Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kompres
Kompres merupakan salah satu tindakan untuk menurunkan produksi panas
dan meningkatkan pengeluaran panas. Terapi kompres yang diberikan adalah pada
daerah aksila dan lipatan paha, dimana pada daerah tersebut terdapat pembuluh darah
besar sehingga dapat memberikan rangsangan pada hipotalamus untuk dapat
menurunkan suhu tubuh. (Morgan 1990, dalam Potter & Perry, 2005). Kompres
terbagi menjadi dua bagian, yaitu kompres hangat dan kompres dingin.
1. Kompres hangat
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat
setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Kompres hangat dapat
digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang (Gabriel
F.J, 2000). Pemberian kompres menggunakan air hangat dapat dilakukan dalam
waktu 20 menit.
Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh dapat memberikan rangsangan
atau sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang
peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan
sinyal yang melalui berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan pembuluh
darah diatur oleh pusat vasometer pada medulla oblongata dari tangkai
otak,sehingga terjadi vasodilatasi. Dengan terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan
pembuangan atau kehilangan energi panas melalui kulit meningkat (yang ditandai
dengan tubuh mengeluarkan keringat), kemudian suhu tubuh dapat menurun atau
normal. (Potter & Perry, 2005).
2. Kompres dingin
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat
yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin
adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta
edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek analgetik dengan
memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai
otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah bahwa persepsi
dingin menjadi dominan dan mengurangi persepsi nyeri (Price, 2005). Pemberian

3
kompres menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit, 5-10
menit dan 20-30 menit (Potter & Perry, 2005).
B. Efektifitas Kompres
1. Kompres hangat
Efek terapeutik pemberian kompres hangat :
a. Mengurangi nyeri
b. Meningkatkan aliran darah
c. Mengurangi kejang otot
d. Menurunkan kekakuan tulang sendi (Snyder, 1992).
2. Kompres dingin
Efek terapeutik pemberian kompres dingin :
a. Vasokonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke daerah tubuh yang
mengalami cedera, mencegah terbentuknya edema, mengurangi inflamasi
b. Anestesi lokal untuk mengurangi nyeri lokal
c. Metabolisme sel menurun untuk mengurangi kebutuhan oksigen pada jaringan
d. Viskositas darah meningkat untuk meningkatkan koagulasi darah pada tempat
cedera
e. Ketegangan otot menurun yang berguna untuk menghilangkan nyeri
C. Faktor Yang Berkaitan Dalam Pengaturan Suhu Tubuh
1. Usia
Pada saat lahir, Suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis terhadap
perubahan suhu lingkunga n. Pakaian harus cukup dan paparan pada suhu yang
ekstrim harus di hindari. Bayi baru lahir mengeluarkan lebih dari 30% panas
tubuhnya melalui kepala dan oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala
untuk mencegah pengeluaran panas.suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,50C –
39,50C. Produksi panas akan meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi
memasuki masa anak-anak. Perbedaan secara individu 0,250C – 0,550C adalah
normal (Whaley and Wong 1995). Pengaturan suhu tidak stabil sampai anak-anak
mencapai pubertas tentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang
mendekati masa lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang lebih sempit
dari ada dewasa awal. Suhu oral 350C tidak lazim pada lansia dalam cuaca dingin.
Namun, rentang suhu tubuh pada lansia sekitar 360C. Lansia terutama sensitif
terhadap suhu yang ekstrim karena kemunduran mekanisme kontrol, terutama

4
pada kontrol vase motor (kontrol vase kontriksi dan vase dilatasi),penurunan
jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan penurunan
metabolisme.
2. Aktivitas
Aktivitas otot memerlukan penigkatan suplay darah dan pemecahan
karbohidrat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan
produksi panas. Segala jenis aktivitas dapat meningkatkan produksi panas
akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Aktivitas berat yang lama, dapat
meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 410C.
3. Kadar Hormon
Secara umum, wanita mengalami fruktuasi suhu tubuh yang lebih besar
dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan
fruktuasi suhu tubuh. Kadar progesteron meningkatkan dan menurunkan secara
bertahap selama iklus menstruasi. Bila keadaan progesteron rendah, suhu tubuh
beberapa derajat di bawah kadar batas. Suhu tubuh yang rendah berlangsung sapai
terjadi ovulasi. Selama ovulasi jumlah progesteron yang lebih besar memasuki
sistem sirkulasi dan meningkatkan suhu tubuh sampai kadar batas atau lebih
tinggi. Variasi suhu ini dapat digunakan untuk memperkirakan masa paling subur
pada wanita untuk hamil. Perubahan suhu juga terjadi pada wanita selama
menopause (penghentian menstruasi). Wanita yang sudah berhenti menstruasi
dapat mengalami periode panas tubuh dan berkeringat banyak, 30 detik-5 menit.
Hal tersebut karena kontrol vasomotor yang tidak stabil dalam melakukan
vasodilatasi dan vasokontriksi (Bobak, 1993).
4. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,50C sampai 10C selama periode 24 jam.
Bagaimana pun, suhu merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh
biasanya paling rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari. Sepanjang hari,
suhu tubuh naik, sampai sekitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada dini
hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis berubah pada orang yang
bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Perlu waktu 1-3 minggu untuk
perputaran tersebut berubah. Secara umum, irama suhu sirkadian tidak berubah

5
sesuai usia. Penelitian menunjukkan, puncak suhu tubuh adalah dini hari pada
lansia (Lenz, 1984).
5. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan panas. Klien yang
cemas saat masuk rumah sakit atau tempak praktik dokter, suhu tubuhnya dapat
lebih tinggi dari normal.
6. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji dalam ruangan yang
sangat hangat, klien mungkin tidak mkampu meregulasi suhu tubuh melalui
mekanisme pengeluaran-panas dan suhu tubuh akan naik. Jika klien berada di
lingkungan luar tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin rendah karena penyebaran
yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering
dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka kurang efisien.
D. Pengaruh Kompres
1. Kompres hangat
Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan transmisi
serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan deta-A berdiameter kecil.
Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Kompres menggunakan air hangat
akan meningkatkan aliran darah, dan meredakan nyeri dengan menyingkirkan
produk-produk inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang
menimbulkan nyeri lokal. Panas akan merangsang serat saraf yang menutup
gerbang sehingga transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan ke otak dihambat.
2. Kompres dingin
Teori gate control mengatakan bahwa stimulasi kulit mengaktifkan transmisi
serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini
menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan deta-A berdiameter kecil.
Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Kompres dingin akan
menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang

6
mungkin bekerja adalah bahwa persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi
persepsi nyeri.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis kuantitatif yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak ada perbedaan dalam melakukan kompres terhadap pasien thypoid
Ha : Ada perbedaan dalam melakukan kompres terhadap pasien thypoid
Pengujian hipotesis ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik… Kaidah
pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak Ho jika F hitung ≥ F tabel. Dalam
praktiknya, seluruh proses perhitungan menggunakan bantuan program SPPS.

Anda mungkin juga menyukai