Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut ilmu ekonomi, produksi adalah kegiatan menghasilkan barang


maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.

Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan


yang meliputi:

1.menghasilkan barang atau jasa.

2.meningkatkan nilai guna barang atau jasa.

3.meningkatkan kemakmuran masyarakat.

4.meningkatkan keuntungan.

5.memperluas lapangan usaha.

6.menjaga kesinambungan usaha perusahaan.

Berdasarkan pengertian dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya


manusia berusaha apa yang merupakan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi
secara baik atau mendekati kemakmuran.

Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan


jasa yang merupakan kebutuhan konsumen. Produsen, sebagaimana
konsumen,bertujuan untuk memperoleh mashlahah maksimum melalui
aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif ekonomi islam bukanlah seorang
pemburu laba maksimal melainkan pemburu mashlahah. Bab ini mengupas
mengenai bagaimana keputusan produsen dalam menggunakan sumber daya dan
menginternalisasikan berkah dalam keputusan produksi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor Produksi dalam Ekonomi Islam

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat


digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi
yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumber daya alam, tenaga
kerja manusia, modal dan kewirausahaan.

Macam-macam faktor produksi

1. Modal

Modal adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk


menghasilkan produk lebih lanjut. Dalam sistem islam, modal merupakan amanah
yang di berikan Allah yang wajib dikelola secara baik. Manusia atau para
pengusaha hanya di amanahi oleh Allah untuk mengelola harta atau modal itu
sehingga dapat berkembang. Sehingga Allah memberi batasan dalam pengelolaan
modal tersebut sebagai berikut:

 Islam mengharamkan penimbunan


 Islam mengharamkan hak atas modal terpusat pada beberapa
tangan saja
 Islam mengharamkan penggunaan modal dalam produksi secara
boros
 Islam mengharamkan penguasaan modal selain dengan cara-cara
yang diizinkan syari’ah
 Islam mengharamkan peminjaman modal dengan cara menarik
bunga
 Islam mewajibkan zakat atas harta simpanan atau harta produktif

Modal dapat dibedakan menurut:

a. Kegunaan dalam proses produksi


 Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan
bekali-kali dalam proses produksi.
 Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai
dalam proses produksi.

2
b. Bentuk modal
 Modal konkrit (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara
nyata dalam proses produksi.
 Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat
tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan.

2. Tenaga kerja

Faktor tenaga kerja dalam aktivitas produksi merupakan upaya yang


dilakukan manusia, baik berupa kerja pikiran maupun kerja jasmani atau kerja
pikir sekaligus jasmani dalam rangka menghasilkan barang dan jasa ekonomi
yang dibutuhkan masyarakat ekonomi. Dalam kaitannya dengengan masalah
tenaga kerja, islam mengangkat nilai tenaga kerja dan menyuruh orang bekerja,
baik mencapai kehidupan yang layak dan menghasilkan barang serta jasa yang
menjadi keperluan manusia, maupun amal yang bersifat ibada semat-mata hanya
kepada Allah. Yang termasuk tenaga kerja yaitu semua yang bersedia dan
sanggup bekerja.

a. Berdasarkan umur tenaga kerja dibagi menjadi tiga, yaitu:


 Penduduk dibawah usia kerja: dibawah 15 tahun
 Golongan antara 15-64 tahun.
 Golongan yang sebenarnya sudah melebihi umur kerja, diatas 65
tahun.
b. Berdasarkan tingkatannya (kwalitasnya) terbagi menjadi 3 :
 Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh pendidikan baik formal maupun nonformal.
 Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh keahlian berdasarkan pelatihan dan pengalaman.
 Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih( unskilled and untrained
labour) adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani
dari pada rohani.
3. Faktor alam
Kekayaan alam meliputi :
a. Tanah dan keadaan iklim
b. Kekayaan hutan
c. Kekayaan dibawah tanah (bahan pertambangan)
d. Kekayaan air, sebagai sumbar tenaga penggerak, pengakutan,
sumber bahan makanan (perikanan, sumber pengairan dan lain-
lain).
Keadaan alam, khusus tanah dipengaruhi oleh: luasa tanah, mutu tanah dan
keadaan iklim. Sumber-sumber alam merupakan dasar untuk kegiatan disektor
pertanian, kehewanan, perikanan dan sektor pertambangan. Sektor-sektor itu

3
lazim disebut produksi primer (industri pabrik dipandang sebagai produksi
sekunder).

4. Pengelolan atau kewirausahan

Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan


mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka
meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Tugas
pengelolaan adalah untuk mengatur ketiga faktor produksi diatas untuk kerja sama
dalam proses produksi. Peran pengelolaan (skills), yaitu memimpin usaha-usaha
yang bersangkutan, mengatur organisasinya dan menaikan mutu tenaga manusia
untuk menggunakan unsur-unsur modal dan alam dengan sebaik-baiknya.

Di dalam islam tata cara kewirausahaan diharuskan mengikuti jalam


keadilaan dan menjauhi jalan yang akan membahayakan masyarakat. Islam
menekankan kewirausahaan perhitungan dan mencari keuntungan, tetapi menolak
pendirian perusahaan bila tidak berasaskan “sama-sama mengalami untung dan
rugi.” Sehingga kehidupan perekonomian berjalan atas landasan-landasan yang
sehat dan tidak menimbulkan suatu goncangan ataupun krisis.

B. Tujuan Produksi menurut Islam

Kegiatan produksi merupakan respon terhadap kegiatan konsumsi, atau


sebaliknya. Produksi merupakan kegiatan menciptakan suatu barang atau jasa,
sementara konsumsi adalah pemakaian atau pemanfataan hasil produksi tersebut.
Kegiatan produksi dan konsumsi merupakan sebuah mata rantai yang saling
berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, kegiatan produksi harus berjalan
seimbang dengan konsumsi.

Dalam konsep konvesional produksi dimaksudkan untuk memperoleh laba


sebesar-besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalan ekonomi konvesional,
tujuan produksi dalam ekonomi islam yaitu memberi masalahah yang maksimum
bagi konsumen. Walaupun dalam ekonomi islam tujuan utamanya adalah
memaksimumkan maslahah, memperoleh laba tidaklah dilarang dalam ekonomi
islam, selama berada dalam bingkai tujuan dalam hukum islam.

Dalam konsep maslahah dirumuskan dengan keuntungan ditambah dengan


berkah. Keuntungan bagi produsen biasanya adalah laba (profit) yang diperoleh
setelah dikurangi faktor-faktor produksi.sedangkan berkah berwujud segala hal

4
yang memberi kebaikan dan manfaat bagi produsen sendiri maupun manusia
secara keseluruhan.

Berkah merupakan komponen penting dalam maslahah. Oleh kerena itu,


bagaimanapun dan seperti apapun pengklasifikasiannya, berkah harus dimasukkan
dalam input produksi, seba berkah mempunyai andil yang nyata dalam uotput.

Berkah yang dimaksudkan dalam input produksi meliputi bahan baku yang
dipergunakan untuk proses produksi harus memiliki kebaikan dan manfaat baik di
masa sekarang maupun dimasa mendatang. Penggunaan bahan baku yang ilegal
atau dari hasil yang ilegal, maupun penggunaan bahan baku yang tanpa batas
dalm penggunaannya. Munkin dalam jangka pendek akan memiliki manfaat
(distribusi) yang baik. Namun, penggunaan dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan bencana atau mudharat bagi orang lain.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas produksi secara ringkas dapat


dikategirikan menjadi empat faktor, yaitu: faktor modal, faktor tenaga kerja,
faktor alam dan faktor kewirausahaan(manajemen).

Modal merupakan kekayaan yang memberipenghasialan kepada


pemiliknya, sedangkan alam, merupakan kekayaan yang telah diciptaan Allah
untuk kepentingan manusia, dituklukkannya untuk merealisasikan cita-cita dan
tujuan manusia.

Kewirausahaan dan tenaga kerja merupakan segala kemmpuan dan


kesungguhan yang dikerahkan manusia baik jasmani maupun akal pikiran, untuk
mengolah harta kekayaan alam maupun modal yang dimiliki bagi kepentingan
manusia.

Tujuan dari pada produksi dalam ekonomi islam adalah memaksimumkan


maslahah bagi konsumen. Namun, islam tidak melarang untuk mencari laba,
selama hal tersebut barada dalam bingkai tujuan hukum islam. Dan konsep
maslahah itu sendiri dirumuskan keuntungan ditambah berkah.

5
DAFTAR PUSTAKA

Pusat pengkajian ekonomi islan (p3ei)Ekonomi Islam (PT. RajaGrafindo


Persada;jakarta)2008

Hhtp://suherilb. Wordpress.com/

Eko Suprayitno,M.Si. Ekonomi Mikro perseptiv islam. (UIN-Malang


Press;Yokyakarta) 2008.s

Anda mungkin juga menyukai