Sri Hariani
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) penggunaan media pop-up book pada pembelajaran menulis
narasi siswa kelas III SDN Banjaran Driyorejo Gresik, dan 2) penggaruh penggunaan media pop-up book
terhadap keterampilan menulis narasi siswa kelas III SDN Banjaran Driyorejo Gresik. Untuk mencapai
tujuan tersebut dilakukan penelitian pre eksperimen dengan desain pre-test and post-test group.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan tes, yang meliputi pre-test dan post-test.
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pembelajaran dan soal tes. Observasi keterlaksanaan
pembelajaran dianalisis dalam bentuk persentase berdasarkan pengamatan setiap aspek indikator yang telah
ditetapkan dan rumus ketercapaian pembelajaran. Sedangkan data hasil nilai pre-test dan post-test
keterampilan menulis siswa dianalisis dengan uji t. Observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dua
kali, pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 keterlaksanaannya 100% sesuai dengan yang telah dirumuskan
dalam RPP dan nilai ketercapaian rata-rata sebesar 96,67. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media
pop-up book terlaksana dengan sangat baik. Pada uji t diperoleh hasil thitung = 9,565 dan ttabel = 2,064
sehingga thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan a penggunaan media pop-
up book terhadap keterampilan menulis narasi.
Kata Kunci: Media pop-up book, keterampilan menulis narasi.
Abstract
This research aimed to know 1) the use of pop-up book media on learning writting narrative skill, and 2)
the effect of pop-up book media towards writting narrative skill third grade student of SDN Banjaran
Driyorejo Gresik. To achieve those purposes, a pre-experiment has been conducted by using pre-test and
post-test group design. Data collection with technique observation and test, including pre-test and post-
test. An instrument used is observation learning form and test. Observation implementation learning,
analyzed in percentage based on observation in every aspect of indicator has been set and achievement of
learning. While, the value of pre-test and post-test writing narrative skill, analyzed with t-test. Observation
implementation of learning activity conducted twice, in first learning and second learning, implementation
of learning that 100% according to implementation plan of learning and average of the achievement value
that 96.67. It shows that the use of pop-up book media performing very well. In t-test resuls that t count =
9,565 and ttable = 2,064, so that tcount > ttable. Those things shows that there significant effects pop-up book
media on writing narrative skill.
Keywords: pop-up book media, narrative writing narrative skils.
1196
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015
1197
Pengaruh Penggunaan Media Pop-up Book
dan hasil belajar; (2) Media dapat meningkatkan dan yang halus sehingga memberikan kesempatan untuk
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat orang tua untuk duduk bersama dengan putera-puteri
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih mereka dan menikmati karangan (mendekatkan hubungan
langsung antara siswa dan lingkungannya dan antara orang tua dan anak), (c) Mengembangkan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai kreatifitas anak, (d) Merangsang imajinasi anak, (e)
dengan kemampuan dan minatnya; (3) Media Menambah pengetahuan hingga memberikan
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang penggambaran bentuk suatu benda dan (f) Dapat
dan waktu; (4) Media dapat memberikan kesamaan digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di anak terhadap membaca. Menurut Bluemel dan Taylor
lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya (2012:4), beberapa kegunaan media pop-up book, yaitu
interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan (a) Untuk mengembangkan kecintaan anak muda
lingkungannya. terhadap buku dan membaca, (b) Bagi siswa anak usia
Pop-up book adalah sebuah buku yang menampilkan dini untuk menjembatani hubungan antara situasi
potensi untuk bergerak dan interaksinya melalui kehidupan nyata dan simbol yang mewakilinya, (c) Bagi
penggunaan kertas sebagai bahan lipatan, gulungan, siswa yang lebih tua atau siswa berbakat memiliki
bentuk, roda atau putarannya. Hal ini sesuai dengan kemampuan dapat berguna, (d) untuk mengembangkan
pernyataan yang dikemukakan oleh Bluemel dan Taylor kemampuan berfikir kritis dan kreatif dan (e) Bagi yang
(2012:1) yang berbunyi, “pop up book is a book that enggan membaca, anak-anak dengan ketidakmampuan
offers the potential for motion and interaction through belajar bahasa inggris sebagai bahasa kedua (ESL), dapat
the use of paper mechanisms such as folds, scrolls, membantu siswa untuk menangkap makna melalui
slides, tabs or wheels”. Menurut Yulia (2003:53), pop-up perwakilan gambar yang menarik dan untuk
book adalah sebuah buku cerita bergambar dengan memunculkan keinginan serta dorongan membaca secara
gambar yang lucu atau yang bentuknya menarik karena mandiri dengan kemampuannya untuk melakukan hal
dapat bergerak ketika halamannya dibuka. tersebut secara terampil
Sementara itu, Joko Muktiono (dalam Rahmawati, Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan.
2014:17) mendefinisikan pop-up book adalah sebuah kelebihan media pop-up book seperti yang dikemukakan
buku yang memiliki tampilan gambar yang bisa oleh Dzuanda (2011:1-2) antara lain 1) memberikan
ditegakkan serta membentuk obyek-obyek yang indah visualisasi cerita yang lebih menarik mulai dari tampilan
dan dapat bergerak atau memberi efek yang gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi hingga
menakjubkan. Dzuanda (2011:1) menjelaskan bahwa gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka
pop-up book adalah sebuah buku yang memiliki bagian atau bagiannya digeser, 2) memberikan kejutan-kejutan
yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi serta dalam setiap halamannya yang dapat mengundang
memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik, mulai ketakjuban ketika halamannya dibuka sehingga pembaca
dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika menanti kejutan apa lagi yang akan diberikan di halaman
halamnnya dibuka. selanjutnya, 3) memperkuat kesan yang ingin
Berdasarkan beberapa pendapat di atas media pop-up disampaikan dalam sebuah cerita dan 4) tampilan visual
book merupakan sebuah buku dengan gambar yang lucu yang lebih berdimensi membuat cerita semakin terasa
dan menarik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pop-up book nyata ditambah lagi dengan kejutan yang diberikan dalam
merupakan sebuah buku yang memiliki unsur 3 dimensi setiap halamannya. Menurut Dzuanda (2011:2-3), media
dan dapat bergerak ketika halamannya dibuka serta pop-up book memiliki kekurangan yaitu 1) waktu
memiliki tampilan gambar yang indah dan dapat pengerjaannya cenderung lebih lama karena menuntut
ditegakkan. ketelitian yang lebih ekstra, dan 2) harganya relatif
Menurut Dzuanda (2011:23), jenis-jenis pop-up book mahal.
ada bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa
transformations pop-up, tunnel pop-up books, Volvelles yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
pop-up, Movable pop-up, Pull-tabs dan Pop-outs. Dari langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
beberapa jenis tersebut memiliki ciri-ciri tertentu. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif
Menurut Dzuanda (2011:5-6), media pop-up book dan ekspresif (Tarigan, 2008:3).
memiliki berbagai manfaat yang sangat berguna yaitu: (a) Sementara itu Tarigan (2008:22) memberikan batasan
Mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku dan menulis sebagai berikut, “Menulis ialah menurunkan atau
memperlakukannya dengan baik, (b) Mendekatkan anak melukiskan lambang-lambang grafik yang
dengan orang tua karena buku pop-up memiliki bagian menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca
1198
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka mengenai fase, langkah, urutan atau rangkaian terjadinya
memahami bahasa dan gambaran grafik itu”. .” Menurut sesuatu hal.
Sukino (2010:09), menulis berguna sebagai media untuk Berdasarkan beberapa pendapat di atas narasi
mengomunikasikan ide atau gagasan kepada orang lain. merupakan salah satu jenis karangan. Jadi dapat
Namun, mungkin yang lebih penting adalah menulis disimpulkan bahwa narasi adalah karangan yang
untuk diri sendiri, memperjelas dan merangsang pikiran. berisikan peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan
Dengan kata lain, menulis dapat membuat seseorang urutan waktu dengan menonjolkan tokoh.
mampu berpikir secara kritis dan sistematis. Menurut Suparno dan Yunus (2007:4.39), jika ingin
Berdasarkan beberapa pendapat di atas pada dasarnya menulis karangan narasi, maka perlu diperhatikan
menulis merupakan kegiatan produktif. Jadi dapat prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir
disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kemampuan terbentuknya karangan narasi. Prinsip-prinsip tersebut
seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, antara lain (1) Alur (plot), (2) penokohan, (3) latar/
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman hidupnya setting dan (4) sudut pandang.
melalui bahasa tulis yang jelas sehingga pembaca Menulis narasi memerlukan beberapa pertimbangan
mengerti apa yang dimaksud penulis. dan keahlian supaya dapat membentuk suatu narasi yang
Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang- padu. Suparno dan Yunus (2007:4.50), menjelaskan
lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati beberapa cara untuk menulis narasi, antara lain (a)
pemakaiannya. Sebuah tulisan yang baik tidak dapat Menentukan dulu tema dan amanat yang akan
dihasilkan dengan sekali tulis. Oleh karena itu, menulis disampaikan, (b) Menetapkan sasaran pembaca kita, (c)
terdiri dari serangkaian kegiatan utuh yang memiliki Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan
hubungan yang interaktif. Rangkaian kegiatan itu terdiri ditampilkan dalam bentuk skema alur, (d) Membagi
atas beberapa tahap/fase. Adapun tahap-tahap dalam peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan
menulis menurut Suparno dan Yunus (2007:1.14-1.25) dan akhir karangan, (e) Merinci peristiwa-peristiwa
terdiri dari tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pascapenulisan. pendukung karangan dan (f) Menyusun tokoh dan
Tahap prapenulisan merupakan fase persiapan perwatakan, latar dan sudut pandang.
menulis. Tahap ini merupakan fase mencari, menemukan
dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman METODE
yang diperoleh dan diperlukan penulis. Pada tahap Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena
prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, penelitian ini berangkat dari teori dan mengarah pada
mentapkan tujuan dan sasaran, mengunpulkan bahan atau data. Untuk mendapatkan data digunakan metode
informasi yang diperlukan serta mengorganisasikan idea pengukuran atas semua data yang diperoleh dalam
tau gagasan dalam bentuk kerangka karangan. penelitian. Penelitian kuantitatif lebih banyak dituntut
Pada tahap penulisan kita telah menentukan topik dan menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
tujuan karangan, mengumpulkan informasi yang relevan, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
serta membuat kerangka karangan. Dengan selesainya itu hasilnya (Arikunto, 2010: 27).
semua, berarti kita telah siap untuk menulis. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
Tahap pasca penulisan merupakan tahap penghalusan eksperimen karena dalam penelitian ini bertujuan untuk
dan penyempurnaan buram yang dihasilkan. Kegiatannya mengungkapkan adanya pengaruh dari penggunaan media
terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). pop-up book terhadap keterampilan menulis narasi jika
Menurut Keraf (2003:135), narasi adalah Suatu dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak
bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu menggunakan media pop-up book. Jenis rancangan
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah penelitian ini adalah pre eksperimental design. Desain
pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. penelitian yang digunakan adalah pretest and posttest
Sukino (2010:57) mengungkapkan definisi narasi sebagai group.
karangan yang menuturkan atau menyajikan hal, kejadian Observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu,
atau peristiwa secara berurutan dengan menonjolkan sebelum diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi
tokoh. Menurut Suparno dan Yunus (2007:1.11), narasi perlakuan (posttest). Dengan demikian perlakuan dapat
adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Secara umum
gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca desain pretest and posttest group design dirumuskan
seperti di bawah ini:
O1 X O2
1199
Pengaruh Penggunaan Media Pop-up Book
1200
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015
(Jihad, 2012:138)
KK = koefisien kesepakatan Kriteria Penilaian sebagai berikut:
S = kesepakatan, jumlah kode yang sama untuk 81 – 100 = baik sekali
objek yang sama 61 - 80 = baik
N1 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I 41 – 60 = cukup
N2 = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II 21 – 40 = kurang
< 21 = kurang sekali
(Arikunto, 2010: 244)
(Arikunto dan Cepi,2014:35)
Untuk mengukur tingkat reabilitas intrumen penilaian
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan dalam
menulis dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas
penelitian ini, yaitu menggunakan pretest and posttest
Alpha Cronbach. Rumusnya sebagai berikut.
control group, maka analisis data dilakukan dengan
menggunakan rumus t-test sebagai berikut:
α = ( 1 -
)
Keterangan: Keterangan:
k = jumlah butir yang valid Md = mean dari perbedaan pre-test dengan
Varian total = varian dari total posttest
Varian valid = varian dari butir yang valid xd = deviasi masing-masing subjek
(Arikunto, 2010:239) ∑x2d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
1201
Pengaruh Penggunaan Media Pop-up Book
d.b. =
ditentukan dengan N-1 Tabel 2.
(Arikunto, 2010:349-350) Hasil Uji Validitas Tes
Setelah diperoleh hasil dari penghitungan No. Hasil Korelasi Interpretasi
Status
menggunakan rumus tersebut, kemudian dikonsultasikan Soal Hitung
dengan tabel nilai t. Perbedaan antara hasil nilai pretest 1. 0,692 Valid
Tinggi
dan posttest dapat dikatakan signifikan jika thitung ≥ ttabel. Sangat
2. 0,958 Valid
Tinggi
3. 0,764 Valid Tinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 2. dapat diperoleh diperoleh hasil
Hasil Penelitian uji validitas tes menulis narasi tiap butir soal. Jika
Data yang diperoleh meliputi data hasil validasi diklasifikasikan tiap butir soal maka validitas butir soal
perangkat dan instrumen yang digunakan dalam no 1 tergolong tinggi dengan r tabel sebesar 0,692.
penelitian, observasi pembelajaran keterampilan menulis Sedangkan validitas butir soal no 2 tergolongsangat
narasi menggunakan media pop-up book, dan hasil belajar tinggi dengan rtabel sebesar 0,958 dan validitas butir soal
siswa yang berupa pre-test dan post-test. Data tersebut no 3 tergolong tinggi dengan r tabel sebesar 0,764. Hal ini
kemudian dianalisis dan dibahas sebagai berikut: menunjukkan bahwa soal no 1 sampai dengan no 3 dapat
Uji validitas dilakukan guna untuk mendapatkan dinyatakan signifikan atau valid karena hasil yang
instrumen tes yang valid. Uji validitas dilakukan dengan diperoleh lebih besar daripada nilai rtabel dengan
mengkonsultasikan perangkat pembelajaran, insrumen tes, klasifikasi butir soal antara tinggi dan sangat tinggi.
instrumen observasi dan media kepada ahli. Berikut hasil Setelah instrumen diuji validitas, kemudian dilakukan uji
uji validitas instrumen kepada ahli reliabilitas.
Tabel 1. Uji Validasi Instrumen Kepada Ahli Hasil uji reliabilitas instrumen pengamat 1 dan
pengamat 2 menujukkan ada 26 aspek yang dinilai sama,
Validator 1
Validator 2
Validator 3
Instrumen
Rata-rata
1202
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015
1203
Pengaruh Penggunaan Media Pop-up Book
1204
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa a. Sebagai bahan rujukan untuk dapat melakukan
penggunaan media pop-up book berpengaruh secara penelitian tentang pembelajaran menulis narasi
signifikan terhadap keterampilan menulis narasi siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang
kelas III SDN Banjaran Driyorejo Gresik. Hal ini dapat berbeda sehingga siswa dapat menemukan
dilihat dari adanya perbedaan yang signifikan dari hasil pengalaman baru dan pengetahuan baru dalam
belajar siswa sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah pembelajaran menulis narasi.
diberi perlakuan (post-test). Nilai pre-test berjumlah 1319
dengan rata-rata kelas sebesar 52,760 dan nilai post-test DAFTAR PUSTAKA
berjumlah 1853 dengan rata-rata kelas sebesar 74,120.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu
Kemudian dari hasil di atas selanjutnya dilakukan proses Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
analisis data dengan uji t. Diketahui harga thitung = 9,565
dengan taraf signifikan 5% dan db = 25 – 1 = 24 Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul
Jabar.2014. Evaluasi Program Pendidikan.
diperoleh harga ttabel = 2,064. Dari hasil tersebut diketahui
Jakarta:Bumi Aksara.
bahwa harga thitung lebih besar daripada harga ttabel(9,565>
2,064). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta:
disimpulkan bahwa hasil uji beda (uji t) dengan Rajawali Pers.
menggunakan media pop-up book berpengaruh terhadap Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media
keterampilan menulis narasi siswa kelas III-B SDN Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Banjaran Driyorejo Gresik. Dengan adanya media pop- Bluemel, Nancy Larison dan Rhonda Hariss Taylor. 2012.
up book dapat merangsang daya imajinasi siswa sehingga Ebook:Pop-up Books A Guide For Teachers and
memudahkan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan Librarians. California: ABC-CLJO, LLC
dalam bentuk tulisan. (https://books.google.co.id/books?
Saran id=vlJeUBr8aU8C&pg=PA14&dq=pop-, diakses
pada 16 Desember 2014).
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan,
peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu
1. Bagi Guru Nusa.
a. Sebaiknya guru menggunakan media Dzuanda.2011. Design Pop-up Child Book Puppet Figure
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran Series? Gatotkaca?. Jurnal Library ITS
menulis agar dapat membantu siswa dalam Undergraduate (Online),
memahami materi pelajaran. (http://library.its.undergraduate.ac.id, diakses pada 16
b. Guru hendaknya memahami perbedaan Desember 2014).
kemampuan menulis siswa, agar dalam kegiatan Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi
pembelajaran guru dapat membimbing siswa Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo.
dengan tepat sasaran.
Keraf, Gorys. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta. PT
c. Penggunaan media pop-up book pada materi
Gramedia Pustaka Utama.
menulis narasi terbukti memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keterampilan menulis siswa, Permendiknas. 2008. Standar Kompetensi Kelulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
sehingga dapat direkomendasikan sebagai
Menengah.Jakarta: Depdiknas.
alternatif yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Putri, Fidya Kartika. 2014. Pengaruh Penggunaan
2. Bagi Sekolah Musik Klasik terhadap Keterampilan Menulis
a. Hendaknya penggunaan media pop-up book Karangan Siswa Kelas III Sekolah Dasar di
diterapkan dalam kegiatan menulis karena Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan.Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
penggunaan media pop-up book ini mampu
merangsang daya imajinasi dan mengembangkan Rahmawati, Nila. 2014. Pengaruh Penggunaan Media
kreatifitas siswa dalam menulis, terutama dalam Pop-Up Book terhadap Penguasaan Kosakata Anak
menulis narasi. Usia 5-6 Tahun di TK Putera Harapan Surabaya.
b. Hendaknya sekolah membekali guru untuk Skripsi tidak dipublikasikan.Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
menguasai dan menerapkan pembelajaran yang
inovatif dalam menulis, sehingga pembelajaran Sadiman, Arief. S. Dkk. 2010. Media Pendidikan:
akan lebih menarik, bermakna, dan siswa lebih Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta: Rajawali Pers.
termotivasi dan aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan.
3. Bagi Peneliti lain Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
1205
Pengaruh Penggunaan Media Pop-up Book
1206