi
rentang pH yang sudah di tentukan pada baku mutu air bersih menurut PERMENKES NO.
32 Tahun 2017 yaitu 6,5-8,5. Hal ini dikarenakan kondisi pH pada air sumur bor yang
memiliki pH asam sebesar 5,43.
I. Analisis Data Statistik
Penelitian ini dilakukan analisis statistik dengan jenis metode uji Mann Whitney
menggunakan software SPSS. Uji Mann Whitney merupakan uji non parametrik yang
digunakan untuk mengetahui ada perbedaan nyata antara rata-rata 5 sampel independen
yang berasal dari populasi yang sama. Uji beda Mann Whitney pada hasil variasi
kombinasi terhadapat hasil kontrol untuk semua parameter.
Tabel 9 Hasil uji beda Mann Whitney

No Uji Beda Asmyp.sig

1. Parameter Besi (Fe) 0,000331

2. Parameter Zat Organik 0,000312

3. Parameter TDS 0,000331

4. Parameter pH 0,000327

Hasil yang di dapatkan untuk semua parameter memiliki nilai Asymp. (Sig.) < 0,05 hal ini
menandakan terjadi perbedaan yang signifikan maka H0 ditolak. Maka dapat ditarik
kesimpulan dikarenakan (H0) ditolak maka Hipotesis alternatif (H1) yang digunkan yaitu
pada penelitian ini hasil pengolahan air sumur bor dengan menggunakan perlakuan
kombinasi media memiliki perbedaan dengan hasil kontrol.

10
4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini penggunaan multi media filter
dengan media Pasir Kerang, Manganese Greensand dan Karbon Aktif dalam pengolahan
air sumur bor memiliki hasil untuk masing-masing kombinasi sebagai berikut :
 Kombinasi A(Pasir Kerang-Manganese Greensand-Karbon Aktif-Kerikil) memiliki
nilai hasil olahan pada parameter Besi (Fe) 0,15 mg/L dengan efesiensi 99 %, Zat
Organik 6 mg/L dengan efesiensi 95,94%, TDS 1038 mg/L dengan efesiensi 9,6 %
dan pH 6,22.
 Kombinasi B(Pasir Kerang-Karbon Aktif-Manganese Greensand-Kerikil) memiliki
nilai hasil olahan pada parameter Besi (Fe) 0,21 mg/L dengan efesiensi 98,6 %, Zat
Organik 7,9 mg/L dengan efesiensi 94,64%, TDS 1026 mg/L dengan efesiensi 10,7
% dan pH 6,27.
 Kombinasi C(Manganese Greensand-Pasir Kerang-Karbon Aktif-Kerikil) memiliki
nilai hasil olahan pada parameter Besi (Fe) 0,15 mg/L dengan efesiensi 99 %,, Zat
Organik 8,85 mg/L dengan efesiensi 94,01%, TDS 1002 mg/L dengan efesiensi 12,8
% dan pH 6,32.
 Kombinasi D Manganese Greensand-Karbon Aktif-Pasir Kerang-Kerikil) memiliki
nilai hasil olahan pada parameter Besi (Fe) 0,15 mg/L dengan efesiensi 99 %, Zat
Organik 13,59 mg/L dengan efesiensi 90,79%, TDS 1018 mg/L dengan efesiensi
11,4 % dan pH 6,31.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada dosen pembimbing skripsi, Ibu Laili Fitria dan Bapak Hendri
Sutrisno, dosen penguji skripsi, Bapak Arifin dan Ibu Herda Desmaiani, serta semua pihak
yang terlibat dan membantu penulis selama proses pengerjaan penelitian yang tidak
dapat diucapkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA
Fitria,D. 2008. Penurunan Warna dan Zat Organik Air Gambut dengan Cara Two Stage
Coagulation. Bandung : Digital Library ITB.
Hanafi. 2015. Optimasi Filter Cangkang Kerang Darah (Anandara Granosa) untuk
Meningkatkan pH Air Gambut. Fakultas Teknik. Universitas Tanjung Pura:
Kalimantan Barat.
Kawamura, S. 2000. Interagated Desain and Operation of Water Treatment Facilities. New
York : John Wiley and Sons.
Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 32 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua dan Pemandian Umum. Depkes RI, Jakarta.
Reynolds, Tom D. dan Richards, Paul A., 1996. “Unit Operations and
Processes in Environmental Engineering, 2nd edition” PWS Publishing
Company, Boston.
United States Environmental Protection Agency. 1995. Water Treatmen Manuals
Filtrasion. Ireland.

11

Anda mungkin juga menyukai