2.1.2 Analisa Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
Kasus Gastroenteritis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu Periode
Triwulan I Tahun 2014
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif dengan
metode observasi dan pendekatan cross sectional. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengetahui analisa kualitatif dan kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap
pada kasus gastroenteritis. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing,
tabulating dan penyajian data. Hasil penelitian dokumen rekam medis rawat inap
kasus gastroenteritis di RS PKU Muhammadiyah Cepu periode triwulan I tahun
2014 dari 86 DRM yang diteliti pada review identifikasi 6 (6,98%) lengkap dan
80 (93,02%) tidaklengkap, review autentifikasi 8 (9,30%) lengkap dan 78
(90,70%) tidaklengkap, review pencatatan 13 (15,12%) baik dan 73 (84,89%)
tidak baik, review pelaporan 9 (10,47%) lengkap dan 77 (89,53%) tidak lengkap,
review kelengkapan dan kekonsistensian diagnosa 77 (89,53%) konsisten dan 9
(10,47%) tidak konsisten, review kekonsistensian pencatatan 71 (82,56%)
konsisten dan 15 (17,44%) tidak konsisten, review pencatatan hal – hal yang
dilakukan saat perawatan dan pengobatan 67 (77,91%) konsisten dan 19 (22,09%)
tidak konsisten, review pencatatan informed consent 56 (65,12%) lengkap dan 30
(34,88%) tidaklengkap,review praktek pencatatan 28 (32,56%) baik dan 58
(67,44%) tidak baik, review hal – hal yang berpotensi ganti rugi 85 (98,83%)
lengkap dan 1 (1,16%) tidak lengkap, serta tingkat DMR (Deliquent Medical
Record) yaitu 93,02%. Saran yang bisa diterapkan guna meningkatkan mutu
pelayanan rekam medis terutama dalam hal kelengkapan pengisian lembar
dokumen rekam medis rawat inap sebaiknya menyusun prosedur tetap tentang
kelengkapan pengisian dokumen rekam medis agar memiliki pedoman dan aturan
yang mengatur kelengkapan dalam melakukan pengisian dokumen rekam medis .
rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis
menggunakan teknlogi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan
dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal
identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis,
catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun.
Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan
dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan.
Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya. Dalam
pelaksanaan pekerjaannya, Perekam Medis mempunyai kewenangan sesuai
dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut (PERMENKES RI No. 55 Tahun
2013):
a. Ahli Madya Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam melaksanakan
pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan pelayanan pasien dalam manajemen dasar rekam
medis dan informasi kesehatan.
2. Melaksanakan evaluasi isi rekam medis.
3. Melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang
berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis
yang benar.
4. Melaksanakan indeks dengan cara mengumpulkan data penyakit,
kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks.
5. Melaksanakan sistem pelaporan dalam bentuk informasi kegiatan
pelayanan kesehatan.
6. Merancang struktur isi dan standar data kesehatan, untuk pengelolaan
informasi kesehatan.
7. Melaksanakan evaluasi kelengkapan isi diagnosis dan tindakan sebagai
ketepatan pengkodean.
8. Melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu
statistik rumah sakit.
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan data surveilans.
20
10. Mengelola kelompok kerja dan manajemen unit kerja dan menjalankan
organisasi penyelenggara dan pemberi pelayanan kesehatan.
11. Mensosialisasikan setiap program pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan.
12. Melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan kode etik profesi, dan
13. Melakukan pengembangan diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
b. Sarjana Terapan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam
melaksanakan pekerjaan rekam medis dan informasi kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah-masalah teknologi informasi yang berkaitan
dengan pelayanan manajemen rekam medis dan informasi kesehatan.
2. Merancang sistem evaluasi isi rekam medis manual dan elektronik.
3. Merancang struktur isi dan standar data kesehatan, untuk pengembangan
informasi kesehatan.
4. Memvalidasi kelengkapan diagnosis dan tindakan medis sebagai
ketepatan pengkodean.
5. Memvalidasi indeks dengan cara menilai kumpulan data penyakit,
kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks.
6. Memvalidasi kumpulan dan verifikasi data sesuai dengan jenis formulir
survei.
7. Mengevaluasi sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang
berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis dalam pembiayaan
kesehatan.
8. Melaporkan hasil monitoring kinerja mutu pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2.6.3 Sistem Penjajaran/Penataan Dokumen Rekam Medis
Menurut Indradi, S (2013), terdapat beberapa metode untuk menata
dokumen rekam medis, yaitu;
1. Sistem Penjajaran Alfabetik
Dalam metode alfabetik dokumen rekam medis di jajarkan menurut
urutan alfabet/abjad. Umumnya yang digunakan sebagai pedoman urutan
adalah nama pasien. Ada 3 (tiga) cara mengurutkan dalam metode alfabetikal,
yaitu;
21
98 27 65
Digit Sekunder (II) Digit Primer (I) Digit Tersier (III)
2.6.4 Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis
Menurut Indradi, S (2013), terdapat dua metode dasar untuk menyimpan
dokumen rekam medis, yaitu:
22
7. Ada butiran data (granularity), artinya atribut dan nilai data harus
dijabarkan pada tingkatan yang benar (misalnya sensus).
8. Tepat, artinya nilai data harus cukup besar untuk mendukung aplikasi atau
proses.
9. Ada hubungannya (relevant), artinya data berguna bagi kinerja proses dan
aplikasi.
10. Masukan data (entry) dan catat sebagaimana seharusnya dengan benar
(timeliness), artinya tergantung pada bagaimana data digunakan dan dalam
konteks apa.
2.7 Konsistensi
Konsistensi adalah terjemahan dari kata consistency yang berasal dari kata
consistent yang mengandung pengertian : always behaving in the same way,
having the same opinion, standard, etc (oxford english dictionary). Konsisten
adalah antara janji dengan implementasi, peraturan yang tinggi dengan peraturan
yang lebih rendah, serta antara aturan main dengan pelaksanaan (solichah, 2013).
Konsistensi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kesesuaian penulisan
identifikasi pasien, yang mana penulisan identifikasi pasien pada penelitian ini
dapat dikatakan konsisten jika sesuai dengan register rawat inap maupun form
persetujuan rawat inap. Konsistensi berkas rekam medis diukur melalui
perbandingan jumlah penulisan bagian data identitas pasien yang konsisten
penulisannya dengan jumlah keseluruhan data identitas pasien yang diamati
(Yandra, 2010).
2.8 Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah
semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah
diperoleh secara lengkap. Menganalisis data tidak hanya sekedar mendiskripsikan
dan menginterpretasikan data yang telah diolah. Keluaran akhir dari analisis data
yang diperoleh harus sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan. Interpretasi
data mempunyai dua sisi, sisi yang sempit dan sisi yang luas. Interpretasi data dari
sisi yang sempit hanya sebatas pada masalah penelitian yang akan dijawab melalui
data yang telah diperoleh. Sedangkan dari sisi yang luas, interpretasi data berarti
mencari makna data hasil penelitian dengan cara tidak hanya menjelaskan hasil
24
penelitian, tetapi juga melakukan inferensi atau generalisasi dari data yang
diperoleh melalui penelitian. Tujuan dilakukannya analisis data yaitu
(Notoatmodjo, 2012);
a. Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam
tujuan penelitian.
b. Membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
c. Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan
kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan.
2.9 Kerangka Konseptual
Terdapat 10 ciri data yang dapat dinyatakan sebagai data yang berkualitas
dalam pengisian rekam medis, dimana salah satu ciri dari 10 ciri data yang ada di
gunakan oleh peneliti untuk mengetahui kualitas isi rekam medis rawat inap di
Puskesmas Ambulu. Berdasarkan kerangka konsep dibawah ini dapat diketahui
bahwa salah satu ciri dari 10 ciri data yang berkualitas untuk menganalisis
pengisian berkas rekam medis rawat inap, peneliti menggunakan ciri ajeg
(consistent). Analisis konsistensi terhadap pengisian berkas rekam medis
dilakukan terkait tidak tersedianya SOP untuk pengisian berkas rekam medis.
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu ajeg (consistent), sedangkan untuk
variabel bebas yaitu tidak tersedianya SOP.
Akurat
Mudah diakses
Menyeluruh
(Comprehensive)
Ajeg
(Consistent)
Mutakhir
(Up to date)
Definisi jelas
granularity
Tidak tersdianya SOP
Tepat
Relevant
: di teliti
: tidak diteliti