KARYA NYATA
PENERAPAN BEN SMART SEBAGAI STRATEGI
MENDONGENG UNTUK ANAK USIA DINI DI PAUD
ANAK CERDAS DUKU ULU
OLEH
KUSTILA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan salah satu pilar utama dalam sebuah keluarga dan
masyarakat. Mereka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan
keberadaan manusia. Seorang anak tidak akan menjadi manusia yang baik
dan diharapkan di masa mendatang, tanpa ditopang oleh nilai-nilai
pendidikan yang mulia. Krisis moral (akhlak) pada anak yang menimpa
negeri ini telah menyadarkan kita untuk berlomba-lomba dalam
memperbaikinya, dan itu harus dimulai dari perbaikan pada konsep
pendidikan yang akan diterapkan kepada anak. Seorang anak kecil yang
belum memahami apa-apa tentu harus selalu dibimbing mengelola emosi
hingga mampu memahami mana yang seharusnya dilakukan dan yang
tidak seharusnya dilakukan.
Keberhasilan belajar anak sangat dipengaruhi oleh kreativitas
pendidik membuat variasi dan keragaman dalam metode belajar. Metode
belajar yang monoton akan membuat anak bosan. Metode belajar yang
tidak tepat dengan materi juga akan membuat penerimaan informasi dan
pengetahuan kepada peserta didik menjadi terhambat. Oleh karena itu,
pendidik harus menyesuaikan pemilihan metode belajar dengan materi
yang akan disampaikan, perkembangan psikologi anak (karakter anak),
fasilitas dan waktu.
Mendongeng bisa menjadi metode pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak usia dini. Sebab dunia dongeng merupakan
dunia yang menakjubkan bagi anak. Lewat dongeng sebuah komunikasi
dan kedekatan emosional dapat tercapai. Transfer ilmu, nilai dan
keteladanan yang terkandung dalam sebuah dongeng dapat lebih mudah
dimengerti oleh anak-anak. Dengan kata lain, mendongeng bisa menjadi
2
didalamnya sebagai karakter yang akan menjadi pondasinya kelak saat dia
dewasa.
B. Rumusan Masalah
2. Secara Praktis :
Karya nyata yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran berkaitan dengan peningkatan kreatifitas
pendidik anak usia dini.
5
BAB II
Gambar 1
Gedung PAUD Anak Cerdas
Tabel 1
Profil PAUD Anak Cerdas
1 Nama Sekolah PAUD ANAK CERDAS
2 Tanggal Berdiri 3 Desember 2010
3 Alamat Sekolah Jln. Hutan kota Desa Duku Ulu
Kecamatan Curup Timur Kabupaten
Rejang Lebong Propinsi Bengkulu
39116
4 Nama Penyelenggara UPT SKB Rejang Lebong
5 Nama Pengelolah DETRIO AZWAR, Ama.Pd
6 Nama Kepala Sekolah KUSTILA
7 Jenis Program Kelompok Bermain
8 Website www.paudanakcerdas.blogspot.com
6
B. Visi Misi
1. Visi
Meningkatkan mutu pendidikan dalam ilmu pengetahuan dan akhlak
sejak dini.
2. Misi
Menumbuhkembangkan keimanan ketaqwaan anak kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Menumbuhkembangkan kemampuan dasar anak dalam berbagai
aspek perkembangan
Menumbuhkembangkan kemampuan bersosialisasi anak dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat
Menumbuhkembangkan kreativitas dan bakat anak secara optimal
Membentuk pribadi yang berkarakter dan berjiwa luhur
Membekali dengan berbagai kemampuan anak untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya
C. Tujuan
Tabel 2
Peserta Didik PAUD Anak Cerdas
1 A 18
2 B 8
Jumlah 26
7
Tabel 3
Data Ruang Belajar PAUD Anak Cerdas
Keadaan Ruang Belajar
No. Kelompok Keterangan
Baik Cukup Layak Kurang Layak
1 A+B √ - - Menumpang
Tabel 4
Data Guru PAUD Anak Cerdas
Pangkat/
Nama Guru Pendidikan Usia Masa Kerja
Golongan
Kustila SMK - 38 3 Thn 02 Bln
Herlinda SMK - 42 3 Thn 02 Bln
KEPALA SEKOLAH
KUSTILA
SEKRETARIS BENDAHARA
SILVIA DETRIO AZWAR, Ama.pd
WARGA BELAJAR
E. Strategi Pengembangan
1. RENCANA PENGEMBANGAN DI MASA DEPAN
PAUD Anak Cerdas memiliki perencanaan pengembangan di masa
depan, diantaranya adalah :
8
BAB III
1. Pemilihan strategi
a. Mudah diperoleh
Gambar 2 Gambar 3
Biji Aren yang Pohon Aren disekitar
berserakan dibawah PAUD Anak Cerdas
batangnya
b. Hemat Biaya
c. Hemat Waktu
2. Deskripsi Strategi
a. BEN
Gambar 4 Gambar 5
Biji Aren yang sudah Biji Aren yang sudah
dibersikan dibentuk jadi media
Dongeng
14
Gambar 6 Gambar 7
Biji Aren yang dibentuk Biji Aren yang dibentuk
seperti ayam seperti Srigala
Gambar 8 Gambar 9
Biji Aren yang dibentuk Biji Aren yang dibentuk
seperti Kelinci seperti Sapi
15
b. SMART
Tabel 5
SILABUS
- Siswa
mengelompokka
n Binatang yang
17
berkaki 4
- Siswa
menggambar
binatang yang
berkaki 2 atau
yang berkaki 4
- Guru
memperlihatkan
gambar binatang
yang berkaki 2
dan berkaki 2
- Guru bertanya
kepada siswa
tentang gambar –
gambar tersebut
- Guru meminta
siswa untuk maju
ke depan kelas
menunjuk
gambar binatang
- Guru memberi
hadiah pada
siswa yang
berani maju
3. Kegiatan
Penutup
- Guru Memotivasi
Siswa Agar
selalu semangat
belajar
- Guru menyayikan
lagu ” Poci-poci”
- Guru menutup
pembelajaran
dengan bacaan
hamdalah
18
Tabel 6
tentang karya
bersedia
Unjuk
bermain Kerja
dengan teman
dan suka
Mendongeng menolong
(SE)
Praktek
Menyebut
19
nama-nama langsung
benda Menirukan
gerakan
burung
Menggambar
terbang dan
binatang
meloncat
berkaki dua
(FMK)
dengan
II. Kegiatan Inti (60
pensil
menit)
Mendongeng
Doa sebelum tentang akibat
dan sesudah suka
makan berbohong
Menirukan (Bhs)
kembali 3 – Pemberian
4 urutan kata tugas
menjiplak -Gambar
gambar
burung - Buku Buku
gambar Gambar
(FMH)
Pemberian -Pencil
tugas gambar
Menghitung
gambar
burung (1-10)
(Kog)
sebelim
makan
Do’a sebelum
makan Air, sabun
Makan ,serbet
bersama
Do’a sesudah
makan Bekal anak
Cuci tangan
sesudah
makan
IV. Kegiatan siang
(30 menit)
Latihan do’a
keluar rumah
Kesimpulan
pembelajaran
i hari
Do’a pulang
Salam
Pulang
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok A,
PAUD Anak Cerdas
KUSTILA KUSTILA
21
a. Standar Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Indikator
d. Alokasi Waktu
45 Menit
e. Tujuan Pembelajaran
f. Materi Pokok
g. Langkah-langkah Pembelajaran
Tabel 7
ALOKASI LANGKAH –
KEGIATAN WAKTU
WAKTU LANGKAH
h. Sumber Belajar
i. Penilaian
o Bicara Lancar
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelompok A,
PAUD Anak Cerdas
KUSTILA KUSTILA
Gambar 10
Alat untuk membuat
Tokoh dalam Cerita
a. Ekpresif
Sikap kita saat mendongeng hendaknya tidak kaku. Berlakulah
wajar dan ekspresif. Perlu pula menggerakkan ekpresi tubuh,
suara dan pandangan mata, gerakan bibir dan berbagai organ
tubuh lainnya untuk menegaskan maksud dan tujuan yang
terkandung dalam dongeng tersebut. Mendongeng tidak harus
menghafal kapan gerakan tangan, mata ataupun kapan harus
tersenyum. Gerakan – gerakan itu akan muncul bila ada
penghayatan pada dongeng itu sendiri. Ia akan muncul secara
spontan dan ekspresif bila kita betul-betul memahami,
menjiwai dan mendalami dongeng yang kita tuturkan kepada
anak-anak.
b. Menarik
Bahwasanya seni mendongeng ini berkaitan dengan bagaimana
cara mengkisahkan suatu dongeng dengan sederhana sesuai
dengan kondisi yang didongengkan yaitu anak usia dini, tetapi
tetap sangat menarik dan menghibur yaitu dengan
menggunakan cara – cara sebagai berikut :
Membuat plot dongeng atau alur dongeng yang dekat
dengan kehidupan anak usia dini.
28
c. Intonasi
Memainkan intonasi yang berbeda-beda akan sangat
bermanfaat bagi indera pendengaran anak usia dini. Tentu,
dengan memainkan intonasi yang berbeda-beda menjadikan
dongeng yang kita sampaikan akan lebih menarik. Jika kita
mendongeng dengan nada yang datar, apalagi sambil
terkantuk-kantuk, anak akan bosan. Berbeda jika cara bertutur
kita amat variatif, misalkan tokoh Bulus dengan suara besar
dan agak serah, tokoh Duti dengan sucara keras dan cempreng
dan berbagai tokoh dengan karakter suaranya masing-masing
tentu perhatian anak akan lebih tercurah dan lebih fokus pada
dongeng yang kita tuturkan.
Dalam memproduksi suara yang sesuai dengan karakter tokoh
atau dialog dalam kondisi tertentu dalam dongeng. Untuk
memperoleh olah suara / vocal yang baik dalam mendongeng,
perlu latihan olah nafas dan olah vocal diantaranya :
Pernafasan dada atau biasa adalah Nafas yang telah
diambil disimpan pada rongga dada kemudian
keluarkan secara perlahan-lahan dan agak ditekan,
kemudian kita ulangi dan dikeluarkan lewat mulut
terbuka.
29
d. Rileks
Dalam menyampaikan dongeng agar dapat dinikmati dan
dipahami sehingga tujuan dongeng tersebut tersampaikan,
tempat dan anak-anak harus dalam kondisi yang rileks. Rileks
dalam hal ini berarti penataan ruangan kelas yang bersih dan
nyaman. Kita juga bisa mensetting ruangan sesuai dengan
cerita yang akan disampaikan. Selain itu pengkondisian anak-
anak dibuat menyenangkan, tertib dan kedekatan terhadap
yang pendongeng. Minimalisirkan hal-hal yang nantinya
mengganggu konsentrasi anak dalam menikmati dongeng.
e. Interaktif
Anak usia dini yang rasa ingin taunya lebih besar, tidak akan
tinggal diam jika kita (pendidik) menggunakan media
mendongeng yang baru. Oleh karena itu interaktif dalam
mendongeng perlu diarahkan agar tidak mengganggu kondisi
yang sudah terbangun. Interaktif anak dengan pendidik dalam
mendongeng kita wujudkan dengan umpan balik seolah-olah
anak larut dan berada dalam cerita dongeng, misalkan
mengarahkan media mendongeng kepada anak saat berdialog.
Menirukan gerakan-gerakan tertentu dalam adegan dongeng
dan lain sebagainya.
30
7. Penilaian / Evaluasi
Penilaian pembelajaran mendongeng dilakukan melalui teknik
observasi. Melalui teknik ini pendidik dapat mengamati secara
cermat tampilan perilaku anak ketika menyimak. Agar kegiatan
mengevaluasi berjalan secara terencana dengan sistematis,
sebaiknya pendidik menyiapkan format observasi. Format dapat
berupa check list.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan Karya Nyata diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. BEN SMART adalah strategi yang dapat digunakan dalam
menyampaikan dongeng kepada anak usia dini sebagai penanaman
nilai-nilai karakter.
2. Hasil yang diperoleh dalam penerapan strategi BEN SMART adalah
pendidik semakin kreatif dan inovatif dalam menciptakan media
pembelajaran serta maksimal menggunakan dongeng dalam
pembelajaran dengan metode/cara yang menyenangkan.
3. Kendala yang dihadapi selama penerapan strategi BEN SMART
adalah waktu dan kemauan yang kuat sehingga tujuan dari penerapan
strategi ini bisa berhasil
B. Saran
1. Rekomendasi untuk pemerintah dan pembuat kebijakan
Strategi BEN SMART dapat menjadi model dalam pembelajaran
dongeng anak usia dini karena strategi ini sangat bermanfaat untuk
penanaman nilai-nilai karakter anak dan penerapannya pada PAUD di
seluruh Indonesia.
2. Rekomendasi untuk pengelola PAUD
Pemberdayaan dan optimalisasi dongeng sebagai indikator
pengembangan kemampuan anak disertai penerapan strategi BEN
SMART di dalamnya.
3. Rekomendasi untuk pendidik anak usia dini.
Mengaplikasikan strategi BEN SMART ketika menyampaikan
dongeng kepada anak sebagai pembelajaran di kelas.
4. Rekomendasi untuk masyarakat.
33