Anda di halaman 1dari 13

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Iklim tropis merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam

pertumbuhan suatu hasil alam, dimana istilah tropis sendiri dalam kamus bahasa

Indonesia diartikan sebagai istilah untuk menandakan keadaan iklim di suatu

wilayah dengan suhu hangat dan lembab, baik sepanjang tahun maupun pada

bagian musim tertentu. Dengan keberadaan iklim tropis ini, Indonesia memiliki

keuntungan khususnya dalam bidang pertanian karena iklimnya yang tropis

dapat dimanfaatkan sebagai musim penanaman buah, yang buahnya dikenal

dengan istilah buah tropika. Dengan kondisinya, Indonesia menjadi salah satu

Negara yang potensial untuk dapat ditanami oleh buah tropika yang beraneka

ragam.

Degradasi atau kemunduran lahan dan kekeringan merupakan ancaman

bagi kehidupan manusia secara perlahan. Hal ini jika tak segera diwaspadai dan

diantisipasi akan mengakibatkan beberapa lahan perkebunan, hutan, dan

pertanian lambat laun menjadi gurun atau padang pasir sehingga tak dapat di

tanami kembali. Setelah lahan menjadi padang pasir, maka kekeringan akan

melanda daerah tersebut sehingga tanda-tanda kehidupan tidak ditemukan lagi.

Pembukaa lahan yang tidak menggunakan prinsip lingkungan dapat

mengakibatkan banyak hal negatif, tidak hanya dalam hal pembukaannya tetapi

juga pada penggunaan dan pengelolaannya. Pembukaam secara besar-besaran

antara lain menggunakan alat-alat berat, keterlambatan penanaman lahan yang

telah dibuka banyak menimbulkan erosi pada saat musim hujan sehingga banyak
2

kemungkinan perairan menjadi keruh dan pada gilirannya mengakibatkan

gangguan terhadap kehidupan perairan misalnya turunnya produksi perikanan,

sedangkan erosi terus menerus dan berlebihan mengakibatkan sedimentasi. Hal

ini akibat pengambilan kebijakan-kebijakan kurang tepat terhadap penggunaan

lahan ditambah perubahan iklim yang ekstrem membuat tekanan terhadap lahan

lebih berat dari sebelumnya. Ketika sumber makanan dan air tidak lagi

ditemukan manusia, maka makhluk hidup akan pindah ke wilayah lain diamana

kebutuhan makan dan air ditemkan.

B. Rumusan masalah

1. Apa ciri dan karakteristik lingkungan tropis?

2. Apa degradasi agroekosistem?

3. Apa penyebab dan cara menanggulangi degradasi agroekosistem?

C. Tujuan

Untuk mengetahui ciri dan karakteristik lingkungan tropis, degradasi

lingkungan, dan penyebab dan cara menanggulangi degradasi agroekosistem.


3

II. PEMBAHASAN

A. Ciri dan Karekteristik Lingkungan Tropis

Tropis atau tropika adalah daerah dipermukaan bumi, yang secara geografis

berada di sekitar ekuator, yaitu dibatasi oleh dua garis lintang 23.5° LS dan 23.5°

LU, dan mencakup seluruh bagian bumi yang dalam setahun mengalami dua kali

saat matahari tepat berada di atas kepala (di utara GBU dan di selatan GBS

matahari tidak pernah mencapai ketinggian 90° atau tepat diatas kepala. Kata

tropika bersal dari bahasa Yunani, garis balik dalam periode yang disebut tahun.

Wilayah yang berada disekitar garis khatulistiwa otomatis aka mengalami

iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim

kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia Tenggara memiliki iklim

tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim subtropis.

Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang mengundang

banyak curah hujan dan hutan hujan tropika.

Ciri-ciri lingkungan Tropis

Indonesia sendiri termasuk dalam iklim tropis basah atau daerah hangat lembab

yang ditandai dengan:

a. Kelembaban udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%)

b. Curah hujan yang tinggi

c. Temperatur tahunan di atas 18°C (dan dapat mencapai 38°C pada musim

kemarau).
4

d. Perbedaan antar musim tidak terlalu terlihat, kecuali periode sedikit hujan

dan banyak hujan yang disertai angin kencang

Selain iklim tropis basah, ada pula iklim tropis kering dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Kelembaban udara yang relatif rendah (umumnya dibawah 50%)

b. Curah hujan yang juga rendah

c. Radiasi matahari ke wilayah yang memiliki iklim tropis kering langsung

tinggi dan maksimal karena jarang terdapat awan

d. Banyak terdapat gurunpasir karena sangat jarang terjadi hujan

e. Pada sore hari sering terdengar ledakan batu-batu akibat perubahan suhu

ekstrem

Karakteristik Iklim Tropis

1. Letaknya di bagian bumi antara 23,5° lintang utara dan 23,5° lintang

selatan.

2. Suhu udara rata-rata tinggi hal ini disebabkan karena matahari selau

vertikal, umumnya suhu udara antara 20-30°C bahkan dapat

mencapai 30°C di beberapa tempat untuk wilayah dengan iklim

tropis basah

3. Namun suhu udaranya normal tanpa pergantian suhu yang terlalu

ekstrim.
5

4. Amplitudo suhu rata-rata tahunannya kecil, pada wilayah

khatulistiwa mencapai 1-5°C, namun amplitude hariannya lebih

besar.

5. Tekanan udara pada wilayah dengan iklim tropis cenderung rendah

dan perubahannya secara perlahan juga beraturan.

6. Penguapan air laut cukup tinggi sehingga banyak terdapat awan.

7. Curah hujan lebih tinggi dan lebih lama per tahunnya dari daerah-

daerah lain dengan iklim lain di dunia

8. Karena tingginya curah hujan mengakibatkan tanah di wilayah iklim

tropis cukup subur.

9. Wilayah di iklim tropis juga mendapatkan sinar matahari sepanjang

tahun.

10. Dipengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari sehingga

menyebabkan peredaran pola angin dan menjadikan wilayah iklim

tropis memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau, tanpa

adanya musim dingin.

11. Tekanan udara pada daerah dengan iklim tropis cenderung rendah.

12. Pada wilayah dengan iklim tropis basah vegetasi yang tumbuh di

banyak hutan biasanya berwarna hijau dan lebat

13. Dan pada wilayah dengan iklim tropis kering lebih banyak savana.

14. Dapat mempengaruhi iklim global jika terjadi perubahan yang

signifikan. Pada wilayah dengan iklim tropis kering suhu udara pada

siang hari biasanya sangat tinggi dan bisa mencapai 45°C sedangkan

pada malam hari sangat rendah bisa mencapai 10°C.


6

15. Udara akan berbalik sangat dingin di wilayah dengan iklim tropis

kering karena radiasi balik bumi sangat cepat berlangsung


7

B. Degradasi Agroekosistem

Degradasi adalah proses di mana kondisi lingkungan biosfik berubah akibat

aktivitas manusia terhadap suatu lahan. penurunan produktivitas karena tindakan

manusia atau penyebab lain yang ditandai, antara lain, oleh menurunnya kadar C-

organik dan unsur-unsur hara tanah serta mendangkalnya bidang olah tanah.

Aplikasi pemupukan kimia secara tidak berimbang adalah penyebab utama

terjadinya degradasi.

a. Penyebab terjadinya degradasi

1. Pembersihan lahan, seperti tebang habis dan deforestrasi

2. Hilangnya nutrisi tanah secara permanen akibat praktik

pertanian yang kurang baik

3. Penggembalaan hewan berlebihan

4. Irigasi yang tidak baik dan pengambilan air tanah berlebih

5. Rebakan kota dan pembangunan usaha komersil

6. Kontaminasi tanah

7. Pertambangan

8. Aktivitas olahraga seperti berkendara off road

9. Perluasan lahan yang menabrak habitat hewan liar

10. Pembajakan tanah berlebihan (erosi mekanis)

11. Pertanian monokultur

12. Pembuangan sampah non-biodegradable seperti plastik


8

b. Cara menananggulangi degradasi

1. Mengubah lahan menjadi hutan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi degradasi

lahan yang pertama adalah mengubah lahan menjadi hutan. Hutan

merupakan kawasan yang sangat penting yang ada di bumi karena

hutan dapat menyelamatkan kehidupan. Hutan sebagai paru- paru

dunia dapat menjadi penyeimbang di bumi dari berbagai macam

bencana atau kerusakan. Tentu tidak semua lahan akan diubah

menjadi hutan karena manusia juga masih membutuhkan lahan

untuk dimanfaatkan. Lahan- lahan yang dijadikan hutan adalah

lahan- lahan yang sifatnya tidak cocok untuk pertanian. Sebagai

contoh adalah lahan- lahan yang berada di lereng gunung, atau

lahan- lahan di tanah kapur yang sangat tidak cocok untuk

pertanian maka bisa dirubah menjadi kawasan hutan. dengan

demikian lahan tersebit tidak akan menjadi lahan gundul yang

dapat menurunkan kualitas tanah sewaktu- waktu.

2. Lahan dibuat teras

Upaya kedua yang dapat dilakukan unyuk mengatasi degradasi

lahan adalah membuat teras di permukaan tanah. Teras dapat

mengurangi aliran air yang ada di permukaan tanah. Lahan- lahan

yang dibuat teras ini hanya lahan- lahan yang sifatnya kering.
9

Lahan- lahan yang kering sebaiknya dibuat teras supaya dapat

mengurangi aliran di permukaan.

3. Membuat saluran pelepas air di wilayah yang memiliki curah

hujan tinggi

Upaya selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

degradasi lahan dengan cara membuat saluran pelepas air.

Biasanya di daerah yang memiliki curah hujan tinggi tanahnya

akan lebih sering basah dan juga terkena aliran air hujan. Apabila

tanah tersebut berupa lerang gunung atau bukit atau

bahkan dataran tinggi, maka solusi yang pas untuk mencegah

penurunan kualitas tanah dengan cara membuat sengkedan atau

terasering. Namun hal ini dirasa belum cukup karena degradasi

lahan dapat mengancam kapan saja. kita tidak hanya membuat

sengkedan atau terasering saja, namun perlu juga untuk membuat

saluran pelepas air supaya dapat mengatasi degradasi lahan

dengan lebih baik lagi. Saluran pelepas air ini dapat dibuat

memanjang sepanjang lereng tersebut.

4. Menghindari penyiangan yang bersih di antara tanaman

keras

Yang harus diperhatikan dan merupakan salah satu upaya

mengatasi degradasi lahan selanjutnya adalah kita harus

memperhatikan jika akan melakukan penyiangan terhadap lahan.


10

Hindari penyiangan yang bersih di antara tanaman- tanaman yang

keras. Apabila tidak ada pupuk kompos atau pupuk hijau untuk

menutup tanah, maka kita dapat menutup dengan menggunakan

rumput hijau yang tidak berbahaya bagi tanaman pokok yang kita

tanam. Keberadaan tanaman penutup tanah juga akan menentukan

tingkat erosi tanah yang etrjadi. Maka dari itulah kita harus benar-

benar memperhatikan supaya tidak salah dalam bertindak.

5. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang sudah kritis

Reboisasi merupakan solusi yang terbaik untuk menyelamatkan

lingkungan, terlebih menyelamatkan tanah, udara, lingkungan dan

binatang. Penananam hutan kembali atau reboisasi pada lahan-

lahan gundul dapat memberikan nafas baru bagi lingkungan.

Ternyata penanaman pohon kembali ini tidak hanya dilakukan

pada lahan- lahan gundul saja namun juga lahan kritis. Lahan

kritis memiliki kualitas yang menurun dibandingkan dengan lahan

di sekitarnya. Untuk menyelamatkan lahan kritis ini kita perlu

menanaminya dengan pepohonan. Pepohonan tidak hanya akan

menyelamatkan erosi tanah, namun juga memapu menyimpan dan

mengunci ar tanah sehingga manusia di sekitarnya pun juga akan

menuai manfaatnya.
11

6. Tidak membakar hutan pada waktu musim kemarau

Membakar hutan sebenarnya bukanlah termasuk kejahatan yang

mutlak. Pada waktu- waktu etrtentu kita diperbolehkan untuk

membakar hutan. namun hal ini tidak berlaku di musim kemarau.

Pembakaran hutan di musim kemarau justru akan mengakibarkan

degradasi lahan. Maka dari itulah kita harus menghindandari

membakar hutan ketika musim kemarau datang.


12

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Iklim merupakan kondisi cuaca rata-rata secara tahuanan yang mencakup

wilayah yang relatif luas. Iklim suatu tempat diketahui dari rata-rata cuaca

tahunan seperti kelembaban udara, suhu, pola angin dan curah hujan minimal 10-

30 tahun. Iklim tropis adalah daerah yang terletak di dekat garis khatulistiwa

otomatis mendapatka lingkungan tropis.

Degradasi agroekosistem adalah rusaknya atau menurunnya produktivitas

sebuah ekosistem yang berdampak kebanyak apek kehidupan. Sehingga

diperlukan penanggulangan yang tepat agar degradasi dapat diatasi dengan baik.
13

DAFTAR PUSTAKA

ms.m.wikipedia.org/wiki/Iklim_tropik. Diakses tanggal 06 oktober 2018

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=1632. Diakses tanggal 06 oktober 2018

https://www.google.co.id/amp/s/ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/cara-mengatasi-

degradasi-lahan/amp. Diakses tanggal 06 oktober 2018

https://www.scribd.com/doc/91210361/Tropis-Atau-Tropika-Adalah-Daerah-Di-

Permukaan-Bumi. Diakses tanggal 06 oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai