Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pencamaran


Menurut UU RI no. 23 tahun 1997, Pencemaran adalah masuknya atau
dimasukannya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam
lingkungan oleh kegitan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.

2.2 Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat
kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara
di atasnya.
2.2.1 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah,
diantaranya:
1. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung
pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentananpopulasi yang terkena. Kromium, berbagai macam
pestisida danherbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua
populasi.Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh
populasi
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada
konsentrasi tertentu dapat memungkinkan terkena

3
4

leukimia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat


menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat di
obati. Organofosfat dankarmabat dapat menyebabkan gangguan
pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal
serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam
dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,
iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut
di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat
menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak
terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul
dari adanya bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan
perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik danantropoda yang
hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat
menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada
makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini
terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan
rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan
kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal
ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di
mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa
bahan pencemar ini memiliki waktu paruhyang panjang dan pada kasus
lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar
tanah utama.
2.2.2 Penanganan yang Harus Dilakukan
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
1. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ
(atauon-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
5

pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih


mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di
daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya
yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian
zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh
lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air).

2.3 Pengertian Pencemaran Air


Air merupakan sumber kehidupan. Seluruh kehidupan di bumi ini
bergantung pada keberadaan air, karena air merupakan kebutuhan dasar seluruh
mahkluk di bumi. Manusia memerlukan air untuk terus hidup, mulai dari
kebutuhan untuk tubuh seperti minum, untuk kebersihan seperti mandi dan
mencuci, sampai dalam mata pencaharian masing-masing seperti dalam
pertanian atau industri. Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan
normalnya. Jadi pencemaran air tanah adalah suatu keadaan air tersebut telah
mengalami penyimpangan dari keadaan normal. Keadaan normal air tergantung
pada factor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air. Adapun
beberapa pengertian pencemaran air sebagai berikut :
1. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian
penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu
bagian dari siklus hidrologi. Meskipun dunia penuh dengan air, hanya tiga
persen itu minum.
2. Michael (1990) mendefinisikan pencemaran air adalah penyimpangan
sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air
tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan
6

pembuangan limbah rumah tangga ke dalam sungai. Cairan pembuangan


adalah sisa-sisa pembuangan dalam suatu bentuk cairan yang dihasilkan
oleh proses industri dan kegiatan rumah tangga. Pencemaran air oleh
cairan ini berupa zat-zat racun, bahan-bahan yang mengendap atau
deoksigenasi (Michael, 1990).
3. Menurut Solihin dan Darsati (1993) pencemaran air dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe yaitu;
a. Pencemaran kimia berupa senyawa karbon dan senyawa anorganik.
b. Pencemaran fisika yang dapat berupa materi terapung dan materi
tersuspensi,
c. Pencemaran biologi yang dapat berupa mikroba phatogen, lumut
dan tumbuh-tumbuhan air.
4. Pencemaran air adalah masuknya suatu zat , energi atau komponen
lainnya baik berupa makhluk hidup maupun benda mati yang
menyebabkan penurunan kualitas air sehingga air tidak dapat berfungsi
sebagai mana mestinya.
5. Akta Kualiti Alam Sekeliling 1974, pencemaran air didefinisikan sebagai
apa-apa perubahan langsung atau tidak langsung kepada sifat-sifat fizikal,
haba, biologi, atau radioaktif iaitu mana-mana bahagian alam sekitar yang
melepaskan, mengeluarkan, atau meletakkan buangan ini sehingga
menjejaskan kegunaannya dan menyebabkan suatu keadaan merbahaya
dan memudaratkan kesihatan, keselamatan dan kebajikan pihak awam,
atau kehidupan lain seperti burung, hidupan liar, ikan dan hidupan akuatik
serta tumbuh-tumbuhan air
2.3.1 Jenis-Jenis Bahan Pencemaran Air
Berbeda bahan yang mencemari tentu berbeda pula akibat
pencemarannya.
Berikut ini adalah jenis jenis bahan pencemar air :
1. Berdasar Jenis Bahannya pencemar air dibedakan menjadi :
a. Bahan pencemar fisik ,
Bahan pencemar fisik diantaranya adalah sampah,
lumpur, pasir,dan sebagainya.
b. Bahan pencemar kimia ,
Bahan pencemar kimia antara lain zat-zat organik bisa
berupa lemak, minyak, detergen, sabun, zat warna, karbohidrat,
protein maupun zat-zat anorganik (unsur bebas, logam berat,
asam, basa, dan garam) dan zat radioaktif.
c. Bahan pencemar biologis,
7

Bahan pencemar biologis dapat dibagi menjadi dua


yaitu mikroorganisme patogen dan mikroorganisme yang
pertumbuhannya tidak terkendali (bloming ) karena eutrofikasi.
Mikroorganisme patogen terutama berasal dari tinja manusia.
Ada 4 kelompok mokroorganisme yang terkandung dalam tinja
yaitu virus, bakteri, protozoa, dan cacing. Mikroorganisme
yang pertumbuhannya tidak terkendali antara lain adalah
fitoplankton, ganggang ,dan eceng gondok.
2. Berdasar Mudah tidaknya Terurai
Berdasarkan mudah tidaknya terurai secara biologis oleh
bakteri yang ada di air, bahan pencemar diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu bahan pencemar yang mudah terurai ( biodegradable) dan
bahan kimia yang sukar busuk (nonbiodegradable ) Bahan
pencemar yang mudah busuk misalnya karbohidrat, lemak, dan
protein. Bahan pencemar yang sukar busuk misalnya plastik, karet,
kaca, kain, kayu, detergen ABS, dan lain-lain.Lama pembusukan
dapat bertahun-tahun.
2.3.2 Penyebab Pencemaran Air
Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah
menyebabkan masalahkesehatan lingkungan yang serius dan
merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan proses industri.
Ketika pabrik-pabrik dan produsen menuangkan bahan kimia dan
limbah ternak langsung ke sungai dan sungai, air menjadi beracun dan
tingkat oksigen yang habis menyebabkan banyak organisme air mati.
Limbah ini termasuk pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar
limbah tidak biodegradable. tanaman Power, pabrik kertas, kilang,
pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke sungai.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
a. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah
pada eutrofikasi.
b. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem.
c. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya sepertilogam berat, toksin organik, minyak, nutrien
dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama
8

yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga


mengurangi oksigen dalam air.
d. pencemaran air oleh sampah
e. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan
f. Pencemaran air bersumber dari limbah, baik darat, udara,
maupun dari aktivitas yang berlangsung di perairan itu sendiri.
Secara terperinci sumber pencemaran di perairan sebagai berikut
:
g. Air hujan mengalirkan limbah dari daratan seperti limbah rumah
tangga, pertanian, industri dan lain-lain ke sungai, danau atau
laut.
h. Air buangan dari kota-kota dan daerah industri melalui saluran
pembuangan.
i. Bahan-bahan pencemar melalui udara seperti debu, asam-asam
organik dan anorganik, dan lain-lain.
2.3.3 Dampak yang Ditimbulkan Oleh Pencemaran Air
Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni
sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam,
dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air
yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini
menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh
seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air
tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen.
Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4
kelompok, yaitu :
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air
tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi
perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan
air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga
terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas dari
industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme,
apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
9

2. Dampak terhadap kualitas air tanah


Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur
dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal
ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal diJakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran
tersebut.
3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-
macam antara lain :
a. Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
b. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
c. Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia
bersangkutan tak dapat membersihkan diri,
d. Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke
lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin
tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika
lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat
mengurangi estetika lingkungan.
2.3.4 Penanggulangan Pencemaran Air
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai cara
penanggulangan pencemaran air antara lain:
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak
atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang
nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat
perusak ekosistem.
5. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber
air bersih lainnya tidak tercemar.
Cara penanggulangan pencemaran air lainnya adalah
melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor,
diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya
banyak bencana banjir akibat penebangan pohon secara massal.
Padahal, pohon merupakan penyerap air paling efektif dan handal.
Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan pemukiman dan pusat
10

wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab dengan


banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial
di bawahnya.
Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bekasi,
menetapkan beberapa cara penanggulangan pencemaran air yang bisa
diterapkan oleh kita. Beberapa cara penanggulangan pencemaran air
tersebut di antaranya sebagai berikut.
Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan
Lingkungan
a. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan
domestik.
b. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
c. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
d. Mengembangkan produksi yang lebih bersih
(cleaner production) dan EPCM (Environmental
Pollution Control Manager).
Dari yang ditetapkan oleh Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah (BPLHD) Kota Bekasi, dalam menyikapi pencemaran
air, maka penanggulangan masalah pada contoh kasus Limbah Cair
yang mencemari sungai berasal dari 50 persen rumah sakit di Kota
Bekasi adalah :
a. Melakukan penyaringan limbah sehingga limbah yang nantinya
bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak
ekosistem.
b. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
c. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah
ditetapkan pemerintah.
d. Memberikan sanksi bagi yang melanggar. Membuang limbah
secara sembarangan tanpa mengolahnya terlebih dahulu.
Penanggulangan dan usaha pemecahan masing-masing
masalah tentu harus berbeda. Sebagai contoh misalnya:
1. Untuk usaha reboisasi atau penghijauan serta pengelolaan daerah
air sungai (DAS) untuk mengurangi intensitas dan volume erosi.
2. Pembatasan penangkapan dengan berbagai cara (musim
penangkapan, mata jaring, jenis alat-alat penangkapan tertentu
dan lain-lain).
11

3. Pengaturan dan pembatasan bahan-bahan pembuangan industri


dengan segala sanksinya bagi masalah pencemaran laut dan
wilayah pesisir pantai.
4. Memonitor segala perubahan komposisi biotik dan abiotik dan
ekosistem laut yang menunjukkan telah terjadinya pencemaran,
kerusakan, dan gangguan.
Selain cara penanggulangan yang telah disebutkan di atas, kita
juga dapat melakukan penanggulangan lain seperti di bawah ini:
1. Menjaga kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak
atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan
tidak adanya fasilitas pembuangan sampah yang layak dan
mencukupi terutama di kota-kota besar. Sering kita melihat
penumpukan sampah di daerah-daerah yang bukan merupakan
tempat pembuangan sampah.
3. Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan
memadai. Hal ini mutlak dilakukan agar sistem pembuangan
sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sampah menjadi
kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah sampah
dapat segera teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi
dengan cepat.
4. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
5. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya
bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak
ekosistem. Hal ini telah diregulasi oleh pemerintah. Ini
menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi
pencemaran ini. namun komitmen seluruh perusahaan
penyumbang limbah ini juga sangat dibutuhkan agar semua
pihak dapat turut menjaga kelestarian lingkungan yang ada.
6. Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber
air bersih lainnya tidak tercemar.
Sedangkan untuk menyikapi pencemaran air, dapat dilakukan
beberapa cara sebagai berikut:
Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
a. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh indutri dan
domestik.
b. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan
industri.
12

1. Program rehabilitasi dan konservasi SDA dan lingkungan hidup


a. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
b. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan,
TPA, dan bencana.
c. Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
d. Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
Untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air
ini kita dapat melakukan usaha pencegahan pencemaran air. usaha
pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang
sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah
ditetapkan pemerintah.
2. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap
minyak yang tumpah di perairan.
3. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam
perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
4. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung
bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan.
5. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain
dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang
ke dalam perairan umum.
6. Semua ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat
dikenakan sanksi.

2.4 Pengertian Sampah


Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa
kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi
padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat
terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
kelingkungan.Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :

1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya


sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau
asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti
sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan
lainnya.
13

2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum


adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan
melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang
cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan
seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya
berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik,
kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah
sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak
akan pernah lepas dari sampah. Terutama penumpukan sampah yang terjadi di
tempat-tempat umum seperti di pasar-pasar.

2.5 Jenis-jenis Sampah


Jenis-jenis sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup
beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri,
sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan,
sampah peternakan, sampahninstitusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)


yaitu sebagai berikut :

1. Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati


yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah
ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus
(selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan
ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah
organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
2. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi :
sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah
kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar
anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan
(unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga
misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk,
1996)
Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah
atau limbah yaitu : limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh
14

limbah cair yaitu air cucian, air sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh
limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas, botol air minum, dll. Contoh
limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), HCl,
NO2, SO2 dll.

Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak


tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah.
Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi (
refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan
menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.

Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap


manusia dan lingkungan yaitu:

2.6 Dampak terhadap kesehatan


Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok
bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat
dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus


yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur
air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.

Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur


kulit).Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing
pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

2.7 Dampak terhadap lingkungan


Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai
akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air
akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana.
Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
15

2.8 Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi


Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya
pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien,
orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan
jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

2.9 Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3R


Menurut Departemen Pekerjaan Umum Kota Semarang (2008),
pengertian pengelolaan sampah 3R secara umum adalah upaya
pengurangan pembuangan sampah, melalui program menggunakan kembali
(Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).

Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah


secara langsung,baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.

Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang


menyebabkan timbulnya sampah.

Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah


mengalami proses pengolahan.

Mengurangi sampah dari sumber timbulan, di perlukan upaya


untukmengurangi sampah mulai dari hulu sampai hilir, upaya-upaya yang
dapat dilakukan dalam mengurangi sampah dari sumber sampah (darihulu)
adalah menerapkan prinsip 3R.

2.10 Teknik Pengolahan Sampah


Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari
kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi
bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan
umumnya bersifat padat.
16

Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah : dari


rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan.
Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah
organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di
Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan
diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam


menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.
Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi
pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan
transport, pengolahan dan pembuangan akhir

Anda mungkin juga menyukai