Anda di halaman 1dari 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Akhmad, 2016:2)
sedangkan menurut Herdiyana 2016:78 menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani
merupakan proses pendidikan yang banyak melibatkan keterampilan gerak peserta
didik guna mencapai tujuan pendidikan. Tujuan dari pendidikan jasmani juga
dijelaskan oleh Bangun, 2011:2 bahwa Pendidikan jasmani memiliki sasaran
pedagogis yang jelas dan terarah karena gerak sebagai aktivitas jasmani
merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya
sendiri yang berkembang sesuai dengan kemajuan zaman dan orientasi pendidikan
yang berlaku.

B. Pembelajaran Lari Jarak Pendek (sprint)


Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani diantaranya terdapat
berbagai cabang olahraga yang termuat dalam kurikulum dan harus disampaikan
oleh guru pendidikan jasmani di sekolah, diantaranya adalah mata pelajaran
atletik. Dalam Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari empat nomor utama
yaitu jalan, lari,lompat dan lempar. Dari setiap nomor tersebut didalamnya
terdapat beberapa nomor yang diperlombakan. Untuk nomor lari terdiri atas lari
jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh atau marathon, lari gawang, lari
sambung, dan lari cross county. Nomor lompat meliputi lompat jauh, lompat
tinggi, lompat jangkit, lompat tinggi galah. Nomor lempar meliputi lempar
cakram, lempar lembing, tolak peluru dan lontar martil. Berkaitan dengan nomor-
nomor atletik, penelitian ini akan mengkaji dan meneliti tentang pembelajaran
nomor lari khususnya lari jarak pendek (sprint). Upaya pembelajaran lari jarak
pendek pada siswa sekolah dasar perlu diterapkan cara mengajar yang baik dan
tepat. Menurut Rasid 2013:2 menyatakan bahwa kemampuan biomotor yang
paling dominan dan sangat penting adalah kecepatan, dapat dilihat dari segi
mekanika kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu. Edi 2012:1
menambahkan pendapat bahwa lari cepat atau sprint dalam pelaksanaannya
terdapat beberapa rangkaian gerakan yang terdiri dari gerakan tungkai kaki,
gerakan lengan, sikap badan dan kordinasi semua unsur gerakan tubuh. Unsur
kelincahan dan kecepatan sangat diperlukan dalam atletik khususnya nomor lari
60 meter karena dapat meningkatkan koordinasi kerja otot. Pada pembelajaran lari
jarak pendek (sprint) diantaranya terdapat beberapa tahapan teknik dasar berikut :
a. Start
Start adalah suatu persiapan awal seorang pelari akan melakukan gerakan lari.
Untuk nomor jarak pendek star yang dimpakai adalah start jongkok Tujuan utama
start dalam lari jarak pendek adalah untuk mengoptimalisasikan pola lari
percepatan. Aba-aba lari sprint meliputi bersedia, siaap, yaak atau door bunyi
pistol.
1). Bersedia
Setelah setarter memberikan aba-aba “Bersedia”, maka pelari
akan menempatkan kedua kaki dalam menyentuh blok star bagian
depan dan belakang, lutut kaki belakang diletakan di tanah, terpisah
selebar bahu lebih sedikit. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, dan
kepala dalam keadaan datar dengan punggung, sedangkan pandangan mata
menatap lurus ke bawah.

Gambar 2.1 posisi aba-aba bersedia


(…………………)
2). Siaaap
Pada saat aba-aba “Siaaap” pelari menempatkan posisi lutut
ditekan ke belakang, lutut kaki depan ada dalam posisi membentuk sudut siki-siku
900 sedangkan lutut kaki belakang membentuk sudut antara 1200- 1400. Posisi
pinggang sedikit diangkat tinggi dari bahu, tubuh sedikit condong ke depan, serta
bahu sedikit lebih maju ke depan dari kedua tangan.

Gambar 2.2 Posisi sikap pada aba-aba siap


(……………..)

3). Yak
Gerakan yang akan dilakukan pelari setelah aba-aba
“Yak/Bunyi pistol” adalah badan diluruskan dan diangkat pada saat
kedua kaki menolak/menekan keras pada start blok. Kedua tangan
diangkat dari tanah bersamaan untuk kemudian diayun bergantuan.
Kaki belakang mendorong kuat/singkat, dorongan kaki depan sedikit
kaki belakang diayun ke depan dengan cepat sedangkan badan
condong ke depan, lutut dan pinggang keduanya diluruskan penuh
pada saat akhir dorongan.

Gambar 2.3 posisi sikap pada aba-aba yak


(…………………)
C. Pendekatan Bermain
Pendekatan Bermain, disebut juga pendekatan induktif, merupakan
pendekatan yang yang mengutamakan proses dengan menggambarkan hasil
pelaksanaan tugas, menekankan partisipasi maksimal, kesenangan dan
mengembangkan daya kreasi, kemampuan memecahkan masalah, dan tidak
bergantung kepada guru (Hendarto, 2008:311), sedangkan menurut Aryono
(2010:21) berpendapat bahwa pendekatan bermain adalah dunia anak yang
menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan sesuatu untuk bersenang-
senang. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan
bermain merupakan aktifitas jasmani yang dilakukan secara senang dengan bentuk
permainan guna meningkatkan kemenarikan dalam proses pembelajaran. Pada
pendekatan bermain juga memiliki ciri-ciri khas yang dikemukakan Musfiroh
(2005:7-8)
1)Bermain selalu menyenangkan (pleasurable) dan menikmatkan atau
menggembirakan (enjoyable). 2) Bermain tidak bertujuan
ekstrinsik,motivasi bermain adalah motivasi intrinsik. 3) Bermain
bersifat spontan dan sukarela. 4) Bermain melibatkan peran aktif
semua peserta. 5) Bermain juga bersifat nonliteral,pura-pura atau tidak
senyatanya. Kegiatan bermain mempunyai kerangka sendiri yang
memisahkan dari kehidupan nyata sehari-hari. 6) Kegiatan bermain
memiliki kaidah ekstrinsik, artinya kegiatan bermain memiliki aturan
tersendiri yang hanya ditentukan oleh para pemainnya. 7) Bermain
bersifat aktif. 8) bermain bersifat fleksibel.

Pendekatan bermain sangat digemari anak-anak karena memiliki ciri dapat


menciptakan proses pembelajaran menyenangkan serta dapat memancing perserta
didik untuk aktif dalam proses pembelajara. Dengan bermain anak juga bisa
sambil belajar.

Anda mungkin juga menyukai