Satuan Acara Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Satuan Acara Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan
dan kemauan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Masyarakat diharapkan mampu berperan
sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. Harapan tersebut dapat terwujud apabila
masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan sumber daya dimilikinya untuk
dapat menerapkan PHBS dalam kehidupannya sehari-hari, baik di rumah, di
sekolah, di tempat kerja.
Menurut WHO setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di negara-negara
berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang
di sebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan hygienis yang
buruk.
PHBS 2010 adalah di mana individu-individu dalam rumah tangga
(keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan PHBS dalam rangka:
Mencegah timbulnya penyakit dalam masalah-masalah kesehatan lain,
Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam rangka
menigkatkan derajat kesehatan, Memanfaatkan pelayanan kesehatan dan
Mengembangkan dan menyelengarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu strategi
yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi Indonesia Sehat,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam
menyongsong Milenium Development Goals (MDGs). PHBS adalah semua
perilaku kesehatan yang di lakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang
dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan
kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan
manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi
kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku
merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat
dalam diri seseorang
PHBS adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu
mempraktekan PHBS. Dalam hal ini ada lima prioritas yaitu KIA, Gizi,
Kesehataan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi Kesehatan atau
JPKM. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003). PHBS itu jumlahnya banyak sekali,
bisa ratusan. Misalnya tentang gizi: makanan, minuman tablet tambah darah,
mengkonsumsi garam beryodum, dan sebagainya.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal
dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan
merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat
terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU
Kesehatan RI No. 23 tahun 1992). Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi
yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat
diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui
panca. (Notoatmodjo, 2005).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
pelatihan dokter kecil mampu mengetahui tentang Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
mampu:
a. Menyebutkan pengertian PHBS dengan benar
b. Menyebutkan bidang PHBS dengan benar
c. Menyebutkan manfaat PHBS dengan benar
d. Menyebutkan indikator PHBS dengan benar
e. Menyebutkan Indikator PHBS di tiap tatanan
f. Menyebutkan jenis perilaku hidup sehat terhadap diri sendiri.
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluh Peserta
1 Pembukaan Memberi salam dan kontrak waktu Menjawab salam
5 menit Menjelaskan tujuan, manfaat materi Mendengarkan dan
yang akan disampaikan memperhatikan
2 Kegiatan inti Menjelaskan pengertian PHBS dengan Menyimak semua
20 menit benar materi yang
Menjelaskan bidang PHBS dengan disampaikan
benar
Menjelaskan manfaat PHBS dengan
benar
Menjelaskan indikator PHBS dengan
benar
Menjelaskan Indikator PHBS di tiap
tatanan
Menjelaskan jenis perilaku hidup sehat
terhadap diri sendiri.
3 Penutup Mengevaluasi pengetahuan tentang Menjawab
5 menit materi yang sudah dijelaskan dengan pertanyaan
memberikan pertanyaan
Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan
dijelaskan
Menutup pertemuan dan memberi Menjawab salam
salam
G. Kriteria Evaluasi
Evaluasi Hasil
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, maka peserta akan dapat:
1. Menyebutkan pengertian penyakit PHBS dengan benar
2. Menyebutkan manfaat PHBS
3. Menyebutkan langkah-langkah mewujudkan PHBS dalam kehidupan
sehari-hari
MATERI PENYULUHAN
PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)
A. Pengertian PHBS
Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya
(Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2018). Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan
tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakatnya.
B. Bidang PHBS
Bidang PHBS yaitu :
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dengan sabun, mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.
2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari, mengkonsumsi garam
beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan,
dan lain-lain.
3. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan
jamban, memberantas jentik, dan lain-lain
C. Manfaat PHBS
Manfaat dari PHBS diantaranya :
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota
keluarga
3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang
tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi
seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan
kesejahteraan anggota rumah tangga
4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota di bidang kesehatan
5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.
D. Indikator PHBS
Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan berdasarkan
area/ wilayah :
1. Indikator Nasional
Ditetapkan tiga indikator, yaitu :
a. Persentase penduduk tidak merokok
b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan
c. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik/olahraga.
Alasan dipilihnya ketiga indikator tersebut berdasarkan isu global dan
regional (Mega Country Health Promotion Network, Healthy Asean Life Styles),
seperti merokok telah menjadi isu global, karena selain mengakibatkan penyakit
seperti jantung dan kanker paru-paru juga disinyalir menjadi entry point untuk
narkoba. Pola makan yang buruk akan berakibat buruk pada semua golongan
umur, bila terjadi pada usia balita akan menjadikan generasi yang lemah/ generasi
yang hilang di kemudian hari. Bagi usia produktif akan mengakibatkan
produktivitas menurun. Kurang aktivitas fisik dan olahraga mengakibatkan
metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan
berbagai penyakit seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.
2. Indikator Lokal Spesifik
Yaitu indikator Nasional ditambah indikator lokal spesifik masing-masing
daerah sesuai dengan situasi dan kondisi daerah. Ada 16 indikator yang dapat
dipergunakan untuk mengukur perilaku sehat, yaitu :
a. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya
b. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan
c. Pasangan usia subur (PUS) memakai alat KB
d. Balita ditimbang
e. Penduduk sarapan pagi sebelum melaksanakan aktivitas
f. Bayi diimunisasi lengkap
g. Penduduk minum air bersih yang masak
h. Penduduk menggunakan jamban sehat
i. Penduduk mencuci tangan memakai sabun
j. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur
k. Penduduk tidak menggunakan napza
l. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas
m. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dan SADARI
(Pemeriksaan Payudara Sendiri)
n. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur hipertensi
o. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear
p. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah
kesehatan yang ada di daerah
F. Strategi PHBS
Strategi PHBS, yaitu:
1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-
menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta
proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang di
perkenalkan (aspek practice).
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosialyang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang
di perkenalkan. Tiga pendekatan dalam bina suasana:
a. Pendekatan individu
b. Pendekatan kelompok
c. Pendekatan masyarakat umum
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat
formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintah dan
menyandang dana pemerintah.