PENDAHULUAN
1
2
yang sangat ketat. Jika alokasi waktu untuk penugasan tidak cukup, maka auditor
mungkin mengkompensasikan pekerjaan audit mereka dengan cepat dan hanya
menyelesaikan tugas-tugas yang penting saja sehingga akan menghasilkan kinerja
yang tidak efektif. Menurut Hutabarat (2012) hal yang umum ditemukan ketika
auditor di bawah tekanan anggaran waktu adalah seorang individu cenderung akan
bekerja dengan cepat sehingga akan berdampak pada penurunan kinerjanya.
Auditor akan melewatkan pengujian terhadap beberapa bukti audit dengan alasan
keterbatasan waktu yang menyebabkan menurunnya kualitas hasil pengawasan.
Selanjutnya waktu pengauditan harus dialokasikan secara realistis, tidak
terlalu lama dan terlalu cepat. Alokasi waktu audit yang terlalu lama akan
menyebabkan auditor lebih banyak melamun/berangan-angan dan tidak
termotivasi lebih giat dalam bekerja. Sebaliknya jika alokasi waktu terlalu sempit,
maka dapat menyebabkan perilaku yang kontraproduktif, karena adanya tugas-
tugas yang diabaikan. Selain itu time budget pressure juga menyebabkan stres
individual yang muncul karena adanya ketidakseimbangan tugas dan waktu yang
tersedia, serta mempengaruhi etika profesional melalui sikap, nilai, perhatian, dan
perilaku auditor (Sososutikno, 2003) dalam Nirmala (2013). Bekerja dalam
kondisi yang tertekan (dalam waktu) membuat auditor cenderung berperilaku
disfungsional. Sujana (2006) menemukan bahwa 54% auditor mempersepsikan
bahwa tekanan anggaran waktu sebagai penyebab masalah berkurangnya kualitas
audit. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tuntutan laporan hasil pengawasan yang
berkualitas dengan anggaran waktu terbatas, tentu merupakan tekanan tersendiri
bagi auditor hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak
(2008) yang berjudul Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Audit terhadap
Penurunan Kualitas Audit menunjukkan bahwa time budget pressure berpengaruh
terhadap penurunan kualitas audit, berkaca dari penelitian ini diperkirakan bahwa
kualitas hasil pengawasan juga dipengaruhi oleh time budget pressure.
Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik
bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi
yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit. Pengalaman juga
5
memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit
sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang
tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang
dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas hasil audit dan
pengawasan yang dihasilkan. Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan
kesalahan yang lebih besar dibandingkan dengan auditor berpengalaman. Semakin
berpengalaman seorang auditor makan akan semakin peka terhadap kesalahan
penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal-hal yang terkait dengan
kesalahan yang ditemukan. Menurut Djadang dan Agung (2002) dalam Nirmala
(2013), auditor ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur
yaitu pengetahuan dan pengalaman. Pengalaman kerja telah dipandang sebagai
faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah
kualitas hasil auditnya.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan pengujian
untuk mendapatkan data empiris apakah variabel-variabel tersebut memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap kualitas hasil pengawasan. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh skeptisme
profesional, time budget pressure dan pengalaman kerja auditor terhadap kualitas
hasil pengawasan serta seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas hasil
pengawasan tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka judul penelitian ini
adalah “Pengaruh Skeptisme Profesional, Time Budget Pressure, Dan
Pengalaman Kerja Auditor Terhadap Kualitas Hasil Pengawasan” (Study
Kasus Pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan).