Anda di halaman 1dari 2

Tes Widal merupakan salah satu cara untuk mendiagnosis penyakit tifus.

Pemeriksaan ini masih banyak dilakukan di Indonesia karena praktis, cepat,


mudah, dan murah.
Penyakit tifus dikenal juga sebagai tipes atau demam tifoid. Dari 11-20 juta kasus
tifus per tahun di dunia, Indonesia bersama dengan negara-negara di Asia Tenggara
lainnya tercatat memiliki kasus tifus terbanyak. Penyakit ini ditandai dengan demam
yang disertai gangguan pencernaan, seperti sembelit atau diare.

Fungsi Tes Widal untuk Diagnosis Tifus


Tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella. Bakteri ini dapat ditemukan pada
makanan yang tidak dimasak dengan matang, atau tidak diolah secara higienis.
Ketika bakteri Salmonella masuk ke dalam tubuh manusia, sistem pertahanan tubuh
akan memberikan respons dengan memproduksi zat antibodi khusus untuk melawan
bakteri Salmonella. Tes Widal dilakukan untuk mengetahui jumlah antibodi tersebut.
Peningkatan jumlah antibodi ini dapat menandakan terjadinya tifus.

Cara Melakukan dan Membaca Tes Widal


Saat gejala yang muncul dicurigai akibat tifus, tahap diagnosis pertama yang dokter
lakukan adalah menelusuri riwayat perjalanan penyakit. Dokter akan menanyakan
kebersihan makanan dan tempat tinggal, serta riwayat munculnya keluhan yang
dialami.
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, antara lain memeriksa suhu
tubuh, melihat tampilan permukaan lidah, memeriksa bagian perut mana yang nyeri,
dan mendengarkan bunyi usus.
Untuk memastikan apakah pasien menderita tifus, salah satu jenis tes yang dapat
direkomendasikan oleh dokter adalah tes Widal. Dalam pemeriksaan Widal, pasien
akan diminta menjalani proses pengambilan darah. Setelah itu, sampel darah akan
dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
Di laboratorium, sampel darah akan ditetesi dengan bakteri Salmonella yang sudah
dimatikan dalam bentuk antigen O (badan bakteri) dan antigen H (ekor atau flagel
bakteri). Kedua bahan uji ini diperlukan karena antibodi untuk badan bakteri dan
flagel bakteri berbeda.
Selanjutnya, sampel darah diencerkan sebanyak puluhan hingga ratusan kali. Bila
setelah diencerkan berkali-kali, antibodi terhadap Salmonella terbukti positif, pasien
dapat dianggap mengalami demam tifoid atau tifus.
Hanya saja, standar pembacaan tes ini bervariasi di berbagai wilayah, tergantung
pada tingkat endemis dari penyakit tifus di wilayah itu. Di Indonesia, pembacaan
widal umumnya dapat dianggap sebagai data kuat untuk mendukung diagnosis tifus,
saat antibodi Salmonella tetap ditemukan pada pengenceran 320 kali (1:320) atau
lebih.
Diagnosis tifus dapat dipastikan melalui tes Widal ulang, yang dilakukan 5-7 hari
setelah tes pertama. Pasien dinyatakan positif menderita tifus bila jumlah
antibodi Salmonella naik sampai empat kali lipat dibandingkan tes pertama.

Apakah Hasil Tes Widal Akurat?


Tes Widal sebenarnya cukup akurat, namun ada beberapa faktor yang dapat
memengaruhi tingkat akurasinya. Beberapa di antaranya adalah kualitas sampel
darah dan antigen yang digunakan, atau cara pemeriksaan dan pembacaan hasil
tes.
Selain itu, seseorang bisa saja mendapatkan hasil positif pada tes Widal meski tidak
menderita tifus. Hal ini bisa terjadi bila pasien adalah pembawa (karier) bakteri
penyebab tifus atau belum lama melakukan vaksinasi tifus. Orang yang belum lama
sembuh dari tifus juga bisa mendapatkan hasil positif, karena antibodi terhadap
bakteri Salmonella bisa tetap berada di dalam tubuh hingga dua tahun.
Di sisi lain, hasil Widal negatif juga belum tentu menandakan seseorang tidak
menderita tifus. Kondisi ini bisa saja terjadi akibat gizi buruk, konsumsi obat-obatan
jangka panjang, atau menderita penyakit tertentu yang menurunkan daya tahan
tubuh.
Tes Widal merupakan salah satu diagnosis tifus yang cepat dan mudah di wilayah
dengan fasilitas kesehatan terbatas. Hanya saja, pada beberapa kondisi, tes Widal
dapat memberi hasil positif palsu maupun negatif palsu.
Untuk hasil yang lebih akurat, dokter dapat menyarankan pemeriksaan
diagnostik lain, seperti tes TUBEX, yang bisa dilakukan di rumah sakit atau
laboratorium dengan fasilitas yang memadai. Jadi bila Anda mengalami gejala tifus,
jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokteragar dapat dilakukan pemeriksaan yang
tepat dan diberikan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai