Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara

wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan umum dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik yang

dilaksanakan oleh aparatur pemerintah adalah dalam berbagai sektor

pelayanan. Dalam kehidupan bernegara, pemerintah memiliki fungsi

memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan dan dibutuhkan oleh

masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk peraturan ataupun pelayanan-

pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya

dalam bidang pendidikan.

Pelayanan adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah

pengelolaan pendidikan karena hal tersebut merupakan tolok ukur

keberhasilan dari kinerja dan profesionalitas pihak sekolah sebagai

penyelenggara kegiatan akademik. Hal ini terjadi karena kegiatan pelayanan

merupakan kegiatan yang membutuhkan kontak atau interaksi langsung antara

kepala sekolah, guru dan siswa, sehingga penilaian siswa akan muncul ketika

kegiatan pelayanan tersebut dilangsungkan.

Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan

peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga

Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

1
berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan

nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan

pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan

standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam PP No. 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan adalah

kriteria minimum tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,

standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. (Permendiknas No. 24

Tahun 2007).

Salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan adalah Standar

Sarana dan Prasarana. Standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs,

dan SMA/MA mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum

prasarana (Permendiknas No. 24 Tahun 2007).

Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar,

tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel

kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar

lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ( PP nomor 32 Tahun 2013).

Sarana merupakan perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah,

sedangkan Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/

madrasah.

2
Ketersediaan fasilitas belajar memiliki dampak terhadap hasil belajar

siswa karena fasilitas belajar yang kurang baik bisa membuat siswa sulit untuk

belajar karena guru kurang optimal melaksanakan kegiatan pembelajaran,

selain itu memungkinkan siswa meninggalkan sekolah atau pindah ke sekolah

lain.

Kondisi fasilitas belajar yang masih kurang bisa berdampak buruk

pada mutu pelayanan pendidikan karena salah satu faktor yang dapat

menunjang dalam pelayanan pendidikan untuk mempermudah siswa dalam

memecahkan masalah-masalah yang timbul sewaktu mempelajari dan

memahami pelajaran atau tugas yang diberikan oleh guru adalah ketersediaan

fasilitas belajar yang memadai.

UPT SDN 21 Batipuah Ateh sebagai salah satu UPT Pendidikan di

bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Datar

mempunyai beberapa misi, salah satunya yaitu Melengkapi sarana dan

prasarana yang mendukung mutu pendidikan dan daya kreatif siswa. Namun

belum semua misi tersebut terlaksana dengan baik, terkhusus dalam

melengkapi prasarana yang mendukung mutu pendidikan dan daya kreatif

siswa, dalam hal ini salah satunya belum tersedianya ruangan ibadah di

sekolah. Hal ini disebabkan tidak adanya bangunan khusus ibadah di

lingkungan SDN 21 Batipuah Ateh, sehingga belum terlaksananya program

praktek pembelajaran agama di sekolah.

Dalam pengadaan ruangan ibadah ini terdapat berbagai kendala, salah

satunya adalah belum adanya dana yang disediakan untuk pembangunan ruang

3
iabadah. Jika menunggu dana dari pemerintah maka akan dibutuhkan watu

yang lama, karena harus melewati berbagai prosedur, Oleh karena itu

dibutuhkan solusi untuk mengatasi hal tersebut, dan penulis dalam hal ini

mencoba untuk memberikan sebuah solusi berupa optmalisasi pemanfaatan

ruangan yang tidak terpakai untuk tempat beribadah. Sehingga dengan solusi

ini diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah dan menunjang misi

sekolah dalam melengkapi sarana yang mendukung mutu pendidikan dan daya

kreatif siswa serta sebagai bentuk pelayanan kepada siswa dan warga sekolah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, maka penulis

menyusun laporan aktualisasi ini dengan judul, “Optimalisasi Pemanfaatan

Ruangan Tidak Terpakai untuk Tempat Beribadah di UPT SDN 21

Batipuah Ateh Kabupaten Tanah Datar”.

B. IDENTIFIKASI ISU

Isu-isu yang berkembang di UPT SDN 21 Batipuah Ateh, dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Masih rendahnya kualitas kantin di sekolah

2. Tidak tersedianya ruangan ibadah di sekolah

3. Rendahnya kesadaran Guru dan pegawai sekolah dalam memarkirkan

kendaraannya

Isu yang penulis angkat dalam penyusunan laporan aktualisasi di UPT

SDN 21 Batipuah Ateh adalah tidak tersedianya ruangan ibadah di sekolah.

Isu ini diambil karena menyangkut tujuan yang ingin dicapai UPT SDN 21

4
yaitu Tersedianya gedung sekolah, pustaka, mushalla, MCK, labor, ruang

Kepala Sekolah, ruang UKS dan pagar sekolah yang memadai.

Belum tersedianya ruangan ibadah di UPT SDN 21 Batipuah Ateh

berkaitan dengan masalah pelayanan publik, dimana belum lengkapnya sarana

dan prasarana yang mendukung mutu pendidikan dan daya kreatif siswa.

Dengan memberikan solusi menyediakan ruangan ibadah di sekolah dengan

memanfaatkan ruangan tidak terpakai penulis berharap sebagai bentuk

tanggung jawab dan pelayanan terhadap kebutuhan siswa dan warga sekolah.

C. PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU

Penetapan isu didasarkan pada identifikasi isu yang dianalisa untuk

menemukan isu prioritas dengan menggunakan analisis USG (Urgency,

Seriousness dan Growth), sebagai berikut :

A. Urgency, yaitu memandang seberapa mendesak isu tersebut harus

dibahas/dikaitkan dengan waktu tersedia serta seberapa keras tekanan

waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu.

B. Seriousness, yaitu seberapa serius isu tersebut perlu dibahas/dikaitkan

dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahaan masalah

yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-

masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.

C. Growth, Seberapa kemungkinan-kemungkinan isu tersebut menjadi

berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin

memburuk kalau dibiarkan

5
Analisis USG (Urgency, Seriousness and Growth)

N USG
PRIORITAS ISU U S G TOTAL PRIORITAS
O

Masih rendahnya kualitas


1. 3 4 5 12 II
kantin di sekolah

Tidak tersedianya ruangan


2. 5 5 4 14 I
ibadah di sekolah

Rendahnya kesadaran Guru

3. dan pegawai sekolah dalam 3 3 3 9 III

memarkirkan kendaraannya

Tabel 1. Tabel Analisis USG

Keterangan :

Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat

Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat

Angka 3 : Tidak terlalu gawat/mendesak/cepat

Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat

Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat

Berdasarkan tabel diatas, ditemukan permasalahan pokok yang menjadi

prioritas, yaitu “Tidak tersedianya ruangan ibadah di sekolah”. Oleh karena itu

penulis menyusun laporan aktualisasi yang berkaitan dengan isu yang diangkat.

6
D. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN, DAN OUTPUT

YANG DIHARAPKAN

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/hasil

1 Melakukan 1. Melakukan Output : konsultasi

konsultasi dengan konsultasi dan dengan kepala sekolah

kepala sekolah meminta Hasil Kegiatan :

terkait optimalisasi persetujuan kepala Terlaksananya

pemanfaatan sekolah tentang kegiatan konsultasi

ruangan tidak optimalisasi agar mendapat

terpakai untuk pemanfaatan dukungan dari kepala

tempat beribadah ruangan tidak sekolah

terpakai

2. Merangkum hasil

konsultasi dan

persetujuan dengan

kepala sekolah

2 Menyusun 1. Menyusun daftar Output : susunan

kebutuhan ruangan kebutuhan ruangan daftar kebutuhan

ibadah ibadah ruangan ibadah

2. Mengetik semua Hasil Kegiatan :

kebutuhan ruangan tersusunnya

ibadah kebutuhan ruangan

7
3. Mengajukan ibadah agar jelas apa

laporan kebutuhan saja kebutuhan

ruangan ibadah ruangan ibadah yang

kepada kepala diperlukan

sekolah

3 Meninjau peralatan 1. Mencari peralatan Output : Peninjauan

yang tersedia di yang bisa peralatan yang bisa

sekolah yang bisa digunakan yang dipakai

dimanfaatkan untuk tersedia di sekolah Hasil Kegiatan :

penyediaan ruangan 2. Meminta izin Terlaksananya

ibadah kepada kepala peninjauan peralatan

sekolah untuk yang tersedia agar

menggunakan mengetahui apa saja

peralatan yang peralatan yang bisa

tersedia digunakan

4 Menentukan ruangan 1. Melihat kelayakan Output : Penentuan

yang tidak terpakai ruangan yang tidak ruangan yang layak

yang akan terpakai untuk untuk dipakai

dimanfaatkan untuk dimanfaatkan Hasil Kegiatan :

tempat beribadah sebagai ruangan terlaksananya

ibadah penentuan ruangan

2. Mengukur luas yang akan dipakai

ruangan agar mengetahui

8
3. Menentukan ruangan mana yang

ruangan yang tidak akan dipakai

terpakai untuk

dimanfaatkan

untuk tempat

5 Melaksanakan 1. Memindahkan isi Output : Penataan

penataan ruangan ruangan ruangan yang akan

yang tidak terpakai sebelumnya dan dipakai

untuk tempat meletakkan pada Hasil Kegiatan :

beribadah tempat lain terlaksananya

2. Membersihkan penataan ruangan agar

ruangan ruangan tersebut layak

3. Menentukan arah digunakan untuk

kiblat tempat beribadah

4. Menyusun sajadah

sesuai arah kiblat

6 Membuat aturan 1. Menyusun Output : Pembuatan

dalam penggunaan peraturan dalam aturan dalam

ruangan ibadah ruangan ibadah penggunaan ruangan

2. Mengetik ibadah

peraturan dalam Hasil Kegiatan :

ruangan ibadah Pembuatan aturan

3. Menempelkan dalam penggunaan

9
peraturan di kaca tempat beribadah agar

depan ruangan tertibnya warga

sekolah dalam

memanfaatkan

ruangan tersebut

7 Melakukan 1. Menyiapkan bahan Output : Pelaporan

pelaporan dan untuk keperluan dan evaluasi kegiatan

evaluasi kegiatan penyusunan Hasil Kegiatan :

laporan terlaksananya

2. Mengetik laporan pelaporan dan

kegiatan evaluasi agar

3. Melaporkan hasil diketahuinya proses,

optimalisasi hasil, dan tindak lanjut

pemanfaatan dari kegiatan yang

ruangan tidak telah dilaksanakan

terpakai untuk

Tabel 2. Rencana Kegiatan, Tahapan kegiatan dan Output yang


diharapkan

10
BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. DESKRIPSI UMUM

1. Deskripsi Wilayah/Gambaran Umum Instansi

SDN 21 Batipuah Ateh merupakan salah satu Sekolah Dasar

Negeri yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.

Sekolah ini berada di Jorong Balai Sabuah Nagari Batipuah Ateh

Kecamatan Batipuh, sekolah ini didirikan pada tahun 1977 yang

merupakan sekolah negeri dengan status bangunan milik sendiri, dengan

luas bangunan 386 m2. Sekolah ini diklasifikasikan sebagai sekolah kecil

karena jumlah siswa yang termasuk sedikit yaitu 51 orang, 31 orang siswa

laki-laik dan 20 orang siswa perempuan, yang terdiri dari enam

rombongan belajar, namun demikian sekolah ini tetap berusaha

memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa. Rata-rata tenaga

pendidik di sekolah ini berkualifikasi Starata 1 maka dengan sendirinya

kualitas akan lebih baik. Kepala Sekolah saat ini di UPT SDN 21 Batipuah

Ateh adalah ibu Lendri Efida, S.Pd.SD.

2. Sumber Daya

Jumlah pegawai di SDN 21 Batipuah Ateh Kabupaten Tanah Datar

adalah 11 Orang, yang terdiri dari 7 orang guru kelas dan 2 orang guru

mata pelajaran dan 1 orang operator. Jumlah siswa pada tahun pelajaran

2018/2019 adalah sebanyak 51 orang, yang terdiri dari 6 rombongan

belajar.

11
Tabel Keadaan Pegawai SDN 21 Batipuah Ateh Kabupaten Tanah Datar

PANGKAT PENDIDIKA MENGAJA


No J JABATA
NAMA GOL/RUAN N R
. K N
G TERAKHIR DI KELAS
Pembina,
1 Lendri Efida, S.Pd.SD P KEP.SEK S.1 IV - VI
IV / A
GURU Pembina,
2 Arnita, A Ma.Pd P D.2 I
KELAS IV / A
GURU PEMBINA,
3 Son Heman, S.Pd L S.1 III
KELAS IV/A
Penata muda
GURU
4 Hellyana Z, S.Pd.SD P Tk I S.1 V
KELAS
III / B
GURU Penata Muda
5 Nur Effendi, S.Pd.SD L S.1 VI
KELAS III / A
Rella Sapta Kasuma, GURU CPNS
6 L S.1 I
S.Pd KELAS III / A
GURU Pembina,
7 Sukirman, S.Pd L S.1 IV,V,dan VI
PENJAS IV / A
GURU Penata TkI,
8 Dasmi, S.Pd L S.1 I,II,dan III
PENJAS III / D
Exmi Susilawati, GURU Tenaga
9 P S.1 IV
S.Pd.SD KELAS Honor
GURU Tenaga
10 Yenfita Yenti, S.Pd.SD P S. 1 III
KELAS Honor

Tata Tenaga
11 Rika Yuandra P SMA
Usaha Honor

Tabel 3. Keadaaan Pegawai SDN 21 Batipuah Ateh

Dari data diatas dapat dilihar bahwa terdapat 8 orang PNS di SDN

21 Batipuah Ateh dan 3 orang tenaga honor.

12
Tabel Jumlah Siswa SDN 21 Batipuah Ateh Kabupaten Tanah DatarTahun
Pelajaran 2018/2019

KELAS
I II III IV V VI JUMLAH
JUMLAH

TOTAL
ROMBEL
L P L P L P L P L P L P L P

6 9 6 2 2 2 5 4 3 6 1 8 3 31 20 51

Tabel 4. Jumlah siswa SDN 21 Batipuah Ateh Tahun Pelajaran 2018/2019

Sumber biaya operasional SDN 21 Batipuah Ateh berasal dari dana

BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang pencairannya dapat dilakukan

per tiga bulan.

Sarana prasarana menjadi bagian penting dalam suatu lembaga

pendidikan. Terlebih lagi sarana prasarana yang memadai menjadikan

peserta didik lebih bersemangat dalam melaksanakan proses belajar

mengajar. Oleh karena itu, UPT SDN 21 batipuah Ateh terus berbenah diri

dalam hal menyediakan sarana prasarana yang ada dari tahun ke tahun

Sarana dan prasaran yang tersedia di SDN 21 Batipuah Ateh yaitu

6 ruangan kelas, WC, Kantin, Lapangan upacara, ruangan majelis guru,

ruangan kepala sekolah, serta rumah guru.

Dari beberapa fasilitas yang ada, penulis hanya menjabarkan beberapa

diantaranya :

a. Ruangan Kepala Sekolah

Ruangan Kepala Sekolah merupakan ruangan pertama yang

kita temui saat masuk ke dalam lingkungan UPT SDN 21 Batipuah

13
Ateh, dalam ruangan ini terdapat meja kerja Kepala Sekolah dan sofa

untuk menerima tamu.

b. Ruangan Guru dan Operatot

Ruanagn guru dan Operator terdapat dalam satu ruangan,

dalam ruangan ini tersedia meja kerja bagi guru dan operator serta

meja kerja Kepala Sekolah, serta sofa dan meja untuk menerima tamu.

c. Ruangan Kelas

Secara umum ruangan kelas di SDN 21 Batiuah Ateh sudah

memadai, Berisikan meja dan kursi yang sesuai dengan jumlah siswa

setiap kelasnya beserta dengan meja dan kursi guru serta 1 buah

lemari yang terdapat pada setiap ruang kelas. Meja dan kursi terbuat

dari kayu dan satu meja diisi oleh satu orang siswa.

3. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi UPT SDN 21 Batipuah Ateh adalah sebagai

berikut:

Visi:

"Berakhlak Mulia, Disiplin. Terampil, Cerdas, dan Cinta Lingkungan"

Misi :

a) Menanamkan keyakinan dan keimanan melalui pelajaran agama

b) Menerapkan disiplin dan semangat dalam melaksanakan tugas pada

warga Sekolah.

c) Membiasakan sikap 5S ( Sapa, Salam, Senyum,Sopan dan Santun)

dan 10K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan,

14
kerindangan, kesehatan, keterbukaan, keteladanan dan kesopanan)

dalam bergaul sehari-hari.

d) Mengoptimalkan penggunaan waktu, media pembelajaran, dan

lingkungan dalam proses pembelajaran.

e) Memupuk minat baca siswa melalui perpustakaan.

f) Menggali potensi dan menyalurkan bakat siswa dengan mengadakan

pengembangan diri, melalui pramuka, olahraga, baca al-kuran,

kesenian (seni rupa, seni tari, seni suara dan seni musik) dan dokter

kecil.

g) Bersaing pada kegiatan lomba tingkat kecamatan, kabupaten dan

propinsi

h) Menjalin kerjasama yang baik antara guru, komite, wali murid dan

masyarakat dalam mendidik siswa untuk memajukan sekolah.

i) Melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung mutu pendidikan

dan daya kreatif siswa.

j) Memupuk rasa cinta kebersihan dan keindahan lingkungan.

4. Tujuan UPT SDN 21 Batipuah Ateh

a) Mengamalkan dasar-dasar ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,

melalui sholat berjamah dan pembinaan untuk membaca al kur-an

b) Terwujudnya siswa yang berprestasi dalam berbagai ilmu dan

keterampilan serta bersaing dalam perlombaan

c) Terlaksananya kegiatan pembelajaran yang efektif dan terprogram.

15
d) Mencapai angka kelulusan dengan rata-rata minimal 82,50 dan dapat

melanjutkan pendidikan ke sekolah yang berkwalitas baik.

e) Dapat menerapkan sikap 5S (Sapa, Salam, Senyum, Sopan Santun)

10K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan,

kerindangan, kesehatan, keterbukaan, keteladanan dan kesopanan)

dalam bergaul sehari-hari

f) Terbentuknya siswa yang punya minat tinggi untuk membaca dan

menulis suatu karya tulis

g) Berprestasi dalam kegiatan perlombaan tingkat kecamatan, Kabupaten

dan Propinsi

h) Tersalurnya bakat siswa melalui pengembangan diri bidang olah raga,

pramuka, UKS, dan seni (suara, tari, lukis dan seni musik) dengan

membentuk regu olah raga, pramuka, UKS, dan seni

i) Menciptakan siswa yang dapat membudidayakan kebersihan, dan

keindahan dengan menggiatkan taman sekolah.

j) Tersedianya gedung sekolah, pustaka, mushalla, MCK, labor, ruang

Kepala Sekolah, ruang UKS dan pagar sekolah yang memadai.

k) Terbentuknya hubungan yang harmonis antara keluarga sekolah

dengan komite, wali murid dan masyarakat

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai seorang guru harus selalu ingat akan tugas pokok dan

fungsinya. Dengan menyadari tugas pokok nya maka ia berhak untuk

16
selalu disebut sebagai guru profesional. Namun yang tak kalah penting

adalah agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif serta efisien.

Adapun Tugas pokok guru secara kongkrit adalah sebagai berikut:

a) Membuat program pengajaran (Silabus, RPP,Prota, Promes)

b) Menganalisa materi pelajaran

c) Membuat lembar kerja siswa ( LKS )

d) Membuat program harian/jurnal belajar

e) Melaksanakan kegiatan pembelajaran

f) Melaksanakan kegiatan penilaian baik itu ulangan harian, tengah

semester atau akhir semester

g) Melaksanakan analisis ulangan, program remedial, pengayaan

h) Mengisi daftar nilai siswa, mengisi raport

i) Melaksanakan bimbingan kelas/konseling

j) Melaksanakan kegiatan bimbingan guru/tutor sebaya apabila telah

mengikuti pelatihan

k) Membuat alat bantu mengajar/alat peraga

l) Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

m) Melaksanakan tugas tertentu di sekolah( PKS, wali kelas dll )

n) Membuat catatan tentang kemajuan peserta didik

o) Meneliti daftar hadir siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung

p) Mengatur kebersihan ruang kelas dan sekitarnya.

q) Mengumpulkan angka kredit dan menghitungnya untuk kenaikan

pangkat

17
r) Menumbuh kembangkan sikap menghargai seni

s) Mengikuti kegiatan kurikulum

t) Mengadakan penelitian tindakan kelas

18
6. Struktur Organisasi

Bagan 1. Struktur Organisasi UPT SDN 21 Batipuah Ateh TP. 2018/2019


19
B. DESKRIPSI KHUSUS

1. Program dan Kegiatan Saat Ini

UPT SDN 21 Batipuah Ateh Kabupaten Tanah Datar saat ini masih

dalam upaya mewujudkan visi misi sekolah. Keadaan yang terjadi saat ini

yaitu belum optimalnya pencapaian salah satu misi yakni Melengkapi

sarana dan prasarana yang mendukung mutu pendidikan dan daya kreatif

siswa, khususnya belum tersedianya ruang ibadah di sekolah. Hal ini

disebabkan tidak adanya bangunan khusus ibadah di lingkungan SDN 21

Batipuah Ateh, sehingga belum terlaksananya program praktek

pembelajaran agama di sekolah dengan baik.

ruang ibadah dapat dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-

nilai keagamaan kepada siswa. Ruang ibadah merupakan bentuk fasilitas

penunjang proses pembelajaran seperti sebagai tempat shalat,

melaksanakan praktek yang berhubungan dengan materi pelajaran, tempat

untuk melaksanakan kegiatan ekstra, untuk melatih berorganisasi,

berdiskusi dan sebagainya.

Dengan adanya ruang ibadah di sekolah diharapkan pembinaan

agama dapat dilaksanakan semaksimal mungkin. Karena dengan adanya

ruang ibadah, segala kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan di kelas dapat

dilaksanakan di ruang ibadah. Oleh sebab itu dengan adanya ruang ibadah

diharapkan segala masalah yang menyangkut pembinaan agama siswa

dapat diatasi.

20
berdasarkan isu yang penulis angkat yaitu tidak tersedianya

ruangan ibadah di sekolah, penulis memiliki gagasan untuk pemecahan isu

tersebut dengan upaya menyediakan ruangan ibadah di sekolah dengan

memanfaatkan ruangan tidak terpakai.

2. Role Model

Selama pelaksanaan aktualisasi, penulis telah menentukan Role

Model atau tokoh yang ada pada tempat tugas, yang menurut penulis layak

menjadi contoh/teladan berdasarkan materi-materi yang telah dipelajari

pada agenda nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dan peran PNS dalam

NKRI.

Pada pelaksanaan aktualisasi dan dalam penyusunan Laporan

Aktualisasi, penulis menetapkan Role Model pada Ibu Lendri Efida,

S.Pd.SD yang saat ini merupakan Kepala Sekolah SDN 21 Batipuah Ateh.

Penulis memilih beliau sebagai Role Model karena nilai-nilai

ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,

Anti Korupsi) terlihat dalam diri beliau, dilihat dari kinerjanya yang sangat

baik di sekolah. Selalu menjadi orang pertama yang datang ke sekolah jika

tidak ada halangan, tepat waktu pada setiap pertemuan dan rapat

merupakan ciri khas beliau. Etika sopan santun kepada semua warga

sekolah. Peran beliau sangat membantu penulis dalam pelaksanaan

aktualisasi yaitu selalu membimbing, mengarahkan dan mendampingi

penulis dalam proses pelaksaan aktualisasi serta dalam penulisan Laporan

Aktualisasi.

21
BAB III

REALISASI AKTUALISASI

A. Realisasi Kegiatan dan Output

Dalam merealisasikan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Ruangan

Tidak Terpakai untuk Tempat Beribadah di UPT SDN 21 Batipuah Ateh

Kabupaten Tanah Datar ini penulis malakukannya dalam 7 kegiatan yaitu :

1. Kegiatan 1 (13 - 14 Mei 2019)

"Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah terkait optimalisasi

pemanfaatan ruangan tidak terpakai untuk tempat beribadah".

Tahapan Kegiatan:

a. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan kepala sekolah

tentang optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai.

Tahapan kegiatan yang pertama penulis lakukan adalah

melakukan konsultasi dengan kepala sekolah, sebelumnya saat on

campus latsar penulis telah beberapa kali melakukan komunikasi

dengan kepala sekolah mengenai kegiatan yang akan dilakukan,

setalah off campus dan masa habituasi penulis kembali

menyampaikan dan menjelaskan kepada kepala sekolah tentang

kegiatan yang akan penulis lakukan.

22
Gambar 1. Penulis melakukan konsultasi dengan kepala sekolah
terkait rencana kegiatan.

b. Merangkum hasil konsultasi dan persetujuan dengan kepala

sekolah

setelah berkoordinasi dengan kepala sekolah maka hasilnya

dirangkum dan dijadikan sebagai acuan untuk kegiatan selanjutnya.

c. Kepala sekolah menyampaikan kepada majelis guru tentang

kegiatan optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai

untuk tempat beribadah

Setelah melakukan konsultasi, kemudian kepala sekolah

menyampaikan kepada majelis guru tentang kegiatan yang akan

penulis laksanakan, dalam kesempatan ini kepala sekolah juga

meminta saran dan masukan dari majelis guru.

23
Gambar 2. kepala sekolah menyampaikan kepada majelis guru
tentang kegiatan

Output : output dari kegiatan ini yaitu terlaksananya kegiatan konsultasi

dengan kepala sekolah dan penyampaian rencana kegiatan kepada

majelis guru.

Hasil : setelah melakukan konsultasi penulis mendapatkan dukungan dan

persetujuan dari kepala sekolah untuk melaksanakan kegiatan ini, serta

majelis guru mengetahui kegiatan yang penulis laksanakan.

2. Kegiatan 2 (15 - 16 Mei 2019)

"Menyusun kebutuhan ruangan ibadah"

Tahapan kegiatan

a. Menyusun daftar kebutuhan ruangan ibadah

Setelah mendapatkan dukungan dan persetujuan kepala

sekolah kemudia penulis menyusun daftar kebutuhan ruangan

ibadah, sehingga nantinya penulis dapat mengetahui apa saja yang

diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan ini.

24
b. Mengetik semua kebutuhan ruangan ibadah

Setelah menyususn kebutuhan ruang ibadah kemudian

penulis mengetik semua kebutuhan tersebut, sehingga nantinya

penulis dapat menyampaikan kepada kepala sekolah

Gambar 3. penulis mengetik daftar kebutuhan ruang ibadah.

c. Mengajukan laporan kebutuhan ruangan ibadah kepada kepala

sekolah

Setelah mengetik kebutuhan ruang ibadah, penulis

melaporkannya kepada kepala sekolah, sehingga kepala sekolah

mengetahui apa saja peralatan yang diperlukan.

25
Gambar 4. penulis mengajukan laporan kebutuhan ruang ibadah
kepada kepala sekolah.

d. Menanyakan peralatan didaftar kebutuhan yang tersedia di

sekolah yang dapat dimanfaatkan

Saat mengajukan laporan kebutuhan ruang ibadah, penulis

menanyakan apa saja peralatan yang ada di sekolah yang bisa

dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, dalam hal ini penulis

mendapatkan beberapa peralatan yang bisa digunakan yang

sebelumnya telah tersedia di sekolah, yaitu: karpet besar sebagai alas

sajadah, karpet shalat panjang, mukena, sajadah.

Output : tersusunnya daftar kebutuhan ruangan ibadah

Hasil : Dengan menyusun kebutuhan ruang ibadah penulis mengetahui

apa yang diperlukan dalam kegiatan ini dan melaporkan kepada kepala

sekolah serta penulis mendapatkan peralatan yang sudah tersedia di

sekolah yang bisa dimanfaatkan.

26
3. Kegiatan 3 (18 Mei 2019)

"Menentukan ruangan tidak terpakai yang akan dimanfaatkan untuk

tempat beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Melihat kelayakan ruangan yang tidak terpakai untuk

dimanfaatkan sebagai ruangan ibadah

Pertama penulis melihat kelayakan ruangan yang akan

digunakan, ada dua ruangan tidak terpakai di SDN 21 Batipuah

Ateh, ruangan pertama berada di sebelah ruangan kelas IV dan satu

lagi berada di sebelah ruangan kelas II. Kedua ruangan ini terlihat

masih layak, dinding masih kokoh, atap tidak bocor, dan plafon

ruangan tidak ada yang pecah, tapi dalam kondisi kotor karena sudah

lama tidak digunakan.

Gambar 5. ruangan pertama yang berada di sebelah ruang kelas IV


tampak luar.

27
Gambar 6. ruangan pertama yang berada di sebelah ruang kelas IV
tampak dalam.

Gambar 7. ruangan kedua yang berada disebelah ruangan kelas II


tampak luar.

Gambar 8. Ruangan kedua yang berada disebelah ruangan kelas II


tampak dalam.

28
b. Mengukur luas ruangan

Tahap selanjutnya penulis mengukur ukuran kedua ruangan

tersebut, ruangan pertama disebelah ruangan kelas IV memiliki

ukuran 7 x 2,95 meter, sedangkan ukuran ruangan kedua di samping

ruangan kelas II memiliki ukuran 7 x 4,85 meter.

Gambar 9. penulis melakukan pengukuran luas ruangan.

c. Menentukan pilihan ruangan yang tidak terpakai untuk

dimanfaatkan untuk tempat beribadah

Setelah mendapatkan ukuran kedua ruangan tersebut

penulis menentukan pilihan untuk menggunakan ruangan kedua yang

berada di sebelah ruangan kelas II dengan pertimbangan ruangan

tersebut memiliki ukuran yang lebih luas sehingga daya tampung

ruangan tersebut menjadi lebih banyak.

29
Gambar 10. ruangan yang dipilih untuk digunakan.

Output : Penentuan ruangan yang akan digunakan

Hasil : penulis mendapatkan ukuran ruangan yang ada dan memilih

untuk menggunakan ruangan disebelah ruang kelas II yang berukuran 7 x

4,85 meter, karena memliki ukuran yang lebih luas dari ruangan yang

lain.

4. Kegiatan 4 (20 - 24 Mei 2019)

"Melaksanakan penataan ruangan yang tidak terpakai untuk tempat

beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Memindahkan isi ruangan sebelumnya dan meletakkan pada

tempat lain

Langkah pertama yang penulis lakukan dalam penataan

ruangan ini adalah memindahkan isi ruangan dan meletakkanya

ketempat lain, dalam ruangan tersebut terdapat beberapa meja dan

kursi yang masih bagus, penulis memindahkannya ke ruangan di

30
sebelah ruangan kelas IV. Pada saat pemindahan isi ruangan penulis

dibantu oleh siswa dan guru.

Gambar 11. proses pemindahan isi ruangan yang dibantu oleh


siswa.

b. Membersihkan ruangan

Setelah memindahkan isi ruangan kemudian penulis

mebersihkan ruangan tersebut, kondisi ruangan dalam kondisi kotor

karena telah lama tidak digunakan, dalam mebersihkan ruangan ini

penulis dibantu oleh siwa dan majelis guru

Gambar 12. proses pembersihan ruangan yang dibantu oleh siswa.

31
Gambar 13. proses pembersihan ruangan yang dibantu oleh siswa.

c. Menentukan arah kiblat

Setelah ruangan bersih kemudian penulis menentukan arah

kiblat, dalam penentuan arah kiblat ini penuls meminta pendapat

kepala sekolah dan majelis guru, kepala sekolah dan majelis guru

menyarankan penggunaan aplikasi android dalam menentukan arah

kiblat ini, dengan pertimbangan agar arah kiblat lebih akurat.

Gambar 14. penulis mencari arah kiblat dengan menggunakan


aplikasi pada android.

32
Gambar 15. petunjuk arah kiblat ditempelkan pada plafon ruangan

d. Menyusun sajadah sesuai dengan arah kiblat

Setelah mendapatkan arah kiblat, penulis kemudian

menyusun sajadah sesuai dengan arah kiblat, sebelum meletakkan

sajadah, penulis terlebih dahulu memberi alas dengan menggunakan

karpet besar yang sebelumnya sudah tersedia di sekolah.

Gambar 16. sajadah tersusun sesuai dengan arah kiblat.

Output : tertatanya ruangan yang akan dipakai

33
Hasil : Setelah melaksanakan penataan, ruangan menjadi layak/dapat

digunakan sebagai tempat ibadah, ruangan telah bersih, memiliki

petunjuk arah kiblat, dan sajadah tersusun sesuai dengan arah kiblat.

5. Kegiatan 5 (25 Mei 2019)

"Membuat aturan dalam ruangan ibadah"

Tahapan kegiatan

a. Menyusun peraturan dalam ruangan ibadah

Kegiatan pertama yang penulis lakukan adalah menyusun

draft aturan dalam penggunaan ruangan ibadah, penulis meminta

saran dan pendapat majelis guru tentang apa saja yang akan dibuat

dalam aturan ini.

b. Mengetik peraturan dalam ruangan ibadah

Setelah draft tersusun kemudian penulis mengetik aturan

tersebut, penulis mengetik dengan ukuran huruf yang agak besar

agar semua siswa dapat membacanya dengan jelas.

c. Menempelkan peraturan di kaca depan ruangan

Setelah mengetik aturan kemudian hasil tersebut dicetak

dengan ukuran kertas A4 dan ditempelkan pada kaca bagian depan

ruangan, tujuan menempelkan aturan tersebut di bagian depan

ruangan agar semua warga sekolah dapat membaca dan mengetahui

aturan sebelum memasuki ruangan.

34
Gambar 17. peraturan telah ditempelkan pada kaca depan ruangan.

Output : terlaksananya pembuatan dan print out aturan dalam ruangan

ibadah

Hasil : Dengan membuat aturan dalam ruangan ibadah dan menempelkan

peraturan tersebut di kaca bagian depan, semua warga sekolah dapat

mengetahui apa saja aturan yang harus dipatuhi dalam penggunaan ruang

tersebut.

6. Kegiatan 6 (11 Juni 2019)

"Melakukan percobaan penggunaan ruang ibadah"

Tahap kegiatan

a. Meminta siswa untuk berwudhu dan membawa alqur'an ke

ruang ibadah

Kagiatan pertama yang penulis lakukan adalah meminta

siswa untuk berwudhu dan membawa alqu'an masing-masing ke

35
ruang ibadah, proses percobaan penggunaan ruang ibadah ini

melibatkan siswa kelas 6, penulis memilih melibatkan siswa kelas 6

karena mereka tidak ada kegiatan pembelajaran karena telah selesai

melaksanakan ujian.

b. Mengawasi siswa dalam melaksanakan tadarus alqur'an

Kegiatan selanjutnya adalah membimbing siswa untuk

melaksanakan tadarus alqur'an di ruang ibadah, siswa diminta untuk

duduk di pinggir ruangan dan memisahkan antara laki-laki dan

perempuan.

Gambar 18. siswa melaksanakan tadarus alqur'an di ruang ibadah

c. Mengawasi siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah

Kegiatan selanjutnya yang penulis lakukan dalam

percobaan penggunaan ruang ibadah ini membimbing siswa

melaksanakan shalat dhuha berjamaah. Setelah melaksanakan

tadarus alqur'an siswa diminta untuk mengenakan perlengkapan

shalat, bagi siswa perempuan mukena yang digunakan adalah

mukena yang dipinjam dari majelis guru.

36
Gambar 19. siswa melaksanakan shalat berjamaah di ruang ibadah

Output : terlaksananya percobaan penggunaan ruang ibadah

Hasil : setelah melaksanakan percobaan penggunaan ruang ibadah

penulis dapat melihat gambaran penggunaan ruangan ibadah tersebut.

7. Kegiatan 7 (12 - 19 Juni 2019)

"Melakukan pelaporan dan evaluasi kegiatan"

Tahapan kegiatan

a. Menyiapkan bahan untuk keperluan penyusunan laporan

Kegiatan pertama yang penulis lakukan adalah menyiapkan

bahan untuk keperluan penyusunan laporan, hal ini dilakukan agar

nantinya saat pengetikan laporan tidak terhambat oleh bahan laporan

yang kurang

b. Mengetik laporan kegiatan

Setelah bahan untuk keperluan laporan lengkap, kemudian

penulis mengetik laporan tersebut dengan rapi, laporan tersebut di

cetak dengan kertas ukuran A4 dan dijilid.

37
Gambar 20. penulis mengetik laporan kegiatan.

c. Melaporkan hasil optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak

terpakai untuk tempat beribadah kepada kepala sekolah

Setelah laporan siap diketik, dicetak dan dijilid kemudian

penulis menyerahkan laporan tersebut kepada kepala sekolah. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab penulis terhadap kegiatan

yang penulis laksanakan.

Gambar 21. penulis melaporkan hasil kegiatan optimalisasi


pemanfaatan ruang tidak terpakai untuk tempat beribadah kepada
kepala sekolah.

Output : pelaporan dan evaluasi kegiatan

38
Hasil : Dengan melakukan pelaporan dan evaluasi kegiatan penulis dapat

memberikan gambaran dan pertanggung jawaban tentang proses dan

hasil kegiatan tersebut kepada kepala sekolah. Serta diperolehnya saran

dan masukan dari kepala sekolah. serta sama-sama melakukan evaluasi

dan melakukan tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan.

B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi

Dalam kegiatan aktualisasi ini pelaksanaan realisasi kegiatan dapat

berjalan dengan baik karena adanya faktor pendukung realisasi kegiatan,

yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan mengenai nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan serta peran

PNS yang telah diberikan sebelum pelaksanaan Aktualisasi yaitu pada

proses pembelajaran klasikal yang telah dilaksanakan sebelumnya,

sehingga penulis mendapatkan pedoman dalam bertindak sesuai dengan

rancangan kegiatan yang telah disusun.

2. Adanya bantuan dan bimbingan yang baik dari Bapak Defrimen, M.Si

selaku coach penulis selama melaksanakan kegiatan habituasi ini

3. Komunikasi yang baik dengan Kepala Sekolah ibu Lendri Efida, S.Pd.SD

beserta majelis guru UPT SDN 21 Batipuah Ateh yaitu melaksanakan

pembimbingan, bantuan, masukan dan saran dalam pelaksanaan kegiatan

Aktualisasi.

C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi

Dalam merealisasikan kegiatan aktualisasi selain dapat terwujud

dengan faktor pendukung juga terdapat faktor penghambat dalam

39
pelaksanaannya. Namun, kendala tersebut tidak terlalu menghambat proses

realisasi aktualisasi tersebut.

Faktor penghambat realisasi aktualisasi tersebut terkendala dalam

kegiatan Melaksanakan penataan ruangan yang tidak terpakai untuk tempat

beribadah yaitu

1. Dalam tahap kegiatan Menyusun sajadah sesuai dengan arah kiblat,

kendalanya yaitu terbatasnya jumlah sajadah yang tersedia di sekolah,

sekolah hanya memiliki satu sajadah panjang, namun setelah melakukan

konsultasi dengan kepala sekolah hambatan itu dapat dicarikan solusinya,

yaitu dengan meminta siswa untuk membawa sajadah sendiri ke sekolah.

2. Belum bisanya pihak sekolah memberikan kebutuhan seperti jam dan rak

sepatu karena terkendala biaya.

40
BAB IV

ANALISA

A. Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan

Sebelum melaksanakan realisasi aktualisasi, penulis telah

mengikuti kegiatan pembelajaran agenda kedudukan dan peran PNS dalam

NKRI dan pembelajaran agenda nilai-nilai dasar PNS.

Pemahaman akan nilai-nilai dasar PNS besar perannya dalam

rangka mewujudkan PNS yang bekerja secara profesional, efektif dan efisien.

Pemahaman ini adalah langkah awal dari internalisasi dan habituasi nilai-nilai

dasar PNS dalam menjalankan fungsi jabatannya bukan hanya ketika dalam

masa pelatihan dasar, tetapi diharapkan dapat terus dilaksanakan hingga

berakhir masa kerja seorang PNS.

Nilai-nilai dasar PNS yang disampaikan pada saat sesi on campus

adalah materi mengenai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen

mutu dan anti korupsi serta manajemen ASN, pelayanan Publik dan whole Of

Government ( WOG ).

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus

dicapai serta dibuktikan dengan bentuk laporan. Kewajiban tersebut

dilaksanakan oleh setiap individu, kelompok atau institusi untuk

memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Berikut ini adalah beberapa nilai dasar dari akuntabilitas

a. Kepemimpinan

41
b. Transparansi

c. Integritas

d. Tanggung jawab

e. Keadilan

f. Kepercayaan

g. Keseimbangan

h. Kejelasan

i. Konsistensi.

2. Nasionalisme

Seorang ASN/PNS harus mampu mengaktualisasikan wawasan

kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya

sebagai pelayan publik yang berintegritas. Nasionalisme merupakan

pondasi kuat bagi ASN/PNS untuk mengaktualisasi dalam menjalankan

fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik,

bangsa dan negara.

Adapun nilai dasar dari nasionalisme antara lain:

a. Implementasi nilai-nilai Pancasila

b. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik;

1) Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan

2) Transparan, akuntabel dan tidak korupsi

3) Mempunyai integritas tinggi

c. ASN sebagai pelayan publik;

1) Berintegritas tinggi

42
2) Profesional

d. ASN sebagai perekat dan pemersatu Bangsa yang menjaga kedamaian

dilandasi oleh semangat Sumpah Pemuda dan Bhineka Tunggal Ika.

3. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan

untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan

tanggung jawab pelayanan publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-

undang Nomor 5 tahun 2014 Pasal 4 tentang ASN, yaitu sebagai berikut:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila

b. Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 serta Pemerintahan yang sah

c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia

d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak

e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur

h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik

i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

Pemerintah

j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,

akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun

43
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

l. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama

m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

o. Meningkatkan efektivitas sistem Pemerintahan yang demokratis

sebagai Perangkat Sistem Karier.

4. Komitmen Mutu

Pelaksanaan komitmen mutu harus berorientasi pada kualitas hasil,

diantaranya adalah mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan

memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan

memelihara.

Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu antara lain:

a. Efektivitas dan efesiensi

b. Inovasi

c. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumers/clients

d. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan

memelihara agar costumers/clients tetap setia

e. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa

kesalahan dan tidak ada pemborosan

f. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan

pergeseran tuntutan kebutuhan costumers/clients maupun

perkembangan teknologi

44
g. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan;

h. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai

cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,

kolaborasi dan benchmark.

5. Anti Korupsi

Korupsi bisa diartikan sebagai kerusakan, kebobrokan dan

kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa hal

tersebut dikarenakan dampaknya bisa menyebabkan kerusakan baik

dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang

lebih luas.

Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk

memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-

norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan

Negara maupun masyarakat baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi antara lain:

a. Jujur

b. Peduli

c. Mandiri

d. Disiplin

e. Tanggung jawab

f. Kerja keras

45
g. Sederhana

h. Berani.

i. tidak memanfaatkan BMN (Barang Milik Negara) untuk keperluan

pribadi.

j. tidak menimbulkan kerugian negara.

6. Manajemen ASN

Berdasarkan modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2019 disebutkan

bahwa manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan

pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,

bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang

menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi

pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua

golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,

maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

a. Pelaksana kebijakan publik;

b. Pelayan publik; dan

c. Perekat dan Pemersatu Bangsa

7. Pelayanan Publik

Berdasarkan definisi pada modul Pelatihan Dasar Calon PNS 2019,

dinyatakan bahwa penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga

pemerintah, BUMN atau BUMD, dan korporasi. Pelayanan publik adalah

46
“Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan

oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan

BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam

pemenuhan kebutuhan masyarakat”.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,

dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan/atau dan

penduduk atas barang, jasa, pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik. Berdasarkan definis diatas, dapat

disimpulkan bahwa ada tiga unsur utam terselenggaranya suatu

pelanyanan publik yaitu penyelenggara, penerima layanan dan kepuasaan

penerima layanan.

Pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi

yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia,

mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi

kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam

pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada

pemerintahan dan administrasi publik.

Prinsip layanan publik harus beroirentasi partisipatif, tranparansi,

responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,

dapat diakses, akuntabel, dan berkeadilan. Pelayanan publik ini meliputi

pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif

47
yaitu pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal,

komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial,

energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata.

Pelayanan prima hendaknya diusahakan oleh setiap ASN. Maka

pola pikir ASN sebagai pelayan publik harus terus dibangun demi

terwujudnya pelayanan publik yang memuaskan masyarakat.

8. Whole Of Government ( WOG )

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan

yang menyatukan upaya- upaya kolaboratif pemerintahan dari

keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna

mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program

dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai

pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah

kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WoG

ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga

pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang

sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.

Ada beberapa hal yang menjadi dasar terselenggaranya WoG, yaitu

perubahan budaya dan filosofi organisasi, cara kerja yang diperbaharui,

akuntabilitas dan insentif, perubahan pendekatan dalam hal mendesain

dan mengembangkan program-program. Selain itu, perlu adanya ide-ide

baru dan segar terkait implementasi dari WoG. WoG akan terselenggara

48
dnegan baik jika setiap unsur dapat bersinergi dan bekerja sama dengan

tujuan memberikan pelayanan publik yang prima.

Berikut ini ketertaitan realisasi aktualisasi dengan subtansi mata

pelatihan:

1. Kegiatan 1

"Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah terkait optimalisasi

pemanfaatan ruangan tidak terpakai untuk tempat beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan kepala sekolah

tentang optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai

b. Merangkum hasil konsultasi dan persetujuan dengan kepala sekolah

c. Kepala sekolah menyampaikan kepada majelis guru tentang rencana

kegiatan

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas

Pada saat melakukan konsultasi dengan kepala sekolah

penulis transparan dan konsisten dengan recana kegiatan yang

penulis lakukan sehingga mendapat persetujuan dari kepala sekolah

Dampak tanpa Akuntabilitas :jika tidak transparan dan

konsisten dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan maka

kepala sekolah tidak akan menyetujui rencana kegiatan yang akan

dilaksanakan.

49
b. Nasionalisme

Dalam melaksanakan konsultasi penulis memegang prinsip

musyawarah dan mufakat, pada saat konsultasi kepala sekolah

mendukung kegiatan yang akan penulis lakukan dan meminta untuk

sesegera mungkin untuk melaksanakan kegiatan tersebut agar

kegiatan yang penulis lakukan dapat sama-sama dimanfaatkan,

penulis menerima dan menghargai pendapat dan masukan yang

diberikan kepala sekolah tersebut.

Dampak tanpa Nasionalisme : tanpa adanya musyawarah

dan mufakat maka kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik.

c. Etika Publik

Saat melaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah,

penulis selalu bersikap sopan, penulis selalu menggunakan bahasa

yang baik dan sopan serta selalu menghargai kepala sekolah.

Dampak tanpa Etika Publik : jika tidak bersikap sopan dan

menggunakan bahasa yang baik maka akan timbul rasa tidak senang

dari kepala sekolah dan kepala sekolah akan mengangkap kita

sebagai orang yang tidak memiliki etika.

d. Komitmen Mutu

Penulis melakukan konsultasi dengan efektif, sehingga

dalam konsultasi tersebut kepala sekolah memahami kegiatan yang

akan penulis lakukan sehingga penulis mendapatkan persetujuan dan

50
dukungan dari kepala sekolah terkait dengan rencana kegiatan yang

saya susun.

Dampak tanpa Komitmen Mutu : jika konsultasi tidak

efektif maka kepala sekolah tidak akan memahami kegiatan yang

akan penulis laksanakan, sehingga kepala sekolah tidak akan

mendukung dan tidak akan memberi persetujuan kegiatan.

2. Kegiatan 2

"Menyusun kebutuhan ruangan ibadah"

Tahapan kegiatan

a. Menyusun daftar kebutuhan ruangan ibadah

b. Mengetik semua kebutuhan ruangan ibadah

c. Mengajukan laporan kebutuhan ruangan ibadah kepada kepala

sekolah

d. Menanyakan peralatan yang tersedia di sekolah yang dapat

dimanfaatkan

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas

Dalam menyusun daftar kebutuhan ruang ibadah penulis

memperhatikan kepentingan bersama, penulis menyusun kebutuhan

yang benar-benar dibutuhkan, serta daftar kebutuhan yang penulis

buat tersebut dibuat dengan teliti dan detail serta bertanggung

jawab atas daftar kebutuhan yang saya susun.

51
Dampak tanpa Akuntabilitas : jika dalam penyusunan

kebutuhan ruang ibadah tidak memperhatikan kepentingan bersama,

tidak teliti dan detail maka kebutuhan tersebut tidak akan mencapai

tujuan yang diinginkan, dan jika penulis tidak bertanggung jawab

atas daftar kebutuhan yang telah disusun maka kepercayaan dari

kepala sekolah akan hilang.

b. Nasionalisme

Pada tahap kegiatan menanyakan pertalatan yang tersedia

di sekolah yang bisa dimanfaatkan, penulis bertanya dengan sopan,

dan melakukannya dengan musyawarah, meminta pendapat kepala

sekolah dan majelis guru mengenai peralatan yang ada.

Dampak tanpa Nasionalisme : jika tidak melakukan

kegiatan dengan musyawarah dan sopan maka kepala sekolah tidak

akan memberitahu peralatan yang ada disekolah serta tidak akan

mengizinkan penggunaan peralatan tersebut.

c. Etika Publik

Penulis menyusun kebutuhan ruang ibadah dengan teliti,

sehingga semua kebutuhan yang penulis susun benar-benar berguna

dan bermanfaat.

Dampak tanpa Etika Publik : jika tidak teliti dalam

menyusun kebutuhan maka kebutuhan yang disusun bisa-bisa tidak

memiliki manfaat dan akan menimbulkan pemborosan.

52
d. Komitmen Mutu

Penulis menyusun kebutuhan yang dengan efisien,

memanfaatkan peralatan yang tersedia dan dapat digunakan sehingga

dapat menghemat biaya yang digunakan.

Dampak tanpa Komitmen Mutu : jika tidak efisien dalam

menuyusun kebutuhan dapat menibulkan pemborosan dalam

penggunaan biaya, yang ujung-ujungnya akan menimbulkan

kerugian bagi pihak sekolah.

e. Anti Korupsi

Penulis menyusun kebutuhan ruang ibadah ini dengan jujur

dan transparan, menuliskan semua kebutuan dengan rinci, Serta

dalam pemanfaatan peralatan yang tersedia di sekolah penulis

melakukannya dengan tanggung jawab sehingga tidak

menimbulkan kerugian bagi pihak sekolah yang dapat

menimbulkan kerugian negara.

Dampak tanpa Anti Korupsi : jika tidak jujur dan

transparan dalam menyusun kebutuhan ruang ibadah maka dapat

menimbulkan kerugian bagi pihak sekolah.

f. Manajemen ASN

Dalam menyusun kebutuhan ruang ibadah tidak ada unsur

kepentingan pribadi di dalamnya, karena semua kebutuhan yang

disusun dapat dilihat pemanfaatannya, serta bahan yang tersisa yang

53
masih bisa digunakan penulis kembalikan kepada pihak sekolah

seperti pembersih kaca, obat pengusir serangga.

Dampak tanpa Manajemen ASN : jika dalam menyusun

kebutuahan ini ada unsur kepentingan pribadi maka akan

menimbulkan pemborosan, dan kepala sekolah tidak akan

memberikan kepercayaan lagi kepada penulis jika nantinya ada

program kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Kegiatan 3

"Menentukan ruangan yang tidak terpakai yang akan dimanfaatkan untuk

tempat beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Melihat kelayakan ruangan yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan

sebagai ruangan ibadah

b. Mengukur luas ruangan

c. Menentukan ruangan yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan untuk

tempat beribadah

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas

Ruangan yang penulis tentukan sudah mempertimbangkan

luas dan daya tampung ruangan, dan keputusan penentuan ruangan

tersebut dapat dipertanggung jawabkan, yaitu dengan ukuran yang

besar dapat menampung jumlah siswa yang banyak.

54
Dampak tanpa Akuntabilitas : jika penulis tidak

betanggung jawab atas keputusan yang diambil maka penentuan

ruangan ini akan terlihat asal pilih dan akan menimbulkan penilaian

yang negatif dari kepala sekolah ataupun majelis guru.

b. Nasionalisme

Penulis menentukan ruangan yang akan digunakan dengan

mengutamakan kepentingan publik, karena ruangan yang luas akan

membuat siswa lebih nyaman untuk diberibadah dibandingkan

dengan ruangan yang lebih sempit.

Dampak tanpa Nasionalisme : jika tidak mengutamakan

kepentingan publik dalam penentuan ruangan ini maka penulis akan

memilih ruangan yang kecil untuk digunakan yang berdampak siswa

tidak akan nyaman dalam beribadah karena ruangan tersebut sempit.

c. Etika Publik

Dalam mengukur luas ruangan penulis melakukannya

dengan teliti.

Dampak tanpa Etika Publik : jika tidak melaksanakan

dengan sikap teliti maka kegiatan yang penulis lakukan ini akan

terkesan asal-asalan saja, dan ukuran yang didapatkan tidak akurat.

d. Komitmen Mutu

Dalam penentuan ruangan ini penulis memilih untuk

menggunakan ruangan yang lebih besar agar jika nantinya diadakan

program shalat berjamaah dapat dilaksanakan semua kelas secara

55
bersamaan dan tidak perlu membagi siswa karena daya tampung

ruangan yang terbatas, sehingga penggunaan waktu lebih efisien.

Dampak tanpa Komitmen Mutu : jika tidak

mempertimbangkan efisiensi waktu maka nantinya saat pelaksanaan

shalat berjamaah siswa terpaksa dibagi-bagi menjadi beberapa shitf

yang ujung-ujungnya akan menimbulkan pemborosan waktu.

4. Kegiatan 4

"Melaksanakan penataan ruangan yang tidak terpakai untuk tempat

beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Memindahkan isi ruangan sebelumnya dan meletakkan pada tempat

lain

b. Membersihkan ruangan

c. Menentukan arah kiblat

d. Menyusun sajadah sesuai dengan arah kiblat

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas

Dalam melaksanakan penataan ruangan penulis

bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan, penulis

memastikan bahwa ruangan tersebut menjadi layak dan dapat

digunakan sebagai tempat beribadah.

Dampak tanpa Akuntabiltas : jika tidak bertanggung

jawab atas amanah yang diberikan maka nantinya penulis akan

56
kehilangan kepercayaan dari kepala sekolah, dan kegiatan yang

dilaksanakan tidak akan berjalan dengan baik.

b. Nasionalisme

Dalam penentuan arah kiblat penulis bermusyawarah

dengan guru dan kepala sekolah, menanyakan arah kiblat yang tepat,

dari hasil musyawarah tersebut guru dan kepala sekolah

menganjurkan untuk menggunakan aplikasi yang tersedia pada

android agar arah kiblat lebih tepat dan tidak melenceng.

Dampak tanpa Nasionalisme : jika tidak mengedepankan

musyawarah dalam kegiatan ini maka pelaksanaan kegiatan tidak

akan berjalan lancar.

c. Etika Publik

Dalam menentukan arah kiblat penulis melakukannya dengan teliti

sehingga tidak ada kesalahan dalam penentuan arah kiblat tersebut.

Dampak tanpa Etika Publik : jika tidak teliti dalam penentuan arah

kiblat ini maka kegiatan yang penulis lakukan akan terkesan asal-

asalan.

d. Komitmen Mutu

Dalam penataan ruangan penulis memastikan tidak ada

kesalahan, seperti arah kiblat yang benar, serta susuan sajadah yang

sesuai dengan arah kiblat.

Dampak tanpa Komitmen Mutu : jika dalam kegiatan ini

tidak memperhatikan komitmen mutu, maka akan menimbulkan

57
kesalahan yang fatal seperti arah kiblat yang salah, dan susunan

sajadah yang tidak sesuai dengan arah kiblat.

e. Anti Korupsi

Pada saat melakukan pemindahan barang, siswa yang

membantu penulis ingatkan untuk berhati-hati agar tidak merusak

barang milik sekolah yang dapat menimbulkan kerugian negara.

Dampak tanpa Anti Korupsi : jika tidak berhati-hati dalam

pemindahan barang-barang maka barang yang dipindahkan bisa

rusak yang ujung-ujungnya menimbulkan kerugian bagi pihak

sekolah.

5. Kegiatan 5

"Membuat aturan dalam penggunaan ruangan ibadah"

Tahap kegiatan

a. Menyusun peraturan dalam ruangan ibadah

b. Mengetik peraturan dalam ruangan ibadah

c. Menempelkan peraturan di kaca depan ruangan

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas

Penulis menyusun aturan ruangan ibadah secara jelas,

sehingga warga sekolah dapat mengetahui apa saja yang tidak boleh

dilakukan dalam ruangan ibadah.

58
Dampak tanpa Akuntabilitas : jika tidak jelas dalam

menyusun aturan maka tujuan dari pembuatan aturan ini tidak akan

tercapai.

b. Nasionalisme

Dalam menyusun aturan dalam ruangan ibadah penulis

mengedepankan kepentingan bersama, seperti aturan tidak boleh

meribut yang dapat mengganggu orang lain dalam beribadah. Setiap

aturan yang dibuat tidak diskriminatif berlaku untuk semua warga

sekolah tanpa terkecuali termasuk guru.

Dampak tanpa Nasionalisme : jika tidak mengedepankan

kepentungan bersama dan diskriminatif maka aturan ini akan terlihat

tidak adil.

c. Etika Publik

Penulis menempelkan aturan di kaca depan ruangan dengan

tujuan berhasil guna agar semua warga sekolah dapat mengetahui

dan taat pada peraturan tersebut, sehingga semua warga sekolah

nyaman dalam menggunakan ruangan tersebut.

Dampak tanpa Etika Publik : jika aturan ditempel pada

bagian dalam ruangan maka tujuan aturan tersebut tidak akan

maksimal pencapaiannya.

d. Komitmen Mutu

Dalam menyusun aturan ruangan ibadah penulis

menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti terutama oleh siswa,

59
serta dengan menempelkan pada kaca bagian depan agar mudah

dibaca (efektif) sehingga sebelum masuk ruangan warga sekolah

dapat membaca dan mengetahui aturan tersebut.

Dampak tanpa Komitmen Mutu : jika penyusunan aturan

tidak efektif maka tujuan pembuatan aturan tersebut tidak akan

tercapai dengan maksimal.

e. Manajemen ASN

Dalam membuat aturan ruangan penulis memastikan tidak

ada unsur kepentingan pribadi di dalamnya termasuk penulis

sendiri harus ikut mematuhi peraturan yang telah dibuat.

Dampak tanpa Manajemen ASN : jika penulis tidak ikut

mematuhi aturan yang berlaku maka penulis akan memberikan

contoh yang tidak baik bagi siswa.

6. Kagiatan 6

"Melakukan percobaan penggunaan ruang ibadah"

Tahap kegiatan

a. Meminta siswa untuk berwudhu dan membawa alqur'an ke ruang

ibadah

b. Mengawasi siswa dalam melaksanakan tadarus alqur'an

c. Mengawasi siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabiltas

60
Pada saat pelaksanaan shalat berjamaah penulis meminta

siswa yang bersedia untuk menjadi imam shalat berjamaah untuk

mengangkat tangan tanpa menunjuk langsung siswa secara

perorangan. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepercayaan

kepada siswa yang berani serta menanamkan sikap kepemimpinan

yang baik dan tanggung jawab pada diri siswa.

Dampak tanpa Akuntabilitas : jika tidak ada kepercayaan,

kepemimpinan, dan tanggung jawab maka kegiatan ini tidak akan

berjalan dengan lancar.

b. Nasionalisme

Pada saat meminta siswa yang bersedia menjadi imam ada

2 orang siswa yang menunjuk tangan, penulis meminta mereka

berdua bermusyawarah untuk menentukan siapa yang akan menjadi

imam, yang pada akhirnya ada salah seorang anak yang bersedia

mengalah untuk menjadi imam.

Dampak tanpa Nasionalisme : jika tidak meminya siswa

untuk bermusyawarah maka pelaksanaan shalt berjamaah ini tidak

akan berjalan lancar.

c. Etika publik

Pada saat meminta siswa untuk berwudhu penulis

melakukannya dengan bahasa yang baik dan sopan serta saat

meminta siswa yang bersedia menjadi imam, penulis tidak

diskriminatif dengan menunjuk langsung siswa secara perorangan

61
tetapi meminta dengan bahasa yang baik dan sopan kepada siswa

yang bersedia mengajukan diri.

Dampak tanpa Etika Publik : jika diskriminatif dan tidak

menggunakan bahasa yang baik dan sopan maka siswa akan enggan

untuk menjadi imam sehingga pelaksanaan kegiatan ini tidak akan

berjalan dengan lancar. Serta penulis tidak akan mendapatkan

simpati dari siswa dan nantinya mereka akan malas dan enggan

untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

d. Komitmen mutu

Cara penulis untuk memilih imam dalam pelaksanaan

shalat berjamaah terbukti efektif, penulis tidak menunjuk langsung

siswa secara perorangan tetapi dengan meminta siswa yang bersedia

menjadi imam untuk mengangkat tangan. Siswa yang belum bisa

menjadi imam menjadi tidak takut kalau ditunjuk, tetapi siswa yang

merasa bisa dengan spontan mengangkat tangan mereka dan

mengajukan diri menjadi imam.

Dampak tanpa komitmen mutu : jika cara penulis tidak

efektif dalam memilih imam shalat berjamaah maka waktu akan

terbuang, dan pelaksanaan kegiatan ini akan terganggu.

7. Kegiatan 7

"Melakukan pelaporan dan evaluasi kegiatan"

Tahap kegiatan

a. Menyiapkan bahan untuk keperluan penyusunan laporan

62
b. Mengetik laporan kegiatan

c. Melaporkan hasil optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai

untuk tempat beribadah

Keterkaitan dengan substansi mata pelatihan adalah sebagai berikut:

a. Akuntabilitas

penulis melakukan pelaporan dengan penuh tanggung

jawab, setiap langkah kegiatan penulis tuliskan secara detail dan

transparan.

Dampak tanpa Akuntabilitas : jika pelaporan tidak detail

dan transparan maka laporan proses pelaksanaan kegiatan tidak

tergambar dengan jelas.

b. Nasionalisme

Penulis melakukan pelaporan dan evaluasi tetap

mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat, serta saling

menghargai pendapat yang disampaikan dalam kegiatan ini.

Dampak tanpa Nasionalisme : jika kegiatan ini tidak

mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat maka tidak akan

menghasilkan kerjasama yang baik, dan akan menjadi hambatan

untuk masa-masa selanjutnya.

c. Etika Publik

Penulis melakukan pelaporan kegiatan dengan bersikap

hormat dan sopan kepada kepala sekolah, saling menghormati

pendapat dan masukan yang diberikan oleh kepala sekolah.

63
Dampak tanpa Etika Publik : jika tidak bersikap sopan dan

rasa saling menghormati maka kegiatan ini tidak akan berjalan sesuai

dengan apa yang harapkan.

d. Komitmen Mutu

Penulis menyusun laporan dengan seefektif mungkin,

laporan yang penulis buat menggambarkan semua tahapan

pelaksanaan dari awal sampai selesai sehingga kepala sekolah dapat

memahami laporan yang penulis buat sehingga tujuan pembuatan

laporan ini dapat tercapai.

Dampak tanpa Komitmen Mutu : jika laporan yang dibuat

tidak memiliki kejelasan maka laporan ini tidak akan di pahami oleh

kepala sekolah dan tujuan pembuatan laporan ini tidak akan tercapai.

e. Anti Korupsi

Penulis menyusun laporan dengan jujur dan transparan

tanpa ada rekayasa dalam pembuatan laporan, penulis membuat

laporan sesuai dengan kegiatan yang telah dilaksanakan.

Dampak tanpa Anti Korupsi : jika laporan tidak dibuat dengan jujur

dan transparan maka tidak akan bisa menjadi bahan perbaikan untuk

masa yang akan datang.

B. Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi

visi dan misi UPT SDN 21 Batipuah Ateh adalah sebagai berikut:

Visi:

"Berakhlak Mulia, Disiplin. Terampil, Cerdas, dan Cinta Lingkungan"

64
Misi :

a) Menanamkan keyakinan dan keimanan melalui pelajaran agama

b) Menerapkan disiplin dan semangat dalam melaksanakan tugas pada warga

Sekolah.

c) Membiasakan sikap 5S ( Sapa, Salam, Senyum,Sopan dan Santun) dan

10K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan,

kerindangan, kesehatan, keterbukaan, keteladanan dan kesopanan) dalam

bergaul sehari-hari.

d) Mengoptimalkan penggunaan waktu, media pembelajaran, dan lingkungan

dalam proses pembelajaran.

e) Memupuk minat baca siswa melalui perpustakaan.

f) Menggali potensi dan menyalurkan bakat siswa dengan mengadakan

pengembangan diri, melalui pramuka, olahraga, baca al-kuran, kesenian

(seni rupa, seni tari, seni suara dan seni musik) dan dokter kecil.

g) Bersaing pada kegiatan lomba tingkat kecamatan, kabupaten dan propinsi

h) Menjalin kerjasama yang baik antara guru, komite, wali murid dan

masyarakat dalam mendidik siswa untuk memajukan sekolah.

i) Melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung mutu pendidikan dan

daya kreatif siswa.

j) Memupuk rasa cinta kebersihan dan keindahan lingkungan.

65
Berikut ini ketertaitan realisasi aktualisasi dengan Kontribusi Terhadap

Visi-Misi Organisasi:

1. Kegiatan 1

"Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah terkait optimalisasi

pemanfaatan ruangan tidak terpakai untuk tempat beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan kepala sekolah

tentang optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai

b. Merangkum hasil konsultasi dan persetujuan dengan kepala sekolah

c. Kepala sekolah menyampaikan kepada majelis guru tentang rencana

kegiatan

Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-

misi organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan terlaksananya konsultasi dengan kepala sekolah terkait

optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai untuk tempat beribadah

sehingga mendapatkan persetujuan dan dukungan kepala sekolah berarti

telah mendukung pencapaian visi dan misi SDN 21 Batipuah Ateh dalam

menjalin kerjasama yang baik antara guru, komite, wali murid dan

masyarakat dalam mendidik siswa untuk memajukan sekolah.

2. Kegiatan 2

"Menyusun kebutuhan ruangan ibadah"

Tahapan kegiatan

a. Menyusun daftar kebutuhan ruangan ibadah

66
b. Mengetik semua kebutuhan ruangan ibadah

c. Mengajukan laporan kebutuhan ruangan ibadah kepada kepala

sekolah

d. Menanyakan peralatan yang tersedia di sekolah yang dapat

dimanfaatkan

Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-

misi organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan tersusunnya kebutuhan ruang ibadah sehingga kebutuhan

ruangan ibadah tersusun dengan baik dan jelas berarti telah mendukung

pencapaian misi kesembilan SDN 21 Batipuah Ateh dalam Melengkapi

sarana dan prasarana yang mendukung mutu pendidikan dan daya

kreatif siswa.

3. Kegiatan 3

"Menentukan ruangan yang tidak terpakai yang akan dimanfaatkan untuk

tempat beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Melihat kelayakan ruangan yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan

sebagai ruangan ibadah

b. Mengukur luas ruangan

c. Menentukan ruangan yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan untuk

tempat beribadah

Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-

misi organisasi adalah sebagai berikut:

67
Dengan menentukan ruangan yang akan dijadikan tempat

beribadah sehingga didapatkan ruangan mana yang akan dimanfaatkan

berarti telah mendukung pencapaian misi kesembilan UPT SDN 21

Batipuah Ateh dalam Melengkapi sarana dan prasarana yang

mendukung mutu pendidikan dan daya kreatif siswa.

4. Kegiatan 4

"Melaksanakan penataan ruangan yang tidak terpakai untuk tempat

beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Memindahkan isi ruangan sebelumnya dan meletakkan pada tempat

lain

b. Membersihkan ruangan

c. Menentukan arah kiblat

d. Menyusun sajadah sesuai dengan arah kiblat

Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-

misi organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan tertatanya ruangan yang tidak terpakai sehingga ruangan

tersebut menjadi layak digunakan untuk termpat beribadah berarti telah

mendukung pencapaian misi kesembilan UPT SDN 21 Batipuah Ateh

dalam Melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung mutu

pendidikan dan daya kreatif siswa.

5. Kegiatan 5

"Membuat aturan dalam penggunaan ruangan ibadah"

68
Tahap kegiatan

a. Menyusun peraturan dalam ruangan ibadah

b. Mengetik peraturan dalam ruangan ibadah

c. Menempelkan peraturan di kaca depan ruangan

Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-

misi organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan adanya aturan dalam penggunaan ruangan ibadah dan bagi

warga sekolah yang akan memasuki ruangan tersebut mengetahui aturan

yang ada berarti telah mendukung pencapaian misi kedua UPT SDN 21

Batipuah Ateh dalam Menerapkan disiplin dan semangat dalam

melaksanakan tugas pada warga Sekolah

6. Kegiatan 6

"Melakukan percobaan penggunaan ruang ibadah"

Tahap kegiatan

a. Meminta siswa untuk berwudhu dan membawa alqur'an ke ruang

ibadah

b. Mengawasi siswa dalam melaksanakan tadarus alqur'an

c. Mengawasi siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah

Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-

misi organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan terlaksananya percobaan penggunaan ruang ibadah

sehingga mendapat gambaran penggunaan ruangan tersebut berarti telah

mendukung pencapaian misi kesembilan SDN 21 Batipuah Ateh dalam

69
Melengkapi sarana dan prasarana yang mendukung mutu pendidikan

dan daya kreatif siswa.

7. Kegiatan 7

"Melakukan pelaporan dan evaluasi kegiatan"

Tahap kegiatan

a. Menyiapkan bahan untuk keperluan penyusunan laporan

b. Mengetik laporan kegiatan

c. Melaporkan hasil optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai

untuk tempat beribadah

Adapun kontribusi kegiatan aktualisasi ini terhadap pencapaian visi-

misi organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan melakukan pelaporan dan evaluasi kegiatan kepada kepala

sekolah sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kegiatan yang telah

dilaksanakan berarti mendukung pencapaian misi kedua UPT SDN 21

Batipuah Ateh dalam Menerapkan disiplin dan semangat dalam

melaksanakan tugas pada warga Sekolah

Analisis dampak

Pada saat sebelum melaksanakan realisasi aktualisasi ini UPT SDN

21 Batipuah Ateh belum memiliki ruangan khusus untuk tempat ibadah, hal

ini terjadi karena tidak adanya mushala atau ruangan yang dikhususkan untuk

tempat beribadah bagi warga sekolah. Namun demikian UPT SDN 21

70
Batipuah Ateh memiliki misi salah satunya Melengkapi sarana dan

prasarana yang mendukung mutu pendidikan dan daya kreatif siswa.

Setelah pelaksanaan realisasi aktualisasi ini, ruangan yang

sebelumnya tidak digunakan dioptimalisai pemanfaatannya sebagai ruangan

ibadah, ruangan tersebut secara keseluruhan dapat dikatakan layak digunakan

sebagai ruang ibadah. Diharapkan nantinya setelah adanya ruang ibadah ini,

program pembelajaran yang berhubungan dengan praktek terutama yang

berhubungan dengan pembelajaran agama dapat terlaksana dengan maksimal,

seperti program shalat berjamaah, praktek penyelenggaraan jenazah, praktek

shalat, tadarus, dll.

Dalam pelaksanaannya realisasi aktualisasi ini telah memberikan

kontribusi terhadap visi misi UPT SDN 21 Batipuah Ateh, antara lain:

1. Dalam proses realisasi aktualisasi penulis melakukan musyawarah,

meminta pendapat, saran dan masukan dari kepala sekolah dan majelis

guru. Ini merupakan bentuk kotribusi penulis terhadap pencapaian visi

dan misi UPT SDN 21 Batipuah Ateh yakni : menjalin kerjasama yang

baik antara guru, komite, wali murid dan masyarakat dalam mendidik

siswa untuk memajukan sekolah.

Penulis akan berkomitmen untuk terus menjalin kerja sama yang baik

antara guru, komite, wali murid dan masyarakat dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari.

2. Proses realisasi aktualisai yang penulis laksanakan, penulis telah

memberikan kontribusi yang nyata terhadap pencapaian visi misi UPT

71
SDN 21 Batipuah Ateh yaitu melengkapi sarana dan prasarana yang

mendukung mutu pendidikan dan daya kreatif siswa. Penulis telah

dapat merubah kondisi dari yang belum ada menjadi ada.

Penulis berkomitmen untuk melanjutkan kontribusi terhadap visi misi

sekolah ini dengan memberikan inovasi, kreasi, dan ide yang lebih baik

lagi agar nantinya visi dan misi dari UPT SDN 21 Batipuah Ateh ini

dapat tercapai dengan maksimal.

3. Dalam pelaksanaan realisasi aktualisasi penulis telah membuat sebuah

aturan dan melaksanakan pelaporan kegiatan sebagai bentuk tanggung

jawab terhadap amanah yang telah dipercayakan kepada penulis, ini

merupakan bentuk kontribusi penulis dalam pencapaian visi misi UPT

SDN 21 Batipuah Ateh dalam Menerapkan disiplin dan semangat

dalam melaksanakan tugas pada warga Sekolah.

Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap disiplin dan

semangat dalam pelaksanaan tugas nantinya agar segala sesuatu

pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan aturan dan mencapai hasil yang

maksimal.

C. Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi yang terdapat di SDN 21 batipuah Ateh

adalah 5S yaitu Sapa, Salam, Senyum, Sopan, Santun, dan 10K yaitu

keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan,

kesehatan, keterbukaan, keteladanan dan kesopanan.

72
Berikut ini kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi di SDN 21 batipuah Ateh:

1. Kegiatan 1

"Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah terkait optimalisasi

pemanfaatan ruangan tidak terpakai untuk tempat beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan kepala sekolah

tentang optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai

b. Merangkum hasil konsultasi dan persetujuan dengan kepala sekolah

c. Kepala sekolah menyampaikan kepada majelis guru tentang rencana

kegiatan

Adapun kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi adalah sebagai berikut:

Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah terkait optimalisasi

pemanfaatan ruangan tidak terpakai untuk tempat beribadah merupakan

bentuk penguatan nilai-nilai organisasi SDN 21 Batipuah Ateh yaitu

sopan dalam melakukan konsultasi, santun dalam melakukan

komunikasi, mengedepankan prinsip kekeluargaan dalam melaksanakan

musyawarah, memberikan contoh keteladanan yang baik sebagai

seorang pelayan publik, dan keterbukaan dalam menyampaikan sesuatu

yang berhubungan dengan orang banyak.

73
Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap tersebut

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari baik itu yang berhubungan dengan

siswa, guru, wali murid dan masyarakat.

2. Kegiatan 2

"Menyusun kebutuhan ruangan ibadah"

Tahapan kegiatan

a. Menyusun daftar kebutuhan ruangan ibadah

b. Mengetik semua kebutuhan ruangan ibadah

c. Mengajukan laporan kebutuhan ruangan ibadah kepada kepala

sekolah

d. Menanyakan peralatan yang tersedia di sekolah yang dapat

dimanfaatkan

Adapun kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan menyusun kebutuhan ruangan ibadah sehingga kebutuhan

ruangan ibadah tersusun dengan baik dan jelas berarti telah menguatkan

nilai-nilai organisasi SDN 21 Batipuah Ateh yaitu ketertiban dalam

pelaksanaan tugas, keterbukaan malaksanakan suatu kegiatan dan

memberikan keteladanan yang baik dalam melaksanakan pekerjaan.

Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap tersebut

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari baik itu yang berhubungan dengan

siswa, guru, wali murid dan masyarakat.

74
3. Kegiatan 3

"Menentukan ruangan yang tidak terpakai yang akan dimanfaatkan untuk

tempat beribadah"

Tahapan kegiatan

a. Melihat kelayakan ruangan yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan

sebagai ruangan ibadah

b. Mengukur luas ruangan

c. Menentukan ruangan yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan untuk

tempat beribadah

Adapun kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi adalah sebagai berikut:

Penentuan ruangan yang akan dijadikan tempat beribadah yang

sebelumnya belum ada sehingga menjadi ada berarti telah menguatkan

nilai-nilai organisasi SDN 21 Batipuah Ateh yaitu ketertiban dalam

pelaksanaan tugas, keterbukaan malaksanakan suatu kegiatan dan

memberikan keteladanan yang baik dalam melaksanakan pekerjaan.

Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap tersebut

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari baik itu yang berhubungan dengan

siswa, guru, wali murid dan masyarakat

4. Kegiatan 4

"Melaksanakan penataan ruangan yang tidak terpakai untuk tempat

beribadah"

75
Tahapan kegiatan

a. Memindahkan isi ruangan sebelumnya dan meletakkan pada tempat

lain

b. Membersihkan ruangan

c. Menentukan arah kiblat

d. Menyusun sajadah sesuai dengan arah kiblat

Adapun kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan terlaksananya penataan ruangan yang tidak terpakai yang

sebelumnya tidak layak dijadikan tempat beribadah sehingga menjadi

layak akan menguatkan nilai-nilai organisasi SDN 21 Batipuah Ateh

yaitu ketertiban dalam melaksanakan kegitan dan pekerjaan,

memberikan contoh pekerjaan yang mencerminkan cinta kebersihan dan

keindahan, keterbukaan dalam melakukan suatu kegiatan dan

memberikan contoh keteladanan yang baik.

Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap tersebut

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari baik itu yang berhubungan dengan

siswa, guru, wali murid dan masyarakat

5. Kegiatan 5

"Membuat aturan dalam penggunaan ruangan ibadah"

Tahap kegiatan

a. Menyusun peraturan dalam ruangan ibadah

b. Mengetik peraturan dalam ruangan ibadah

76
c. Menempelkan peraturan di kaca depan ruangan

Adapun kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan membuat aturan dalam penggunaan ruangan ibadah

sehingga tertibnya warga sekolah dalam memanfaatkan ruangan tersebut

berarti telah menguatkan nilai-nilai organisasi SDN 21 Batipuah Ateh

yaitu selalu menjaga ketertiban dalam melakukan dan melaksanakan

kegiatan.

Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap tersebut

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari baik itu yang berhubungan dengan

siswa, guru, wali murid dan masyarakat

6. Kegiatan 6

"Melakukan percobaan penggunaan ruang ibadah"

Tahap kegiatan

a. Meminta siswa untuk berwudhu dan membawa alqur'an ke ruang

ibadah

b. Mengawasi siswa dalam melaksanakan tadarus alqur'an

c. Mengawasi siswa dalam melaksanakan shalat berjamaah

Adapun kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi adalah sebagai berikut:

Melakukan percobaan penggunaan ruang ibadah merupakan bentuk

penguatan nilai-nilai organisasi SDN 21 Batipuah Ateh yaitu sopan dan

77
santun dalam berkomunikasi, ketertiban dalam pelaksanaan kegiatan,

dan memberikan keteladanan yang baik.

Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap tersebut

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari baik itu yang berhubungan dengan

siswa, guru, wali murid dan masyarakat.

7. Kegiatan 7

"Melakukan pelaporan dan evaluasi kegiatan"

Tahap kegiatan

a. Menyiapkan bahan untuk keperluan penyusunan laporan

b. Mengetik laporan kegiatan

c. Melaporkan hasil optimalisasi pemanfaatan ruangan tidak terpakai

untuk tempat beribadah

Adapun kaitan realiasasi aktualisasi dengan penguatan nilai-nilai

organisasi adalah sebagai berikut:

Dengan melakukan pelaporan dan evaluasi kegiatan sehingga

diketahui proses dan hasil dari kegiatan merupakan bentuk penguatan

nilai-nilai organisasi SDN 21 Batipuah Ateh yaitu ketertiban dalam

melakukan kegiatan, keterbukaan terhadap suatu kegiatan yang

dilaksanakan, kesopanan dalam melakukan komunikasi dan memberikan

contoh keteladanan yang baik.

Penulis berkomitmen untuk terus menanamkan sikap tersebut

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari baik itu yang berhubungan dengan

siswa, guru, wali murid dan masyarakat.

78
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaaan realisasi Optimalisasi Pemanfaatan Ruangan

Tidak Terpakai untuk Tempat Beribadah di UPT SDN 21 Batipuah Ateh

Kabupaten Tanah Datar telah terlaksana dengan baik. Pelaksanaan kegiatan

telah terlaksana sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Hasil

kegiatan yang ingin dicapai yaitu tersedianya ruang ibadah di lingkungan

sekolah telah tercapai, walaupun masih ada kekurangan fasilitas yang

dibutuhkan, seperti masih kurangnya sajadah yang tersedia, rak sepatu yang

belum ada, serta jam dinding yang tidak ada, namun secara keseluruhan

ruangan tersebut telah dapat dimanfaatkan bagi semua warga sekolah.

Selanjutnya ruangan tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan

pembelajaran, khususnya praktek pembelajaran yang berhubungan dengan

mata pelajaran pendidikan agama Islam.

B. Saran

Adapun saran dari realisasi aktualisasi di UPT SDN 21 Batipuah Ateh yaitu:

1. Dapat menjadi acuan dan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam

mengambil keputusan dan tindakan terkait pengoptimalan sarana dan

prasaran yang masih kurang dilingkungan SDN 21 Batipuah Ateh.

2. Diharapkan agar hasil realisasi aktualisasi yang telah penulis laksanakan

dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk peningkatan proses

pembelajaran di lingkungan SDN 21 Batipuah Ateh.

79
3. Diharapkan agar kepada kepala sekolah khususnya guru pelajaran

Pendidikan Agama Islam untuk melaksanakan program pembelajaran

yang bisa dilakukan di ruangan ibadah tersebut seperti: program shalat

berjamaah, tadarus, dll.

4. Diharapakn dalam setiap kegiatan, ASN dapat mengamalkan nilai-nilai

dasar ASN karena nilai-nilai tersebut turut membangun dan membentuk

karakter dan menentukan keberhasilan sebuah kegiatan.

80
DAFTAR PUSTAKA

LAN-RI. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Nasionalisme. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I/II dan

III. Anti Korupsi. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Akuntabilitas. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Etika Publik. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Komitmen Mutu. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Manajemen Aparatur Sipil

Negara. Jakarta: LAN-RI

LAN-RI. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Pelayanan Publik. Jakarta:

LAN-RI

LAN-RI. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Whole Of Government.

Jakarta: LAN-RI

81

Anda mungkin juga menyukai