Anda di halaman 1dari 34

2013

KARYA NYATA
PENERAPAN BEN SMART SEBAGAI STRATEGI
MENDONGENG UNTUK ANAK USIA DINI DI PAUD
ANAK CERDAS DUKU ULU

OLEH

KUSTILA

PESERTA APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI TAHUN


2013
KABUPATEN REJANG LEBONG

PENDIDIK ANAK USIA DINI (PAUD)


ANAK CERDAS
Jl. Hutan Kota Desa Duku Ulu Kec. Curup Timur
Kab. Rejang Lebong Propinsi Bengkulu
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan salah satu pilar utama dalam sebuah keluarga dan
masyarakat. Mereka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan
keberadaan manusia. Seorang anak tidak akan menjadi manusia yang baik
dan diharapkan di masa mendatang, tanpa ditopang oleh nilai-nilai
pendidikan yang mulia. Krisis moral (akhlak) pada anak yang menimpa
negeri ini telah menyadarkan kita untuk berlomba-lomba dalam
memperbaikinya, dan itu harus dimulai dari perbaikan pada konsep
pendidikan yang akan diterapkan kepada anak. Seorang anak kecil yang
belum memahami apa-apa tentu harus selalu dibimbing mengelola emosi
hingga mampu memahami mana yang seharusnya dilakukan dan yang
tidak seharusnya dilakukan.
Keberhasilan belajar anak sangat dipengaruhi oleh kreativitas
pendidik membuat variasi dan keragaman dalam metode belajar. Metode
belajar yang monoton akan membuat anak bosan. Metode belajar yang
tidak tepat dengan materi juga akan membuat penerimaan informasi dan
pengetahuan kepada peserta didik menjadi terhambat. Oleh karena itu,
pendidik harus menyesuaikan pemilihan metode belajar dengan materi
yang akan disampaikan, perkembangan psikologi anak (karakter anak),
fasilitas dan waktu.
Mendongeng bisa menjadi metode pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak usia dini. Sebab dunia dongeng merupakan
dunia yang menakjubkan bagi anak. Lewat dongeng sebuah komunikasi
dan kedekatan emosional dapat tercapai. Transfer ilmu, nilai dan
keteladanan yang terkandung dalam sebuah dongeng dapat lebih mudah
dimengerti oleh anak-anak. Dengan kata lain, mendongeng bisa menjadi
2

sarana yang baik untuk menyampaikan materi kependidikan kepada anak-


anak terutama anak usia dini. Dengan dongeng anak bisa mengasah daya
pikir dan imajinasinya, dengan dongeng juga dapat menjadi langkah awal
untuk menumbuhkan minat baca anak. Kegiatan belajar mengajar di
sekolah pun terasa menyenangkan.
Namun sayang, tak sedikit dari pendidik anak usia dini yang tidak
bisa mengaplikasikan dongeng sebagai pembelajaran yang efektif. Dalam
kegiatan belajar mengajar para pendidik biasanya banyak yang terpaku
pada buku-buku panduan. Padahal, tak jarang kita jumpai bahwa isi dari
buku tersebut kurang sesuai dengan sisi nalar pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini, yang mana pada masa ini merupakan masa
keemasan (golden age). Jika ini terus terjadi, maka anak akan merasa
terbebani dan akhirnya mengalami kebosanan dalam belajar.
PAUD Anak Cerdas berada di desa Duku Ulu tepatnya dilokasi
Hutan Kota Rejang Lebong, disekitar Paud Anak Cerdas banyak terdapat
pohon aren yang biji-bijinya berserakan dibawah batangnya dan terbuang
percuma karena dianggap tidak berharga oleh masyarakat.
Tantangan bagi pendidik PAUD untuk dapat memberikan sentuhan
pendidikan yang kreatif, inovatif, cerdas, dan menyenangkan dari Biji
Aren (BEN), sehingga dunia bermain yang merupakan dunia anak usia
dini tidak hilang begitu saja dalam kehidupannya. Anak merasa senang
ketika belajar namun tetap bisa memperoleh inti dari pembelajaran yang
tertanam sebagai karakter.
Dongeng adalah metode pembelajaran yang diyakini mampu
memberikan kontribusi dalam pembelajaran dan penanaman nilai-nilai
karakter anak usia dini. Dalam dongeng terkandung nilai-nilai filosofi dan
hikmah yang dapat diambil anak dengan cara yang menyenangkan namun
anak tidak merasa digurui. Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dongeng dipakai stimulus yang handal untuk menasehati anak. Anak
diarahkan untuk mau mendalami suatu dongeng untuk kemudian secara
tidak langsung diajak untuk menteladani pesan yang terkandung
3

didalamnya sebagai karakter yang akan menjadi pondasinya kelak saat dia
dewasa.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah


sebagai berikut :
1. Bagaimanakah BEN SMART bisa digunakan sebagai strategi dalam
mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong?
2. Bagaimanakah hasil dari penerapan BEN SMART sebagai strategi
dalam mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong?
3. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam penerapan BEN SMART
sebagai strategi dalam mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang
Lebong?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan Karya Nyata ini adalah untuk mendapatkan
jawaban dan penjelasan secara rinci dari rumusan masalah tersebut di atas
yaitu sebagai berikut :
1. Menjelaskan BEN SMART sebagai strategi dalam mendongeng di
PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong.
2. Menjelaskan hasil penerapan BEN SMART sebagai strategi dalam
mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong.
3. Menjelaskan kendala yang dihadapi dalam penerapan BEN SMART
sebagai strategi dalam mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang
Lebong.

D. Manfaat Karya Nyata


1. Secara Akademis :
Karya nyata yang dikembangkan dengan harapan menjadi referensi
bagi pendidik anak usia dini dalam meningkatkan kreatifitas mengajar
anak usia dini.
4

2. Secara Praktis :
Karya nyata yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran berkaitan dengan peningkatan kreatifitas
pendidik anak usia dini.
5

BAB II

PROFIL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A. Profil PAUD Anak Cerdas

PAUD anak Cerdas berada dibawah naungan UPT Sanggar


Kegiatan Belajar Rejang Lebong yang berdiri sejak tahun 2010. Untuk
lebih jelasnya profil PAUD anak Cerdas dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Gambar 1
Gedung PAUD Anak Cerdas

Tabel 1
Profil PAUD Anak Cerdas
1 Nama Sekolah PAUD ANAK CERDAS
2 Tanggal Berdiri 3 Desember 2010
3 Alamat Sekolah Jln. Hutan kota Desa Duku Ulu
Kecamatan Curup Timur Kabupaten
Rejang Lebong Propinsi Bengkulu
39116
4 Nama Penyelenggara UPT SKB Rejang Lebong
5 Nama Pengelolah DETRIO AZWAR, Ama.Pd
6 Nama Kepala Sekolah KUSTILA
7 Jenis Program Kelompok Bermain
8 Website www.paudanakcerdas.blogspot.com
6

B. Visi Misi
1. Visi
Meningkatkan mutu pendidikan dalam ilmu pengetahuan dan akhlak
sejak dini.

2. Misi
Menumbuhkembangkan keimanan ketaqwaan anak kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Menumbuhkembangkan kemampuan dasar anak dalam berbagai
aspek perkembangan
Menumbuhkembangkan kemampuan bersosialisasi anak dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat
Menumbuhkembangkan kreativitas dan bakat anak secara optimal
Membentuk pribadi yang berkarakter dan berjiwa luhur
Membekali dengan berbagai kemampuan anak untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya
C. Tujuan

Tujuan didirikannya PAUD Anak Cerdas adalah :

a. Memberi/menyediakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh


kembang anak usia dini agar dapat tumbuh berkembang secara
optimal.
b. Membantu orang tua/masyarakat mendidik dan mengasuh anak
usia dini.

Tabel 2
Peserta Didik PAUD Anak Cerdas

No. Kelompok Peserta Didik Tahun 2012-2013

1 A 18
2 B 8
Jumlah 26
7

Tabel 3
Data Ruang Belajar PAUD Anak Cerdas
Keadaan Ruang Belajar
No. Kelompok Keterangan
Baik Cukup Layak Kurang Layak
1 A+B √ - - Menumpang

Tabel 4
Data Guru PAUD Anak Cerdas
Pangkat/
Nama Guru Pendidikan Usia Masa Kerja
Golongan
Kustila SMK - 38 3 Thn 02 Bln
Herlinda SMK - 42 3 Thn 02 Bln

D. Struktur PAUD Anak Cerdas

KEPALA SEKOLAH
KUSTILA

SEKRETARIS BENDAHARA
SILVIA DETRIO AZWAR, Ama.pd

TUTOR KELAS A TUTOR KELAS B


HERLINDA KUSTILA

WARGA BELAJAR

E. Strategi Pengembangan
1. RENCANA PENGEMBANGAN DI MASA DEPAN
PAUD Anak Cerdas memiliki perencanaan pengembangan di masa
depan, diantaranya adalah :
8

Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi anak usia dini


yang lebih memadai
Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan PAUD dengan
cara mengadakan pelatihan.
Melakukan pendekatan kepada instansi dan atau Dinas yang
berkompeten untuk melancarkan program pendidikan yang
diselenggarakan.
Melakukan kampanye kepada masyarakat akan pentingnya
pendidikan bagi anak usia dini.

2. TUJUAN PAUD ANAK CERDAS SECARA UMUM ADALAH :

Membantu anak untuk terus belajar sepanjang hayat guna


menguasai keterampilan hidup.
Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan
anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan
potensinya.
Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga
jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan
bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan
potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti
pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

3. TANTANGAN YANG NYATA YANG DIHADAPI SEKOLAH

Kurang tersedianya fasilitas dan sarana bermain bagi peserta didik.


9

Tempat yang sempit dan tidak representatif untuk menampung


anak didik dan kurang memadainya mobiler.
Penggunaan sementara ruang Perpustakaan UPT SKB Rejang
Lebong sebagai ruang pendidikan, sehingga perlu antisipasi
penyediaan ruangan baru bagi peserta PAUD Anak Cerdas.
Kurangnya motivasi orang tua terhadap anak tentang pentingnya
pendidikan.
10

BAB III

IMPLEMENTASI KARYA NYATA DAN INOVASI

A. Metode dan Prosedur Kerja

Penerapan strategi BEN SMART pada PAUD Anak Cerdas yang


terletak di Jl. Hutan Kota Desa Duku Ulu Kecamatan Curup Timur
Kabupaten Rejang Lebong sebagai media dan tekhnik mendongeng
dilakukan dari hasil pengamatan dan hasil belajar pendidik untuk
kemudian diterapkan sebagai strategi untuk menyampaikan dongeng.

1. Pemilihan strategi

Agar kegiatan mendongeng menyenangkan, salah satu yang sangat


diperlukan untuk menunjang kegiatan tersebut adalah adanya media
mendongeng. Pada pendidikan anak usia dini dongeng mempunyai
tujuan edukatif. Menurut Hj. Titi Surtiati dan Sri Rejeki (1999:1)
“Media pendidikan dalam pengertian yang luas adalah semua benda,
tindakan atau keadaan yang dengan sengaja diusahakan/diadakan
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak usia dini dalam rangka
mencapai tujuan”.

Berdasarkan pernyataan diatas timbul gagasan pendidik untuk


menggunakan biji aren ( BEN ) sebagai media mendongeng,
mengapa memilih biji aren :

a. Mudah diperoleh

Letak PAUD ANAK CERDAS berada di Desa Duku Ulu


berdampingan dengan Hutan Kota dan kebun-kebun penduduk
yang banyak terdapat pohon aren. Seperti kita ketahui Rejang
Lebong banyak menghasilkan buah aren muda atau biasa kita
sebut dengan buah kolang kaling, dan biasanya itu banyak
11

ditemui menjelang bulan puasa. Disamping itu juga pohon aren


bisa menghasilkan gula aren, seperti kita ketahui juga Rejang
Lebong juga penghasil gula aren yang banyak untuk dikirim ke
Palembang dan pulau Jawa. Sedangkan biji aren yang tua itu
dibiarkan berjatuhan dan berserakan ditanah karena dianggap
tidak memiliki nilai rupiah. Pohon aren untuk wilayah PAUD
ANAK CERDAS dan sekitarnya tidak susah untuk ditemukan
karena hampir sepanjang jalan banyak terdapat pohon aren.

Gambar 2 Gambar 3
Biji Aren yang Pohon Aren disekitar
berserakan dibawah PAUD Anak Cerdas
batangnya

b. Hemat Biaya

Untuk mendapatkan biji aren (BEN) yang sudah tua pendidik


tidak perlu mengeluarkan modal.Pendidik bisa langsung
mengambil biji aren tua yang berserakan dibawah pohonnya
yang selama ini dianggap sampah oleh pemilik pohon aren.
Untuk menghasilkan sebuah Tokoh cerita, biaya yang
dikeluarkan ±Rp.200,-.

c. Hemat Waktu

Proses pembuatan media dongeng yang menggunakan biji aren


tidak memerlukan waktu yang lama, karena kita tidak
memerlukan pembuatan pola dan sebagainya,yang kita lakukan
12

hanyalah membersihkan biji aren kemudian menempel biji


aren sesuai dengan bentuk yang kita inginkan dengan lem lilin.
Untuk menghasilkan sebuah Tokoh cerita, waktu yang
digunakan ± 3 menit.

d. Memiliki banyak manfaat

Dengan menggunakan biji aren sebagai bahan dasar dalam


pembuatan media dongeng banyak sekali manfaat yang bisa
dihasilkan,diantaranya :

Manfaat untuk pendidik

Bisa menghasilkan ide-ide kreatif lainnya dari sumber daya


alam disekitar PAUD.

Manfaat untuk pengelola PAUD

o Bisa mengurangi pengeluaran untuk pembelian


media atau pengadaan APE.

o Bisa memiliki pendidik yang kreatif

o Bisa meningkatkan mutu pendidikan PAUD

o Bisa meningkatkan peserta didik di PAUD

o Bisa meningkatkan kesejahteraan pengelola dan


pendidik PAUD

Manfaat untuk peserta didik

o Menimbulkan minat belajar peserta didik

o Bisa dijadikan APE untuk peserta didik

o Peserta didik lebih cepat mengerti tentang pelajaran


yang disampaikan
13

Manfaat untuk masyarakat

Masyarakat pemilik pohon aren merasa terbantu dengan


diambilnya biji aren yang berserakan dibawah pohon aren

2. Deskripsi Strategi

a. BEN

Biji aren (BEN) yang pendidik gunakan dalam media dongeng


ini adalah biji aren yang sudah tua dan kering, yang sudah
jatuh ketanah.Bentuknya menyerupai biji salak dan berwarna
kehitaman panjangnya antara 3-4 cm dan memiliki ketebalan
sekitar 2-2,5 cm serta berpostur licin, sehingga memudahkan
pendidik dalam membentuknya menjadi media dongeng.

Kreatif membuat Biji aren (BEN) menjadi media dongeng


merupakan langkah awal dalam mendongeng. Digunakan
supaya anak lebih mudah mendapatkan gambaran dari
dongeng yang disampaikan.

Untuk menghasilkan satu media dongeng seperti binatang


pendidik memerlukan 10 – 20 biji aren, tergantung dengan
besar kecilnya media yang akan dibuat.

Gambar 4 Gambar 5
Biji Aren yang sudah Biji Aren yang sudah
dibersikan dibentuk jadi media
Dongeng
14

Selama ini pemanfaatan biji aren sebagai media dalam


pembelajaran anak belum pernah digunakan. Sebelum
digunakan sebagai media pebelajaran dongeng, biji aren
terlebih dahulu dicuci bersih dan dikeringkan kemudian
dibentuk menjadi bentuk-bentuk karakter yang dipakai dalam
dongeng lalu dilem dan diwarnai.

Biji aren (BEN) yang sudah dibentuk menjadi tokoh karakter


dalam dongeng selain digunakan sebagai media dongeng, juga
bisa dijadikan sebagai Alat Permainan Edukatif (APE).

Gambar 6 Gambar 7
Biji Aren yang dibentuk Biji Aren yang dibentuk
seperti ayam seperti Srigala

Gambar 8 Gambar 9
Biji Aren yang dibentuk Biji Aren yang dibentuk
seperti Kelinci seperti Sapi
15

b. SMART

Sesuai dengan pengertian SMART yaitu pintar, maka


diharapkan pendidik pintar menyampaikan dongeng sedangkan
peserta didik pintar karena mendapat ilmu dari dongeng,oleh
karenanya penyajian dongeng kepada anak usia dini harus
memperhatikan SMART (ekSpresif, Menarik, intonAsi, Rilek,
inTeraktif).

3. Pembuatan RKH (Rencana Kegiatan Harian)

Sebelum menyampaikan dongeng, pendidik harus membuat


Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang kemudian disusun
berdasarkan RKM (Rencana Kegiatan Mingguan). Penyusunan
RKH disesuaikan dengan tahap perkembangan dan usia anak (lihat
dalam lampiran). PAUD Anak Cerdas menyediakan layanan dari
usia 3-6 tahun. Oleh karenanya penyusunan RKH harus sesuai
dengan tingkat usia anak. Penentuan jenis dongeng serta waktu
dongeng juga sangat mempengaruhi pendalaman pesan-pesan yang
akan disampaikan kepada anak.
16

Tabel 5

SILABUS

Satuan Pendidikan : KOBER ANAK CERDAS


Kelompok : A
Semester/Minggu : II/30
Tema/Sub Tema : Binatang/ Mengenal Binatang Berkaki 2 dan 4
Waktu : 45 Menit

No. Kompete Materi Kegiatan Indikator Penilai Aloka Sumber/


nsi Dasar Pokok Pembelajara an si Bahan/
n Wakt Alat
u

1. Peserta 1. Binatang 1. Pendahuluan - Mampu -Keaktifan 45 - Media


didik mengelompok siswa Menit Gambar/
- Guru mengatur kan binatang dalam
mampu organisasi kelas yang berkaki 2 kelas
membedak (posisi tempat
duduk anak) dan dan yang
an dan -
berdoa bersama berkaki 4
Kedisipli
menyebut
- Mampu nan
binatang - Guru merangsang
anak agar mau Siswa
menirukan
Berkaki 2 mendengarkan dalam
guru
dan perbedaan mengucapkan
Kelas
berkaki 4 Binatang yang
3-5 suku kata -Bicara
berkaki 2 dan
berkaki 4 Lancar
kemudian siswa - Mampu
menirukan menyebutkan Kekayaan
kembali 3 – 4 nama – nama Kosa
urutan kata binatang yang kata
berkaki 2 dan
yang berkaki 4 - Respon
2. Kegiatan Inti yang
- Siswa mampu baik
- Siswa manggambar
Mengelompokka binatang yang
n Binatang yang berkaki 2 atau
berkaki 2 yang berkaki 4

- Siswa
mengelompokka
n Binatang yang
17

berkaki 4

- Siswa
menggambar
binatang yang
berkaki 2 atau
yang berkaki 4

- Guru
memperlihatkan
gambar binatang
yang berkaki 2
dan berkaki 2

- Guru bertanya
kepada siswa
tentang gambar –
gambar tersebut

- Guru meminta
siswa untuk maju
ke depan kelas
menunjuk
gambar binatang

- Guru memberi
hadiah pada
siswa yang
berani maju

3. Kegiatan
Penutup

- Guru Memotivasi
Siswa Agar
selalu semangat
belajar

- Guru menyayikan
lagu ” Poci-poci”

- Guru menutup
pembelajaran
dengan bacaan
hamdalah
18

Tabel 6

SATUAN KEGIATAN HARIAN

SATUAN PENDIDIKAN : KOBER


KELOMPOK : A
SEMESTER/MINGGU : 1I/30
TEMA/SUB TEMA : Binatang/Binatang Berkaki 2 dan 4
HARI, TANGGAL : Selas, 05 Mei 2013
WAKTU : 07.30 – 10.15
PENILAIAN
ALAT/
KEGIATAN PERKEMBANGAN
INDIKATOR SUMBER
PEMBELAJARAN ANAK
BELAJAR
Alat Hasil

 Disiplin I. Kegiatan Pagi ( Observasi


sekolah 30 menit)
Berbaris
didepan kelas
Salam, doa,
nyanyi
Tanya jawab Hasil

tentang karya

bersedia
Unjuk
bermain Kerja
dengan teman
dan suka
 Mendongeng menolong
(SE)
Praktek
 Menyebut
19

nama-nama langsung
benda Menirukan
gerakan
burung
 Menggambar
terbang dan
binatang
meloncat
berkaki dua
(FMK)
dengan
II. Kegiatan Inti (60
pensil
menit)
Mendongeng
 Doa sebelum tentang akibat
dan sesudah suka
makan berbohong
 Menirukan (Bhs)
kembali 3 – Pemberian
4 urutan kata tugas
menjiplak -Gambar
gambar
burung - Buku Buku
gambar Gambar
(FMH)
Pemberian -Pencil
tugas gambar
Menghitung
gambar
burung (1-10)
(Kog)

III. Istirahat / makan


( 30 menit)
Cuci tangan
20

sebelim
makan
Do’a sebelum
makan Air, sabun
Makan ,serbet
bersama
Do’a sesudah
makan Bekal anak

Cuci tangan
sesudah
makan
IV. Kegiatan siang
(30 menit)
Latihan do’a
keluar rumah
Kesimpulan
pembelajaran
i hari
Do’a pulang
Salam
Pulang

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok A,
PAUD Anak Cerdas

KUSTILA KUSTILA
21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KOBER ANAK CERDAS

Hari / Tanggal : Selasa, 05 Mei 2013


Kelompok : A
Tema : Budi Pekerti
Sub Tema : Tidaka Boleh Berbohong
Alokasi Waktu : 45 menit

a. Standar Kompetensi

Peserta didik memiliki budi pekerti yang baik

b. Kompetensi Dasar

Peserta didik mengetahui akibat dari suka berbohong.

c. Indikator

Mampu meyebut akibat dari berbohong

d. Alokasi Waktu

45 Menit

e. Tujuan Pembelajaran

Setelah Kegiatan Pembelajaran

Peseta didik mampu menyebutkan akibat dari berbohong

Peserta didik mampu menirukan guru mengucapkan kembali 3-4


urutan kata

f. Materi Pokok

Mendongeng dengan judul akibat suka berbohong dengan menggunakan


strategi BEN SMART
22

g. Langkah-langkah Pembelajaran

Tabel 7

ALOKASI LANGKAH –
KEGIATAN WAKTU
WAKTU LANGKAH

- Pendidik mengatur organisasi kelas


(posisi tempat duduk anak) dan berdoa
PEMBUKAAN bersama

- Pendidik merangsang anak agar 10 Menit


mau mendengarkan dongeng dengan
tertib

- Peserta didik menirukan kembali 3 -


4 urutan kata

- Peserta didik mengucapkan ikrar


sebelum mendengar dongeng

GGuru mengucapkan ikrar sebelum


mendongeng

Guru memulai dongeng dengan


menggunakan media BEN SMART

45 Menit Guru menanyakan kembali inti dari


dongeng kepada peserta didik
KEGIATAN 25 Menit
INTI Guru memberi hadiah kepada peserta
didik yang mematuhi ikrar sebelum
mendongeng

- Guru Memotivasi Siswa Agar selalu


semangat belajar

- Guru mengajak peserta didik


PENUTUP menyayikan lagu ” Poci-poci ” 10 Menit

- Guru menutup pembelajaran dengan


bacaan hamdalah
23

h. Sumber Belajar

Gambar dan Dongeng

i. Penilaian

o Keaktifan siswa dalam kelas

o Kedisiplinan Siswa dalam Kelas

o Bicara Lancar

o Kekayaan Kosa kata

o Respon yang baik

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok A,
PAUD Anak Cerdas

KUSTILA KUSTILA

Waktu mendongeng menurut para ahli didasarkan pada daya pikir,


kemampuan bahasa, rentang konsentrasi, dan daya tangkap anak
diklasifikasikan sebagai berikut :

Sampai usia 4 tahun, waktu yang digunakan hingga 7 menit.

Usia 4-8 tahun, waktu yang digunakan hingga 10-15 menit.

Usia 8-12 tahun, waktu yang digunakan hingga 25 menit.

Namun tidak menutup kemungkinan waktu mendongeng


menjadi lebih panjang.
24

4. Merancang BEN sebagai Media Dongeng


Setelah tema dan cerita didapat, langkah selanjutnya adalah
membuat tokoh-tokoh dalam cerita dari Biji Aren atau disingkat
BEN, Berikut adalah teknik pembuatan tokoh binatang dalam
dongeng dari BEN :
a. Persiapan
Mempersiapakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
membentuk karakter binatang dalam cerita yaitu:
Biji aren tua
Lem lilin
Pisau
Cat/plitur
Kuas

Gambar 10
Alat untuk membuat
Tokoh dalam Cerita

b. Pembentukan Tokoh dalam Cerita


Dalam pembentukan tokoh binatang yang ada dalam cerita
yaitu Kelinci, Kerbau, Ayam, dan Harimau dibutuhkan biji-biji
25

aren yang sudah tua dan dibersihkan.Cara membuatnya sangat


sederhana, yaitu :

Cara membuat Kerbau dan Srigala :


Ambil 12 buah biji aren, pilih yang tua, licin dan
mengkilat
Tempel biji aren berhadapan sebanyak 3 buah sehingga
membentuk bulatan
Buat bulatan sebanyak 2 buah, ini dibuat untuk
dibentuk menjadi badan binatang.
Tempel kedua bulatan tadi, lalu tempel lagi 4 buah biji
aren untuk membuat kakinya, terakhir tempel lagi 2
buah biji aren dibagian atas untuk membuat leher dan
kepalanya.

Cara membuat kelinci


Ambil 9 buah biji aren, pilih yang tua, licin dan
mengkilat Tempel biji aren sebanyak 2 buah sehingga
membentuk sepasang telapak kaki
Buat bulatan dari 3 buah biji aren untuk menjadi badan
Kelinci, kemudian tempelkan di sepasang kaki tadi.
Tempelkan 2 buah biji aren diatas badan kelinci hingga
mirip tangan
Tempel lagi biji aren untuk membuat kepalanya,
terakhir belah dua biji aren untuk ditempel dibagian
atas kepala untuk membuat telinganya.

Cara membuat ayam


Ambil 7 buah biji aren, pilih yang tua, licin dan
mengkilat
26

Buat bulatan dari 3 buah biji aren untuk menjadi badan


Ayam,
Tempel biji aren sebanyak 2 buah sehingga membentuk
sepasang kaki Ayam
Tempel lagi 2 buah biji aren untuk membuat leher dan
kepalanya.
c. Finishing
Setelah dibentuk biarkan mengering. Kemudian rapikan lem
yang ada di tokoh binatang yang kita buat. Untuk memper
cantik tampilan tokoh bisa dilakukan pewarnaan atau
pengecetan,
5. Langkah – Langkah Mendongeng
a. Kondisi Kesehatan
Rohani
Kita sebagai pendongeng diwajibkan sehat rohani dan
selalu bersfikir dan bersifat positif. Karena jika kita
dalam kondisi yang sedang mengalami kesehatan rohani
yang lemah akan mempengaruhi dalam mendongeng.
Jasmani
Karena dalam mendongeng itu memerlukan suara yang
prima, ekspersi tubuh dan kenyamanan, maka setiap
pendongeng harus fit dan sehat badannya.
b. Persiapan Mendongeng
Memilih dongeng
Memilih dongeng merupakan hal sangat penting karena
tidak semua dongeng dapat diterapkan kepada anak usia
dini. Dongeng yan dapat diterapkan kepada anak usia
dini adalah dongeng yang menarik, sederhana,
menghibur dan mengilhami anak untuk melakukan
sesuatu yang kreatif dan positif.
Membaca tuntas dan berulang-ulang
27

Persiapan dalam mendongeng, pendongeng harus


membaca dongeng secara tuntas dan berulang-ulang
agar pendongeng benar-benar mendalami dan
menafsirkan dongeng tersebut dengan benar.
6. Menyampaikan Dongeng dengan Teknik SMART
Pada dongeng Kelinci sipembohong ini, teknik yang dipakai adalah
SMART. bawakan dongeng secara ekSpresif, Sampaikan dongeng
secara Menarik, , lafalkan dengan intonAsi yang jelas, ceritakan
dongeng dengan Rileks dan ajak anak-anak inTeraktif saat
dongeng berlangsung.

a. Ekpresif
Sikap kita saat mendongeng hendaknya tidak kaku. Berlakulah
wajar dan ekspresif. Perlu pula menggerakkan ekpresi tubuh,
suara dan pandangan mata, gerakan bibir dan berbagai organ
tubuh lainnya untuk menegaskan maksud dan tujuan yang
terkandung dalam dongeng tersebut. Mendongeng tidak harus
menghafal kapan gerakan tangan, mata ataupun kapan harus
tersenyum. Gerakan – gerakan itu akan muncul bila ada
penghayatan pada dongeng itu sendiri. Ia akan muncul secara
spontan dan ekspresif bila kita betul-betul memahami,
menjiwai dan mendalami dongeng yang kita tuturkan kepada
anak-anak.
b. Menarik
Bahwasanya seni mendongeng ini berkaitan dengan bagaimana
cara mengkisahkan suatu dongeng dengan sederhana sesuai
dengan kondisi yang didongengkan yaitu anak usia dini, tetapi
tetap sangat menarik dan menghibur yaitu dengan
menggunakan cara – cara sebagai berikut :
Membuat plot dongeng atau alur dongeng yang dekat
dengan kehidupan anak usia dini.
28

Membuat kerangka dongeng


Memilih kosa kata yang mudah dipahami oleh anak usia
dini.
Menentukan gaya yang menyenangkan dan akrab bagi
anak usia dini.
Perlu diingat bahwa anak-anak akan lebih suka mendongen
dengan tuturan. Oleh sebab itu, dongen harum mempunyai plot
yang sederhana tapi menarik.

c. Intonasi
Memainkan intonasi yang berbeda-beda akan sangat
bermanfaat bagi indera pendengaran anak usia dini. Tentu,
dengan memainkan intonasi yang berbeda-beda menjadikan
dongeng yang kita sampaikan akan lebih menarik. Jika kita
mendongeng dengan nada yang datar, apalagi sambil
terkantuk-kantuk, anak akan bosan. Berbeda jika cara bertutur
kita amat variatif, misalkan tokoh Bulus dengan suara besar
dan agak serah, tokoh Duti dengan sucara keras dan cempreng
dan berbagai tokoh dengan karakter suaranya masing-masing
tentu perhatian anak akan lebih tercurah dan lebih fokus pada
dongeng yang kita tuturkan.
Dalam memproduksi suara yang sesuai dengan karakter tokoh
atau dialog dalam kondisi tertentu dalam dongeng. Untuk
memperoleh olah suara / vocal yang baik dalam mendongeng,
perlu latihan olah nafas dan olah vocal diantaranya :
Pernafasan dada atau biasa adalah Nafas yang telah
diambil disimpan pada rongga dada kemudian
keluarkan secara perlahan-lahan dan agak ditekan,
kemudian kita ulangi dan dikeluarkan lewat mulut
terbuka.
29

Pernafasan diafragma adalah pengambilan nafas pelan


lalu kita simpan pada diafragma (ruangan antara dada
dan perut atau dasar dada) yang kemudian kita tekan
dan simpan untuk beberapa waktu lalu dilepaskan
pelan-pelan melalui mulut terbuka.
Untuk latihan vocal, buka mulut lebar-lebar untuk
menyuarakan huruf vocal mulai dari yang datar sampai
dengan nada tinggi.

d. Rileks
Dalam menyampaikan dongeng agar dapat dinikmati dan
dipahami sehingga tujuan dongeng tersebut tersampaikan,
tempat dan anak-anak harus dalam kondisi yang rileks. Rileks
dalam hal ini berarti penataan ruangan kelas yang bersih dan
nyaman. Kita juga bisa mensetting ruangan sesuai dengan
cerita yang akan disampaikan. Selain itu pengkondisian anak-
anak dibuat menyenangkan, tertib dan kedekatan terhadap
yang pendongeng. Minimalisirkan hal-hal yang nantinya
mengganggu konsentrasi anak dalam menikmati dongeng.

e. Interaktif
Anak usia dini yang rasa ingin taunya lebih besar, tidak akan
tinggal diam jika kita (pendidik) menggunakan media
mendongeng yang baru. Oleh karena itu interaktif dalam
mendongeng perlu diarahkan agar tidak mengganggu kondisi
yang sudah terbangun. Interaktif anak dengan pendidik dalam
mendongeng kita wujudkan dengan umpan balik seolah-olah
anak larut dan berada dalam cerita dongeng, misalkan
mengarahkan media mendongeng kepada anak saat berdialog.
Menirukan gerakan-gerakan tertentu dalam adegan dongeng
dan lain sebagainya.
30

Interaksi dalam mendongeng yang perlu diperhatikan adalah


sebagai berikut :
Interaksi dilakukan untuk menggugah motivasi anak
dalam mendengarkan dongeng.
Interaksi harus sesuai dengan plot dongeng dan tidak
mengganggu konsentrasi anak.
Interaksi merangsang kepekaan anak dalam
mendengarkan dongeng.

7. Penilaian / Evaluasi
Penilaian pembelajaran mendongeng dilakukan melalui teknik
observasi. Melalui teknik ini pendidik dapat mengamati secara
cermat tampilan perilaku anak ketika menyimak. Agar kegiatan
mengevaluasi berjalan secara terencana dengan sistematis,
sebaiknya pendidik menyiapkan format observasi. Format dapat
berupa check list.

B. Hasil yang Dicapai dalam Melaksanakan Strategi BEN SMART


Setelah penerapan strategi BEN SMART dalam pembelajaran
mendongeng di PAUD Anak Cerdas maka hasil yang dicapai adalah :
1. Pendidik semakin terpacu dan kreatif memanfaatkan BEN dan Biji-biji
lain yang berada disekitar PAUD Anak Cerdas sebagai media
pembelajaran.
2. Anak-anak yang tumbuh sebagai karakter yang berakhlak mulia,
bertangung jawab, dan penuh kasih sayang. Karakter seorang anak
tidak dapat terbentuk dengan sekejap. Membutuhkan proses, sehingga
karakter yang baik itu dapat dilakukannya dengan kesadaran sendiri
tanpa paksaan dan tekanan dari orang lain.
3. Anak menjadi lebih semangat selama kegiatan pembelajaran, karena
pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.
31

4. Kreativitas dan kemampuan anak semakin berkembang. Kretivitas


yang diperoleh salah satunya dari proses pengembangan imajinasi dari
pendalaman suatu dongeng.

C. Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi BEN SMART


Kendala-kendala yang dihadapi selama penerapan strategi BEN
SMART antara lain :
1. Dibutuhkan kemauan yang kuat dalam menerapkan strategi BEN
SMART karena dalam pembuatannya membutuhkan waktu dan
kreativitas. Sehingga pendidik harus menerapkan skala prioritas dalam
pembuatan media dongeng ini
2. Penjiwaan dilakukan sebagai pendalaman maksud atau tujuan suatu
dongeng. Esensi dari suatu dongeng bagi anak usia dini diharapkan
mampu menanamkan nilai-nilai karakter. Kurangnya penjiwaan pada
saat menyampaikan dongeng membuat suatu dongeng menjadi tidak
maksimal.
32

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan Karya Nyata diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. BEN SMART adalah strategi yang dapat digunakan dalam
menyampaikan dongeng kepada anak usia dini sebagai penanaman
nilai-nilai karakter.
2. Hasil yang diperoleh dalam penerapan strategi BEN SMART adalah
pendidik semakin kreatif dan inovatif dalam menciptakan media
pembelajaran serta maksimal menggunakan dongeng dalam
pembelajaran dengan metode/cara yang menyenangkan.
3. Kendala yang dihadapi selama penerapan strategi BEN SMART
adalah waktu dan kemauan yang kuat sehingga tujuan dari penerapan
strategi ini bisa berhasil

B. Saran
1. Rekomendasi untuk pemerintah dan pembuat kebijakan
Strategi BEN SMART dapat menjadi model dalam pembelajaran
dongeng anak usia dini karena strategi ini sangat bermanfaat untuk
penanaman nilai-nilai karakter anak dan penerapannya pada PAUD di
seluruh Indonesia.
2. Rekomendasi untuk pengelola PAUD
Pemberdayaan dan optimalisasi dongeng sebagai indikator
pengembangan kemampuan anak disertai penerapan strategi BEN
SMART di dalamnya.
3. Rekomendasi untuk pendidik anak usia dini.
Mengaplikasikan strategi BEN SMART ketika menyampaikan
dongeng kepada anak sebagai pembelajaran di kelas.
4. Rekomendasi untuk masyarakat.
33

Agar masyarakat senantiasa memberikan dukungan penuh kepada


setiap program dan metode pembelajaran di PAUD sehingga strategi
BEN SMART dapat lebih maksimal lagi.

Anda mungkin juga menyukai