Anda di halaman 1dari 9

1.1.

Anemia

1.1.1. Definisi

◦ (WHO) Suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas

membawa oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisologis

yang bervariasi berdasarkan usia, jenis kelami, perokok dan status

kehamilan.2

◦ (Harisson) dikatakan anemia ketika laboratorium mengatakan hemoglobin

dan hematocrit dibawah range normal.5

◦ (PAPDI) penurunan jumlah masa eritrosit sehingga tidak dapat

memenuhu fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup

kedalam jaringan.6

Tabel 1.1 Normal Range Hb dan Hematokrit

3.1.2. Epidemiologi

 ±30% penduduk di dunia atau 1500 juta orang menderita

anemia diantaranya tinggal di daerah tropis.6


2

 9 persen di Negara maju 43 persen di Negara berkembang.

 Riskesdas 2013 wanita subur tidak hamil 19.7 persen, 15-44

tahun sebesar 35.5 persen.7

 Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia 37,1 persen.1

3.1.3. Etiologi

Anemia merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh beberapa

penyebab:

1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang

2. Kehilangan darah

3. Gangguan hemolisis.6

3.1.4. Klasifikasi

a) Berdasarkan gambaran mofologis indeks eritrosit atau apusan darah tepi ;

 Anemia hipokromik mikrositer MCV<80FL dan MCH<27pg

 Anemia normokromik normositer MCV 80-95fl, MCH 27-34pg

 Anemia makrositer bula MCV >95fl

b) Akut atau dalam beberapa hari sampaiminggu :

 Pendarhan akut

 Anemia hemolitik yang didapat AIHA Hb >1/day

 Leukimia akut

 Krisis aplastik

c) Beratnya Penyakit

 Anemia defisiensi besi

 Anemia aplastic

 Anemia pada leukimia akut


 Anemia hemolitik kongenital atau didapat

 Anemia pasca pendarahan akut

 Anemia gagal ginjal kronik stadium terminal. 6

Tabel 3.1 Klasifikasi Anemia

3.1.5. Patofisiologi

- Anoksia organ

- Mekanisme kompensasi terhadap berkurangnya daya angkut

oksigenmuncul sampai hb <7 rasa lemah lesu cepat lelas tinnitus, mata

berkunang kunang, kaki terasa dingin sesak nafas dan dyspepsia . pada

pemeriksaan tampak pucat, konjungtiva anemi.6

3.1.6. Gejala
4

- Gejala umum 5 L (lemah, letih, lesu, lunglai, lelah) disertai

sakit kepala, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk,

cepat capek, sulit berkonsentrasi.8

- Anemia defisiensi besi = disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis

angularisdan kuku sendok.6

- Anemia megaloblastik = glotitis, gangguan neurologic pada

defisiensi vit b12.6

- Anemua hemolitik = ikterus, hepatosplenomegali.6

3.1.7. Diagnosis

1. Tentukan adanya anemia

2. Tentukan jenis anemia

3. Tentukan etiologi atau pnyakit dasar anemia

4. Tentukan ada atau tidaknya penyakit penyerta.6

Algoritma diagnosis anemia


6

3.1.8. Tatalaksana
1. Transfusi
Terapi ini diberikan kepada pasien dengan symptomatic anemia,
gangguan kardiovaskular, dan kehilangan darah yang membutuhkan
intervensi segera.5
2. Zat besi oral
Pada pasien tanpa gejala, atau untuk pencegahan anemia.5
3. Zat besi parenteral
Zat besi intravena dapat diberikan kepada pasien yang tidak dapat
mentoleransi zat besi oral; yang kebutuhannya relatif akut; atau yang
membutuhkan zat besi secara terus-menerus, biasanya karena
kehilangan darah gastrointestinal yang persisten.5
Trombositopenia
Trombositopenia dapat didefinisikan sebagai jumlah trombosit subnormal dalam
darah yang bersirkulasi. Ini adalah penyebab paling umum dari perdarahan
abnormal. Secara etiologis, trombositopenia hanya berasal dari empat proses:
trombositopenia artifaktual, defisiensi produksi trombosit, destruksi trombosit
yang dipercepat, dan distribusi atau penyatuan trombosit yang tidak normal dalam
tubuh.

Etiologi
 Trombositopenia artifaktual, atau jumlah trombosit yang sangat rendah,
Mekanisme ini harus dipertimbangkan pada pasien yang memiliki
trombositopenia tetapi tidak memiliki petekie atau ekimosis.
Penyebabpaling umum dari trombositopenia artifaktual adalah
penggumpalan trombosit (pseudothrombositopenia).
 Penghancuran trombosit yang dipercepat adalah penyebab paling umum
dari trombositopenia. Ini mengarah ke stimulasi trombopoiesis dan,
akibatnya, peningkatan jumlah, ukuran, dan tingkat pematangan
megakaryocytes precursor. Ketika tingkat kerusakan trombosit melebihi
peningkatan kompensasi dalam produksi platelet, trombositopenia dapat
terjadi.
 Produksi platelet yang kurang dapat dihasilkan dari sejumlah proses.
seperti cedera sumsum oleh obat myelosupresif atau iradiasi dan anemia
8

aplastik. trombopoiesis tampaknya mendasari kekurangan produksi


trombosit, seperti defisiensi trombopoietin dan trombositopenia siklik.
 Distribusi trombosit abnormal karena sebagian besar trombosit
terakumulasi di limpa. Trombositopenia juga dapat disebabkan oleh
pengenceran trombosit ketika pasien ditransfusikan secara masif selama
kehilangan darah.
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. https://www.who.int/topics/anaemia/en/


2. American Society of Hematology.
https://www.hematology.org/Patients/Anemia/
3. Harrison T, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Fauci A, Longo D et al. 2018.
Harrison's Principles of Internal Medicine. New York: McGraw-Hill
Education.
4. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI. 2014. Jakarta: Pusat penerbitan
ilmu penyakit dalam Dipenogoro.
5. Kemenkes RI. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Indonesia.
2013
6. Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Pada
Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur. 2016
7. Greer J, Arber D, Glader B et al. 2014. Wintrobe’s Clinical Hematology.
Philadelphia: Wolters Kluwer.

Anda mungkin juga menyukai