Probabilitas Diagnosa Keperawatan Yang Digunakan Perawat RSUP H. Adam Malik Medan
Probabilitas Diagnosa Keperawatan Yang Digunakan Perawat RSUP H. Adam Malik Medan
2018
Lubis, Sakinah
Univesitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7614
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Probabilitas Diagnosa Keperawatan yang Digunakan Perawat
RSUP H. Adam Malik Medan
SKRIPSI
oleh
Sakinah Lubis
141101026
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang maha
Esa atas berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
yang Digunakan Perawat RSUP H.Adam Malik Medan” dengan baik. Salawat
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat sebagai panutan hidup
Selama proses penelitian dan penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak
mendapat doa, bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
3. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji I
dan Ibu Rosina Br. Tarigan, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB sebagai dosen
penguji II.
4. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing
akademik.
iv
skripsi ini.
anugerah dan hidayah dari-Nya. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat
Sakinah Lubis
vi
vii
Lampiran-lampiran
Lampiran 1. Inform Consent
Lampiran 2. Intrumen Penelitian
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Validitas
Lampiran 4. Persetujuan Komisi Etik Penelitian
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Direktur RSUP HAM Medan
Lampiran 7. Surat Izin Kepala Instalasi Pusat Jantung Terpadu
Lampiran 8. Surat Izin Kepala Instalasi Rindu A
Lampiran 9. Surat Izin Kepala Instalasi Rindu B
Lampiran 10. Surat Izin Kepala Instalasi Pelayanan Intensif (ICU)
Lampiran 11. Master Data
Lampiran 12. Riwayat Hidup
viii
Tabel Hal
Fase-fase dalam proses diagnostik dan pertanyaan-pertanyaan
Tabel 2.1
keputusan untuk masing-masing fase........................................... 10
Tabel 2.2 Label diagnosa keperawatan NANDA-I 2015-2017……............. 12
Tabel 3.1 Definisi operasional...................................................................... 22
Frekuensi dan persentase karakteristik perawat berdasarkan data
Tabel 5.1
demografi (N=90)......................................................................... 30
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.2 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain promosi
kesehatan………………………………....................................... 31
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.3
perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain nutrisi……. 32
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.4 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain eliminasi
dan pertukaran………………………………………………….... 33
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.5 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain aktivitas /
istirahat…………………………………………………………... 34
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.6 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain persepsi /
kognisi…………………………………………………………… 35
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.7 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain persepsi
diri…………………………………….…………………………….36
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.8 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain persepsi
diri(hubungan peran)…………………………………………….. 37
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.9 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain
seksualitas………………………………………………………... 37
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.10 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain koping /
toleransi stress……………………………………………………. 38
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.11 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain prinsip
hidup…………………………………………………………….. 40
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.12 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain keamanan /
perlindungan…………………………………………………….. 40
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.13 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain
kenyamanan…………………………………………………….... 42
ix
Tabel Hal
Frekuensi dan persentase diagnosa keperawatan yang digunakan
Tabel 5.14 perawat RSUP H. Adam Malik Medan pada domain
pertumbuhan/perkembangan…………………………………….. 43
Skema Hal
Skema 3.1 Kerangka Penelitian……………………………………………… 27
xi
ABSTRAK
Proses keperawatan merupakan tugas professional perawat, salah satu hal penting
dalam proses keperawatan yaitu penegakan diagnosa keperawatan. Penelitian
deskriptif ini dilakukan pada 90 perawat secara accidental sampling yang
bertujuan untuk melihat probabilitas diagnosa keperawatan yang digunakan
perawat di 11 ruang rawat inap. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner data
demografi dan kuesioner label diagnosa keperawatan NANDA 2015-2017. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa diagnosa keperawatan yang paling banyak
digunakan pada setiap domain adalah ketidakpatuhan, kelebihan volume cairan,
gangguan pertukaran gas, intoleran aktivitas, hambatan komunikasi verbal,
gangguan citra tubuh, hambatan interaksi sosial, disfungsi seksual, ansietas,
konflik pengambilan keputusan, kerusakan integritas kulit, gangguan rasa nyaman
dan risiko keterlambatan perkembangan. Diagnosa yang paling sedikit digunakan
perawat pada setiap domain adalah defisiensi kesehatan komunitas, risiko ikterik
neonatus, persepsi konstipasi, keluyuran, kealpaan tubuh unilateral, risiko
pelemahan martabat, ketidakefektifan performa peran, risiko gangguan hubungan
ibu-janin, risiko disintegrasi perilaku bayi, risiko hambatan pengambilan
keputusan emansipasi, risiko efek samping media kontras beryodium, risiko
kesepian dan risiko pertumbuhan tidak proporsional. Sedangkan tidak ada
diagnosa keperawatan yang tidak digunakan oleh perawat. Rekomendasi agar
peneliti selanjutnya dapat mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang digunakan
perawat pada kasus tertentu dengan melihat keadaan pasien dan ruang rawat
inapnya.
xii
ABSTRACT
xiii
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang bisa dilakukan oleh perawat
pasien terhadap adanya masalah kesehatan. Seiring dengan perubahan status klien
dapat dimodifikasi tergantung respon yang terlihat saat itu. Modifikasi diagnosa
kemudian dapat dipahami secara universal dan konsisten diantara perawat yang
bekerja pada beragam tempat, termasuk rumah sakit, klinik rawat jalan, fasilitas
dipergunakan oleh perawat sebagai sarana komunikasi yang umum (Beyea, 1999).
untuk fenomena klinis yang menjadi perhatian untuk profesi keperawatan (Jones
dkk., 2011). Selain itu, manfaat SNL ini sendiri meliputi : komunikasi yang lebih
baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya, meningkatkan visi intervensi
keperawatan, perawatan pasien yang lebih baik, pengumpulan data yang lebih
(Rutherford, 2008).
Wong & Joanne (2002) dalam penelitiannya pada 20 subjek yang diambil
hasil penelitian yang tidak ada perbedaan signifikan dalam pendekatan studinya,
yang dilakukan oleh Erlina dkk., (2006) dalam penelitiannya tentang kesesuaian
terdapat 66,1% rumusan diagnosa yang tidak sesuai standar diagnosa keperawatan
masalah keperawatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal seperti kemampuan yang meliputi minat dan bakat,
kondisi fisik seperti status kesehatan dan status perkembangan mental, kondisi
psikologis, motivasi dari diri sendiri, dukungan orang-orang terdekat, dan unsur-
lingkungan belajar baik sosial maupun non-sosial (Yusuf, 2009 dalam Putri,
mahasiswa keperawatan menunjukkan persepsi yang baik dan sikap yang positif
Darwati, Indah dan Ali H (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa perawat
beberapa rumah sakit merupakan hal yang menarik perhatian peneliti untuk
digunakan perawat di RSUP H. Adam Malik Medan yang merupakan salah satu
rumah sakit dengan akreditasi A dan sering mendapatkan rujukan dari berbagai
kondisi pasien yang diobservasi di lapangan yang perawat mempunyai izin dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian klien yang berupa respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan, baik secara individu, pada
suatu proses keperawatan, yang menganalisis dan mensintesis data yang ada untuk
petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab
proses yang tergantung pada tipenya, yaitu : aktual, risiko, kemungkinan, promosi
divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe dan
yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Gordon, 1994 dalam
Christensen, 2009).
kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik (Gordon, 1994, dalam
promosi kesehatan, ada 2 petunjuk yang harus ada yaitu keinginan terhadap
tingkat kesehatan yang lebih tinggi dan status dan fungsi efektif saat ini.
faktor-faktor yang berhubungan. Yang menjadi ciri khas dari diagnosa ini adalah
klien atau kelompok yang memahami bahwa fungsi tingkat kesehatan yang lebih
perawat harus percaya pada persepsi klien. Sebab pada semua alasan diagnostik
yang berfokus pada pola kesehatan, respon kesehatan, atau kekuatan klien.
risiko yang diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu. Dalam
pengetahuan empiris dan ilmiah, pengetahuan diri, berpikir kritis dan mengambil
sintesis data klien. Fase-fase ini merupakan pedoman untuk mendekati komponen
diagnosis keperawatan. Berikut adalah tabel fase-fase dalam proses diagnostik dan
Fase Keputusan
Menerapkan dan membandingkan teori, Apakah pola sesuai dengan batasan
konsep, norma, dan standar karakteristik pada diagnosa
keperawatan?
Teori-teori mana yang sesuai untuk
menginterpretasi pola?
Bagaimana persepsi klien tentang
“normal”?
Menyimpulkan masalah dan kekuatan Apakah hipotesis, alternatif, dan pilihan
kesehatan yang mungkin? Bagaimana probabilitas
yang ada dari setiap pilihan? Alternatif
mana yang tidak sahih? Hipotesis mana
yang sahih? Apakah terdapat cukup
data untuk menegakkan suatu
alternatif? Apakah rasional dari
kesimpulan?
Menyusun hubungan etiologis Isyarat atau pola mana yang mungkin
menjadi faktor-faktor penunjang?
Etiologi diagnosis keperawatan mana
yang “sangat cocok” untuk data?
(Sumber: Christensen, 2009)
Ackley & Gail (2006) juga mengatakan beberapa perawat mengacu pada
keperawatan, atau label; istilah atau frase ringkas yang mewakili etiologi, E
untuk format diagnosa risiko dan aktual, kemudian catat diagnosa keperawatan ke
dalam masalah atau format diagnosa, lalu gunakan standar diagnosa keperawatan
(Herdman, 2015). Berikut ini adalah label diagnosis keperawatan NANDA tahun
2015-2017:
DOMAIN 11 : KEAMANAN/PERLINDUNGAN
180 Risiko Infeksi
181 Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
182 Risiko Aspirasi
183 Risiko Perdarahan
184 Risiko Mata Kering
185 Risiko Jatuh
186 Risiko Cedera
187 Risiko Cedera Kornea
188 Risiko Cedera Akibat Posisi Perioperatif
189 Risiko Cedera Termal
190 Risiko Cedera Saluran Kemih
191 Kerusakan Gigi
192 Kerusakan Membran Mukosa Oral
193 Risiko Kerusakan Membran Mukosa Oral
194 Risiko Disfungsi Neurovaskular Perifer
195 Risiko Dekubitus
196 Risiko Syok
197 Kerusakan Integritas Kulit
198 Risiko Kerusakan Integritas Kulit
199 Risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak
200 Risiko Asfiksia
201 Pelambatan Pemulihan Pascabedah
202 Risiko Pelambatan Pemulihan Pascabedah
203 Kerusakan Integritas Jaringan
204 Risiko Kerusakan Integritas Jaringan
205 Risiko Trauma
206 Risiko Trauma Vaskular
207 Risiko Perilaku Kekerasan Terhadap Orang Lain
208 Risiko Perilaku Kekerasan Terhadap Diri Sendiri
209 Mutilasi Diri
210 Risiko Mutilasi Diri
211 Risiko Bunuh Diri
212 Kontaminasi
213 Risiko Kontaminasi
214 Risiko Keracunan
215 Risiko Efek Samping Media Kontras Beryodium
216 Risiko Respons Alergi
217 Respons Alergi Lateks
218 Risiko Respons Alergi Lateks
219 Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
220 Hipertermia
221 Hipotermia
222 Risiko Hipotermia
223 Risiko Hipotermia Perioperatif
224 Ketidakefektifan Termoregulasi
diagnosa keperawatan pada berbagai kasus yang ditemui dalam level individu,
atau gejala yang diidentifikasi perawat pada saat pengkajian. Seperti penelitian
sebagian besar perawat yaitu sebanyak 6 orang (60%) kurang memahami tentang
sesuai dengan standar Depkes RI, yaitu diagnosa keperawatan belum memenuhi
yang tepat untuk ditegakkan cukup dengan menyamakan definisi, gejala dan
karakteristik yang dialami pasien dengan label diagnosa NANDA-I itu sendiri.
dilakukan oleh perawat, seperti penelitian yang dilakukan oleh Nurjannah (2017)
ditegakkan dan possible diagnosis yang diprediksi oleh perawat pada klien dengan
gangguan jiwa terdapat 47,83% tidak terdapat dalam label diagnosis sesuai
taksonomi NANDA-I.
maka bukan hal sulit untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan apa yang dicari, dan sebaliknya. Dengan tingkat kesulitan yang berbeda-
beda, maka banyak perawat yang merumuskan diagnosa keperawatan yang tidak
Yogyakarta menemukan bahwa tidak seorang pun perawat pelaksana yang dapat
NANDA pada pasien katarak Januari-Juni 2005 terdapat 66,1% diagnosa yang
kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).
2017 yang digunakan perawat RSUP H. Adam Malik Medan. Adapun gambaran
21
batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
RSUP H. Adam Malik Medan. Populasi ini dipilih karena perawat adalah salah
objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah perawat di
N
n=
1 + 𝑁(𝑑)2
23
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
2012). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental
sampling yaitu pengambilan sampel atau responden yang kebetulan ada atau
Medan, yaitu pada ruangan RA4, VIP, RA3, RA2, HDU, RB3, rawat inap kardio,
Penelitian ini dilakukan bulan April 2018 sampai dengan Mei 2018.
Apabila perawat bersedia menjadi subjek penelitian maka terlebih dahulu harus
secara lisan. Peneliti tidak akan memaksa apabila perawat menolak atau
(confidentiality) akan tetap dijaga oleh peneliti dengan cara tidak akan
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat dalam bentuk kuesioner dengan
bentuk pertanyaan tertutup “dichotomous choice”. Instrumen ini terdiri dari dua
bagian, yaitu : Kuesioner Data Demografi (KDD) dan kuesioner label diagnosa
lama bekerja, tingkat pendidikan dan ada 5 buah pertanyaan informasi dari
dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti dengan tepat. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner pada
penelitan ini telah diuji validitas isi oleh Anna Kasfi, S.Kep., Ns dan didapatkan
hasil perhitungan CVI (Content Validity Index) 1,0 dimana sebuah instrument
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmodjo, 2012). Alat ukur
dinyatakan reliabel apabila dilakukan uji reliabilitas dan diperoleh nilai Kuder
Richardos-20 (KR-20) yaitu lebih dari 0,70 maka alat ukur layak untuk digunakan
Malik Medan. Kuesioner label diagnosa keperawatan NANDA telah diuji dan
dilakukan dengan menjumpai perawat di beberapa ruangan rawat inap yang sudah
diberikan surat izin penelitian, yaitu di ruang rindu A, rindu B, rawat inap kardio,
ruangan untuk memberikan surat penelitian dan meminta izin untuk menjumpai
perawat keruangan. Setelah itu peneliti mencari perawat yang ada di ruangan dan
kesediaan perawat untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Perawat yang
dalam waktu 1 bulan. Pengolahan atau analisa data dilakukan setelah semua data
proses pengumpulan data yang telah dilakukan pada tanggal 3 April – 3 Mei 2018.
Pengumpulan data dilakukan pada 90 perawat. Hasil penelitian dibagi atas dua
bagian, yaitu deskripsi karakteristik perawat dan label diagnosa keperawatan yang
ditegakkan perawat.
perawat berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak (41,1%), perawat paling banyak di
ruangan rawat inap kardio (25,6%), perawat dengan lama kerja 1-5 tahun
29
performa peran.
emansipasi.
beryodium.
5.2 Pembahasan
Malik Medan.
individu atau pemberi asuhan yang tidak sesuai dengan rencana promosi
minum obat dan menjaga makan. Sejalan dengan penelitian Purba (2008)
komunitas ditegakkan agar menjadi lebih waspada terhadap penyakit yang sering
terjadi di komunitas.
digunakan perawat pada domain nutrisi adalah kelebihan volume cairan dengan
cairan yang masuk. Penelitian yang dilakukan Yuniarti (2006) menjelaskan bahwa
diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien GGK di RS Dr. Sardjito adalah
masalah kesehatan lainnya bahkan dapat berujung dengan kematian. Oleh karena
sedikit digunakan perawat pada domain nutrisi yaitu risiko ikterik neonatus
dengan persentase 5,5%. Diagnosa ini sedikit digunakan karena perawat belum
jelas apa penyebab risiko ikterik neonatus sehingga tidak terlalu memperdulikan
diagnosa ini.
digunakan pada domain eliminasi dan pertukaran adalah gangguan pertukaran gas
Silva, dkk (2007) menunjukkan bahwa salah satu diagnosa keperawatan yang
dirawat inap tidak menunjukkan batasan karakteristik yang sesuai dengan persepsi
konstipasi karena keadaan pasien secara aktual telah terjadi konstipasi dan bersifat
pendapat Brunner & Suddart (2002) bahwa kelemahan pasien yang dirawat di
sedikit digunakan karena pasien yang dirawat inap di RSUP H. Adam Malik
Medan yang mengalami gangguan kognitif hanya sedikit, sehingga diagnosa ini
sedikit digunakan.
verbal dengan persentase 46,6%. Penelitian ini 25,6% dilakukan pada perawat
yang bekerja pada ruangan rawat inap kardio, sehingga diperkirakan perawat
afasia (gangguan berbahasa) yang merupakan bagian dari manifestasi klinis stroke
digunakan perawat pada domain persepsi diri adalah gangguan citra tubuh dengan
persentase 41,1%. Diagnosa ini banyak digunakan karena perawat melihat pasien
yang dirawat inap di rumah sakit mengalami gangguan fungsi tubuh dari masa
lalu ke masa sekarang yang tidak sesuai keinginan pasien dengan menunjukkan
tanda gejala gangguan citra tubuh. Seperti pendapat Keliat, dkk (2011 dalam
Munnawi, 2016) yang mengatakan bahwa gangguan citra tubuh adalah sebuah
struktur, ukuran, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
berat kondisi fisik pasien. Sedangkan diagnosa keperawatan yang paling sedikit
digunakan perawat pada domain persepsi diri adalah risiko pelemahan martabat
dalam kehidupannya yang berhubungan dengan apa yang akan mereka capai
berupa harapan dan martabat. Adanya teori ini membuat peneliti berasumsi
digunakan perawat pada domain persepsi diri (hubungan peran) adalah hambatan
digunakan karena pasien sedang berada di rumah sakit yang menyebabkan adanya
diagnosa dengan intoleran aktivitas yaitu 88,8% juga sejalan dengan adanya
peran dengan persentase 6,6%. Diagnosa ini masih sedikit digunakan karena
yang dilakukan oleh Rahayu & Arif (2015) bahwa mayoritas pasien diabetes
seksual, laki-laki 74% disfungsi ereksi, 88% disfungsi orgasme, 85% disfungsi
aktivitas seksual pasien yang dirawat inap di rumah sakit. Sedangkan diagnosa
adalah risiko gangguan hubungan ibu-janin dengan persentase 10%. Diagnosa ini
diagnosa itu.
persentase 78,8%. Diagnosa ini banyak digunakan perawat karena pasien yang
dirawat di rumah sakit mengalami penyakit fisik juga mengalami masalah dalam
psikologis berupa kecemasan. Sesuai dengan teori Videbeck (2008, dalam Livana
2016) bahwa peristiwa yang dapat menyebabkan ansietas, salah satunya adalah
dengan persentase 6,6%. Diagnosa ini masih sedikit digunakan karena belum
perawat masih ragu. Sejalan dengan penelitian Florensa, dkk (2009) bahwa tidak
kemungkinan pasien ragu karena banyak hal yang harus dipertimbangkan. Tanda
pokok orang yang ragu-ragu adalah suka mencabut kembali keputusannya (Ridha,
2003). Sedangkan diagnosa yang paling sedikit digunakan pada domain prinsip
persentase 6,6%. Diagnosa ini masih sedikit digunakan karena perawat tidak
integritas kulit dengan persentase 74,4%. Diagnosa ini banyak digunakan karena
banyaknya pasien yang mengalami tirah baring. Menurut Asmadi (2008) salah
satu dampak negatif dari tirah baring yaitu pada sistem integumen yang
dengan persentase 6,6%. Diagnosa ini mungkin belum terlalu familiar bagi setiap
perawat, padahal dari survey penelitian tidak sedikit pasien RSUP H. Adam Malik
yang melakukan CT-Scan. Penggunaan kontras yodium (zat pewarna) dalam CT-
Scan dapat membantu melihat tumor yang berukuran kecil (KEE, 2008 dalam
mengalami penyakit yang menimbulkan rasa nyeri, baik akut maupun kronik.
perawat pada domain kenyamanan adalah risiko kesepian dengan persentase 10%.
Pada domain persepsi diri didapatkan diagnosa keperawatan yang paling banyak
digunakan perawat adalah gangguan citra tubuh 41,1%, ini sejalan dengan
diagnosa risiko kesepian. Pasien yang mengalami gangguan citra tubuh memiliki
data objektif perubahan pada keterlibatan sosial, dimana pasien akan merasa
dirinya kesepian, hanya saja bagaimana pasien dan pihak keluarga dalam
menyikapinya sehingga tidak semua pasien yang mengalami gangguan citra tubuh
dialaminya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Lilis & Wahyuni
(2013) pada anak pre school di RSUD Dr. Moewadi menunjukkan bahwa semakin
Wellina, 2016). Ekonomi keluarga merupakan faktor risiko dominan kedua yang
Status ekomoni menyebabkan pemenuhan gizi kurang baik sehingga terjadi berat
badan lahir rendah, sesuai dengan hasil uji statistik pada penelitian (Wellina,
2016) menunjukkan adanya hubungan bermakna antara berat badan lahir rendah
badan lahir rendah tidak lah sedikit, jadi perawat harus lebih waspada dengan
kejadian ini dan harus mempertimbangkan lagi dalam penggunaan diagnosa ini.
sudah sesuai, tidak hanya diagnosa yang bersifat fisik yang digunakan namun
sangat diperlukan agar tidak terjadi dampak yang tidak diinginkan, seperti
dirasakan pasien dan perawat dituntut untuk mempelajari lebih dalam tentang cara
6.1 Kesimpulan
risiko efek samping media kontras beryodium, risiko kesepian dan risiko
tidak digunakan.
53
6.2 Saran
kasus.
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Tri & Arif. (2015). Gambaran Disfungsi Seksual pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II di Poli Penyakit Dalam RSUD Mardi
Waluyo Kota Blitar.Jurnal Ners dan Kebidanan. 2. 216-221.
Wellina. (2016). Faktor Risiko Stunting pada Anak Umur 12-24 Bulan.
Jurnal Gizi Indonesia. 55-61.
LEMBARAN PENJELASAN
JUDUL PENELITIAN :
INSTANSI/PELAKSANA :
ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program
terkait.
mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia silahkan
Saudara/i bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun.
Identitas pribadi Saudara/i dan semua informasi yang Saudara/i berikan akan
Peneliti,
(Sakinah Lubis)
(INFORMED CONSENT)
Kode Responden :
Alamat :
bersedia untuk turut serta sebagai subyek dalam penelitian atas nama :
Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan
Medan, 2018
( )
Saksi :
Kode responden :
Tanggal pengisian :
Petunjuk Pengisian :
Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang benar. Jawablah pertanyaan dibawah
1. Inisial :
3. Usia : …………
4. Ruangan : …………
keperawatan?
• Tidak tahu
keperawatan?
• Tahu, sebutkan
• Tidak tahu
• Kenal, sebutkan
• Tidak kenal
• Dosen diperkuliahan
yang dirasakan klien. Respon klien dapat tergambar melalui label diagnosa
diagnosa keperawatan NANDA berikan tanda (√) pada kolom DIGUNAKAN atau
TIDAK DIGUNAKAN.
Tidak
No Label Diagnosa Keperawatan NANDA Digunakan
Digunkan
Domain 1 : PROMOSI KESEHATAN
1 Defisiensi Aktivitas Pengalih
2 Gaya Hidup Kurang Gerak
3 Sindrom Lansia Lemah
4 Risiko Sindrom Lansia Lemah
5 Defisiensi Kesehatan Komunitas
6 Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
7 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
8 Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
9 Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan
10 Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Keluarga
11 Ketidakpatuhan
12 Ketidakefektifan Perlindungan
DOMAIN 2 : NUTRISI
13 Ketidakcukupan ASI
14 Ketidakefektifan Pemberian ASI
15 Diskontinuitas Pemberian ASI
16 Kesiapan Meningkatkan Pemberian ASI
17 Ketidakefektifan Pola Makan Bayi
18 Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
19 Kesiapan Meningkatkan Nutrisi
20 Obesitas
21 Berat Badan Berlebih
22 Risiko Berat Badan Berlebih
23 Gangguan Menelan
24 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
25 Ikterik Neonatus
26 Risiko Ikterik Neonatus
27 Risiko Gangguan Fungsi Hati
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : sakinahlubis6@gmail.com